The crystal
The crystal
"Di mana kakakku?!" Tanya Katsumi saat ia bertemu dengan seorang lelaki bertudung hitam.
"Kakakmu?" Tanya lelaki itu.
"Kamu berjanji jika aku sampai di sini, kamu akan memberiku kakakku!" Kata Katsumi.
Lelaki itu tertawa. Katsumi mulai emosi dengan hal itu.
"Di mana kakakku?!" Tanya Katsumi dengan nada yang lebih tinggi.
Lelaki itu merentangkan tangannya pada Katsumi.
Katsumi terasa tercekik.
"Hebat ya, kamu bisa sampai di atas sini." Kata lelaki itu.
"Aaargh..." keluh Katsumi kesakitan.
"Kamu tidak tahu ya? Aku sengaja menyuruhmu untuk naik agar aku bisa mendapatkan sihirmu, yaitu pengguna kristal sihir. Untuk apa aku membuatnya jika aku tidak dapat menggunakannya?" Tanya lelaki itu.
"J-Jadi... kamu ingin mengambil kekuatanku juga?!" Tanya Katsumi.
"Ya, anak pintar!" Jawab lelaki itu.
"Lalu, mengapa kamu menghalangiku dengan teman-temanmu itu?!" Tanya Katsumi.
"Agar tidak mencurigakan, dan supaya kamu melemah sehingga kamu tidak dapat melawan seperti saat ini.. huhuhuhuhuu!" Tawa lelaki itu.
Tiba-tiba, lelaki itu terjatuh.
"Yukina!" Kejut Katsumi.
"Maaf lama Katsumi." Kata Yukina.
"Tidak... kamu cepat sekali." Kata Katsumi.
"Maaf lama..." kata Ardolph.
"Hai Ardo-----" kata Katsumi yang lalu dikejutkan oleh penampilan Ardolph.
"S-Sudahlah! Jangan melihatku seperti itu!" Kata Ardolph tersipu-sipu.
"Katsumi! Maaf lama!" Kata Kurosa.
"Teman-teman..." kata Katsumi terharu.
"Jangan kira bocil seperti kalian bisa mengalahkanku!" Teriak lelaki itu.
"Eh... apa?" Tanya Kurosa tersinggung.
"Bocil!" Teriak lelaki itu.
"Jadi begitu... hanya karena tubuhku lebih kecil dan tidak begitu dewasa seperti yang lainnya, KAMU MEMANGGILKU BOCIL?!" Teriak Kurosa.
"Ah bodoamat!" Teriak lelaki itu.
"Stamina absorbing!" Teriak lelaki itu.
Stamina mereka pun mulai terhisap. Lelaki itu menyalurkan stamina mereka pada kristal besar yang ada di sana.
"Uhuuuk!"
Asma Yukina mulai kumat.
"Y-Yukina?" Kejut Ardolph.
"Huwaaa aku lapar lagiii!" Tangis Kurosa.
.
.
Lelaki itu tertawa.
"Begini saja kalian sudah tidak tahan?" Tanya lelaki itu.
Lelaki itu kembali berfokus pada Katsumi.
Katsumi mulai tercekik lagi.
"J-Jangan... aku harus... menang..." pikir Katsumi.
Katsumi mulai tak sadar diri.
.
.
.
"Katsumi...."
"Katsumi...."
"Katsumiiii....."
Katsumi terbangun, ia berada di suatu tempat.
"Di mana aku?" Tanya Katsumi.
Katsumi melihat sekeliling, ia melihat kakaknya.
"K-Kakak?" Kejut Katsumi.
"Katsumi, adikku tersayang.." kata kakak Katsumi, Togata.
Kakak Katsumi membelai adiknya.
"Kakak... maaf... a-aku tidak ada saat itu.." kata Katsumi.
"Itu bukan salahmu..." kata Togata, kakak Katsumi.
"Itu kesalahan kakak... kakak memaksakan diri agar kakak bisa menggapai impian mama papa." Kata Katsumi.
"Tidak kakak.... jangan menyalahkan diri kak. Kalau sihir kakak memang tidak cocok untuk bertarung, kakak bisa membantu para pahlawan untuk bertarung.." kata Katsumi.
"Kamu juga.. jangan menyalahkan dirimu." Kata kakaknya itu.
.
"Kakak... aku harus apa? Aku tidak ingin yang lain terluka." Kata Katsumi.
Kakaknya tersenyum.
"Ternyata kamu memang hebat, kamu mulai belajar cara menjadi pahlawan." Kata kakak Katsumi.
"Tidak kakak... aku masih jauh dari sempurna." Kata Katsumi.
"Katsumi, tidak ada pahlawan yang sempurna. Sekecil apapun jasamu itu, kamu sudah menjadi pahlawan." Kata Togata, kakak Katsumi.
"Kakak..." tangis Katsumi.
"Jika aku tidak bisa menyelamatkan kakak, bagaimana aku bisa menyelamatkan yang lainnya?" Tanyanya sambil menangis.
"Kalau begitu, selamatkan kakak." Kata Togata.
"Aku berusaha menyelamatkan kakak... tetapi aku tidak tahu caranya." Kata Katsumi.
"Kamu tahu.. dia lagi menghisap sihirmu." Kata Togata.
"Dan itu artinya...." kata Togata lagi.
'Kamu... harus berikan sebanyak-banyaknya. "Kata Togata.
Katsumi terkejut.
"Maksudnya apa?" Tanya Katsumi.
"Kamu tahu, jika kamu memakan terlalu banyak makanan manis, apa yang terjadi padamu." Kata Togata.
Katsumi berpikir sebentar,
"Sakit." Jawabnya.
Togata tersenyum.
"Itu dia!" Kata Togata.
"Itu dia!" Kejut Katsumi.
"Waah selamat! Kamu sudah menemukan jalan keluarnya!" Kata Togata senang.
"Iya kakak, ini berkat kamu." Kata Katsumi.
Togata menggeleng.
"Ini karena kekuatanmu dan semangatmu. Aku hanya membantu sedikit saja." Kata Togata.
"Kakak... meskipun bantuan itu hanya sedikit, tetapi itu sangat membantu. Terimakasih kakak." Kata Katsumi.
Togata tersenyum,
"Kamu benar-benar pahlawan...."
.
.
.
.
Katsumi kembali sadar, lelaki itu masih menghisap sihirnya.
"Baiklah.... ambil saja... semua!" Kata Katsumi.
"K-Katsumi?!" Kejut Kurosa.
"Crystal make!" Kata Katsumi, kristal bekumpul pada tangan Katsumi. Karena lelaki itu menghisapnya, kristal itu perlahan-lahan menghilang.
"Lagi! Crystal make!" Kata Katsumi.
Kumpulan Kristalnya sekarang lebih besar dan banyak, hingga membentuk gunungan.
"Crystal make!"
Gunungan itu makin besar.
"Crystal.... make!" Katsumi mulai kelelahan.
Gunung itu bertambah besar.
"Crystal..... make!"
Gunung itu makin besar.
"Katsumi... apa yang kau lakukan?" Kejut Kurosa.