Legenda Futian

Pertempuran Puncak (4)



Pertempuran Puncak (4)

3"Donghuang!" sebuah suara tiba-tiba bergema di udara. Kemudian, tubuh Kaisar Pedang Abadi sudah menghilang dari tempatnya. Dia telah berubah menjadi wilayah ilahi dari Jalur Pedang, menjadi satu dengan seluruh penjuru langit. Sosoknya yang berukuran sangat besar kini muncul di atas langit, dibentuk oleh aura pedang yang tak terhitung jumlahnya. Aura pedang ini tampaknya abadi, akan berada di dunia ini untuk selamanya.      

Hanya suaranya saja sudah mengandung sebuah aura yang sangat tajam di dalamnya.      

*Sring, Sring* Tiba-tiba terdengar suara benda tajam yang menusuk telinga. Area yang luas itu dibentuk oleh Aura Pedang Abadi, dan setiap sinar dari aura pedang yang dihasilkan sangatlah kuat. Dunia kecil ini merupakan sebuah dunia pedang.      

Donghuang Agung mengangkat kepalanya dan menatap Kaisar Pedang Abadi. Dia bisa merasakan ancaman yang sangat kuat. Dunia kecil ini berisi miliaran aura pedang di dalamnya.      

"Aku mengkultivasi Jalur Pedang dan telah menguasai dunia. Aku tidak menyangka bahwa aku akan bertemu dengan lawan yang sepadan di era selanjutnya. Kau pantas mendapatkan rasa hormat dariku. Pedang ini adalah Pedang Abadi. Jika kau bisa menghadapinya, maka pertempuran ini akan berakhir," ujar Kaisar Pedang Abadi. Suaranya terdengar sangat mengintimidasi.      

Kekuatan Ilahi Revelation milik Donghuang Agung telah menyelimuti area yang luas itu. Aura pedang yang tak ada habisnya itu menyerangnya tanpa perlawanan, tetapi mereka tidak bisa menyakitinya sama sekali.      

Kemudian Kekuatan Ilahi tampak bergejolak di tubuh Donghuang Agung. Cahaya suci menyelimuti sekujur tubuhnya, dan dia tampak menakjubkan. Cahaya Kaisar juga mengelilinginya, dipenuhi dengan aura yang tangguh. Dia menatap Kaisar Pedang Abadi dan berkata, "Aku menghormatimu sebagai seorang senior dari zaman kuno. Belum terlambat bagimu untuk menyerah sekarang."      

"Lancang sekali!" Kaisar Pedang Abadi berseru. Kemudian dia menyatakan dengan suara keras, "Di antara 3000 Jalur Agung, hanya Jalur Pedang yang abadi."      

Begitu dia berbicara, semua pedang ilahi di sekelilingnya tampak memadat, memungkinkan mereka untuk melenyapkan semua makhluk hidup. Segala sesuatu yang berada di dalam dunia pedang itu akan berubah menjadi debu dan abu, hancur di bawah pedang tersebut.      

Miliaran pedang ilahi di atas langit kini menyatu menjadi sebilah Pedang Abadi yang mampu melintasi dunia. Kemudian, pedang itu melesat ke bawah, dan tampaknya bergerak dengan sangat lambat, tetapi mampu melintasi area yang luas di setiap detiknya. Dua sosok itu bertarung pada jarak yang sangat jauh antara satu sama lain.      

Donghuang Agung bisa merasakan kekuatan pedang tersebut. Semua yang menghalangi jalannya runtuh, dan ruang hampa pun ikut hancur. Semuanya berubah menjadi debu di bawah pedang ini. Di atas langit, wajah Kaisar Pedang Abadi terlihat sangat besar. Cahaya pedang tampak mengitarinya dan menerangi langit. Pada saat itu juga, banyak kultivator di benua-benua dari Dunia Langit bisa melihat sebuah lengkungan cahaya pedang yang sangat menakjubkan di atas langit.      

Kekuatan Ilahi Revelation mulai runtuh dan hancur berkeping-keping. Kekuatan itu ternyata tidak mampu menahan aura pedang lawannya sama sekali. Pedang ilahi tersebut terus melesat mendekat, bergerak ke arah Donghuang Agung.      

