Apa Tujuan Akhirnya?
Apa Tujuan Akhirnya?
Ajaran Buddha bertujuan mencari kekosongan. Segala sesuatu di dunia ini kosong. Mereka percaya bahwa rasa frustrasi dan penderitaan tidak ada di dunia ini, begitu pula dengan ruang dan waktu. Semua itu lahir dari pemikiran. Tujuan dalam mengembangkan ajaran Buddha adalah untuk menghilangkan pemikiran-pemikiran ini dan mencapai pencerahan.
Ajaran Buddha akan melatih hati seseorang. Tujuan akhir dari kultivasi ajaran Buddha adalah untuk terbebas dari kehidupan, kematian, dan reinkarnasi, agar tidak lagi menderita dalam Enam Jalur Reinkarnasi dan mencapai 'kebebasan'.
Inilah poin yang membedakan ajaran Buddha dengan kultivasi dari dunia lain. Kultivator lain mencari Jalur Surgawi dan berkultivasi agar bisa menjadi satu kesatuan dengan langit. Tujuan akhir mereka adalah bergabung dengan Jalur Surgawi.
Namun, karena Jalur Agung terhubung satu sama lain, lalu apa yang ada di luar tingkat kultivasi yang lebih tinggi?
Ye Futian pergi meninggalkan Gunung Roh setelah berkultivasi di sana selama beberapa hari. Dia terus berkeliling dunia dan mengunjungi banyak tempat. Dia kembali ke Prefektur Ilahi dan kini tiba di Benua Empat Sudut dari Wilayah Shangqing.
Situasi di Benua Empat Sudut saat ini tidak lagi seperti dulu. Tempat tersebut menjadi sangat makmur, terutama Kota Empat Sudut, yang kini memiliki banyak kultivator di dalamnya. Semua ini berasal dari Desa Empat Sudut, yang memiliki pemimpin seorang Kaisar Agung.
Selain sang guru, Ye Futian juga berasal dari Desa Empat Sudut. Di satu sisi, Ye Futian bisa dianggap sebagai juru bicara dari Desa Empat Sudut di dunia luar.
Tempat seperti itu tentu saja menarik perhatian banyak kultivator. Di Wilayah Shangqing, status yang dimiliki oleh Desa Empat Sudut telah lama melampaui status dari Istana Pemimpin Wilayah. Desa itu bahkan sudah ditetapkan sebagai sebuah tempat suci.
Saat ini, Ye Futian muncul di luar Desa Empat Sudut. Dia sudah lama sekali tidak berkunjung kemari.
Sekarang setelah dia kembali, Ye Futian samar-samar bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang berbeda dari desa tersebut.
Namun faktanya, tidak ada yang berubah di desa itu. Dia- lah yang telah berubah. Tingkat kultivasinya kini jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Oleh sebab itulah dia tentu saja bisa merasakan lebih banyak hal sekarang. