Legenda Futian

Jalur Spasial Antar Alam Semesta?



Jalur Spasial Antar Alam Semesta?

3Sebagian besar orang setuju dengan pemikiran Xia Qingyuan. Jumlah total dari Kaisar Agung sangatlah sedikit. Oleh karena itu, situasi akan menjadi sangat kacau jika para kultivator selain Kaisar Agung memulai perang berskala besar. Xia Qingyuan bisa menyelamatkan banyak nyawa jika dia bergabung dalam perang sebagai kultivator medis dan menyelamatkan mereka yang terluka.      

Banyak Kaisar Agung melihatnya dari sudut pandang baru ketika dia memutuskan berhenti melangkahkan kaki di Jalur Kaisar karena hal ini, terutama Sekte Buddha, yang menyatukan telapak tangan mereka di hadapannya dan merapalkan sutra Buddha.      

"Pada akhirnya, hasil akhir dari perang ini akan ditentukan oleh sosok-sosok tingkat tinggi. Maka dari itu, aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya pertempuran antara petarung di tingkat kultivasi yang relatif rendah. Aku juga berencana untuk menyusup ke Dunia Manusia untuk melihat apakah aku dapat melihat seperti apa tingkat kultivasi dari tubuh asli Leluhur Manusia," ujar Ye Futian.      

Sekarang setelah kultivasinya berkembang ke tingkat berikutnya, menyerang Istana Ilahi Manusia bisa dianggap sebagai sebuah ujian. Dia tidak akan keberatan melakukan pembantaian besar-besaran jika ada kesempatan.      

"Misi ini terlalu berisiko. Tolong pertimbangkan kembali, Yang Mulia," Yu Tu menyarankan. Meskipun dia adalah ayah baptis Ye Futian, selama ini dia selalu memanggil Ye Futian sebagai tuan mudanya. Tetapi sekarang dia telah mengubah bentuk sapaan dari Ye Futian menjadi 'Kaisar Surgawi' atau 'Yang Mulia'.      

"Aku juga tidak setuju dengan ide ini," Kaisar String menimpali. Apakah Ye Futian ingin menyusup ke Istana Ilahi Manusia sebagai sebuah uji coba?      

Jika tubuh asli dari Leluhur Manusia di Istana Ilahi Manusia terbangun, situasinya pasti akan sangat berbahaya.      

Orang-orang yang langsung mengungkapkan keberatan mereka ini adalah para pengikut dari mendiang ibu Ye Futian. Mereka adalah pengikut setia dari Sang Permaisuri kala itu. Oleh karena itu, mereka langsung panik setelah mendengar ide Ye Futian, karena dia adalah satu-satunya keturunan dari ibunya.      

"Jika tubuh asli Leluhur Manusia telah pulih sepenuhnya, dia akan muncul di sini sekarang. Bahkan orang seperti Ji Wudao dapat mundur tanpa terluka setelah menyerang Istana Ilahi Manusia kala itu," Ye Futian menjelaskan, "Ditambah lagi, bahkan jika Leluhur Manusia hampir sembuh total, dia mungkin belum tentu mampu menghadapiku di sana."      

Suara Ye Futian dipenuhi dengan kepercayaan diri. Dengan kekuatannya saat ini, akan menjadi tugas yang sulit untuk menjebaknya selama dia tidak menurunkan kewaspadaannya.      

"Aku setuju," ujar Donghuang Agung, yang duduk di samping Ye Futian. "Jika Leluhur Manusia belum pulih sepenuhnya, ini mungkin adalah kesempatan yang baik bagi kita. Jika ada bahaya yang tak terduga menimpanya, dia bisa segera melarikan diri dari tempat kejadian. Jadi, aku tidak melihat adanya masalah di sini. Misi ini layak untuk dicoba."      

Karena Donghuang Agung adalah ayah dari Ye Futian, dia tidak akan pernah membiarkan putranya terjebak dalam situasi yang berbahaya. Namun, putranya memikul tanggung jawab untuk melindungi Tujuh Dunia Utama. Sebagai orang yang duduk di singgasana ilahi, dia harus melakukan tugasnya sebagai Kaisar Surgawi.      

