Kannoya Academy

Hello exam....



Hello exam....

2Beberapa hari berikutnya, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu oleh setiap mahasiswa dan mahasiswi datang, yaitu ujian akhir semester.     

"HOEEE!" Kurosa merasa panik.     

Hari pertama, ujian mereka adalah ujian tertulis.     

"Oh! Ini dulu pernah diajarkan!" Pikir Stormy dengan senang sambil menuliskan jawabannya. Lalu ia melihat nomor berikutnya dan,     

"....."     

"Apa-apaan dengan soal ini...." pikir Stormy dengan kesal.     

"Hoeee..... lapar....." keluh Kurosa.     

"Hm... sepertinya jawabannya ini." Pikir Toshiko sedikit ragu.     

Alvina melihat pada kertasnya sambil memeriksa jawabannya dengan seksama.     

"Sepertinya sudah betul semuanya.... stamina, perlindungan, penyerangan, serangan, perisai, stamina manipulation, stamina blocker, sihir menjengkelkan, sihir elemen, sihir weaponly elemental, sihir enchantment, sihir sihir sihir sihir sihir sihir sihir sihir sihir sihir sihir...." pikir Alvina yang mulai sedikit mengacau. Lalu ia meletakkan kepalanya di atas meja sambil melihat ke arah kertasnya.     

.     

Selama 4 hari, mereka menjalani ujian tertulis yang melelahkan. Pada hari kelima, ujian praktek sihir pun dimulai.     

Ujiannya cukup mudah, hanya perlu menyerang kristal sihir dan menyalurkan sihir dari kristal sihir itu ke kristal lainnya. Kristal tidak boleh rusak.     

Saat giliran Kurosa, Kurosa melihat kristal itu dengan seksama.     

"Bayangkan staminaku dan kristal ini bersatu...."     

Kurosa melihat pantulan dirinya dari kristal itu. Kurosa tersenyum dan mulai meletakkan kedua tangannya pada permukaan kristal itu.     

"Bersatu...."     

Kurosa memejamkan kedua matanya.     

"Sihir di dalamnya adalah sihir air..... sihir air adalah positif."     

"Light Soul!" Kata Kurosa. Rambut hitamnya berubah menjadi rambut pirang putih. Untuk sementara, sihir gelapnya disembunyikan.     

"Mengalirlah ke kristal yang di sana..... kristal sihir es. Sihir es adalah negatif, kalian akan saling tarik menarik."     

Setelah itu, Kurosa berjalan mundur dan menyerang kristal itu dengan sihir terang nya itu. Kristal itu menyerap energi sihir terang itu dan sihir Kurosa mulai mengalir ke arah kristal lainnya dengan cepat. Saat kristal lainnya mulai bersentuhan dengan sihir terang Kurosa, kristal itu menyerapnya dan seketika itu juga Kurosa berkata,     

"Dark."     

Bola sihir terang yang diserap berubah menjadi bola sihir gelap.     

Kristal itu utuh, tidak rusak sedikitpun. Semuanya memberikan tepuk tangan pada Kurosa karena penampilannya.     

"Ehehehe..." Kurosa tertawa malu-malu.     

.     

Alvina terlihat kesusahan karena sihir pada kristal itu air, tetapi ia tetap berhasil menyalurkan sihirnya.     

Toshiko juga kesulitan, tetapi ia juga berhasil.     

Stormy dan Yuka tidak mengalami kesulitan yang berarti dan mereka semua melakukan yang terbaik pada ujian itu.     

.     

.     

Hari keenam datang, ujian praktek terakhir mereka tiba.     

Sistem ujian praktek terakhir ini adalah, mereka harus melawan guru mereka sendiri dan beberapa akan melawan guru lain atau bahkan pahlawan tingkat rendah yang mau bekerja sama. Memang tidak sesulit ujian milik Amiko dan Aino, tetapi tetap saja sulit.     

"Bagaimana ini..... biasanya kita bertarung bersama-sama...." kata Toshiko dengan khawatir.     

"Kita terlalu santai karena biasanya ujian seperti ini dilakukan secara berkelompok..." keluh Alvina.     

"T-Tapi dulu kalian sering bertarung sendiri kan?" Tanya Toshiko.     

"Hm... benar juga.... tapi yang paling berpengalaman akan hal itu hanyalah Yukina. Ia hampir membunuh dirinya sekitar 5 kali..." jawab Alvina.     

"HIII?! Mengerikan..." kejut Stormy.     

Yuka hanya diam saja.     

"Baiklah, peserta ujian berikutnya dimohon untuk bersiap."     

"Hoem?! Apamkam gimiram ku?" Kejut Kurosa yang masih makan kue enak.     

