Sekolah Lushan (Bagian 8)
Sekolah Lushan (Bagian 8)
"Istri kecil Raja… Eh, Liuli Guoguo, aku benar-benar minta maaf, ya. ini semua salahku, sampai membuatmu tidak bisa mendengarkan pembelajaran di kelas, dan malah dihukum berdiri di luar kelas seperti ini," kata Pao Baobao yang merasa tidak enak dengan Liuli Guoguo.
"Bukan masalah besar! Meskipun aku tanpa sengaja dihukum berdiri seperti ini. Tapi aku sangat senang bisa mengenalmu!" kata Liuli Guoguo sambil tersenyum dan melambaikan tangannya. Mendengar ini, Pao Baobao kemudian menggaruk-garuk kepalanya, dan masih saja merasa tidak enak.
"Eh tidak benar deh, aku belum sepenuhnya mengenalmu. Namamu siapa?" tanya Liuli Guoguo sambil menepuk pundak Pao Baobao.
Pao Baobao pun segera menjawab, "Oh iya ya, karena terlalu bersemangat, aku tadi sampai lupa menuliskan namaku di kertas. Namaku Pao Baobao." Namun sebenarnya, Pao Baobao sendiri juga tidak tahu nama asli dari dirinya.
"Baobao yang artinya 'anak' di kalimat anak patuh?" tanya Liuli Guoguo yang penasaran.
Pao Baobao menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Bukan kok. Aku saja bukan anak yang patuh. Nama 'Baobao' ini berarti pelindung yang diambil dari kalimat pelindung kehidupan."
Mendengar ini, Liuli Guoguo kemudian mengangguk dan menandakan kalau dia mengerti.
"Liuli Guoguo, apa boleh bertanya satu hal kepadamu?" tanya Pao Baobao sambil memandang Liuli Guoguo. Hatinya tampak penuh kegembiraan karena bisa melihat dan mengobrol langsung dengan istri kecil Raja Huayou.
Liuli Guoguo segera menjawab, "Boleh kok, mau tanya apa?"
"Kenapa kamu memakai cadar?" tanya Pao Baobao penasaran. Bisa dikatakan, kalau tidak hanya dia yang penasaran dengan hal ini, semua orang juga penasaran tentang hal ini.
Liuli Guoguo bingung, bagaimana dia harus menjawab ini. Lalu, tiba-tiba Pao Baobao berkata lagi, "Em, tidak apa kalau kamu tidak mengatakannya. Aku mengerti kok." Dia lalu teringat dengan apa yang dibicarakan oleh teman-temannya tadi. Dia pun kemudian menepuk pundak Liuli Guoguo, mengerutkan kening dan berkata dengan seriusnya, "Setiap orang pasti punya rasa sakit dan kesedihannya sendiri-sendiri."
Bahkan, meskipun kamu adalah wanita dari idolaku. Aku tahu, pasti kamu juga punya rasa sakit dan kesedihan mu sendiri. Idola memang seorang panutan. Tidak peduli seberapa jeleknya wajah wanitanya, idolaku masih saja begitu mencintai dan memanjakan istri kecilnya. Sungguh luar biasa bijaksananya! batin Pao Baobao.
Sedangkan Liuli Guoguo tampak heran dengan ucapan Pao Baobao. Hah? Dia mengerti? Hebat sekali! Padahal aku saja tidak tahu, kenapa Kakak Po menyuruhku mengenakan cadar. Tapi teman baruku ini, baru melihat sekali, dia bahkan langsung tahu kenapa. Wow hebat sekali, batinnya.
"Kedepannya kamu bisa memanggil nama kecilku saja, Xiaobao. Apa aku bisa memanggilmu dengan nama Xiaoguo? Nama Xiaoguo terdengar lebih mudah diucapkan," kata Pao Baobao lagi.
"Iya iya boleh!" jawab Liuli Guoguo sambil mengangguk dan tersenyum. Dia kemudian mengeluarkan dua buah permen dari sakunya, lalu memberikan ke depan teman barunya.
Pao Baobao seketika terlihat bingung tapi matanya tampak bersinar. "Apa ini?" tanyanya.
"Permen buah, satu rasa delima dan satunya rasa buah persik!" kata Liuli Guoguo. Dia lalu menaruh dua permen itu ke tangan kecil Pao Baobao.
Pao Baobao kemudian mengambil dua permen itu, lalu memandanginya dengan bahagia sekali. Wow wow wow senang sekali! Ini permen dari istri kecil Raja Huayou! batinnya. Karena begitu bersemangat dan terlalu senang. Kepalanya tiba-tiba miring dan dia jatuh pingsan.
Melihat ini, Liuli Guoguo sangat terkejut dan langsung berteriak minta tolong, "Guru Li, Pao Baobao pingsan!" Suara jernihnya seketika terdengar di seluruh ruang di koridor. Semua orang pun penasaran dengan suara itu, satu persatu murid menjulurkan kepala mereka dari jendela ingin melihat dari mana asal suara itu.
"Em? Siapa yang berteriak? Suaranya terdengar manis dan merdu sekali!" kata para murid yang bertanya-tanya sendiri.