My Husband from My First Love

kamu Tidak mengerti tentang cinta! (1)



kamu Tidak mengerti tentang cinta! (1)

3Setelah bertemu dengan Erna, Sinta pun menaruh tas dan barang-barangnya ke dalam loker.     

Aisyah datang menghampiri Sinta dan melihat Sinta dari ujung kepala hingga ke ujung kakinya. Begitu pula sebaliknya.     

Sinta menahan tawanya dan bertanya, "Ada apa Ai? Kenapa kamu menatap aku seperti itu?"     

Aisyah tertawa dan dia langsung menutup mulutnya.     

Dia menarik tangan Sinta dan melihat ke sekelilingnya untuk memastikan tidak ada orang lain disana.     

Aisyah pun berbisik ditelinga Sinta.     

"Sinta, kamu kemana saja selama empat hari ini. Kamu tidak ada kabar sama sekali. Aku mengira kalau kamu sudah melupakan aku," ucap Aisyah sambil melirik kearah leher Sinta. Dia melihat ada beberapa bekas tanda cinta disana yang terlihat samar-samar.     

Sinta mengerti dengan tatapan Aisyah, dia langsung menutupi lehernya dengan rambutnya.     

"Ehh … aku sempat pergi berlibur sama mas Daffin, tapi kemarin ada kakek di rumah, jadi aku tidak bisa masuk untuk bekerja, itu saja!" Ucap Sinta, dia merasa sangat canggung karena Aisyah mendekati lehernya dan tiba-tiba menyentuhnya.     

"Eehhhmm … pasti kamu dan dia sama seperti yang aku lihat di parkiran itu kan? Hehehehe … suami kamu sepertinya super nakal ya Sinta?!" Ucap Aisyah, dia sedang menggoda Sinta.     

Wajah Sinta merona, dia menunduk karena menahan rasa malunya.     

"Itu … aduh, Ai jangan bahas dia ya! Aku … aku, hehehe … aku malu menceritakannya," ucap Sinta. Dia langsung memalingkan wajahnya dan dia tertawa sendiri.     

Sinta membayangkan saat dia bersama dengan Daffin, Daffin memang selalu nakal dan dia juga tidak bisa menolaknya karena dia juga sangat menyukainya.     

Aisyah mendekati Sinta dan kembali menggodanya.     

"Eehhmm … sepertinya hubungan kalian sudah semakin membaik saja. Aku sangat mendukung dengan hubungan kalian, karena aku melihat dengan jelas jika suami kamu itu seratus kali lipat jauh lebih baik daripada si Jeff brengsek itu! Uuhhh … Sinta, kamu harus menyayangi suami kamu dan tentunya harus menjaganya dengan baik. Karena suami kamu itu super tampan dan juga terlihat sangat sempurna. Jadi pasti akan banyak wanita yang akan mendekatinya. Aku yakin banyak wanita yang akan merasa sama kamu Sinta!" Ucap Aisyah, dia menatap Sinta dengan serius.     

Sinta mengangguk dan dia juga mengerti akan semua itu. Karena dia sudah melihat wanita gila yang bernama Laura yang secara terang-terangan ingin mengambil Daffin dari sisinya.     

"Aku mengerti Ai, aku tahu jika mas Daffin adalah pria idaman semua wanita tapi aku sangat percaya padanya jika dia hanya mencintai aku dan aku juga mencintainya sekarang," ucap Sinta, dia tersenyum dengan penuh percaya diri. Karena dia sudah merasa yakin jika hatinya hanya mencintai Daffin bukan lagi Jeffery.     

Aisyah langsung tertawa gembira. Dia memegang kedua bahu Sinta.     

"Apa? Sinta, kamu sekarang sudah mencintainya? Bagus! Sungguh sangat bagus!" Ucap Aisyah, dia merasa senang karena akhirnya Sinta bisa membuka hatinya untuk pria lain dan melupakan Jeffery yang brengsek itu.     

"Hehehe ... Iya, aku sangat mencintainya. Dia pria yang paling baik yang pernah aku temui. Dia penuh kasih sayang dan juga selalu mementingkan aku dari segalanya. Itulah mengapa aku bisa mencintainya dan bisa melupakan Jeffery dari hatiku ini. Mungkin rasa cintaku untuknya jauh lebih besar dari rasa cintaku untuk Jeffery," ucap Sinta, dia berkata sesungguhnya dan itu yang membuat Aisyah semakin merasa sangat senang.     

Namun, dari belakang ternyata ada seseorang yang sedang berdiri dengan perasaan sakit didalam hatinya.     

"Sinta!" Ucap Jeffery dan tanpa sengaja dia menjatuhkan satu kantong plastik berisi sarapan yang hendak dia berikan kepada Sinta.     

Sinta menoleh dan melihat Jeffery berdiri kaku tepat dibelakangnya.     

"Jeff! Kenapa kamu ada disana?" Tanya Sinta dengan tatapan bingungnya.     

Jeffery langsung mengambil kantong plastiknya yang jatuh dan berjalan mendekati Sinta.     

Dia merasa hatinya hancur saat dia mendengar dengan telinganya sendiri, jika Sinta memanggil Daffin dengan panggilan 'Mas Daffin' dan mengatakan jika dia sangat mencintainya.     

