Meeting with amazing heroes
Meeting with amazing heroes
"Maaf terlambat..." kata Butterfly.
"Seharusnya pahlawan tidak terlambat." Keluh salah satu pahlawan, ia memiliki... ekor?
"Scorpion, tenanglah." Kata seorang gadis muda di sampingnya.
"Baiklah, kita mulai saja." Kata seorang pahlawan lelaki berambut hitam pendek, dengan pakaian yang didominasi dengan warna hijau.
"Baik." Jawab seorang pria, ia adalah gubernur di pulau itu.
"Baiklah, masalah pertama yang kulihat adalah sihir I Made Arnawa yang menarik banyak sekali penjahat untuk mencurinya, apalagi ia tidak dapat mengendalikannya. Dan juga rumahnya kurang aman untuk berlindung dari para penjahat, sangat terbuka." Kata seorang pria, ia adalah walikota di sana.
"Benar... bagaimana kalau dipindah saja?" Tanya seorang wanita cantik.
"Tunggu, mengapa kita saling memahami bahasanya? Padahal mereka dari negara yang lain?" Pikir Yukina.
Yukina melihat sekeliling, rupanya ada sebuah meja besar yang dilapisi oleh hologram. Sepertinya bukan karena itu. Lalu apa?
Yukina melihat sekelilingnya lebih seksama, lalu ia melihat bahwa ada sebuah sinar yang menyinari tubuh mereka semua.
"Rupanya translator.." pikir Yukina.
.
"Masalahnya itu, nona pahlawan, kita tidak tahu harus dipindah ke mana." Kata walikota itu.
"Benar juga..." kata seorang gadis dengan luka bakar pada mata kirinya.
"Bagaimana jika di tempat pertahanan bawah air? Tetapi di sana sangat rawan, jika terjadi satu kebocoran, maka tempat itu akan tenggelam, dan di sana juga banyak penjahat." Kata walikota itu, lalu ia kebingungan.
"Tetapi hanya tempat itu yang aman." Kata gubernur itu.
"Bolehkah kita melihatnya dahulu?" Tanya Butterfly.
".. baik." Jawab gubernur itu.
"Saya akan kirimkan kalian sebentar." Kata walikota itu. Walikota itu menyentuh meja hologram itu, sinar menyinari tubuh mereka, lalu mereka semua diteleportasikan.
"Tempatnya..." pikir Yukina.
Butterfly mengetuk besi itu.
"Sepertinya tebal.." kata Butterfly.
Lalu Butterfly menendang tembok besi itu dengan kuat, kaki Butterfly kesakitan.
"Aduh... bodohnya.." tawa Butterfly pada kelakuannya sendiri.
"Sepertinya jika Butterfly menambah kekuatannya sedikit, kakinya bisa patah ringan." Kata Albern.
"Ara... hebat sekali.." kata Butterfly.
Yukina berusaha untuk merasakan udara di dalam dan di luar, karena di dalam laut, maka sangat sulit untuk mendeteksinya.
"Dari udara luar yang kuterima, hingga udara di dalam, sepertinya cukup tebal.. bahkan sangat tebal, aku sangat sulit untuk merasakan gelembung udara di luar." Kata Yukina.
"Benar, di sini juga ada sedikit penangkar sihir." Kata walikota itu.
"Sedikit?" Kejut Albern.
"Bahkan aku susah merasakan air di luar.." keluh Rheinalth.
"Kalau ada sesuatu yang berbahaya, kita akan menekan tombol di tempat kontrol utama. Saat terjadi suatu buruk, terdapat tombol darurat dan jika menekannya, kita akan diteleportasikan di tempat kontrol, dan jika kerusakan sudah parah, di tempat kontrol ada tombol untuk pergi ke tempat pelarian darurat dan di sana sudah disiapkan banyak kapal selam untuk melarikan diri, dan jika kehabisan atau sudah tidak mungkin untuk menaiki kapal selam itu, akan ada tombol teleportasi ke pesisir langsung. Tombol ke pesisir langsung ini akan menguras banyak stamina yang disimpan oleh tempat ini karena tempat ini sangat dalam dan jauh dari pesisir." Kata gubernur itu.
