My Husband from My First Love

kalung tanda Cinta



kalung tanda Cinta

2Sinta dan Daffin menatap benda yang berada didalam kotak itu secara bersamaan dan mereka berdua merasakan benda didalam kotak itu terasa ada perasaan yang luar biasa.     

Benda itu itu memancarkan perasaan penuh cinta dan juga saat Daffin menatapnya lebih dalam dan merasakannya, dia seperti masuk dalam sebuah perasaan seorang pria yang begitu mencintai istrinya perasaan yang sama sepertinya saat ini.     

Tanpa sadar Daffin memejamkan matanya dan merasakan perasaan itu lebih dalam dan dia melihat gambaran pasangan yang berada didalam foto sedang berpelukan seperti yang dia lakukan saat ini bersama Sinta.     

"Sayang, apakah kamu merasakan perasaan yang aneh?" Tanya Daffin sambil memejamkan matanya.     

Sinta yang memandang benda itu langsung mengangguk dan dia tersenyum saat memiliki bayangan yang sama seperti yang Daffin rasakan.     

"Iya, mereka saling mencintai bahkan rasa cinta ayahku ada didalam benda ini. Aku … aku merasakan ada perasaan kuat didalam benda ini, atau kah mungkin hanya aku saja yang memiliki perasaan yang berlebihan?" Tanya Sinta, dia merasa dirinya sedikit aneh karena bisa merasakan sebuah perasan didalam sebuah benda dan benda itu adalah kalung silver bermata biru safir.     

Sangat indah dan terlihat jika benda itu sangatlah mahal dan juga langka.     

Daffin membuka matanya dan menatap kearah Sinta yang masih menatap kearah kalung itu.     

"Sayang, apakah ini yang dinamakan kekuatan cinta sejati? Mereka sudah berpisah dan ini mungkin adalah benda kenangan yang diberikan ayah kamu untuk ibu kamu, hhhmmm … sebagai tanda cinta," ucap Daffin, dia menebaknya saja.     

Dan benar saja, dia melihat ada bayangan didalam bandul kalung itu.     

Daffin meraihnya dan menatapnya lebih dalam.     

Sinta merasa sangat terkejut dan dia melihat kearah Daffin yang tiba-tiba mengambil kalung itu.     

"Ada apa sayang?" Tanya Sinta sambil menatap kearah Daffin dengan tatapan penuh penasaran.     

Daffin melihat ada bayangan tulisan didalam bandul itu dan setelah dia melihat secara seksama. Akhirnya dia menemukannya.     

"Luar biasa. Sangat luar biasa. Kalung ini benar-benar tanda cinta yang luar biasa," ucap Daffin dengan penuh kekaguman. Selain batu yang langka dan sulit untuk didapatkan. Kalung itu ternyata diukir dengan luar biasa. Batu itu bisa memancarkan sebuah tulisan yang bertuliskan 'I Love U.'     

Sinta semakin penasaran dan melihat kalung itu semakin dekat.     

Dia pun melihatnya dan tersenyum cerah kearah Daffin.     

"Sayang, kenapa ada tulisannya? Bukankah sangat sulit untuk membuatnya?" Ucap Sinta. Dia memang tidak mengetahui apa-apa tentang perhiasan apalagi perhiasan super mahal yang ada didepannya saat ini.     

Daffin menggelengkan kepalanya berkali-kali dan terus merasa kagum dengan cintanya ayah Sinta untuk ibunya.     

"Ini batu langka dan tulisan ini. Muncul dengan sendirinya. Ayah kamu sangat mencintai ibu kamu dan mereka … ahhhh, kisah cinta yang indah. Sungguh aku iri dengan ayah kamu, sayang!" Ucap Daffin. Dia kehabisan kata-kata karena menurutnya mantan atasannya yang dingin, tegas dan menyeramkan itu ternyata sangat mencintai istrinya. Bahkan bisa memberikan batu cinta yang dia tahu sangat sulit didapatkan. Karena itu adalah barang yang sangat langka.     

Sinta tertawa melihat tingkah Daffin yang sangat lucu.     

Daffin mengerenyitkan dahinya dan menatap kearah Sinta.     

"Ada apa sayang? Kenapa kamu tertawa? Apakah ada yang lucu dariku?" Tanya Daffin, dia memeriksa dirinya dan dia tidak menemukan apapun.     

Sinta tertawa dan dia mencium pipi Daffin.     

