We're here
We're here
"Itu mereka!" Pikir Junko.
Junko segera berlari lebih cepat ke arah Sun Hero dan Night Hero.
.
.
.
.
.
.
.
"Begini saja? Menurut kalian ini akan membunuhku?!" Tanya Rei.
Night Hero dan Sun Hero berkata,
"Kami tidak tahu, itulah mengapa kami mencoba."
"Huh? Aneh sekali... biasanya pahlawan tidak akan mengorbankan jiwa mereka.... Kata-kata itu hanya omong kosong bagiku..." pikir Rei.
"Kuakui.... kalian berbeda dari pahlawan lainnya..." kata Rei perlahan.
.
.
Langit semakin bersinar. Rei menahan sihir mereka dengan sedikit sihirnya.
Tetapi sihir Night Hero dan Sun bertambah kuat dan kuat.
Daerah di sekitar mereka bersinar sangat terang. Sebuah ledakan besar terjadi. Angin mendorong dari sekeliling Rei, Night Hero dan Sun Hero, karena angin itu sangat kuat, angin itu mendorong Junko makin menjauh dari Night Hero dan Sun Hero.
"Aku tidak akan bisa ke sana..." pikir Junko.
"Blood Transfer! Far distance!" Kata Junko.
Junko mengarahkan tangan kanannya ke arah Night Hero dan Sun Hero dari jauh. Dari dua jarinya, keluarlah sesuatu seperti selang yang menerjang ke arah Night Hero dan Sun Hero.
"Ayolah..." pikir Junko.
Junko mengarahkan sihirnya pada Night Hero dan Sun Hero sambil melihat status mereka.
"Detak jantungnya masih berdetak! Ayolah Junko." Pikir Junko.
Langit bercampur aduk dengan sihir api dan gelap.
.
.
.
"Kakak.... terimakasih atas waktu-waktu kita dahulu.." kata Sun Hero.
"Terimakasih juga... Natsuna..." kata Night Hero.
Mereka menghembuskan nafas terakhir mereka, dan akhirnya mereka meninggal dunia. Tepat 5 detik setelah mereka meninggal, selang Junko baru sampai.
"A-Aku....." kata Junko.
Junko meletakkan kepalanya di atas tanah.
"Aku terlambat...." tangis Junko.
.
.
Tak lama Kurosa dan Alvina sudah sampai.
Kurosa dan Alvina terkejut. Kurosa berlutut di atas tanah dan berteriak sambil menangis.
Alvina berlutut di samping Kurosa, memegang kedua pundak Kurosa dan menangis di punggungnya.
.
.
Yukina melihat dari sisi lain di kejauhan.
"Ada apa?" Pikir Yukina.
Yukina segera berlari ke arah Rei.
.
.
Sesampainya, Yukina tidak dapat melihat apa-apa karena banyak asap yang menutupi pandangannya.
Yukina mendengar, bahwa Kurosa dan Alvina menangis.
"Pasti ada sesuatu..." pikir Yukina.
Yukina memejamkan kedua matanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kakak... kakak!"
Gadis berambut kecoklatan terbangun dari tidurnya. Seorang gadis berkulit kecoklatan dan berambut pirang melambaikan tangan padanya.
"Lihat! Lihat!" Kata gadis berambut pirang itu.
Gadis berambut kecoklatan bangkit berdiri dan melihat, banyak sekali orang yang menunggu mereka berdua.
"Lihat kakak! Mereka menunggu kita! Para pendahulu kita!" Kata gadis berambut pirang itu dengan semangat.
Gadis berambut kecoklatan hanya termangu-mangu saja.
Gadis berambut pirang itu menggandeng tangan gadis berambut kecoklatan itu.
"Ayo, kita datang kepada mereka dan berkata 'Kami pulang, ayah, ibu, semuanya, sebagai pahlawan! Kita sudah menyelesaikan tugas kita!' " kata gadis berambut pirang itu.
Gadis berambut kecoklatan itu mengangguk, lalu mereka berlari bersama kepada orang-orang yang telah menunggu mereka.
"Kami pulang, ayah, ibu, semuabya, sebagai pahlawan! Kita sudah menyelesaikan tugas kita!" Kata mereka berdua.
Orang-orang yang menunggu mereka bersorak gembira dan bertepuk tangan. Banyak yang menangis karena senang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Mimpi aneh lagi..." pikir Yukina.