"Ada sistem seperti itu rupanya.." kata Albern terkagum.
"Baiklah, lebih baik kita mencari tempat untuk I Made Arnawa." Kata walikota itu.
.
Mereka memasuki tempat itu lebih dalam. Sel-sel penjara rupanya tertutup rapat, tetapi tetap ada udara.
.
"Kita tidak mungkin meletakkan I Made Arnawa pada sebuah sel kan?" Tanya Yukina.
"Tentu tidak, jika begitu, ia akan merasa lebih tertekan." Kata walikota itu.
"Jika tertekan kenapa? Bukannya itu untuk keselamatannya sendiri?" Tanya seorang gadis dengan tatapan kosong dan ia berambut putih kebiruan.
"Tidak boleh, apakah tuan pahlawan tidak tahu jika sihir I Made Arnawa berhubungan dengan perasaannya?" Tanya Ermin pada pahlawan itu.
"Perasaan? Perkataanmu tidak masuk akal." Kata pahlawan itu.
"Jadi, anda meminta untuk I Made Arnawa dimasukan ke dalam sel? Bukannya itu sudah keterlaluan? Dia bukanlah penjahat." Kata gadis dengan luka bakar di mata kirinya.
"Tapi dia membunuh ribuan orang." Kata pahlawan itu.
"Apa? Kita di sini untuk melindungi dan mencari solusinya! Dengar ya, ia belum bisa mengendalikan sihirnya, itu bukan salahnya, karena semua orang pasti pernah begitu." Kata gadis berluka bakar di mata kirinya itu.
"... terserah... jika kalian tidak ingin dia selamat juga tidak apa-apa." Kata pahlawan itu.
"Tch... dasar.." kata gadis berluka bakar di mata kirinya itu.
"Sudah sudah... tenanglah... jika sang presiden datang kemari dan tiba-tiba ada serangan? Kita sudah menyiapkannya semua." Kata gubernur itu dengan sabar, ya dia sangatlah sabar.
"Benar juga, kemarilah kalian semua." Kata walikota itu.
Mereka semua mengikuti sang walikota dan gubernur itu. Mereka sampai pada sebuah jalan buntu.
"Buntu.." kata Yukina.
"Aku memang memiliki firasat jika ada sesuatu di sini, tapi... dengan sihir mesinku, aku tidak bisa merasakannya." Kata Albern.
"Benar.. memang ada sesuatu di sini." Kata gubernur itu.
Gubernur itu meletakkan tangannya pada dinding itu, lalu sebuah pintu rahasia terbuka.
"Ayo, masuk." Kata gubernur itu.
Mereka semua memasuki pintu kecil itu, lalu pintu itu menutup dengan sendirinya.
"Tapi..." kejut Yukina.
"Banyak sekali jalannya..." kejut Rheinalth.
"Benar, anak-anak... tapi semuanya adalah palsu." Kata gubernur itu.
"Apa?" Kejut semuanya.
Gubernur itu tertawa kecil. Ia melangkah ke salah satu jalan. Di antara lorong-lorong, ada dinding penyekat, di atas permukaan dinding penyekat, rupanya ada sebuah scaner tak terlihat. Gubernur itu meletakkan tangannya pada scanner itu.
".. Ini adalah tuan Gubernur, akses diterima."
Lalu dua anak tangga muncul, yang satu menuju ke bawah, yang satu menuju ke atas.
"Kita ke mana?" Tanya Yukina.
"Hoho.. ruangan bawah itu untuk berlindung, tangga naik ke atas itu untuk pelarian darurat khusus." Kata gubernur itu.
"Bolehkah kita melihat ruangannya?" Tanya seorang gadis berambut ungu merah muda.
