Unexpectable
Unexpectable
"Bagaimana, Yukina? Hebat kan?" tanya Junko.
"Ya." kata Yukina tenang.
"Baiklah, bersatulah, diriku." kata Junko.
Semua terkejut.
"Apa maksudmu?" teriak Denzel.
Yukina tersenyum, dari tubuhnya keluarlah darah melapisi tubuh Yukina, dan Yukina pun berubah menjadi Junko.
"A-apa ini?" tanya Denzel.
"Sihir darah memang hebat." kata Junko.
Lalu Junko meleleh menjadi darah dan bersatu di dalam tubuh Junko yang satu.
"Jadi, selama ini, kamu bukanlah Yukina!" kata Alexa.
"Benar sekali. Lagian mengapa kamu baru sadar?" tanya Junko.
"Dasar.." kata mereka dengan kesal.
"Berarti, dia bukanlah Yukina yang asli, dimanakah dia?" tanya Alexa dalam hati
Sementara itu, murid-murid Kannoya Academy kelas B, berkumpul di suatu tempat karena kejadian itu.
"Kenapa ini bisa terjadi?" tanya Kurosa.
"Sudahlah, yang penting, kita sedang diserang." kata salah satu murid kelas B.
Lalu datanglah seekor rubah. Rubah itu hendak menyerang Kurosa.
Saat rubah itu menerjang, Kurosa menyerangnya,
tanpa sebuah kata-kata.
Dengan segera, sebuah bayangan yang berbentuk gelombang menyerang rubah itu.
Memang sebenarnya hanya Kurosa yang bisa mengeluarkan sihirnya tanpa kata-kata.
Lalu datanglah rubah-rubah lainnya yang menerjang ke arah Kurosa dari belakang.
Kurosa hanya menoleh ke belakang, matanya menjadi bersinar ungu, dan dengan segera rubah itu berhenti seolah-olah ada yang menghalangi mereka untuk menyerangnya. Lalu rubah itu pun mulai berlari menjauh. Tetapi rubah itu tiba-tiba terserang oleh sebuah bayang yang berbentuk gelombang.
"Mengapa mereka sangat banyak?" tanya Kurosa.
"Yah, mungkin mereka berkembang biak." kata salah satu murid itu.
"Tetapi.." kata Kurosa dengan serius.
"Jika demikian, mengapa mereka berbeda-beda?" lanjut Kurosa.
"Apa maksudmu berbeda?" tanya murid itu.
"Berbeda, ya mereka itu berbeda-beda." kata Kurosa.
Tetapi Ardolph telah menyadari sesuatu. Ia pun mulai membuat sebuah kesimpulan.
"Apakah mereka ini... hasil dari sihir parasit yang tak terkendali, atau sihir parasit yang sudah meliar?" tanya Ardolph.
"Apa maksudmu, Ardolph?" tanya Kurosa.
"Kamu tahu tentang sihir parasit kan?" kata Ardolph.
"Kupikir itu hanyalah sebuah hoax." kata Kurosa.
"Tidak, itu adalah sebuah berita benar. Dan mungkin inilah hasilnya." kata Ardolph.
Lalu Ardolph pun menundukan kepalanya, ia ingat akan sahabatnya dulu.
"Kito.." katanya dalam hati.
"Ada apa?" tanya Kurosa.
"Bukan apa-apa." kata Ardolph.
Lalu mereka pun pergi dari sana untuk mencari yang lainnya.