"Sepertinya begitu." Jawab Alvina. Dengan segera Kurosa menelan semua makanannya itu dan segera berlari ke ruang ujian praktek yang sudah disiapkan.     

.     

"Oh! Pak jamur tremella!" Kejut Kurosa.     

"Mohon jangan panggil aku begitu, mana hormatmu...." keluh pria itu.     

"Oh! Maaf, Mr. White!" Kata Kurosa yang terkejut dan tegang.     

"Baiklah, kamu siap?" Tanya pria berambut putih itu.     

"Sia-"     

Tiba-tiba Kurosa segera menghindar ke samping kanannya.     

"Cepat!" Pikir Kurosa.     

Lalu dengan cepat Kurosa menghindar lagi dan lagi dan lagi, hingga tiba-tiba kakinya terluka seperti tertebas oleh sesuatu yang tajam meskipun ia tidak melihat ada sesuatu yang tajam yang dimiliki oleh Mr. White.     

Tak lama, kedua tangan Kurosa tertebas juga.     

"Cepat.... aku tidak bisa mengikutinya.." pikir Kurosa.     

Tak lama punggungnya tertebas.     

"Benar juga!" Pikir Kurosa.     

"Barrier!"     

Sebuah perisai menaungi Kurosa. Serangan-serangan tebasan yang sangat banyak berusaha untuk mencabik perisai itu, tetapi berkat pelatihannya bersama dengan Yukina Kurosa bisa menahan semua serangan itu.     

"Ini akan sulit, aku tidak bisa melihat Mr. White dan waktu ujian hanya maksimal 1 jam." Pikir Kurosa.     

"Tapi keenakannya adalah.... batasnya sangat luas.... jika kita keluar batas maka kita akan dinyatakan gagal. Tapi ini seperti memberi batas 1 rumah besar, luas sekali. Ada reruntuhan juga....." pikir Kurosa sambil berusaha untuk mencari Mr. White.     

"Sebentar..... reruntuhan.... bayangan!" Pikir Kurosa sambil berusaha untuk mencari bayangan Mr. White sebelum ia bersembunyi di balik bayangan reruntuhan.     

"Hm... tidak berfungsi.... aku tidak melihat bayangan Mr. White." Pikir Kurosa.     

Dengan santai Kurosa berpikir sembari masih diserang oleh Mr. White.     

"Bisa-bisanya dia meremehkanku.... tapi tidak buruk juga perisainya.... aku penasaran berapa lama kau bisa menahannya." pikir Mr. White.     

Mr. White mengayunkan tangannya, dengan cepat ribuan tebasan menebas perisai Kurosa. Tetapi perisai Kurosa sangat kuat.     

"Oh! Aku ada ide!" Kejut Kurosa.     

Yang tadinya Kurosa diam pada satu tempat, tiba-tiba ia mulai berlari ke samping kiri. Mr. White dapat mengikutinya dengan mudah.     

Kurosa membawa Mr. White ke reruntuhan itu, reruntuhan itu tidak melewati batas sehingga Kurosa bisa bebas bertarung di sana. Saat Mr. White memasuki reruntuhan gelap itu, tubuhnya jadi bercahaya sangat terang dan aliran listrik menyambar-sambar sedikit.     

"Sudah kuduga.... itulah sebabnya aku tidak bisa melihat bayangannya sedikitpun. Ia seperti Cheetah yang terbuat dari lampu." Pikir Kurosa.     

"Dark Life!"     

Tak lama, semua celah-celah reruntuhan itu tertutup dan di dalam mulai menjadi sangat gelap.     

"Rupanya ia menggunakan sihir gelapnya agar aku terlihat jelas, sepertinya ia membatalkan sihir perisainya itu ganti untuk sihir ini. Keuntungan yang ia pikir adalah ia bisa bersembunyi dan menyerang secara tiba-tiba.... hem... Kurosa benar-benar meremehkanku.... aku jadi sedikit kesal." Pikir Mr. White.     

Tiba-tiba Mr. White berpaling pada belakangnya dan menebas tubuh Kurosa menjadi dua.     

"Ups.... sepertinya aku berlebihan." Pikir mr. White.     

Tubuh Kurosa terjatuh ke atas tanah, darah mengalir di atas lantai.     

"Hm..."     

"Aneh sekali..... Kurosa bukan orang yang mudah diserang seperti ini. Tadi buktinya ia bisa menghindar dari serangan pertamaku." Pikir Mr. White.     

Tak lama, Mr. White tidak bisa menggerakkan tangan kanannya. Saat ia berjalan maju, tangannya tertarik ke belakang, seperti tangannya telah diikat oleh sesuatu.     

"Aneh...."     

Mr. White berusaha untuk melihat tangan kanannya apa yang telah terjadi, tetapi tidak terjadi apapun.     