"Itulah alasannya kita kemari.. untuk mengenali semua yang ada di sini agar kita dapat melaksanakan tugas kita." Kata gubernur itu.
.
"Ruangannya , cukup luas.." kata Yukina.
Albern tak sengaja menginjak sebuah tuas, tak lama dari tembok muncullah sebuah rak penuh makanan.
"Sistem pertahanan yang bagus!" Kata Albern.
"Dan juga makanan ini diawetkan dengan es.." kata Rheinalth.
"Jangan tunjukkan Kurosa ini... nanti habis semuanya." Bisik Ermin.
Butterfly mengetuk dindingnya.
"Hampir sama dengan dinding di luar, bahkan lebih tebal, kalian benar-benar mempersiapkan semuanya dengan baik." Kata Butterfly.
"Ada kasurnya juga.." kata seorang pahlawan lelaki berambut hitam pendek dan berbaju kehijauan.
"Tempat yang bagus. Sangat aman." Kata gadis berluka bakar di mata kirinya.
"Baguslah jika kalian mempunyai tempat seperti ini.." kata gadis berambut putih kebiruan itu.
"Tetapi tetap saja kita memerlukan pengawal di sini. Saya akan memerintahkan pasukan-pasukan terbaik, dan juga, Kannoya Academy, tolonglah kami ya." Kata gubernur itu.
"Kenapa tidak para pahlawan saja? Kita belum tahu kekuatan Kannoya Academy." Kata gadis berambut putih kebiruan itu.
"Tenang saja... kalian tidak perlu meragukannya, kekuatan mereka sangatlah unik dan indah." Kata Butterfly.
"Dan juga, kita belum berkenalan... maafkan atas ketidaksopanan kami.." kata walikota itu.
"Sepertinya kita tidak perlu mengetahui nama-nama pak walikota dan gubernur, karena akan membongkar informasi. Jika para pahlawan, mereka memiliki nama samaran kan?" Kata seorang laki-laki dengan rambut pendek dan muka cerah.
"Baiklah... aku adalah Butterfly, seperti yang kalian lihat, aku adalah kupu-kupu." Kata Butterfly.
"Kalau nama samaran kita bisa buat, hoho, aku adalah Mr. Governorom." Kata gubernur itu.
"Eh... aneh sekali.." pikir Yukina.
"Aku mr.... city?" Tanya walikota itu.
Gubernur itu tertawa, pak walikota juga ikut tertawa dalam kebingungan.
"Aku adalah Scorpio, ini adalah pelayanku, Scorpion." Kata seorang gadis berambut hitam.
"Aku adalah Fire Core." Kata seorang gadis dengan sebuah luka bakar.
"Masakah kalian tidak mengenalku? Aku adalaj Yang sim!" Kata seorang lelaki berambut hitam pendek dan bermuka cerah.
"Aku adalah Flamenco Fan." Kata seorang wanita anggun.
"Dan aku adalah Tapper, seperti yang kalian lihat.." kata seorang lelaki dengan rambut orange. Ia menggandeng tangan Flamenco Fan.
"... kita sudah bertunangan." Kata Flamenco Fan senang.
"Waah..." kata Butterfly.
"Aku adalah Diamond Crush." Kata seorang wanita dengan rambut biru tua.
"Aku adalah Hard Rock." Kata seorang lelaki dengan rambut hitam pendek dan pakaian yang didominasi dengan warna hijau.
"Aku adalah Rafflesia. Aku dari negara ini, salam kenal!" Kata seorang gadis dengan rambut kemerahan bagaikan sebuah bunga Rafflesia.
"Aku Ocea!" Kata seorang gadis muda berambut biru laut dan berkulit sawo matang.
"Aku Magmo... jangan bunuh aku..." kata seorang lelaki dengan rambut bercahaya bagaikan magma, tetapi ia bersembunyi di balik tubuh Ocea.
"Hoi, Magmo!" Keluh Ocea.
"Mereka semua menakutkan..." kata Magmo gemetar.
"Eh.. pahlawan.. tapi takut dengan kita?" Pikir Albern.