Karena duo ayah dan anak itu, Donghuang Agung dan Ye Futian, telah angkat bicara, semua orang memilih untuk tetap diam.      

Mereka semua tahu bahwa Ye Futian sebisa mungkin ingin menghindari terjadinya perang berskala besar. Akan lebih baik baginya untuk menyelesaikan masalah ini sendirian, sementara hasil terbaik kedua adalah para Kaisar Agung akan menyelesaikan konflik di antara mereka sendiri. Skenario terburuk yang ada di dalam pikirannya adalah melihat orang-orang awam yang tinggal di Tujuh Dunia Utama terlibat dalam perang mereka.      

"Kau benar, Ayah. Misi ini jelas layak untuk dicoba. Tidak usah khawatir. Aku akan berhati-hati," jawab Ye Futian. Orang-orang yang berada di sana mengangguk setelah mendengar hal tersebut. Bahkan Yu Tu tidak bersikeras untuk membujuknya lagi.      

"Mm?" Ye Futian tiba-tiba mengerutkan keningnya. Kemudian, dia mengulurkan tangannya dan mengayunkannya ke depan. Setelah itu, sebuah gambaran muncul di depan matanya.      

Sekelompok kultivator dengan temperamen yang luar biasa telah muncul di sekitar Gerbang Langit di luar sembilan puluh sembilan langit. Mereka semua adalah kultivator tingkat Great Emperor Plane yang dikelilingi oleh cahaya suci saat mereka memandang ke arah sembilan puluh sembilan langit.      

"Kami ingin bertemu dengan Kaisar Surgawi!" suara dari sosok yang memimpin kelompok Kaisar Agung itu bergema di udara. Suaranya yang memekakkan telinga tersebut mengguncang sembilan puluh sembilan langit dan menyebar hingga ke Istana Langit. Semua orang di dalam istana bisa mendengar suaranya itu.      

"Ayo kita memeriksanya secara langsung," ujar Ye Futian. Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, sebuah pintu muncul di depan Istana Langit. Kemudian, dia berdiri dan maju selangkah untuk melewati pintu tersebut. Para kultivator lainnya mengikutinya dari belakang dan ikut berjalan keluar. Dalam sekejap, pintu spasial serupa muncul di sekitar Gerbang Langit. Ye Futian dan yang lainnya terlihat keluar dari pintu tersebut.      

Setelah mengambil satu langkah ke depan, Ye Futian dan bawahannya menoleh untuk menatap para Kaisar Agung yang berada di luar sembilan puluh sembilan langit, yang belum pernah mereka temui sebelumnya.      

Ditambah lagi, Ye Futian bisa merasakan sesuatu yang tidak biasa terkait aura yang terpancar dari Kaisar-Kaisar Agung itu.      

Sekarang setelah dia mampu menciptakan Jalur Surgawi miliknya sendiri, dia tahu kenapa dia bisa memiliki perasaan seperti ini. Hal tersebut dikarenakan kelompok Kaisar Agung ini bukan berasal dari dunia ini. Mereka adalah kultivator dari alam semesta lain, atau yang dikenal sebagai makhluk asing.      

"Apa tujuan kalian untuk datang kemari!" Ye Futian berbicara sambil menatap para Kaisar Agung itu.      

Sosok di barisan terdepan, yang terlihat berusia empat puluhan, tampak diselimuti oleh cahaya dan memiliki penampilan yang bermartabat. Tubuh mereka dikelilingi oleh cahaya suci berwarna emas, memberikan kesan bangsawan, seolah-olah mereka memiliki asal-usul yang luar biasa.      

"Aku menganggap Yang Mulia sudah tahu bahwa kami berasal dari Dunia Luar," pemimpin dari kelompok Kaisar Agung itu menjawab, "Sepertinya Yang Mulia memiliki konflik dengan dewa-dewa dari Dunia Manusia. Kami datang dari jauh dan ikut menyaksikan perang ini. Tapi kami tidak ingin melihat situasinya terus berjalan seperti ini. Jadi, kami ingin memberikan bantuan jika Yang Mulia berkenan."      

