Kannoya Academy

Let's play



Let's play

3"Dimanakah dia?" Tanya Rheinalth.     

"Ah kakak kok begitu.. main dulu dong sama Mira." Kata Mira.     

"Hhhhhsssshhshs... anak ini..." kata Rheinalth jengkel.     

"Ya sudah, mau main apa?" Tanya Rheinalth.     

"Ya pasti itu dong, kak." Kata Mira.     

"Itu.. apa?" Tanya Rheinalth.     

"Itu dong.." kata Mira merayu.     

"Apa sih?" Tanya Rheinalth.     

"Itu! Masak tidak tahu?" Tanya Mira.     

"Ya mana aku tahu." Kata Rheinalth.     

"Itu." Kata Mira.     

"Apa?" Tanya Rheinalth.     

"Ini." Kata Mira.     

Tiba-tiba Mira menghilang dalam sekejap.     

"Permainan macam apa ini?" Tanya Rheinalth.     

Mira pun kembali dengan membawa sebuah pisau.     

"Ini kak." Kata Mira.     

"H-hoi! Anak kecil dilarang bermain benda tajam!" Kata Rheinalth.     

"Hiih! Aku bukan anak kecil!" Kata Mira jengkel.     

"Yak, ayo kita mulai!" Kata Mira bersemangat.     

Tiba-tiba Mira menghilang dalam sekejap lagi.     

"Dimana dia?" Tanya Rheinalth.     

Rheinalth merasakan sesuatu bahaya, lalu ia segera menunduk. Rupanya ada sebuah pisau yang terlempar menuju ke arah Rheinalth. Untunglah dia sudah menunduk.     

Rheinalth segera menghadap ke arah darimana pisau itu terlemparkan kepadanya. Tetapi ia tidak melihat apapun.     

"Apa-apaan ini?" Tanya Rheinalth heran.     

Rheinalth merasakan sesuatu lagi, ia segera menghindar. Rupanya Mira muncul dari belakang Rheinalth dan hampir menusuk punggung Rheinalth.     

Saat Rheinalth hendak membekukan Mira, Mira sudah menghilang terlebih dahulu.     

"Dia lebih berbahaya daripada yang aku pikirkan." Pikir Rheinalth.     

Rheinalth mendengar suara dari atas. Rheinalth segera menghindar dari tempat itu. Rupanya hujan pisau menghujani tempat Rheinalth tadi.     

Saat ia terhenti di suatu posisi, Rheinalth merasakan sesuatu lagi. Ia segera menghindar lagi. Rupanya Mira tadi sudah siap di belakang Rheinalth untuk menusuk punggungnya.     

"Dia lincah sekali!" Pikir Rheinalth.     

Mira melompat ke arah Rheinalth dengan cepat sekali sampai-sampai Rheinalth tidak bisa melihatnya. Mira berhasil menusuk lengan kiri Rheinalth. Rheinalth segera mengambil pisau yang tertusuk di lengan kirinya itu.     

"Dia ini berbahaya, kalau begini terus, bisa-bisa..." pikir Rheinalth.     

"Jangan melamun dong kak!" Kata Mira sambil menusuk kaki kanan Rheinalth.     

"C-cepat sekali!" Pikir Rheinalth.     

Mira pun menghilang lagi. Ia terus-menerus menyerang Rheinalth.     

"Darimana ia dapatkan pisaunya itu? Padahal sudah 10 pisau yang menempel di tubuhku sudah aku amankan." Pikir Rheinalth.     

Rheinalth pun terluka cukup parah.     

"Kakak kok begitu sih? Semangat dong." Keluh Mira yang melihat Rheinalth lemas dan kesakitan.     

"Aku harus apa ini?" Pikir Rheinalth.     

Mira pun tersenyum santai dan berkata,     

"Ya sudahlah, kita selesaikan permainan ini ya?" Tanya Mira.     

Mira berjalan ke arah Rheinalth. Mira mengarahkan pisaunya ke dada Rheinalth, tepat di sebelah jantung.     

"Tidak boleh, aku tidak boleh menyerah.." pikir Rheinalth.     

Dengan cepat Rheinalth memegang pisau itu sambil membekukan pisau itu beserta pembawanya. Tangan Mira membeku. Mira terkejut. Rheinalth langsung membekukan kaki Mira. Mira terjebak.     

"Oh, mulai seru ini!" Kata Mira.     

Mira menghilang dalam sekejap.     

"Tetap menghilang meskipun sudah kuberi perangkapku?" Kata Rheinalth heran.     

"Sudah kubilang kak, jangan melamun." Kata Mira sambil menusukkan pisaunya di tangan kanan Rheinalth.     

"Bahkan es di pisaunya menghilang? Ia memiliki sihir macam apa ini?" Tanya Rheinalth.     

"Hehehe! Rupanya aku tetap akan menang!" Kata Mira bangga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.