THE BELOVED ONE

MAKAN SIANG BERSAMA



MAKAN SIANG BERSAMA

1"Bagaimana Mas Danish, apa sudah selesai semua pemeriksaannya?" tanya Chello setelah Danish mendatanginya.     

"Sudah selesai, Dokter Evan belum bisa menemuimu karena ada panggilan mendadak untuk operasi menggantikan temannya yang sakit." ucap Danish seraya duduk di samping Chello.     

"Tidak apa-apa Mas, yang penting Mas Danish sudah selesai cek-upnya. Sekarang kita ke kantin cari makan agar Mas Danish ada tenaga untuk ke kantor." ucap Chello dengan tersenyum menggoda Danish yang terlihat lelah dan pucat.     

"Kamu sudah tahu sendiri kan? bagaimana kalau aku di rumah sakit. Aku merasa tiap kali ke rumah sakit aku jadi lemas dan pucat." ucap Danish dengan nada putus asa.     

"Mas Danish tenang saja, mulai sekarang ada aku di samping Mas Danish. Anggap saja kita bersenang-senang di sini." ucap Chello seraya menepuk bahu Danish.     

"Aku harus bilang apa padamu Chell, terima kasih atau apa? aku sudah kehabisan kata setiap kali kamu memberikan kebaikan padaku." ucap Danish dengan tatapan sedih.     

"Tidak perlu berterima kasih Mas, anggap saja kita bersaudara. Dan sesama saudara kita harus saling membantu. Kita ke kantin sekarang Mas, setelah itu Mas Danish harus menjelaskan pekerjaan apa saja yang aku lakukan di kantor nanti." ucap Chello dengan tulus memeluk bahu Danish dan mengajaknya kantin untuk mencari makan.     

Setelah selesai makan di kantin Chello dan Danish pergi ke kantor di mana Danish akan menjelaskan secara keseluruhan tentang pekerjaan Chello di kantor.     

Tiba di kantor, Dewa sudah menunggu kedatangan mereka berdua.     

"Maafkan aku Chell, untuk hari ini aku masih belum bisa memberikan penjelasan apa-apa padamu. Karena yang lebih berhak untuk menjelaskan semua tentang pekerjaan kamu adalah Mas Danish. Dan lagi pula untuk hari ini aku harus pergi menemui investor baru." ucap Dewa seraya memberikan beberapa dokumen yang harus Chello pelajari.     

"Aku hanya menjelaskan garis besarnya saja kan Dew? untuk ke semuanya kamu yang akan menjelaskan pada Chello." ucap Danish memastikan peran penting Dewa di perusahaan.     

"Tentu Mas Danish, Mas Danish hanya menjelaskan garis besarnya saja pekerjaan Chello. Untuk hal lainnya nanti aku yang akan menjelaskan Chello sambil jalan. Aku pergi dulu ya Mas, Chello." ucap Dewa seraya memeluk Danish dan Chello kemudahan keluar ruangan.     

"Apa bisa kita lakukan sekarang Mas?" tanya Chello sambil membuka dokumen yang di berikan Dewa padanya.     

Dengan tenang, Danish mulai menjelaskan pekerjaan Chello dari awal hingga akhir tanpa ada pertanyaan atau bantahan dari Chello.     

Chello hanya mendengarkan dan menganggukkan kepalanya. Dan di saat Chello tidak mengerti apa yang di maksud Danish, Chello mencatatnya kemudian menanyakan pada Danish di saat Danish sudah selesai bicara.     

Danish merasa kagum akan kecerdasan berpikir Chello yang begitu cepat memahami semua penjelasannya.     

"Bagaimana Chell, apa kamu sudah mengerti dengan semua yang aku jelaskan? atau masih ada yang kamu tanyakan?" tanya Danish menatap penuh wajah Chello yang diam seolah-olah sedang memikirkan tentang sesuatu.     

"Untuk sementara ini aku sudah jelas Mas, tapi boleh aku bertanya Mas? seandainya aku punya cara yang lebih efisien untuk memajukan perusahaan ini apakah aku boleh menjalankan cara itu, dan seandainya aku di hadapkan pada masalah yang membutuhkan keputusan yang cepat apa aku boleh memutuskannya? atau aku harus tetap bertanya dulu pada Mas Danish atau Dewa?" tanya Chello dengan serius.     

