Kannoya Academy

The sun and the moon



The sun and the moon

2Karena banjir magma telah hilang, Night Hero turun dari pundak Sun Hero, adiknya itu.     

"Hm... kalian mengingatkanku pada mereka..." kata Rei.     

Night Hero dan Sun Hero hanya diam saja, berusaha menahan amarah mereka.     

Sepertinya amarah Sun Hero lebih besar. Night Hero sudah kembali tenang, dan ia memegang pundak Sun Hero. Night Hero tersenyum.     

"Sun..." kata Night Hero lembut.     

"Kakak...." kata Sun Hero sedih.     

Night Hero tersenyum.     

"Kita sudah membacanya kan? Jangan marah." Kata Night Hero.     

Sun Hero mengangguk,     

"Baiklah." Kata Sun Hero.     

Rei tertawa.     

"Mari kita lihat, apakah kalian lebih kuat atau lebih lemah... sepertinya kalian lebih lemah sih." Kata Rei.     

Night Hero dan Sun Hero diam saja.     

.     

.     

"Ingat..." kata Night Hero.     

"Semuanya..." balas Sun Hero.     

Mereka berdua menerjang ke arah Rei.     

Rei tersenyum,     

"Gerakan kalian sama persis." Kata Rei.     

"Dark blade.." kata Night Hero.     

Dari gagang pedangnya, muncullah sihir gelap.     

"Fire.." kata Sun.     

Tubuh Sun Hero yang tadinya membara karena sihir Alvina menjadi semakin membara sekarang.     

Night Hero mengayunkan pedangnya ke arah Rei. Sihir gelap Night Hero segera mengikuti arah gerakan gagangnya.     

"Klasik." Kata Rei.     

Rei menggenggam sihir Night Hero dengan kuat, dan menghancurkannya.     

Sun Hero hendak memukul Rei.     

"Murahan..." kata Rei yang menahan tinju Sun Hero dengan ketiga jarinya saja. Rei menggenggamnya, sehingga tangan Sun Hero mengeluarkan darah.     

.     

.     

.     

Night Hero dan Sun Hero tersenyum. Rei menjadi bingung dan terkejut.     

"Reconnect!" Teriak Night Hero.     

"Fire burst!" Teriak Sun Hero.     

Sihir Night Hero yang hancur kembali menyatu, kepalan tangan Sun Hero membakar jari-jari Rei sedikit.     

"Hm.... masih gampang." Kata Rei.     

Night Hero dan Sun Hero tidak terkejut, mereka sudah memperhitungkan hal ini.     

Night Hero mengayunkan gagang pedangnya ke kiri, sehingga Rei memperhatikan bagian kiri.     

Tetapi sihir gelap Night Hero ke arah kanan, sehingga ia berhasil mengenai tangan kiri Rei, tetapi hanya mengenai, tidak memberi efek apapun.     

"Apa ini, bulu kucing?" Tanya Rei.     

Rei masih menahan kepalan Sun Hero, tetapi Sun Hero memiliki tangan lainnya. Sun Hero mengayunkan tangannya dan meninju Rei sekuat tenaga. Tetapi Rei tidak terpukul mundur.     

"Hoaam.... rupanya kalian sama persis dengan kedua orangtua kalian ya..." kata Rei sambil menguap.     

Mereka berdua melompat mundur.     

"Kalian masih 10 tahun terlalu cepat untuk menghadapiku, sementara ay-- pahlawan peringkat 1 itu masih perlu 100 tahun berlatih lagi dan kedua pahlawan bangsat yang sudah tidak bisa apa-apa itu memerlukan 100.000 tahun lagi untuk berlatih. Benar-benar para pahlawan yang mengecewakan.." kata Rei.     

"Apakah harus pakai itu?" Tanya Sun Hero.     

"Belum." Kata Night Hero.     

"Kalian memiliki sihir kuat ya? Mengapa tidak menunjukkannya padaku?" Tanya Rei.     

"Jangan dulu.." kata Night Hero.     

.     

.     

Mereka berdua bersiap lagi. Mereka berdua menerjang bersama.     

Night Hero mengayunkan gagang pedangnya dan sihirnya mengikuti semua arahannya.     

Sun Hero membuat dirinya lebih panas dan lebih kuat dan lebih cepat.     

"Astaga.... murahan sekali..." kata Rei.     

Rei hanya menghindari serangan-serangan mereka berdua dengan sangat cepat.     

"Jika hanya diam saja akan membosankan, jadi aku akan menghindari saja.." kata Rei.     

.     

.     

"Sudahlah, baiklah... aku akan bermain dengan kalian." Kata Rei.     

Di sekeliling tubuh Rei, muncul api kebiruan.     