"Apakah ini salah satu sihir Kurosa?" Pikir Mr. White.     

Tak lama, Mr. White segera menyerang pada sebelah samping kirinya. Serangannya tertahan oleh sebuah perisai.     

"Perisai? Jadi ia tidak membatalkan perisainya? Hoo.... itu akan sangat melelahkan." Pikir Mr. White.     

Tak lama, Kurosa sudah berada di depan Mr. White.     

"Aku bisa melihat bayang-bayang samar dari tubuh Kurosa yang berada di depanku, tetapi aku tidak dapat merasakannya. Untuk orang biasa, pasti akan sulit untuk menemukannya. Hebat juga murid Kannoya Academy.." pikir Mr. White.     

Kurosa mulai mengayunkan tinjunya, perisai yang tadi berbentuk bola mulai melentur dan mengikuti gerakan tangan Kurosa yang hendak meninju itu. Sihir gelap mulai berkumpul dan Kurosa memukulkannya pada Mr. White. Tetapi Mr. White menghindar. Tapi saat Mr. White menghindar, Kurosa menendang muka Mr. White dari bawah. Meskipun begitu Mr. White masih bisa menghindar lagi. Kurosa berputar ke belakang dan berusaha untuk menendang Mr. White lagi. Tubuhnya mulai tidak samar-samar di dalam kegelapan.     

"Hm?"     

Mr. White terus menghindar dan menyerang, karena Mr. White cukup cepat Kurosa sedikit kesusahan.     

"Sepertinya aku sedikit dipojokkan, bukan.... kita berdua dipojokkan. Kurosa bisa mengaktifkan perisainya selama ini dan dengan begitu tebasanku tidak akan mampu. Aku akan tunggu hingga waktu habis atau perisainya hilang. Untuk selama itu...." pikir Mr. White.     

Tiba-tiba Mr. White terkejut.     

"S-Sejak kapan ada lobang besar di belakangku? Aku tidak merasakannya!" Pikir Mr. White.     

Mr. White segera melompat. Tapi saat melompat dari lubang itu, tiba-tiba sihir gelap Kurosa yang sudah terkumpul lama memukul Mr. White jatuh dengan kuat.     

Kurosa segera menghilangkan sihir gelapnya dan reruntuhan itu menjadi lebih terang dari tadi, tetapi Kurosa tidak menghilangkan perisainya.     

Tak lama, Mr. White berdiri. Kurosa segera bersiap lagi. Melihat itu, Mr. White memberikan tepuk tangan dan berkata,     

"Tenang saja, kamu pasti lulus."     

"Huh?" Kejut Kurosa.     

Lalu semuanya yang menonton di ruang istirahat bersorak.     

"Kurosa keren!"     

"Bisa melawan Mr. White? Dia benar-benar gila? Apalagi sambil mempertahankan perisai itu."     

"Kurosa berhasil!" Kejut Alvina.     

"Tentu saja ia akan berhasil." Jawab Stormy.     

"Selamat. Kamu lolos ujian ini." Kata Mr. White sambil berjalan keluar.     

Melihat itu Kurosa mengikutinya berjalan keluar. Tiba-tiba Mr. White menebas ke arah Kurosa karena Kurosa mulai menghilangkan perisainya. Sebelum tebasan itu sampai, Kurosa mengaktifkan perisainya lagi dan menahan tebasan itu. Melihat itu Mr. White terkagum. Dengan segera Kurosa berlari ke arah Mr. White dan hendak menyerangnya lagi. Dengan cepat Mr. White menjelaskan,     

"Ujiannya sudah selesai, tapi kamu tidak boleh lalai. Itu hanyalah serangan kecil iseng untukmu."     

"HOEEEE?!" Kejut Kurosa yang hendak menghentikan laju lariannya, tapi ia justru terjatuh ke atas tanah.     

"Ah...."     

Alvina tertawa terbahak-bahak melihat Kurosa terjatuh ke atas tanah.     

"Astaga Alvina, kamu teman yang sangat baik..." kata Toshiko.     

.     

.     

"Berikutnya.."     

"Ah, giliranku teman-teman." Kejut Toshiko.     

"Goodluck!" Jawab Alvina.     

"Kalau kamu kalah, kamu harus belikan aku 100 kue!" Kata Kurosa.     

"Ah iya-iya...." jawab Toshiko.     

.     

Saat Toshiko memasuki ruangan ujian praktek, ia sedikit terkejut.     

"Oh?"     

"Oh!"     

Toshiko berdiri berhadap-hadapan dengan seorang gadis berambut coklat pendek.     

"Lama tak bertemu, Rosa." Kata Toshiko     

"Toshiko! Rupanya kamu harus melawan saudaramu ya? Tapi aku tidak akan memberi sedikit kasihan padamu ya!" Jawab gadis berambut coklat pendek itu, Rosa.     

