Bos Mafia Playboy

Pembalasan Paling Menyakitkan Yang Direncanakan Natasya



Pembalasan Paling Menyakitkan Yang Direncanakan Natasya

2Kali ini, Davin Mahendra tak akan lagi membiarkan Vincent terus memojokkan sahabatnya. Dia sangat tahu kebencian anak sulungnya itu pada Adi Prayoga. Meskipun semua berawal dari sebuah kesalahpahaman di masa lalu, Vincent tetap saja tak mau menerima penjelasan dari siapapun.     

Tak kunjung mendapatkan jawaban, Davin Mahendra menatap tajam sosok pria muda yang berdiri di antara Brian dan Adi Prayoga. Dia sengaja melakukan hal itu untuk mengintimidasi kakak dari Imelda itu.     

"Kenapa kamu hanya diam saja, Vincent? Apakah mulutmu mendadak bisu?" kesal Davin Mahendra pada anak laki-laki yang selama ini telah dirawat dan juga disayanginya dengan sepenuh hati.     

Seolah sebuah tamparan keras baru saja mendarat di wajah Vincent. Tak pernah sekalipun dia melihat Davin Mahendra berkata kasar padanya. Namun kali ini, pria itu seakan begitu murka pada anak sulungnya. Hal itu membuat Vincent sedikit takut untuk menatap ayahnya.     

"Tante Natasya mengatakan jika Om Adi Prayoga yang menyebabkan Mama tewas dalam kecelakaan itu." Vincent langsung terdiam begitu mengatakannya. Dia tak berani mengangkat wajahnya untuk memandang Davin Mahendra.     

"Sepertinya otakmu sudah teracuni oleh ucapan Natasya. Apakah kamu ingin tahu siapa yang sudah membuat mamamu tewas dengan mengenaskan?" Davin Mahendra mencoba untuk menahan diri dan juga perasaannya. Dia tak ingin larut dalam kesedihan dan juga rasa sakitnya di masa lalu.     

Vincent hanya menganggukkan kepalanya tanpa mampu mengeluarkan suara. Dia benar-benar takut melihat amarah yang sedang diperlihatkan oleh Davin Mahendra kepadanya.     

"Yang membunuh mamamu adalah Natasya. Seorang wanita jahat yang selama ini sering kamu temui," ungkap Davin Mahendra tanpa peduli lagi dengan perasaan mereka semua. Dia terlalu muak dan sangat sesak menyimpan semua kebenaran itu seolah diri.     

"Apa! Jadi selama ini .... " Vincent merasa telah dibodohi oleh seorang wanita yang diketahuinya sebagai sahabat dekat dari Irene. Dia tak pernah membayangkan jika Natasya yang tampak begitu baik dan penuh kasih sayang itu berusaha untuk menjebaknya.     

Sebuah rasa penyesalan yang begitu dalam harus dirasakan Vincent atas semua perbuatan. Dia menyesal, bahkan sangat menyesali semua yang telah dilakukannya. Begitu bodohnya pria itu mempercayai tipu daya dari Natasya. Ingin rasanya Vincent berteriak sekeras mungkin. Rasanya terlalu memalukan untuk berhadapan langsung dengan Adi Prayoga.     

"Lalu .... Mengapa Tante Natasya selalu menghasut ku untuk menghabisi Om Adi Prayoga?" Kali ini Vincent benar-benar sangat penasaran dengan alasan dari mantan istri Adi Prayoga itu.     

"Pembalasan paling menyakitkan yang telah direncanakan oleh Natasya adalah menghabisi Prayoga dengan tangan anak kandungnya sendiri. Aku sangat yakin jika Natasya pasti sudah mengetahui kebenaran ini." Davin Mahendra mulai memikirkan alasan itu sejak Vincent meninggalkan rumah dengan membawa sebuah senjata menuju ke rumah Adi Prayoga.     

"Untungnya, Laura telah menggagalkan rencana jahat Natasya. Tunggu .... Dari mana Laura mengetahui jika kamu adalah anak kandung Adi Prayoga?" Davin Mahendra pun juga sangat penasaran dengan jawaban atas pertanyaannya sendiri.     

Saat mereka semua larut dalam sebuah perbincangan yang sangat serius, tak ada yang menyadari jika Imelda sudah berdiri tak jauh dari mereka. Tentu saja, dia sangat terkejut mendengar perkataan Davin Mahendra yang baru saja selesai diucapkannya.     

"Apa maksud, Papa?" lontar Imelda pada ayahnya.     