Saat ini, tubuh Donghuang Agung berubah menjadi cahaya ilusi, seolah-olah sosoknya tidak nyata. Tetapi cahaya suci di tubuhnya bahkan bersinar lebih terang dari sebelumnya. Kedua tangannya membentuk sebuah segel, dan dia mengarahkan jarinya ke depan, lalu mengucapkan sesuatu dari bibirnya, "Berubahlah menjadi ketiadaan!"      

Begitu dia berbicara, tubuhnya bergerak ke depan. Saat ini, jarinya berubah menjadi sebilah pedang yang bergerak ke atas. Aura Pedang Abadi yang mengerikan itu semakin mendekat dari atas langit, tetapi aura tersebut hancur dalam sekejap, berubah menjadi ketiadaan. Namun, tidak sampai disitu saja, segala sesuatu yang berada di bawah jari Donghuang Agung akan dilenyapkan, berubah menjadi ketiadaan.      

Setelah itu, segala sesuatu yang berada di sekitar tubuhnya juga berubah menjadi ketiadaan. Tidak ada satu pun Kekuatan Ilahi yang bisa bertahan di sana.      

Di sisi lain, Pedang Abadi yang mampu menghancurkan dunia itu ditembakkan dari atas langit, melesat ke arah Donghuang Agung dengan membawa kekuatan yang sangat agresif di dalamnya. Seolah-olah tubuh Donghuang Agung akan langsung ditembus dan dibunuh saat itu juga.      

Tapi Donghuang Agung tidak berniat untuk mundur. Dia bahkan terus bergerak ke depan, dimana jarinya itu akhirnya bertabrakan dengan Pedang Abadi yang sangat mengerikan tersebut. Pemandangan itu tampak seperti seekor ngengat yang mencoba untuk menggoyahkan sebatang pohon.      

Tidak ada ledakan keras yang terjadi, melainkan hanya pemusnahan dan ketiadaan di sana.      

Pedang Abadi itu ternyata berhasil ditembus oleh jari Donghuang Agung. Kemudian hancur sedikit demi sedikit, berubah menjadi ketiadaan. Pedang raksasa itu memudar seolah-olah tidak pernah ada di dunia. Pemandangan ini membuat ekspresi Kaisar Pedang Abadi—yang telah menjadi satu dengan langit—berubah drastis.      

Donghuang Agung terus bergerak ke udara. Jarinya menunjuk ke bagian depan dan mendarat di wajah raksasa dari Kaisar Pedang Abadi, menghancurkan langit dengan satu jari.      

Pada saat ini, langit dihiasi oleh retakan dan berubah menjadi ketiadaan. Wajah dari Kaisar Pedang Abadi tampak terdistorsi. Seberkas aura pedang berniat untuk melarikan diri dan pergi menjauh, tetapi di bawah Kekuatan Ilahi di area tersebut, tidak ada Qi jenis apa pun yang bisa pergi dari sana. Semuanya berubah menjadi ketiadaan.      

Pada saat itu juga, segala sesuatunya hancur berkeping-keping.      

Wajah Kaisar Pedang Abadi telah menghilang dari tempatnya, dan dunia pedang itu juga telah hancur, berubah menjadi ketiadaan. Sementara itu, Donghuang Agung masih berdiri di atas langit. Tubuhnya kembali memadat, tetapi auranya menjadi sedikit lebih lemah. Dia meminum sebuah pil dan kemudian duduk bersila di tempatnya, lalu memejamkan matanya untuk berkultivasi.      

Di medan pertempuran lainnya, Kaisar Iblis mulai bergerak ke segala arah setelah bergabung dalam pertempuran. Enam Kaisar Agung adalah sosok-sosok terbaik di seluruh penjuru dunia. Bahkan Kaisar-Kaisar Agung dari zaman kuno merasa kesulitan untuk melawan mereka. Hanya Kaisar Agung Super yang bisa memberikan perlawanan yang sepadan.      