Ye Futian terlihat bingung setelah mendengar hal tersebut. Kemudian, dia memandang mereka dan bertanya, "Bantuan? Apakah kalian ingin berpartisipasi dalam perang ini?"      

"Jika itu adalah keinginan anda, maka kami bersedia melakukannya," jawab pihak lain.      

Ye Futian jadi penasaran kenapa mereka begitu yakin bahwa mereka bisa membantunya.      

"Bagaimana kau berencana untuk melakukan hal tersebut? Apa persyaratan yang kau ajukan?" Ye Futian bertanya. Jika orang-orang ini benar-benar berusaha membantu mereka dengan niat baik, dia tidak akan keberatan memiliki beberapa bala bantuan dalam perang ini. Tapi dia sangat menyadari bahwa tidak ada gratis dalam hidup ini.      

Orang-orang ini adalah makhluk asing yang datang dari alam semesta lain. Dia masih tidak bisa memastikan apakah mereka teman atau musuh. Tetapi menurut spekulasinya, kemungkinan besar mereka adalah musuhnya.      

Orang asing tidak akan pernah sepemikiran dengan mereka. Bagaimana mungkin orang-orang ini, yang datang dari jauh, mengaku tidak punya maksud tersembunyi sama sekali?      

Kala itu, ibunya telah mengatur ulang Jalur Surgawi karena dia mengetahui keberadaan alam semesta lain. Ambisi utamanya adalah untuk membuktikan Jalurnya sebagai kultivator puncak untuk melindungi alam semesta ini.      

"Kami tidak akan mengajukan persyaratan yang aneh. Kami hanya ingin Yang Mulia membuka jalur spasial antar alam semesta sehingga para kultivator dari dunia kami dapat datang kemari sebagai bala bantuan," ujar orang itu.      

Namun, Ye Futian mengerutkan keningnya setelah mendengar kata-kata orang itu. Lawan bicaranya itu memintanya untuk membuka sebuah jalur spasial yang akan menghubungkan dua alam semesta yang berbeda sehingga pasukan mereka bisa datang kemari.      

Mendengarkan persyaratan ini saja sudah cukup untuk membuatnya membayangkan beberapa hasil akhir yang bisa saja terjadi.      

Bagaimana jika pihak lawan menggunakan jalur spasial yang menghubungkan dua alam semesta ini untuk melakukan penyerangan?      

Dan hal yang paling penting, dia tidak tahu apa-apa tentang kekuatan para kultivator terkuat dari alam semesta lain tersebut. Karena itulah, dia berusaha mencari jawaban atas beberapa pertanyaan di dalam benaknya— apa yang dimaksud sebagai puncak kultivasi? Apakah garis akhir itu benar-benar ada?      

Namun meski demikian, dia bisa menebak bahwa cukup sulit bagi pihak lawan untuk membuka sebuah jalur spasial yang dapat menghubungkan alam semesta. Paling tidak, mereka masih belum bisa melakukannya. Oleh karena itu, mereka menawarkan diri untuk bekerja sama dengannya.      

"Aku ingin tahu lebih banyak tentang alam semesta kalian," Donghuang Agung bertanya sambil melangkah ke depan, "Selain itu, apakah tujuh Kaisar Agung yang tewas terbunuh sebelumnya adalah anggota dari pasukan kalian?"      

Donghuang Agung menjadi waspada setelah mendengar kata-kata dari pihak lawan. Jika jalur spasial yang dapat menghubungkan kedua alam semesta itu benar-benar dibuka, para kultivator dari dunia mereka dapat menyeberang ke dunia ini. Jadi, permintaan ini jelas tidak boleh diterima.      

Dan itulah alasan kenapa dia ingin mengetahui kekuatan mereka secara keseluruhan dan sejauh mana kemampuan kultivator terkuat mereka.      

Setelah mendengar pertanyaan ayahnya, Ye Futian teringat akan tujuh Kaisar Agung yang dia bunuh dalam satu serangan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.