"Shivering Hatred." Kata seorang gadis dengan rambut putih kebiruan.
"Aku adalah Reflectia!" Kata seorang gadis berambut ungu merah muda itu.
"Baiklah, bagaimana dengan kalian, anak-anak?" Tanya gubernur itu.
"Aku adalah Y--" kata Yukina hendak memperkenalkan diri, tetapi Albern segera mencegatnya.
"Aku adalah Northern Prince." Kata Rheinalth.
"Aku adalah Elemin." Kata Ermin.
"Oh..." kata Yukina memahaminya.
"Aku adalah..." kata Yukina sambil berpikir.
"........................................................................................ Windows." Kata Yukina.
"Eh, jendela? Yang benar saja?" Pikir Butterfly, Rheinalth, Ermin, dan Albern dengan sangat terkejut.
"Kalau aku adalah..." kata Albern.
Lalu tanpa disadari, entah mengapa ia ingat akan ledekan Odelia yang membuatnya sedikit geli.
"... Crocogine." Kata Albern yang tidak fokus.
"Croco.... gine?" Kejut Yukina.
"Eh?" Kejut Rheinalth.
"Baiklah, berarti kalian adalah Northern Prince, Elemin, Windows, dan Crocogine. Kalian masih SMA tetapi kalian sudah menyelamatkan banyak sekali nyawa di kota kalian, aku terkagum sekali!" Kata gubernur itu.
"Crocogine..." pikir Albern menyesal karena ia tidak fokus.
"Baiklah, terimakasih karena sudah mau menemui pertemuan ini, jadi sudah diputuskan ya." Kata walikota itu.
"Dan bolehkah aku meminta perwakilan dari murid Kannoya Academy kan? Siapapun boleh." Kata gubernur itu.
"Baiklah, bagaimana jika Y-- Windows saja?" Tanya Butterfly.
"Sendirian akan berbahaya, dan toilet di sini sedikit jauh dari tempat pintu masuk, ada di ujung sana. Dan karena hanya ada satu, harus bergantian." Kata walikota itu.
"Toilet? Bukannya nanti bisa disusupi?" Tanya Yukina.
"Semuanya di sini adalah Safe dan Confortable." Kata gubernur itu.
Gubernur itu menunjukkan toiletnya.
"Kalian memang melihat wc di sini, tetapi lubang ini akan segera menghanguskan kotoran kalian, jadi tidak ada akses dari manapun. Dan juga agar menghindari pesing, kita menyiapkan semprotan air otomatis yang akan menyemprot permukaan kloset ini. Disediakan tisu juga." Kata gubernur itu.
"Keren..." kata Albern.
"Sepertinya di Jepang akan lebih kecanggihannya, di sini 95% kita memanfaatkan sihir." Kata walikota itu.
"Baiklah." Jawab Butterfly.
"Berarti Windows akan di sini.. dan untuk penggantinya, Windows ingin ditemani siapa?" Tanya Butterfly.
"Em... aku... A-Ard.... Earth guy mungkin." Kata Yukina.
"Kamu boleh menambah satu lagi kok." Kata Butterfly.
"Baiklah, bagaimana dengan....." Yukina berpikir.
"As Is Us Es?" Tanya Yukina.
"Baiklah. Sudah ditentukan ya." Kata Butterfly.
"Baiklah, terimakasih karena sudah mau hadir di dalam pertemuan ini!" Kata gubernur itu. Lalu gubernur menepuk tangannya sekali dan mereka kembali kepada ruangan awal.
