Legenda Futian

Pertempuran Puncak



Pertempuran Puncak

0Setelah Penguasa Kegelapan tiba di atas medan perang, seberkas cahaya suci lainnya mengalir turun. Evil Emperor juga telah tiba di sana. Dia telah bertarung dengan sengit melawan Penguasa Kegelapan, namun keduanya tidak mampu mengalahkan satu sama lain.     

Namun, Penguasa Kegelapan tidak memedulikan Evil Emperor sekarang. Sebaliknya, dia terus menatap ke arah Leluhur Manusia. "Itu kau, bukan?" dia bertanya.      

Leluhur Manusia juga memandang Penguasa Kegelapan. Lalu dia berkata, "Chi'er, kenapa kamu tidak menyapa gurumu ini?"      

*Boom* Meskipun Penguasa Kegelapan sudah menebaknya, namun hatinya masih terguncang setelah mendengar jawabannya. Aura penghancurnya langsung terpancar tak terkendali. Kedua matanya dipenuhi dengan kebencian yang tak ada habisnya saat dia menatap lawan bicaranya itu.      

Para dewa yang sedang bertarung di sekitar mereka juga cukup terkejut ketika menyaksikan pemandangan ini. Leluhur Manusia adalah guru dari Penguasa Kegelapan?      

"Kenapa? Kenapa aku harus melakukan semua itu?" Sebagai salah satu dari enam Kaisar Agung, pola pikir Penguasa Kegelapan tidak pernah goyah, namun dia tetap kehilangan kendali atas emosinya sekarang, terutama ketika dia menuntut jawaban dari Leluhur Manusia. Kenangan yang selama ini tersegel—kenangan yang telah dia kubur dalam-dalam—sekarang membanjiri pikirannya, mengambil alih seluruh otaknya. Situasi ini terasa seperti sebuah mimpi buruk.      

Rasanya seolah-olah 'mimpi' yang dia alami sebelumnya kini menjadi kenyataan, atau mungkin dia sudah menduga bahwa hari ini akan datang.      

"Karena kau memiliki hati yang murni, jadi aku memilihmu. Kau sangat beruntung karena memiliki kesempatan untuk beralih dari manusia biasa dan berubah menjadi dewa," ujar Leluhur Manusia dengan tenang. Penguasa Kegelapan tampaknya terlibat dalam eksperimen atau proyeknya untuk menciptakan seorang dewa.      

"Lagipula, kau tidak sendirian. Dia juga pilihanku. Kalau tidak, apakah kau pikir kau benar-benar memiliki kesempatan untuk membuktikan Jalur Agung milikmu?" ujar Leluhur Manusia sambil menatap ke arah Evil Emperor. Bahkan Ye Futian merasa sangat terkejut akan hal ini. Ternyata setengah dari enam Kaisar Agung utama di dunia ini telah diciptakan olehnya.      

Leluhur Manusia rupanya telah menciptakan dewa sejak bertahun-tahun yang lalu. Dia juga telah mengendalikan tatanan dunia selama bertahun-tahun. Semuanya sudah berada di bawah kendalinya.      

Hanya Dunia Langit yang belum berada di bawah kendalinya.      

Dunia Langit pertama-tama dipimpin oleh Kaisar Surgawi dan kemudian Sang Permaisuri. Mereka semua sangat merepotkan baginya. Sedangkan pada generasi saat ini, takhta mereka telah diteruskan kepada Ye Futian.      

Western Heaven dan Dunia Iblis tidak ada hubungannya dengan Leluhur Manusia.      

"Chi'er, kembalilah kepadaku," ujar Leluhur Manusia. "Aku bisa menciptakanmu, jadi aku juga bisa menghancurkanmu. Kau tidak perlu terobsesi dengan kebencian dan konflik di masa lalu. Kau sudah menjadi dewa sekarang—dewa yang berdiri di puncak dunia. Mulai sekarang, kau akan membantuku mengelola dunia, menjadi pemimpin dari para dewa. Kita akan menciptakan dunia para dewa bersama-sama."      

