Kannoya Academy

Wake the sleeping wind



Wake the sleeping wind

1Yukina tergeletak di atas tanah.     

Dari mulutnya, keluar sedikit darah.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

"Aku.... maafkan... aku telah merusak kalian." Kata Yukina di dalam mimpinya bersama dengan dua pedangnya yang telah rusak itu dan satu pedang yang melenyapkan diri karena telah menyerang tuannya.     

"Tidak apa-apa... memang kita kurang kuat bagimu."     

"Berarti aku harus melatih kalian lagi, bahkan semua skill kalian belum aku pelajari, hanya basic nya saja." Kata Yukina kecewa.     

"Tidak apa-apa... habis perang ini kita bisa berlatih."     

.     

.     

"Ada satu lagi."     

Yukina sedikit terkejut, ia baru ingat ia memiliki satu lagi.     

"Di mana itu?" Tanya Yukina.     

"Di sana."     

Yukina melihat ke arah depan.     

"....."     

"Hm... pedang itu ya... pedang terakhir.... jika aku menguasainya.... aku tidak usah khawatir karena aku tidak akan membunuh orang lain tanpa sengaja lagi."     

".... aku ada satu permintaan sebelum kamu menggunakanku."     

"Apa itu?" Tanya Yukina.     

"Jangan siksa dirimu... tuan.... kumohon."     

Yukina tersenyum.     

"Dahulu aku sangat suka itu, tetapi sekarang... ada hal yang lebih menyenangkan untuk dijalani di hidupku dan hal itu membuatku menikmati hidup..." kata Yukina.     

"Apa itu.."     

Yukina tersenyum,     

"Seharusnya kamu mengetahuinya... kehangatan dari teman-teman...." kata Yukina.     

"... begitu... berjanjilah kamu tidak akan membunuh dirimu."     

"Tentu saja... jika aku melakukan itu...." kata Yukina sambil menunduk.     

"Teman-teman akan menangis, berdukacita, dan menyalahkan dirinya." Kata Yukina.     

Yukina mengangkat kepalanya.     

".... baiklah... jangan mati."     

"Aku tidak akan mati." Kata Yukina.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

.     

Teman-teman Yukina sudah berkumpul.     

"Yukina tidak kelihatan di balik dinding ini, tetapi tentu kita harus membantunya." Kata Kurosa.     

"Dengan apa?" Tanya Rheinalth.     

"Rheinalth, kamu pasti tidak akan asing dengan kata-kata ini." Kata Alvina.     

"Apa itu?" Tanya Rheinalth.     

Alvina tersenyum,     

"Salah satu sihir yang menurutku keren, Kannoya Unity." Kata Alvina.     

Rheinalth mengingatnya.     

"Tetapi, bagaimana sekarang, Ermin sedang tertidur." Kata Rheinalth.     

"Tenang saja, Kurosa akan melakukannya. Dan juga fokus kita bukan menyerang Rei secara langsung, tetapi kita akan memfokuskan untuk menambah kekuatan Yukina." Kata Alvina.     

"Begitu...." kata Rheinalth.     

"Jadi, kita harus apa?" Tanya Megan.     

"Kita perlu membantu Kurosa dengan sihir kita, sedikit saja, tinggal Kannoya sendiri yang akan melakukannya. Dan bagi yang bukan dari Kannoya Academy, kalian harus berjuang lebih keras dan menyalurkan sihir lebih banyak." Kata Alvina.     

"Begitu..." jawab Amiko.     

"Baiklah, kita akan membantu!" Kata Jaxon.     

"Aku dan Megan juga!" Kata Yuto.     

"Aku ingin membantu seseorang yang menyelamatkan kita dari Rei. Sekarang ia sedang menyelamatkan lagi." Kata Takana lembut.     

Shinoka tersenyum,     

"Mana mungkin aku membantu."     

Semuanya terkejut.     

"Eh? Oh. Mana mungkin aku tidak membantu... maaf aku kelupaan." Kata Shinoka.     

"Baiklah! Aku akan berusaha!" Kata Takusan semangat.     

Mereka saling berpegangan tangan dan menutup kedua matanya. Kurosa bersiap diri.     

"Kannoya Academy... ayah.... Night Hero.... dan teman-teman.... bantu aku..." pikir Kurosa.     

Kurosa merasa ada seseorang,     

"Tentu saja.."     

"Baiklah, putriku."     

Kurosa tersenyum.     

.     

.     

.     

Tubuh Yukina bercahaya.     

Baju Yukina berubah menjadi zirah kesatria nan gagah. Yukina berdiri kembali, membawa sebuah pedang besar. Jubah Yukina berkibar dengan anggun dan megah.     

"Oooh... baju baru lagi." Kata Rei.     

Yukina menutup kedua matanya sebentar, lalu ia menatap Rei dengan tajam.     

"Aku sudah terbangun lagi. Aku tidak akan berhenti hingga aku tidak dapat bangun lagi." Kata Yukina.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.