My Husband from My First Love

Kemana Daffin?



Kemana Daffin?

1Di Tempat lain.     

Jeffery yang baru saja sampai di Dermaga, dia pun keluar dari mobilnya dan disampingnya ada Amanda yang terus memegang lengannya.     

Jeffery merasa sangat tidak nyaman karena Amanda selalu mengikutinya bahkan tidak mau melepaskannya.     

Jeffery menoleh dan berkata, "Manda. Kamu pergi duluan saja. Aku mau bertemu temanku terlebih dahulu," ucap Jeffery. Dia langsung menjauhkan dirinya dari Amanda.     

Amanda tidak bisa membantahnya dan dia pun langsung melepaskan tangannya yang memegang erat lengan Jeffery.     

"Baiklah, aku pergi duluan. Nanti kamu menyusul kan?" Ucap Amanda, dia tersenyum manis dan terlihat seperti tunangan yang baik untuk Jeffery.     

Jeffery hanya menganggukkan kepalanya dan tidak bicara apapun lagi.     

Melihat sikap itu. Amanda merasa hatinya cukup sakit, namun saat mengingat Sinta yang sebentar lagi tidak akan bisa bertemu lagi dengan Jeffery. Membuat hati Amanda yang sakit langsung pulih kembali.     

"Setelah ini, kamu tidak akan seperti ini lagi kepadaku Jeff. Hahahaha …," gumam Amanda. Dia pun langsung pergi meninggalkan Jeffery dan masuk terlebih dahulu.     

Saat Amanda masuk, dia tidak sengaja menabrak tubuh seseorang.     

"Aawww!" Pekik Amanda dan dia melihat jika pria yang dia tabrak adalah Benard.     

"Ben, kamu ada disini juga?" Tanya Amanda, dia langsung mengusap lembut bahunya.     

Benard melirik sebentar kearah Amanda dan langsung mengalihkan pandangannya.     

"Aku kira siapa yang menabrak aku. Ternyata itu kamu, hahahaha … sangat membosankan!" Ucap Benard, dia langsung berjalan dan meninggalkan Amanda yang masih berdiri sambil menatapnya pergi meninggalkannya.     

"Kenapa ada si brengsek itu disini? Apakah mungkin dia kesini untuk …," Amanda menghentikan ucapannya dan berpikir sejenak. Dia pun kembali berbicara, "Apakah mungkin, dia kesini karena ingin bertemu denganku?" Ucap Amanda, dia tersenyum sendiri dan wajahnya memerah karena merasa jika Benard sepertinya menyukainya.     

Amanda terus tersenyum sendiri karena didalam pikirannya saat ini jika Benard telah menyukainya namun ternyata dia salah besar.     

Amanda pun kini mengingat ucapan Benard terakhir kali. Jika dia juga menyukai Sinta.     

"Sial! Dia tidak mungkin datang kesini karena aku. Dia pernah mengatakan jika dia menyukai Sinta, ya Sinta! Semua menyukai Sinta. Bahkan Daffin yang terlalu tampan itu pun menyukainya. Argghhhh … kenapa mereka menyukainya, kenapa? Apa bagusnya dia?!" Umpat Amanda. Dia terus menggerutu sendiri dan karena orang-orang yang melewatinya terus menatapnya, itu membuat Amanda merasa malu sendiri. Dia pun langsung merubah ekspresi wajahnya yang sedang kesal kembali menjadi seperti biasa lagi.     

Amanda pun melanjutkan perjalanannya menuju kamar pribadi yang sudah disiapkan untuknya. Dia sengaja memesannya tepat disebelah kamar Jeffery karena dia bisa datang kapanpun ke kamar Jeffery jika posisinya sedekat ini.     

***     

Di luar kapal.     

Jeffery berjalan menyusuri setiap sudut dari dermaga itu karena dia sedang mencari seseorang dan itu adalah Mike.     

Jeffery mengambil ponselnya dan hendak menghubungi Mike namun sebelum dia menekan tombol 'panggil' dia pun melihat ada sosok pria yang dia kenal dan siapa lagi kalau bukan Mike, pria yang sedang dia cari.     

Jeffery langsung tersenyum dan dia pun langsung berjalan menghampiri Mike yang sedang berdiri sambil menatap kearah laut.     

Jeffery pun mendekatinya dan langsung menepuk bahunya dari belakang.     

"Mike!" Ucap Jeffery.     

Mike menoleh dan dia melihat jika itu adalah sahabatnya.     

Mike langsung tersenyum dan juga memeluk Jeffery saat itu juga.     