*Boom* Begitu Leluhur Manusia selesai berbicara, sebuah bencana yang mengerikan muncul di atas langit. Bencana-bencana ilahi berwarna hitam pekat itu mulai bergerak ke bawah. Dalam sekejap, seluruh penjuru dunia berubah menjadi dunia yang gelap gulita dan sunyi senyap.      

Melihat pemandangan ini, Leluhur Manusia mengerutkan keningnya, tetapi dia kembali tenang setelah beberapa saat dan berkata pada Penguasa Kegelapan, "Kenapa kau harus melakukan hal ini pada dirimu sendiri?"      

Dia tidak melancarkan serangan, tetapi Evil Emperor yang sudah mengambil tindakan. Cahaya suci spasial berwarna emas bersinar terang dan menyelimuti area yang luas. Cahaya tersebut bertabrakan dengan Kekuatan Ilahi milik lawannya. Rasanya seolah-olah telah terjadi sebuah pertempuran yang mampu mengguncang dunia di tempat mereka berada sekarang.      

Tapi semua orang di medan perang ini sepertinya sudah terbiasa akan hal tersebut dan terlihat tidak begitu terkejut. Lagipula, telah terjadi pertempuran ilahi antar Kaisar Agung di lokasi yang berbeda-beda. Setiap pertempuran tersebut mampu mengguncang bumi, menghancurkan dan memporak-porandakan dunia.      

Ye Futian mengamati medan perang yang penuh dengan kekacauan ini. Kemudian tatapannya beralih ke arah Leluhur Manusia. Dia sempat berhenti sebelumnya, tetapi sekarang dia mulai berjalan ke depan lagi. Cahaya suci dari Nine Dragon True Qi berkilauan di sekitar tubuhnya dan menerangi langit, menciptakan sebuah fenomena alam yang luar biasa. Kemudian, sebuah tombak muncul di tangan Ye Futian, yang berkobar dengan cahaya suci penghancur.      

Leluhur Manusia mendongak dan menatap Ye Futian. Tatapan matanya juga menjadi sedikit muram. Kemudian, kumpulan awan bersinar di langit di atas Dunia Manusia, dan dalam sekejap, sinar cahaya suci yang tak terhitung jumlahnya berjatuhan menuju tubuh dari Leluhur Manusia. Sekarang, tubuhnya bermandikan pancaran cahaya suci ini. Kemudian, tubuh Leluhur Manusia membesar dengan cepat. Dia melintasi area yang luas, hingga akhirnya menutupi bagian langit ini. Tubuhnya sekarang cukup besar untuk melintasi bintang-bintang, seolah-olah dia bisa menghancurkan sebuah benua dengan satu jari.      

'Leluhur Manusia' saat ini terlihat seperti seorang dewa penciptaan. Dia mengamati orang-orang di bawahnya dan juga Ye Futian yang saat ini terlihat sangat lemah.      

Di hadapannya, Ye Futian tampak seperti seekor semut.      

Kedua mata Leluhur Manusia mengamati sosok Ye Futian. Kemudian, cahaya suci terpancar dari matanya dan berubah menjadi Petir Ilahi Kekacauan. Pedang ilahi yang tak terhitung jumlahnya bermunculan dari sambaran petir ini dan langsung melesat menuju tubuh Ye Futian. Rasanya seolah-olah dia bisa membunuh dan menghancurkan seseorang hanya dengan satu pandangan mata.      

Kini dia tidak lagi meminjam kekuatan dari Jalur Surgawi. Sebaliknya, dia adalah keberadaan yang setara dengan Jalur Surgawi. Sambaran petir yang dikeluarkan oleh matanya adalah Petir Ilahi Kekacauan; kekuatannya adalah kekuatan paling murni di dunia ini.      

Tampaknya area tempat Ye Futian berada akan dibanjiri oleh kekuatan tersebut. Serangan dari Petir Ilahi Kekacauan semakin mendekat, dan dia terlalu kecil jika dibandingkan dengan serangan tersebut. Pemandangan itu terlihat seperti seorang manusia biasa yang berdiri di antara langit, menghadapi petir dan kilat dari cakrawala. Dia bisa tenggelam dan dikubur dalam sekejap.      