Pada saat ini, Kaisar Iblis dan Yu Tu sudah membasahi tangan mereka dengan darah dari puluhan Kaisar Kuno. Lokasi yang dituju oleh Kaisar Iblis kini beralih pada Evil Emperor, yang masih bertarung melawan Penguasa Kegelapan. Jika mereka mampu membunuh Evil Emperor, maka hasil akhir dari pertempuran ini sudah bisa ditentukan.      

Sementara itu, Yu Tu menerjang ke medan pertempuran lain.      

Tentu saja, lawan paling berbahaya dalam pertempuran ini adalah Leluhur Manusia, yang telah berubah menjadi Jalur Surgawi.      

Ye Futian berdiri di bawah Jalur Surgawi yang dibentuk oleh Leluhur Manusia dan melihat sebuah kekuatan yang sangat mengerikan kini telah menyelimuti area yang luas. Kemudian, Ye Futian terkejut saat mendapati bahwa arus udara yang tak terhitung jumlahnya mengalir menuju bagian langit tersebut.      

Pada saat ini, seluruh penjuru Dunia Manusia dipenuhi oleh suara erangan dan teriakan. Semua kultivator yang berada di Dunia Manusia tampaknya berada di luar kendali, tapi tidak sampai di situ saja, bahkan orang-orang dari berbagai macam tempat yang bertarung di sana juga mengalami hal yang sama.      

Leluhur Manusia telah menggabungkan diri dengan Dunia Manusia. Apakah dia berusaha melahap energi dari seluruh penjuru Dunia Manusia?      

Apakah dia akan memanfaatkan kekuatan dari semua kultivator yang ada di Dunia Manusia?      

"Apa itu?" Ye Futian menatap ke atas langit. Di sana, dia melihat sosok ilusi yang tak terhitung jumlahnya. Mereka seperti dibentuk oleh berbagai macam obsesi, emosi, dan keinginan. Banyak bayangan itu berusaha membebaskan diri, tetapi upaya mereka tidak membuahkan hasil. Mereka semua kini berkumpul di atas langit.      

Keadilan? Ini adalah keadilan dari Leluhur Manusia, Jalur Agung miliknya.      

Apakah semua kultivator dari Dunia Manusia adalah bonekanya?      

"Aku harus menghentikannya." Pemikiran ini tiba-tiba muncul di dalam benak Ye Futian. Dia menyadari bahwa Leluhur Manusia yang paling berbahaya tidak lama lagi akan datang ke dunia ini.      

Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, cahaya suci muncul di sekitar tubuh Ye Futian, memenuhi langit dalam sekejap. Fenomena aneh dan pedang ilahi yang tak terhitung jumlahnya bermunculan di sana. Kemudian, dia menunjuk ke arah langit, dan miliaran pedang ilahi ditembakkan sekaligus, melesat menuju bagian langit itu.      

Sepetak hujan pedang saat ini muncul di atas langit, mengincar bagian Jalur Surgawi tersebut. Bayangan-bayangan itu terus menerus dihancurkan, namun Ye Futian mendengar suara bernada mengejek datang dari atas langit, "Tidakkah kau menyebut dirimu membela keadilan? Kalau begitu, kenapa kau melakukan pertumpahan darah sekarang?"      

Ye Futian mengerutkan kening. Apakah bayangan-bayangan yang dia hancurkan itu adalah kultivator yang sesungguhnya?      

"Inikah keadilan yang kau maksud?" Ye Futian menatap wajah yang muncul di atas langit.      

"Setelah aku mengendalikan Jalur Surgawi dan menciptakan dunia para dewa, akan ada keadilan mutlak yang tercipta," jawab Leluhur Manusia. "Kaisar Surgawi tidak bisa menghentikanku kala itu. Ibumu juga tidak bisa menghentikanku. Hari ini, kau akan mengalami nasib yang sama."      

Seluruh penjuru langit kini berubah menjadi sebuah wajah ilusi. Semua dewa yang sedang bertarung juga memandang ke arah yang sama. Jantung mereka berdegup kencang. Apakah Leluhur Manusia yang sesungguhnya akan segera tiba di sini?!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.