Kannoya Academy

Let's be wild



Let's be wild

2Rowel, lelaki yang terlihat seperti perempuan itu mulai menggerakkan tangannya.     

"Nathon?" Tanya Shinaiaru.     

"Siapa itu?" Tanya Rowel.     

"Nathon! Nathon!" Kata Shinaiaru seperti anak kecil dengan suara berat.     

Rowel mengabaikan Shinaiaru.     

.     

.     

Rowel menggerakkan tangannya.     

"Mengapa ia menggerakkan tangannya?" Pikir Alexa.     

"Nathon?" Tanya Shinaiaru.     

"Siapa itu?" Tanya Rowel.     

"Nathon!" Kata Shinaiaru.     

.     

.     

Sekumpulan serangga berkumpul.     

"Serangga-seranggaku, ayo." Kata Rowel kepada serangga-serangga itu. Serangga-serangga itu segera menerjang ke arah Alexa dan Shinaiaru.     

Shinaiaru mengeluarkan tentakelnya dan membungkus tubuh Alexa.     

Serangga-serangga itu dapat masuk lewat celah-celah tentakel itu. Beberapa serangga menggerogoti tentakel Shinaiaru.     

"Oh, serangga ya.." pikir Alexa sambil tersenyum.     

"Meskipun aku belum mempelajarinya sepenuhnya... seharusnya aku belajar kimia lebih giat lagi.." pikir Alexa.     

"Pestiside." Kata Alexa.     

Dari tubuh Alexa, muncul gas mematikan bagi serangga-serangga itu.     

"Shinaiaru, lepaskan saja... ini berbahaya." Kata Alexa.     

Shinaiaru melepaskan Alexa.     

Dari gas itu, banyak serangga terbunuh, tetapi sebagian yang masih tahan tetap menerjang.     

Rowel menggerakkan tangannya lagi. Serangga-serangga itu menjadi semakin ganas dan tahan terhadap gas itu.     

"Begitu.." pikir Alexa.     

"Padahal aku sedikit jijik dengan serangga..." pikir Alexa.     

Shinaiaru menangkap semua serangga-serangga yang tersisa, lalu melahapnya.     

"Shinaiaru! Jangan! Itu sudah terkena pestisida!" Kata Alexa panik.     

Tetapi rupanya Shinaiaru baik-baik saja.     

"Oh.." pikir Alexa.     

.     

.     

"Baiklah, mari beri sedikit pertunjukan." Kata Rowel.     

Rowel mengeluarkan seekor tikus hitam dari kantungnya.     

"T-Tikus?!" Pikir Alexa.     

Rowel menggerakkan tangannya, lalu tikus itu menjadi liar dan mulai berlari kencang ke arah Alexa.     

Shinaiaru melilit tubuh Alexa, lalu mengangkay Alexa tinggi-tinggi. Tetapi tikus itu dapat melompat dengan tinggi juga. Shinaiaru menampilkan ekspresi terkejut sekaligus kesal. Shinaiaru menggunakan semua sisa tentakelnya untuk menangkap tikus itu, tetapi tikus itu lincah.     

Tikus itu sudah sampai pada kepala Alexa.     

"Poison." Kata Alexa.     

Dari kepalanya, muncullah gas racun. Tikus itu mati terbunuh karena racun itu.     

Shinaiaru menurunkan Alexa.     

Rowel membuka jaketnya, dan mengambil sesuatu. Ia mengambil 3 ekor tikus.     

"Sepertinya ini akan seru." Kata Rowel.     

Ia menggerakkan tangannya, 1 tikus menjadi sebesar manusia dan mulai menerjang. 1 tikus tetap pada ukurannya, tetapi ia menjadi sangat lincah. 1 tikus lainnya menjadi sangat kecil, sekecil jempol tangan saja, tetapi mulutnya terlihat sangat beracun.     

Ketiga tikus itu menerjang ke arah Shinaiaru dan Alexa.     

Shinaiaru membungkus tubuh Alexa dengan semua tentakelnya.     

Shinaiaru terlihat sangat fokus.     

"Shinaiaru? Kamu tidak usah melilitku kok." Kata Alexa.     

Tetapi Shinaiaru tetap melilit Alexa.     

Dari punggungnya, ia menumbuhkan tentakel-tentakel lainnya. Shinaiaru terlihat sedikit kesakitan.     

Shinaiaru menatap tikus-tikus itu dengan tajam.     

Shinaiaru menerjangkan tentakel-tentakel itu ke arah tikus-tikus itu. Tikus yang sebesar manusia dapat menahan tentakel itu. Tikus yang sekecil jempol menggerogoti tentakel Shinaiaru, sehingga tentakel Shinaiaru segera mengeluarkan warna busuk dan mulai melemas. Tikus yang lincah tetap menerjang.     