"Baiklah, Toshiko tidak akan kuberikan tugas berat, ia akan ditemani oleh kawanan pasukan dan juga dengan Nera, mereka memiliki kecocokan. Lalu Yukina, Ardolph, dan Asuka menjaga I Made Arnawa dan juga adiknya. Denzel dan Junko membantu kakak I Made Arnawa untuk mencari penyebab keliaran I Made Arnawa. Rheinalth dan Ermin akan menjaga di depan lorong pintu rahasia, bersama dengan banyak pasukan. Alvina dan Fire Core akan menjaga di pintu masuk bangunan ini pada sebelah atas tengah. Setelah itu akan ada lorong masuk dan 3 jalan terpisah, pada daerah itu Scorpio dan pelayannya akan menjaga. Aku akan menjaga di luar juga rupanya, pada daerah timur. Flamenco Fan dan Tapper akan menjaga daerah barat. Yang sim akan berjaga di daerah selatan dan Rafflesia dan Ocea pada daerah utara, di mana beberapa kilometer jaraknya dari pesisir pantai pulau Bali. Lalu Shivering Hatred menjaga lorong dekat tempat Toshiko. Reflectia dan Diamond Crush akan menjaga lorong perempatan di dekat Toshiko juga, pasti Toshiko aman, karena aku sudah meminta memberikan penjagaan ketat pada Toshiko yang masih baru ini. Toshiko hanya kuberi tugas untuk menjaga persediaan tenaga cadangan gedung ini, dan karena musuh pasti lebih mengincar I Made Arnawa, dan karena tempat cadangan ini jauh, maka ia akan sulit untuk diincar, setindaknya musuh akan mengincar tempat tenaga utama, dan bagusnya tempat utama ini sangatlah kokoh dan sulit untuk dihancurkan. Hard Rock akan menjaga di tempat pelarian darurat. Magmo akan menjaga di dalam sistem kontrol bersama sejumblah pasukan, lebih tepatnya semua pahlawan ditemani oleh jumblah pasukan.. bapak gubernur dan walikota ada bersama dengan magmo." pikir Butterfly.
"Sungguh rencana yang hebat." Kata Shivering Hatred.
"Baiklah, terimakasih atas pujiannya, tetapi saya tidak berbuat apapun, saya hanya menyusun rencananya." Kata gubernur itu.
"Baiklah, terimakasih atas waktunya, kalian semua boleh kembali, jangan beritahukan rencana ini pada siapapun, kecuali untuk Windows dan teman-teman, kalian boleh memberitahukan kepada teman-teman kalian dengan sistem aman seperti telepati." Kata walikota itu.
"Baik!" Kata semuanya.
Lalu pak gubernur menyentuh meja itu, rencana-rencana yang tertulis di atas hologram segera menghilang dan sinar yang menyinari tubuh semuanya segera meneleportasikan mereka semua dari ruangan itu.
.
Sepulangnya, Butterfly memberikan sihir telepati pada teman-teman Yukina. Mereka memberitahukan rencananya.
"Sementara yang tidak disebutkan, kalian harus membantu siapapun yang memerlukan saat itu. Kalian bertugas sebagai pembantu, dan biasanya kalian akan berpatroli. Saya akan bagi di sini saja. Untuk daerah luar, sepertinya penjagaan cukup ketat, jadi Lucianna dan Osamu, kalian berjaga-jaga di sana dan melaporkan apapun yang terjadi kepada pusat control atau kepada Butterfly atau Yukina atau teman-teman semuanya. Odelia, Albern, dan Alexa membantu di daerah sekitar pintu masuk rahasia. Kurosa dan Aerum jaga di daerah lainnya, yaitu daerah sisanya. Alfred, berpatroli mengelilingi daerah-daerah yang disebutkan dengan cepat, aku tahu kamu bisa dan kamu memiliki energi yang tinggi." Kata Butterfly di dalam pikirannya.
"Baik!" Jawab semuanya.
"Saat ini, gunakanlah untuk beristirahat, I Made Arnawa sedang diteleportasikan saat ini dan Fire Core, Yang Sim, Flamenco Fan, Tapper, Diamond Crush, dan Scorpion sedang mengkawalnya." Kata Butterfly di dalam pikirannya.
"Baik!" Jawab mereka semua dalam pikirannya.
Lalu mereka semua berusaha untuk beristirahat, banyak yang tidak dapat tidur.