Kata-kata itu langsung menyayat hatinya yang paling dalam.     

Sakit perih dan juga sangat sakit.     

Jeffery berdiri didepan Sinta dan Aisyah langsung menggenggam erat tangan Sinta, dia takut jika Jeffery berbuat aneh-aneh terhadap Sinta.     

Jeffery menatap kearah Aisyah dan berkata, "Bisakah kamu meninggalkan kami berdua? Saya ingin bicara secara pribadi dengan Sinta."     

Aisyah menatap kearah Sinta, dia enggan meninggalkannya.     

Sinta mengangguk dan dia memberi kode jika Jeffery melakukan hal yang aneh, dia pasti akan berteriak untuk meminta tolong.     

Aisyah pun mengerti, dia langsung melepaskan tangan Sinta dan menunggunya di luar, namun dia harus berjaga-jaga jika Jeffery bertindak hal-hal yang kepada Sinta.     

Setelah Aisyah pergi.     

Jeffery menatap kearah Sinta dan tiba-tiba dia meraih tangan Sinta namun Sinta langsung menepisnya.     

"Tolong, jangan mencoba untuk menyentuh aku!" Ucap Sinta dengan nada dingin.     

Dia tidak sehangat dulu. Dari pancaran matanya sudah tidak ada cinta untuk Jeffery lagi.     

Jeffery hanya bisa menggenggam angin dan dia langsung menghela nafas pendek.     

"Sinta, aku masih sangat mencintai kamu. Apakah kamu juga masih mencintaiku?" Tanya Jeffery, dia berusaha meyakinkan dirinya jika Sinta masih sangat mencintainya dan mencoba untuk mengabaikan ucapan Sinta yang sempat dia dengar tadi.     

Sinta tersenyum dingin dan menatap kearah Jeffery.     

"Kenapa kamu masih menanyakan soal cinta? Bukankah kamu sendiri yang mengkhianati cinta kita. Jadi tidak perlu aku jelaskan lagi dan kamu pasti sudah tahu jawabannya!" Ucap Sinta. Dia benar-benar sangat muak dengan Jeffery. Dia berani mengatakan cinta tapi dia sendirilah yang mengkhianati, bahkan membuangnya begitu saja.     

"Sinta! Waktu itu aku terpaksa. Aku terpaksa melakukan itu, perusahaan sedang dalam keadaan genting dan membutuhkan banyak dana. Aku meminta bantuan ke semua orang yang aku kenal tapi semuanya tidak ada yang bisa membantuku. Saat diluar negeri, aku bertemu dengan Amanda. Dia mau membantuku asalkan aku mau menjadi kekasihnya dan juga bertunangan dengannya. Aku tidak tahu jika itu adalah rencana kedua orang tua ku dan juga kedua orang tua Amanda. Mereka bekerja sama ingin agar kami bisa bersatu. Tapi sungguh, aku hanya mencintai kamu Sinta. Dihatiku hanya ada kamu Sinta, tidak ada yang lainnya. Hanya kamu Sinta!" Ucap Jeffery, dia menunduk dan dia mengepalkan tangannya.     

Jeffery merasa sangat menyesal karena sudah tidak berdaya saat itu. Tapi semuanya telah terjadi, dia tidak mungkin mengulangnya kembali.     

Sinta tertawa dan bertepuk tangan. Dia sudah tidak mau berurusan lagi dengan Jeffery.     

"Masih mengatakan tentang cinta? Jeff, kamu tahu tidak apa arti dari cinta itu sendiri? Kamu tahu tidak?" Teriak Sinta, dia merasa sangat kesal.     

Hatinya yang dulu terluka kini sudah sembuh, namun mendengar ucapan Jeffery kali ini. Sinta merasa jika luka hatinya kembali terbuka.     

Jeffery menunduk, dia tidak bisa menjawabnya.     

Sinta tertawa dan dan air mata tidak terasa mengalir deras dari sudut matanya.     

Sinta langsung mengusapnya dan dia tertawa kembali. Tertawa karena telah bodoh menunggu dan percaya pada pria semacam Jeffery.     

"Hahahaha … kamu tidak bisa menjawabnya kan Jeff? Ya kamu tidak akan bisa menjawabnya karena kamu tidak mengerti apa itu cinta yang sebenarnya. Jika kamu mencintaiku. Kamu tidak mungkin mencampakkan aku begitu saja. Setidaknya berikan aku satu penjelasan agar aku tidak berharap terlalu tinggi sama kamu Jeff! Kamu tidak tahu rasanya jadi aku. Gara-gara kamu semua orang merendahkan aku     

Gara-gara kamu, mama kamu yang kejam itu terus menebar berita buruk tentang aku, aku tulus mencintai kamu tapi mereka mengatakan jika aku hanya menginginkan uang kamu! Hahahaha … uang kamu! Bahkan aku di cap wanita murahan padahal aku ini adalah wanita yang berjuang sendiri tanpa bantuan kamu sama sekali. Sungguh! Dahulu aku sangat bodoh karena bisa jatuh cinta sama kamu Jeff!" Ucap Sinta. Dia membalikkan tubuhnya dan hendak pergi meninggalkan Jeffery, hatinya sangat sakit dan luka hatinya terasa perih seperti baru kemarin kejadian itu terjadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.