"Hai Jeff! Apa kabarnya? Akhirnya kita bisa bertemu lagi," ucap Mike, dia merasa sangat gembira karena bisa bertemu Jeffery lagi. (Dalam bahasa Inggris karena Mike tidak bisa bicara bahasa Indonesia)     

Jeffery pun tertawa dan dia langsung menepuk bahu Mike yang keras dan juga kokoh seperti besi.     

"Hahahaha … kabarku sangat baik Mike. Sudah cukup lama kita tidak bertemu dan kau masih saja seperti ini. Tidak ada perubahan sama sekali," ucap Jeffery. Dia pun langsung melepaskan pelukannya dan melihat kearah Mike.     

Mike pun ikut tertawa dan wajahnya yang mengerikan kini tidak terlalu menakutkan karena dia juga bisa tertawa saat bertemu dengan sahabatnya.     

"Hahahaha … Jeff, kamu juga terlihat semakin tampan saja. Apa yang kau lakukan hingga memiliki wajah semacam ini? Jangan katakan kalau kau melakukan perawatan kulit semacam pria-pria yang ku lihat di televisi itu," ucap Mike. Dia terus tertawa tiada henti.     

"Sialan! Aku tak seperti mereka Mike. Hahahaha … baiklah, ayo kita masuk ke dalam dan kita bisa melanjutkan pembicaraan kita disana," ucap jeffery. Dia merangkul bahu Mike dan mengajaknya untuk segera masuk ke dalam kapal besar itu.     

Dari dalam kapal, sudah ada panggilan untuk segera masuk ke dalam kapal karena kapal akan memulai pelayarannya.     

Bunyi peringatan dari kapal itu sudah terdengar sehingga Jeffery dan juga Mike secepatnya harus masuk ke dalam saat ini.     

Setelah mereka masuk.     

Jeffery dan Mike pun tertawa gembira dan tiba-tiba orang suruhan Jeffery pun datang menghampirinya.     

Jeffery yang sedang tertawa pun langsung menghentikan tawanya begitu saja.     

"Permisi bos!" Ucap seorang pria yang sedang menyamar dengan pakaian pelayan.     

Jeffery pun langsung melihat kearahnya.     

"Ada apa? Bagaimana dengan Daffin? Apakah dia ada disini?" Tanya Jeffery, dia sudah tidak sabar ingin menunjukkan Daffin kepada Mike.     

Mike merasa sangat familiar dengan nama ini.     

Mike pun menatap kearah Jeffery dan bertanya, "Jeff, siapa tadi yang kau katakan?"     

Jeffery menoleh kearah Mike dan menjawab pertanyaannya, "Daffin. Dia target kita kali ini. Pria yang ingin ku beri pelajaran karena dia sudah berani mengambil wanita milikku!"     

Mike mengerenyitkan dahinya dan dia hanya merasa jika nama ini sangatlah familiar tapi setelah dia pikirkan. Nama Daffin sangatlah banyak dan dia bukanlah Daffin yang pernah melukainya saat ini.     

Karena dia mengingat apa yang dikatakan Jeffery. Jika Daffin yang ini adalah hanya seorang pengusaha kaya yang terlihat biasa-biasa saja bahkan perusahaannya juga bersih dari bisnis kotor atau pun dunia bawah.     

Mike pun tidak mau memikirkannya lagi. Karena dia juga berpikir tidak mungkin bisa bertemu Daffin disini karena Daffin berkebangsaan Rusia.     

Padahal dia tidak tahu, jika Daffin adalah orang Indonesia dan di Rusia dia hanya memiliki identitas lain disana.     

Setelah berbicara dengan Mike.     

Jeffery kembali berbicara dengan pelayan itu.     

"Jadi bagaimana? Apakah Daffin sudah datang? Dimana dia?" Tanya Jeffery.     

Pelayan itu pun langsung menjawab, "Bos, dia tidak ada disini, saya sudah mengecek tiap sudut dari kapal ini dan saya tidak bisa menemukannya, tapi saat saya memeriksanya didalam daftar tamu undangan dia terdaftar juga," ucap pelayan itu. Dia melangkah mundur dua langkah ke belakang dan masih dalam posisi menunduk.     

Mendengar itu, Jeffery merasa sangat aneh. Karena kapal sudah mulai bergerak meninggalkan Dermaga dan tanda-tanda kehadiran Daffin tidak terlihat.     

Jeffery pun berpikir keras dan dia pun akhirnya mengambil kesimpulan jika Daffin tidak datang kesana.     

Namun, saat Jeffery sedang berpikir tiba-tiba keramaian terdengar dari atas kapal besar ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.