Shinaiaru mulai berfokus lagi, dan muncullah tentakel-tentakel lainnya. Salah satu tentakel yang tidak melilit Alexa, dibuat Shinaiaru untuk melepaskan tentakel yang sudah teracuni itu.     

Shinaiaru kesakitan, tetapi ia tidak mengeluarkan sepatah kata apapun.     

Shinaiaru mulai terengah-engah dan berkeringat.     

Shinaiaru tetap menerjangkan tentakel-tentakelnya itu kepada semua tikus.     

Tikus yang sangat lincah sudah sangat dekat. Tikus itu melompat ke arah Shinaiaru.     

Tanpa berpikir panjang, Shinaiaru membuka mulutnya, dan melahapnya.     

"Eeeh?! Shinaiaru?!" Kejut Alexa.     

Tetapi Shinaiaru baik-baik saja.     

Shinaiaru melilit tikus besar itu dengan semua tentakelnya. Shinaiaru membiarkan tikus beracun itu untuk sementara.     

"Aku harus berbuat sesuatu." Pikir Alexa.     

"Heal gas." Kata Alexa.     

Sebuah gas pemulih meresap pada tubuh Shinaiaru.     

"Shinaiaru, seperti yang kubilang, kamu tidak usah melilitku seperti ini. Aku akan baik-baik saja." Kata Alexa.     

Tetapi Shinaiaru tetap melilitnya.     

"Shinaiaru?" Tanya Alexa.     

"T-Tidak... tidak boleh." Kata Shinaiaru.     

"Tidak boleh? Maksudnya?" Tanya Alexa.     

"Tidak boleh." Kata Shinaiaru.     

Shinaiaru membanting tiku sebesar manusia itu ke dinding, ke atas permukaan, bahkan ke arah Rowel. Tetapi Rowel menghindar. Tikus itu menggigit tentakel Shinaiaru dengan kuat hingga mengeluarkan darah. Shinaiaru kesakitan, tetapi ia memilih untuk diam saja.     

"Shinaiaru? Ada yang bisa aku bantu?" Tanya Alexa.     

Shinaiaru hanya diam saja.     

Tikus beracun itu sudah dekat. Shinaiaru hendak menginjaknya, tetapi tikus itu cukup lincah.     

Tikus itu melompat dan masuk melalui celah-celah tentakel yang membungkus tubuh Alexa. Shinaiaru terkejut, ia melepaskan tentakel itu dengan cepat.     

Saat dilepas, tikus itu sudah hampir mendarat di atas muka Alexa.     

Shinaiaru menggigit ekor tikus itu dan melemparkannya menjauh dari Alexa.     

Tikus sebesar manusia itu berhasil melukai tentakel-tentakel Shinaiaru, sehingga Shinaiaru tidak bisa membanting tubuh tikus itu lagi. Tikus besar itu berlari ke arah Shinaiaru dan Alexa dengan cepat. Tikus kecil itu juga berlari ke arah mereka berdua.     

"Poison!" Kata Alexa.     

Gas beracun pun menerjang ke arah tikus besar dan tikus kecil itu. Sekarang Alexa bisa membuat gas itu mengarah ke arah tertentu dan tidak selalu memenuhi ruangan, tetapi melakukan itu memerlukan kefokusan yang sangat tinggi.     

Tikus kecil itu tidak menerima efek apapun, bahkan sepertinya ia menghisap racun itu. Tikus besar mulai keracunan.     

Tikus kecil itu menerjang ke arah Alexa. Shinaiaru segera menutupi tubuh Alexa dengan tentakelnya. Tikus itu menggigit tentakel Shinaiaru, dan dengan lebih cepat racun itu bereaksi. Kulit Shinaiaru menjadi hitam gosong.     

"Begitu.... " Pikir Alexa.     

"Anti-poiton gas!" Kata Alexa.     

Racun itu segera ternetralisir dengan baik di dalam tubuh Shinaiaru. Tikus itu mukai sedikit kesakitan.     

Lalu Shinaiaru menginjak tikus itu, sehingga tikus itu mati.     

"Hehehe... kalian menyenangkan!" Kata Rowel.     

Rowel membuka jaketnya, sehingga binatang-binatang kecil muncul.     

Rowel menggerakkan tangannya, sehingga binatang-binatang kecil itu menjadi sebesar manusia.     

"Ayo! Let's get wild!" Kata Rowel sambil tertawa.     

Binatang-binatang itu mulai mengeluarkan suara, lalu menerjang ke arah Alexa dan Shinaiaru.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.