"Hehehe … tidak apa-apa sayang, sudahlah jangan dipikirkan lagi. Lebih baik kita bawa ini semua dan kita bisa kembali ke rumah. Oh ya, bukankah kamu mau pergi ke kantor?" Tanya Sinta.     

Daffin mengangguk dan dia melepaskan pelukannya.     

"Iya, besok aku harus pergi bersama Arya dan Nick. Mungkin tiga hari. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan di kapal pesiar. Sayang, aku pasti akan sangat merindukan kamu. Apalagi nanti, ahhh … aku tidak sanggup harus tidur sendiri," ucap Daffin. Nada nya terdengar sedih namun Sinta malah ingin tertawa melihatnya.     

"Sayang, kamu lucu sekali. Hanya tiga hari sayang bukan satu bulan. Jadi jangan terlalu berlebihan seperti itu," ucap Sinta. Dia tertawa cekikikan.     

Daffin tertawa dan mencubit hidung Sinta.     

"Hahahaha … aku sungguh tidak bisa berjauhan dari kamu sayang. Bahkan baru membayangkannya saja, aku merasa sangat sedih. Tidur sendiri dan tidak ada yang memeluk aku. Apalagi sebelum tidur aku harus menjadi pria manja kamu dulu sayang. Huft … aku sangat sedih!" Ucap Daffin, dia mengeluh dan merasa jika tiga hari itu adalah hari yang paling buruk dalam hidupnya.     

Sinta tertawa lagi, dia memegang kedua pipi Daffin dan melihat wajah Daffin yang terlihat sedih.     

"Jadi harus bagaimana? Aku tidak mungkin ikut sama kamu, kamu bersabar saja ya sayang. Kan masih ada ponsel dan kita juga bisa berhubungan lewat sambungan telepon," ucap Sinta. Dia berusaha menenangkan pria manja yang ada didepannya.     

Daffin mengangguk tapi ekspresi wajahnya masih kusut.     

"Tapi, kalau lewat telepon, aku tidak bisa menjadi pria manja kamu lagi," ucap Daffin, dia masih mengeluh tentang itu semua.     

Sinta hanya tertawa dan tidak bisa mengatakan apapun. Karena dirinya juga sudah terbiasa bersama Daffin dan mungkin bukan hanya Daffin yang merasa sedih. Bahkan dirinya juga sama.     

Keduanya saling memandang satu sama lainnya dan akhirnya mereka berdua pun tersenyum satu sama lainnya.     

Setelah itu, Sinta membawa semua barang penting di rumah neneknya.     

Termasuk kalung bermata biru safir yang indah itu.     

Sinta tidak berani memakainya dan dia langsung menaruhnya didalam tas.     

Sinta tidak memiliki keinginan untuk mencari ayahnya karena dia tahu ayahnya pasti sangat sulit ditemukan dan untuk Sinta, sudah memiliki Daffin dan kakek Wijaya sudah sangat cukup untuknya.     

Disisi lain, Sinta tidak terlalu antusias dengan ayahnya berbeda dengan Daffin yang masih penasaran tentang ayahnya Sinta dan juga mantan atasannya itu     

Daffin masih penasaran dengan apa yang menyebabkan Kate, ibunya Sinta menitipkan Sinta ke nenek dan dia pun meninggal.     

Meninggalnya pun sangatlah misterius. Membuat Daffin semakin ingin membongkar semuanya.     

Daffin terus memikirkan semua itu dan karena tujuan utamanya saat ini memenangkan tender dan setelah itu dia ingin menggulingkan perusahaan Alexander atas nama kebebasan Sinta. Jadi Daffin akan berfokus pada masalah itu dulu dan untuk ayahnya Sinta. Daffin akan melakukan penyelidikan itu setelah semua masalahnya selesai.     

Mereka pun berkemas dan setelah selesai semuanya.     

Sinta dan Daffin pun pergi meninggalkan rumah nenek itu sambil membawa beberapa barang yang berharga dan memasukkannya ke dalam mobil.     

Semua orang yang ada dilingkungan itu sangatlah ramah dan sopan.     

Setelah selesai membawa barang-barang. Mereka pun masuk ke dalam mobil dan memacu kencang menuju rumah mereka.     

Daffin masih terus memikirkan cara bagaimana mencari ayahnya Sinta dan membawa Sinta untuk bisa berkumpul kembali dengan keluarganya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.