Davin Mahendra lalu memandang hangat anak perempuannya. Imelda pasti tak pernah menduga jika Brian adalah adik dari Vincent. Pria itu mendekati anak perempuannya, dia tak ingin Imelda sampai terguncang mendengar kebenaran yang tidak terduga.     

"Sebenarnya .... Vincent adalah anak dari Irene dan Prayoga. Maaf ... tak seharusnya Papa menutupi hal ini begitu lama. Kupikir ini adalah saat yang tepat untuk mengungkapkan kebenaran itu," terang Davin Mahendra dengan suara yang terdengar cukup menenangkan telinga setiap mereka yang mendengarnya.     

"Jadi ... Brian dan Kak Vincent adalah kakak beradik?" ulang Imelda atas jawaban dari ayahnya. Dia tak menyangka jika hal seperti itu bisa terjadi dalam keluarganya. Makanya tak heran jika Brian dan Vincent memiliki wajah yang sedikit mirip. Ternyata mereka berdua adalah saudara satu ayah.     

Di sebelah Brian, Adi Prayoga tak mampu mengatakan apapun pada mereka semua. Dia bingung harus menunjukkan perasaannya. Entah harus sedih atau bahagia, Adi Prayoga tak bisa memilihnya.     

Semua sudah semakin jelas bagi mereka. Apa yang selama ini telah ditutupi akhirnya telah terungkap. Namun masih ada perasaan canggung antara Vincent dan juga Adi Prayoga. Mereka masih belum bisa menerima kenyataan jika mereka berdua adalah ayah dan anak.     

"Mengapa kamu menyembunyikan kebenaran sebesar itu, Mahendra? Bukankah jika kamu mengatakannya semua jauh akan lebih baik? Tak perlu sampai Irene mengorbankan nyawanya." Adi Prayoga melakukan protes pada sahabatnya itu. Dia menyesalkan sikap Davin Mahendra yang tak mau mengatakan kebenarannya sejak awal.     

"Aku mengetahui hal itu saat Vincent SMA. Tentunya kamu masih mengingat sebuah kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya .... " Davin Mahendra mencoba untuk mengingatkan sahabatnya itu kejadian beberapa tahun silam.     

Adi Prayoga mencoba mengingat kejadian itu. Dia sangat ingat jika Irene sangat histeris saat melihat kondisi Vincent yang sangat mengkhawatirkan. Bahkan anaknya dan Irene itu harus menerima transfusi karena kehilangan banyak darah. Pria itu berpikir jika hal itu yang menjadi awal mula Davin Mahendra mengetahui kebenaran yang mungkin saja sangat menyakitkan baginya.     

"Golongan darah Vincent berbeda dengan aku dan juga Irene. Aku pun akhirnya diam-diam memberanikan diri untuk melakukan test DNA pada Vincent dan juga dirimu. Dan hasilnya ... kalian sudah bisa menyimpulkan jawabannya." Davin Mahendra tentunya sangat tegar menerima kenyataan itu. Sudah terlalu lama dia melatih dirinya agar tak terluka untuk menerima kenyataan pahit sepanjang hidupnya.     

Mereka semua hanya terdiam tanpa merespon perkataan Davin Mahendra. Suasana menjadi begitu tegang dan juga menyesakkan. Tak ada yang menyangka jika Davin Mahendra telah membesarkan anak dari istrinya dan juga seorang pria yang berstatus mantan. Dengan semua yang telah diceritakan oleh ayah Imelda itu, sudah jelas jika Irene sudah mengandung anak Adi Prayoga saat malam terlarang itu terjadi.     

Sepanjang hidupnya, Vincent selalu diberikan kasih sayang yang sama dengan Imelda. Davin Mahendra sama sekali tak pernah membedakan kedua anaknya itu. Meskipun Vincent buka darah dagingnya. Segalanya mungkin terdengar tak masuk akal bagi mereka semua. Namun, itulah sebuah kenyataan yang selama ini harus ditanggung oleh Davin Mahendra.     

"Apakah Irene juga mengetahui jika Vincent adalah anakku?" Dalam suaranya yang terdengar bergetar, Adi Prayoga menayangkan hal itu pada sahabatnya. Dia merasa tak berdaya setelah Davin Mahendra mengungkapkan kenyataan pahit yang harus diterimanya.     

Mereka semua juga ikut tegang menunggu jawaban Davin Mahendra. Jantung mereka seakan ingin melompat dari tempatnya.     

Happy Reading.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.