Nyonya Kecil yang Imut dan Polos (Bagian 2)
Nyonya Kecil yang Imut dan Polos (Bagian 2)
Ada satu hal yang memang dari dulu tidak ingin diakui oleh Ratu, yaitu dia sangat takut ketika memandang mata anak laki-lakinya itu. Bagaimanapun juga, seberapa berbakat dan jenius pria di depannya, pria itu adalah bayi yang terlahir dari perutnya. Tapi, dia malah tidak bisa melawan tekanan dan ancaman yang terpancar dari tubuh Xuanyuan Pofan, anaknya.
Semua orang yang ada di situ hanya bisa membelalakkan matanya dalam keterkejutan. Mereka memandang Raja Huayou yang untuk kedua kalinya tidak menghormati Ratu. Sebab, Xuanyuan Pofan pergi dengan menggendong istri kecilnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia terlihat pergi meninggalkan tempat itu begitu saja.
Wen Yiwen berniat untuk mengejar dan melawannya, tapi dia langsung dihentikan oleh ibunya sendiri. Tuan Putri sangat memahami sekali, kalau adik keenamnya itu mengerikan dan berdarah dingin. Memikirkannya saja, sudah membuatnya ketakutan.
Untung saja anak perempuan Tuan Putri tidak melukai parah oleh istri kecil adik keenamnya. Kalau tidak, entah apa yang akan dilakukan oleh adik keenamnya itu kepada anaknya.
***
"Kakak Po, jangan lupa selamatkan si harimau besar!" kata Liuli Guoguo sambil menjulurkan kepalanya yang penuh dengan ekspresi kekhawatiran dan cemas dari pundak Xuanyuan Pofan. Dia lalu melirik ke harimau yang masih tergeletak bersimbah darah.
"Em," gumam Xuanyuan Pofan yang mengiyakan sambil menepuk-nepuk pantat kecil Liuli Guoguo.
Semua orang di sana pun hanya bisa melihat pemandangan yang tidak biasa ini. Istri kecil Raja Huayou, si bacang yang misterius itu, kini sedang digendong oleh Raja Huayou dan pergi begitu saja dari tempat itu.
Dua pengawal dan dua pelayan tampak mengikuti mereka dari belakangnya. Salah satu dari pengawal itu lalu menggendong harimau yang darahnya menetes terus di pundaknya. Salah satu pelayan terlihat membawa pemeran utama yang mengakibatkan keributan ini, yaitu si kelinci yang mengenakan baju musim dingin berlapis, yang di telinganya terselip bunga besar warna merah yang sudah rusak. Dia tampak berwajah lemas dengan penuh bekas air mata yang mengering.
Telinga hijau si kelinci sekarang terlihat sudah tenang dan tidak berdiri lagi. Kedua bola mata yang warnanya berbeda itu tampak membelalak lebar sambil memandangi harimau besar yang ada di pundak pengawal. Dia memandangi dan terus memandanginya, entah karena takut terjadi sesuatu atau karena apa.
Pengawal kedua belas tak berdaya dan hanya bisa menggendong binatang yang sangat besar di pundaknya itu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Xuanyuan Poxi tersenyum ceria di sudut bibirnya, dia dalam hatinya tengah memberikan jempol dan pujian untuk kakak keenamnya. Lalu, dia pun segera ke samping ibunya dan berakting sebagai anak baik-baik yang mau menenangkan ibunya. Dia tampak menepuk-nepuk pelan punggung ibunya dan mulai menghiburnya.
Agaknya, ini adalah alasan terbesar mengapa Pangeran Kedelapan dekat dengan Raja Huayou yang sangat legendaris itu. Dari kecil sampai sekarang, setiap kali Xuanyuan Pofan membuat ibunya marah, maka selalu saja ada Xuanyuan Poxi yang siap menenangkan dan menghibur ibunya. Sepertinya, setiap kali selalu saja begitu.
***
Xuanyuan Pofan menggendong Liuli Guoguo sampai ke bangunan Ya. Dia lalu melepaskan cadar yang dikenakan Liuli Guoguo dan membantunya merapikan rambut yang berantakan. Setelah itu, dia mulai memeriksa dengan seksama wajah istri kecilnya itu, menarik ke sana, menarik kemari, melihat ke kanan, dan melihat ke kiri.
Kemudian, Xuanyuan Pofan benar-benar menemukan luka yang sangat kecil di pelipis Liuli Guoguo. Dia pun mengerutkan keningnya ketika menemukan luka itu, "Cui Le, ambilkan obat!" perintahnya.
"Laksanakan." kata Cui Le yang melaksanakan perintah. Dia kemudian berlari dengan cepat untuk mengambilkan obat.
"Ada yang terluka, ya? Uh, kok bisa? Bagaimana bisa aku sampai terluka? Padahal jelas-jelas aku..." kata Liuli Guoguo yang berbicara dan bersikap galak, serta dia mulai menunjukkan kepalan tangannya. Padahal aku tadi menghindari pukulannya dengan baik, loh. Tapi kenapa aku bisa sampai terluka? Tidak apalah, karena aku sudak mencakar Wen Yiwen di berbagai tempat di tubuhnya! batinnya.
Xuanyuan Pofan kemudian meraih kepalan tinju Liuli Guoguo, lalu menggigitnya sebagai hukuman, "Apa benar-benar kamu yang mulai memukul duluan?" tanyanya. Dia benar-benar tidak menyangka kalau istri kecilnya ini bisa begitu galak. Untung saja dia tidak melewatkan begitu saja adegan perkelahian istri kecilnya itu.
Liuli Guoguo mengangkat bahunya, lalu mengangguk, "Em, iya memang aku duluan. Siapa juga yang suruh dia tidak mengembalikan kelinciku? Apalagi, dia juga memanah harimau besar. Keterlaluan sekali! Jika tidak memberinya pelajaran, aku…" katanya yang terus bercerita dengan emosinya sambil memanyunkan bibirnya.
Di sisi lain, Wen Yiwen yang wajahnya yang penuh dengan luka cakaran, tiba-tiba bersin secara terus-menerus. Dia pun mengelus-elus hidungnya membatin, Em... Pasti istri kecil paman sedang memaki dan membicarakanku!
Tuan Putri kemudian melepaskan tangan mungil Wen Yiwen dari wajahnya, "Jangan bergerak, biarkan aku mengoleskan obatnya baik-baik!" perintahnya.
"Oh..." gumam Wen Yiwen.