Connection
Connection
.
.
.
.
.
.
.
.
Alexa melihat ke arah Yukina di balik selaput itu. Alexa melihat selaput itu juga.
"Shinaiaru." Kata Alexa.
Shinaiaru melihat ke arah Alexa dengan penuh harapan.
"Coba masukkan tentakelmu melewati selaput ini. Kalau bisa, yang banyak ya." Kata Alexa.
Shinaiaru berdiri dan menyentuhkan semua tentakel-tentakelnya melewati selaput itu.
"Coba lepas." Kata Alexa.
Shinaiaru menarik tentakel-tentakelnya, selaput itu mulai menutup, tetapi tidak cepat. Alexa melompat masuk.
"Lucianna, Osamu, lakukanlah hal yang sama!" Kata Alexa.
Osamu dan Lucianna segera mendapat harapan. Shinaiaru melubangi selaput itu lagi, lalu menariknya. Osamu dan Lucianna memasukinya dengan cepat. Shinaiaru masuk dengan mudahnya.
Mereka bersembunyi di balik barang-barang yang ada.
"Apa itu?" Tanya Osamu.
"Sihir Yukina, aku belum pernah melihatnya." Kata Lucianna.
.
"Osamu.. coba cari sihir telepati atau semacamnya atau sihir lainnya yang bisa mengumpulkan teman-teman kemari." Kata Alexa.
"Tapi masalahnya, sihir ini akan menghilang setelah melewati selaput ini, jadi tidak mungkin kita bisa menghubungi mereka lewat sihir." Kata Osamu.
"Begitu..." kata Alexa sedikit kecewa.
Lucianna mengambil ponselnya. Lucianna menghubungi teman-temannya.
"Sudah." Kata Lucianna perlahan.
"Hah?" Kejut Alexa.
"Stttt!" Kata Osamu.
"Aku memakai ponsel." Kata Lucianna.
"Lucianna, kamu cerdas." Bisik Alexa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Eh?" Kejut Toshiko sambil melihat ke arah ponselnya.
"Aku harus ke sana, tetapi aku tidak dapat menemukan selaput itu." Pikir Toshiko.
Toshiko mulai berlari mencari jalan.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ardolph mengayunkan tangannya ke samping, dua buah kapak tercipta, Ardolph mengambilnya. Ardolph membanting kedua kapak itu ke atas tanah. Tanah hancur, selaput itu mulai menutupi celah itu dengan lamban, Ardolph melompat masuk. Lalu Ardolph bersembunyi di balik barang-barang terlebih dahulu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Lihat!" Kata Evania.
"Kita sudah diluar, tetapi apakah Yukina akan baik-baik saja?" Tanya Odelia.
.
"Aku ada ide! Yang baik-baik saja, masuk lagi! Kita akan mencari Yukina!" Kata Kurosa.
"Aku setuju!" Kata Takusan sambil mengangkat tangan mungilnya itu.
"Apa? Kalian yakin?" Tanya Rippers.
"Benar... kita harus menolong Yukina." Kata Megan yang mendatangi mereka semua bersama dengan Yuto.
"Benar... jika kalian tidak mau, kalian boleh diam di sini kok." Kata Odelia.
".... baiklah... hitung kami!" Kata Rippers.
"Aku adalah seorang pahlawan, tidak baik jika aku hanya diam saja." Kata ms. Love.
"Baiklah! Yoooosh! Kita masuk!" Teriak Kurosa yang langsung berlari masuk ke dalam lagi.
"Woiii tunggu!" Teriak Takusan.
Tak lama Asuka muncul.
"Kurosa berlari kembali ke dalam, ada apa?" Tanya Asuka pada Denzel yang masih berada di luar karena keadaannya yang sedikit parah.
"Asuka, Kurosa masuk lagi untuk menyelamatkan Yukina. Sepertinya Junko juga akan masuk, tetapi susah rasanya jika Junko harus meninggalkan Denzel." Kata Junko.
Denzel memegang tangan Junko sambil menatapnya.
"Junko... aku akan baik-baik saja. Kamu, selamatkanlah Yukina." Kata Denzel dengan lembut.
"Baik, Denzelku, Junko akan segera kembali." Kata Junko.
Albern terbatuk-batuk.
"Woi.." kata Denzel sedikit kesal.
"Aku batuk beneran!" Keluh Albern.
"Baiklah kalau begitu, aku titip Ermin dan Rheinalth. Aku akan menyusul Kurosa." Kata Asuka.
Asuka meletakkan Ermin dan Rheinalth, lalu berlari ke dalam bersama dengan Junko.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dalam perjalanan, rintangan-rintangan sudah tidak ada, jadi mereka semua bisa masuk dengan mudah, kecuali saat mereka bertemu dengan selaput itu.
"Selaput apa ini?" Tanya Takusan.
Kurosa menyentuhnya, lalu,
"HOEEEEE AKU LAPAR!" Teriak Kurosa.
Semuanya terkejut,
"Stttt!"
.
.
.
.
.
.
.
.
Deadman mendengar teriakan Kurosa.
"Mereka tidak akan bisa melewatinya." Pikir Deadman.