"Ilusi lagi!" Kata Night Hero.     

Rei menapakkan tangannya ke atas tanah, api biru itu merambat dan membakar tanah itu. Sun Hero dan Night Hero segera menghindar.     

Rei membuka kedua tangannya, banyak sekali bola sihir api yang berkumpul di belakang tubuhnya. Bola-bola sihir api itu meluncur pada Sun Hero dan Night Hero.     

Night Hero melompat hendak menebas Rei, tetapi bola-bola sihir itu meluncur pada Night Hero. Night Hero memutar tubuhnya dan sihir Night Hero mengikuti gagang Night Hero, sehingga mereka berdua berputar. Night Hero mendarat dengan kaki kanannya dan sihir Night Hero terus meluncur pada Rei.     

Rei menghindar ke kiri, dan sedikit dari rambutnya terpotong. Tetapi tanah yang dilewati oleh sihir itu terpotong.     

Sun Hero berlari dengan cepat dan Sun Hero berhasil menendang kedua kaki Rei pada bagian belakang di bagian lutut. Rei sempat hampir terjatuh, tetapi Rei berhasil menahan keseimbangannya. Sun Hero berhasil menendang kaki Rei dengan kaki kanannya, dengan cepat ia berputar seperti melakukan sebuah break dance dan Sun Hero berhasil menendang kaki Rei di bagian yang sama dengan kaki kirinya. Rei terjatuh, tetapi tak lama.     

Di dalam kesempatan yang tak lama itu, Night Hero mengayunkan gagang pedangnya dan memerintahkan sihirnya untuk menebas Rei. Rei menggenggam sihir Night Hero lagi dan menghancurkannya.     

Tetapi Rei lupa bahwa ada Sun Hero. Sun Hero sudah berada tepat di atasnya. Sun Hero memukul Rei, "Sun Punch!"     

Api besar membakar Rei. Sun Hero melompat ke depan dan berdiri di samping kakaknya, Night Hero.     

Sun Hero melihat tangan kanannya, rupanya ada lecet kecil. Sun Hero menjilatnya. Night Hero langsung menasihatinya,     

"Sun Hero, jangan jilat-jilat luka sembarangan. Jika ada racunnya bagaimana, kamu bisa keracunan karena adanya bahan kimia yang asing pada tubuhmu. Dan juga belum tentu semua sel-sel tubuh kita dapat menetralisir racun itu sepenuhnya, karena kemungkinan itu racun yang berbahaya atau itu adalah racun sihir yang lebih berbahaya. Dan juga, menjilat luka itu memang efektif, tetapi jangan langsung begitu, jika ada virusnya bagaimana. Jadi saranku adalah, kamu menjilat dahulu jari bersihmu, tentunya harus dicuci terlebih dahulu, lalu kamu memberikannya kepada luka itu." Kata Night Hero.     

"Ya... kakak...." kata Sun Hero yang sedikit pusing mengenai teori kakaknya itu.     

.     

.     

Rei berdiri kembali.     

"Sudah kuduga, ia tidak selemah itu." Kata Night Hero.     

Terlihat bahwa pipi kanan Rei lecet dan mengeluarkan sedikit darah.     

"Lumayan juga..." kata Rei.     

Lecet itu pulih dengan cepat.     

"Ia punya sihir regenerasi, jadi kita harus cepat..." kata Night Hero.     

Mereka berdua bersiap lagi.     

"Saatnya kakak?" Tanya Sun Hero.     

"Belum.." kata Night Hero.     

Mereka berdua menerjang ke arah Rei.     

Night Hero mengayunkan gagang pedangnya ke atas tanah, sihir Night Hero mengikuti arahan itu dan mereka menghantam tanah. Tanah menjadi retak besar dan sebuah guncangan yang kuat terjadi. Rei masih bisa seimbang.     

Sebagian tanah yang retak naik dengan cepat dan menghantam Rei dari bawah. Sun Hero melompat, dan ia dapat menyusul Rei.     

"Fire punch!" Teriak Sun Hero.     

Sun Hero memukul Rei ke bawah. Rei menghantam tanah-tanah retak yang menghantamnya dari bawah.     

"Blue fire." Kata Rei.     

Api biru menerjang ke arah Sun Hero.     

"Dingin ..." kata Sun Hero.     

Rei membiarkan api itu merambat di atas tanah, tanah itu justru membeku.     

"Ilusi... itu adalah es yang diilusikan sebagai api biru yang panas..." pikir Night Hero.     

.     

.     

Night Hero mengayunkan gagang pedangnya pada Rei. Sun Hero kembali memanaskan diri dan menerjang pada Rei.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.