Jika posisinya digantikan oleh Kaisar-Kaisar Agung lainnya, mereka tidak akan bisa menangkis serangan semengerikan ini.      

Ye Futian juga mengerti kenapa para dewa lain bersedia mendengarkan perintah dari Leluhur Manusia. Pada kenyataannya, Leluhur Manusia sudah memiliki Kekuatan Ilahi tertinggi setelah dia kembali ke dunia ini. Bahkan Kaisar-Kaisar Agung sekalipun tidak diperlakukan dengan hormat olehnya, apalagi kultivator biasa.      

Petir Ilahi Kekacauan saat ini membanjiri dunia, menyebar ke arah tubuh Ye Futian seperti sebuah terjangan ombak. Namun, tubuh Ye Futian tidak bergerak dari tempatnya. Akibatnya, dia bermandikan dalam cahaya dari Petir Ilahi Kekacauan. Dia benar-benar mengabaikan serangan mengerikan yang baru saja dikeluarkan oleh Leluhur Manusia.      

Kedua mata Ye Futian tampak mengerikan, berkilauan dengan cahaya suci di dalamnya. Dia menatap sosok dewa yang berukuran sangat besar di seberangnya itu. Dia terlihat sangat kecil di hadapan sosok tersebut, tetapi dia telah menciptakan Jalur Surgawi Kecil miliknya sendiri. Dia memiliki Jalur Agung yang unik, berbeda dari yang lain. Saat ini, Jalur Agung miliknya sudah sempurna. Sehingga, tidak akan mudah bagi siapa pun untuk mengalahkannya.      

Leluhur Manusia juga tidak terkejut akan hal ini. Dalam aspek tertentu, Ye Futian adalah orang yang paling dekat dengan tingkat kultivasinya saat ini. Dia telah menciptakan Jalur Surgawi Kecil dengan tubuh manusianya, membangun dunianya sendiri dan menciptakan hukum ruang dan waktu yang independen.      

Ye Futian sudah seperti seorang pencipta sekarang, sang dewa penciptaan.      

Mereka adalah satu-satunya orang yang telah meraih pencapaian seperti itu di dunia ini.      

*Boom* Leluhur Manusia mengangkat kepalan tinjunya dan mengerahkan sebuah pukulan ke arah Ye Futian. Ketika pukulan itu mendarat, ruang hampa di Dunia Langit mulai runtuh tak terkendali. Semua jenis Hukum dari Jalur Agung telah berubah menjadi debu di bawah pukulannya. Pukulan ini tampaknya tidak memiliki cahaya dari Kekuatan Ilahi di dalamnya, tetapi mengandung kekuatan tertinggi di dunia.      

Leluhur Manusia kini kembali menggunakan dasar-dasar kultivasi. Setiap pergerakan atau tindakan yang dia lakukan berasal dari sumber Jalur Agung. Cahaya suci yang terpancar keluar dari matanya adalah Kekuatan Kekacauan, sementara aura dari pukulannya itu bisa menghancurkan dunia.      

Sebuah badai tampak menerjang mendekat, menghancurkan ruang hampa. Area di sekitar tubuh Ye Futian mulai runtuh tanpa henti. Jubahnya berkibar, dan rambut abu-abunya beterbangan di udara.      

Sambil menggerakkan kakinya sedikit, Ye Futian mengerahkan tombaknya ke depan. Ketika dia melakukan hal tersebut, tombak di tangannya membesar dengan cepat. Tombak itu memancarkan cahaya suci tertinggi dan menembus ruang hampa dengan satu tusukan, menabrak pukulan yang dikerahkan oleh Leluhur Manusia.      

Begitu kedua serangan tersebut bertabrakan, sebuah suara yang keras bergema ke seluruh tempat. Semua orang bisa merasakan guncangan yang mengerikan ini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.