"Baik, aku juga tidak berharap kamu menahan diri, Rosa." Jawab Toshiko.     

.     

Tak lama, Rosa menerjang ke arah Toshiko. Dengan segera Toshiko menghindar dan menciptakan beberapa ranting dari api lewat tangannya itu. Toshiko duduk di atas ranting itu dan ranting itu mulai naik dengan cepat.     

Saat Rosa berusaha untuk menaikinya dan mengejar Toshiko, Toshiko melenturkan tempat di mana ia duduk sambil berpegangan pada ranting yang bagiannya lentur itu. Melihat itu Rosa terkejut. Rosa dan Toshiko berpapasan. Dengan cepat Toshiko menciptakan ranting tajam dan menusuk kaki Rosa. Setelah menusuk kaki Rosa, Toshiko melompat turun ke bawah sambil memperhatikan Rosa.     

Rosa tersenyum,     

"Kamu tambah kuat dan unik."     

"Terimakasih." Jawab Toshiko.     

Rosa segera melompat ke bawah dan tak lama tanah bergetar dan dililit oleh ranting-ranting mawar. Toshiko segera melompat dan membuat perlindungan. Duri-duri mawar mulai meluncur kesana kemari secara liar. Merasakan itu, dengan segera Toshiko membuat tembok besar yang melindungi para penonton di sekitar mereka.     

"Oh ya.... mereka menonton di ruang tersendiri semuanya.... aku lupa." Kejut Toshiko.     

Melihat itu Rosa terkejut.     

"Kamu juga memikirkan sekitarmu? Kamu telah membuang-buang staminamu untuk tembok besar ini?" Pikir Rosa.     

"Aku ada ide.... maaf Rosa, saatnya bertanding seperti dahulu." Pikir Toshiko.     

Lalu Toshiko mulai menggerakkan tembok ranting itu dengan cepat ke arah Rosa, sehingga ia nantinya akan terjepit di tengah.     

Dengan cepat Rosa membuat tembok dari ranting-ranting mawar berduri dan kedua tembok itu saling dorong mendorong.     

Tapi milik Toshiko lebih lemah daya dorongnya, sehingga temboknya mulai mundur.     

"....."     

Toshiko menghilangkan fokus pada kekuatannya sehingga ranting-ranting itu menjadi lentur dan menembus celah-celah ranting-ranting mawar milik Rosa dan menghanguskan sebagian.     

"Aneh, Toshiko masih melindungi diri, tapi ia dapat membuat dan mengendalikan tembok besar itu? Dia sekarang bukan anak lemah cengeng lagi, sebaiknya aku akan pikirkan nama untuknya." Pikir Rosa sambil tersenyum.     

Rosa segera menumbuhkan ranting mawar besar yang mengangkatnya ke atas sehingga ia lolos dari ranting-ranting lentur milik Toshiko.     

Tapi ranting-ranting Toshiko mulai menghanguskan ranting mawar besar Rosa juga. Dengan cepat Rosa melompat ke atas perisai Toshiko dan berusaha untuk menembusnya, karena pikirnya,     

"Saat menyerang, perisai mereka akan lebih lemah karena mereka akan fokus pada serangan mereka."     

Tetapi perisai Toshiko sangatlah kuat. Toshiko mengumpulkan ranting-ranting yang menjadi tembok itu dan mulai melilit dan menahan tubuh Rosa.     

Rosa tersenyum,     

"Adik sepupu memang hebat!"     

.     

"Baiklah, aku kalah. Kamu lolos ujian ini." Kata Rosa.     

"Waaah! Terimakasih!" Kata Toshiko yang mulai menurunkan Rosa, lalu menurunkan dirinya sendiri.     

Semuanya bertepuk tangan untuk Toshiko.     

"Ranting-ranting lenturnya seperti jeli stroberi..... hwe hwe..." Kata Kurosa sambil berusaha untuk menahan liurnya.     

"Aaa.... Kurosa." Keluh Alvina.     

.     

.     

"Berikutnya, dimohon untuk bersiap-siap."     

"Oh, sepertinya giliranku." Kata Alvina.     

"Goodluck, Alvina." Jawab Toshiko.     

"Kalau kamu kalah, beri aku 1000 jeli stroberi!" Kata Kurosa dengan kesal.     

"Baik baik...." keluh Alvina.     

Alvina mulai memasuki ruangan ujian.     

.     

.     

"Siapakah lawannya ya?" Tanya Kurosa penasaran.     

"Siapa tahu..." jawab Stormy.     

"Semoga kita semua bisa mendapatkan nilai terbaik." Kata Toshiko.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.