"Kamu boleh memakai cara apapun untuk memajukan perusahaan ini, asalkan tidak menyimpang dari peraturan yang ada. Dan mengenai keputusan tentang suatu masalah jika memang itu diperlukan dengan cepat, kamu harus melakukannya tidak perlu menunggu persetujuanku. Aku memilihmu karena aku sudah percaya padamu sepenuhnya. Aku yakin kamu bisa memajukan perusahaan ini bersama Dewa." ucap Danish seraya meletakkan beberapa berkas di atas meja.     

"Baik Mas, semoga aku bisa menjalankan tugas dari Mas Danish dengan baik." ucap Chello seraya mengambil nafas panjang.     

"Kamu tidak perlu berada terus di kantor. Disaat kamu menjagaku kamu bisa menyerahkan pekerjaan itu pada Dewa, karena aku anggap kamu dan Dewa harus bisa sama-sama menguasai tentang pekerjaanku." ucap Danish merasa lega sudah menjelaskan semuanya pada Chello.     

Chello menganggukkan kepalanya dengan pelan.     

"Sekarang, apa kita bisa pulang? aku sudah meminta Ayraa untuk memasak buat makan siang kita di rumah." ucap Danish seraya bangun dari duduknya.     

"Minum dulu Mas, Mas Danish harus banyak minum air putih." ucap Chello seraya memberikan segelas air mineral pada Danish.     

"Terima kasih, kamu juga harus banyak minum." ucap Danish memberikan air mineral juga pada Chello.     

Danish dan Chello saling pandang kemudian tertawa pelan.     

"Ayo Mas... kita pulang." ucap Chello seraya membuang bekas plastik minumannya dan milik Danish ke kotak sampah.     

Dengan perasaan tenang, Danish dan Chello meninggalkan kantor untuk segera pulang ke rumah.     

Sampai di rumah, Danish bergegas naik ke atas kamar untuk segera ganti pakaian. Sedangkan Chello pergi ke taman samping untuk menemui Cahaya dan Danish yang sedang bermain dan di suapi Bibi Made.     

"Bibi Ratih kemana Bi?" tanya Chello pada Bibi Made yang begitu perhatian pada Cahaya dan Danish.     

"Mbak Ratih sedang membantu Nyonya di dapur Tuan." sahut Bibi Made dengan sopan.     

"Oh... bagaimana dengan Cahaya Bi? apa merepotkan Bibi Made?" tanya Chello dengan tatapan penuh.     

"Tidak sama sekali Tuan, Non Cahaya lucu dan pintar. Sangat senang bermain-main dengan Aden Danish. Mereka berdua sudah berlari kesana kemari." ucap Bibi Made menceritakan apa saja yang di lakukan Cahaya dan Danish.     

Chello tersenyum mendengar cerita Bibi Made. Tatapan Chello tak lepas melihat Danish dan Cahaya yang sedang bermain ayunan.     

"Chello." panggil Ayraa yang tiba-tiba ada di belakangnya.     

Seketika Chello menoleh dan menatap Ayraa yang terlihat lelah.     

"Ya Ay, ada apa?" tanya Chello sedikit canggung.     

"Kamu di tunggu Mas Danish di meja makan, makanan sudah siap." ucap Ayraa sedikit gugup kemudian meninggalkan Chello yang masih berdiri di tempatnya.     

Sambil mengusap tengkuk lehernya, Chello segera menemui Danish di meja makan.     

"Chell, kamu pasti sudah lapar kan? ayo, kita makan. Ayraa, di mana Bara? katanya datang kesini?" tanya Danish tidak menunjukkan rasa cemburunya.     

"Sebentar lagi juga datang Mas, kalau Mas Danish makan lebih dulu makan saja dengan Chello, biar Bara nanti menyusul." ucap Ayraa dengan tersenyum seraya mengambilkan makan buat Danish.     

"Kalau begitu kita tunggu Bara saja. Tidak enak kalau kita makan lebih dulu. Kita akan makan bersama." ucap Danish merasakan kecanggungan antara Chello dan Ayraa.     

"Em... Mas, sepertinya Bara sudah datang. Biar aku yang membukakan pintu." ucap Ayraa saat mendengar pintu pagar berbunyi.     

Danish menganggukkan kepalanya sambil memberikan piring pada Chello.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.