Aku Ingin Penghangat Ini (Bagian 3)
Aku Ingin Penghangat Ini (Bagian 3)
Xuanyuan Pofan baru saja berbaring, namun tiba-tiba dia mendengar suara pintu diketuk. Di jam segini, dirinya sudah bisa menebak siapa itu. Dia pun segera membuka selimutnya dan membuka pintu. Lalu ketika pintu dibuka, tampak sosok kecil merah muda di sana. Di lengan kanannya sedang merangkul bantal kelinci, wajahnya sangat merah, rambut hitamnya berantakan, sekali melihat langsung tahu kalau dia kemari dengan berlari.
Hati Xuanyuan Pofan bergetar saat melihatnya, keningnya berkerut, dan tanpa ragu dia langsung menggendong sosok kecil di depan pintu itu. "Kamu bodoh sekali! Di bangunan Liuli Guoguo apa tidak bagus sampai harus berlari ke sini? Kalau begini, kamu nanti bisa kena flu!" katanya dengan sedikit menyalahkan. Lalu dia segera menggendong Liuli Guoguo ke ranjang, dan memasukkannya ke dalam selimut.
"Haaa… Hatchiii... Hatchiii..." Liuli Guoguo bersin beberapa kali.
Kening Xuanyuan Pofan semakin berkerut, dia lalu mengulurkan tangan ke kening Liuli Guoguo, dan untung saja tidak demam.
Liuli Guoguo mengusap hidungnya, kemudian dia berkata dengan bibir cemberut, "Di bangunan Liuli Guoguo tidak ada penghangat. Aku mau penghangat."
Xuanyuan Pofan kemudian mengetuk pelan kepala Liuli Guoguo dan berkata, "Aku sudah menyiapkan penghangat tangan dan tungku begitu banyak, kamu masih berani mengatakan tidak ada penghangat? Em?"
Liuli Guoguo menggelengkan kepalanya, "Tidak ada! Aku tidak ingin penghangat yang itu, aku mau penghangat yang ini!" katanya sambil keluar dari selimut dan masuk ke dalam pelukan Xuanyuan Pofan.
Xuanyuan Pofan tercengang, mulutnya pun mengerat tak berdaya, "Kembali berbaring sana!" perintahnya.
"Tidak! Aku mau penghangat ini!" kata Liuli Guoguo dengan memanyunkan bibirnya.
"Menurutlah," perintah Xuanyuan Pofan sekali lagi.
"Tidak… Mau..." jawab Liuli Guoguo bersikeras.
"Em?"
"Oh, baiklah..." kata Liuli Guoguo yang terpaksa melepaskan pelukannya dan kembali berbaring di dalam selimut.
"Tidurlah!" perintah Xuanyuan Pofan.
"Oh em..." gumam Liuli Guoguo sambil mengangguk dengan patuhnya.
Xuanyuan Pofan hanya merasa sangat kasihan pada dirinya ketika merasakan tubuh lembut dan hangat yang tadi menempel di tubuhnya tiba-tiba tidak ada lagi. Seperti seekor kelinci segar dan lezat yang langsung datang sendiri ke mulutnya, tapi dia yang bagai seorang serigala tidak bisa melahapnya, sungguh menyedihkan. Huh...
Liuli Guoguo yang sekarang terlalu muda, jadi Xuanyuan Pofan tidak boleh sampai ada pikiran ngeres kepada Liuli Guoguo. Dia pun berpikir sejenak, lalu dirinya menggulung Liuli Guoguo ke dalam selimut, sehingga yang terekspos di luar hanya kepala mungil Liuli Guoguo saja. Setelah itu, dia memerintahkan seorang pelayan untuk membawakan satu kasur dan selimut lagi untuknya.
"Kakak Po, kamu kenapa menggulungku seperti ini ke dalam selimut? Aku mau penghangat..." kata Liuli Guoguo dengan sedikit kesal.
"Aku takut kamu menendangku," jawab Xuanyuan Pofan dengan ekspresi wajah yang tidak berubah. Selesai bicara dan setelah menunggu pelayan membawakan kasur dan selimut, dia pun berbaring di kasur dan masuk ke selimut baru itu.
"Eh?? Oh..." gumam Liuli Guoguo. Aku tidak tahu, ternyata ketika aku tidur aku suka menendang, mangkanya Kakak Po sampai tidak mau tidur bersamaku lagi. Em... Iya memang seperti itu, batinnya yang berpikir dengan serius.
Pelayan meniup lilin, tapi kedua mata besar bagai anggur itu masih saja berkedip dan bersinar. Liuli Guoguo kemudian menatap pria di sampingnya yang sudah memejamkan mata. Sambil memanyunkan bibirnya, dia memikirkan banyak hal yang membuatnya sangat dilema.
Liuli Guoguo sangat ingin memeluk Kakak Po-nya sekarang, ingin penghangat itu. Tapi ketika tidur, dia malah tanpa sengaja menendang Kakak Po-nya. Sudahlah, ditahan saja. Keselamatan Kakak Po lebih penting dari penghangat! batinnya. Setelah memikirkan masalah ini, dia pun terpikirkan satu masalah lagi.
Kakak Po sejak sore ini, sepertinya tidak begitu memedulikanku, sepertinya sedang tidak senang. Kenapa ya? tanya Liuli Guoguo dalam hati. Dia terus mencoba memikirkannya, lalu dia pun akhirnya mendapatkan jawaban.
Mungkin… Em... Jangan-jangan Kakak Po menyadari kalau aku sudah diam-diam makan permen ya?! Em pasti karena itu! Kakak Po pernah berkata, terlalu banyak makan permen itu tidak baik untuk gigi, jadi setiap hari makan permen paling banyak itu hanya boleh sepuluh buah. Pagi empat permen, siang tiga permen, sore dua permen, malam satu permen. Aku hari ini sudah makan lima belas permen, wah diam-diam kelebihan makan lima buah! Pasti karena ini, Kakak Po jadi tidak senang, dan tidak memedulikanku. Baiklah, Kalau begitu… Em… Mulai besok aku harus berhati-hati kalau makan permen sembunyi-sembunyi. Harus memastikan jangan sampai ketahuan Kakak Po! Em! Begitu saja deh! pikir Liuli Guoguo.
Liuli Guoguo memikirkannya lagi, lalu tidak lama kemudian dia sudah terdengar mendengkur. Mata besar bagai anggur itu sudah terpejam, dan dia tertidur.
Kemudian, suara berat rendah, seksi dan sedikit dingin tiba-tiba terdengar, "Liuli Guoguo, aku dan… Kakak cantik, mana yang lebih tampan?" tanyanya.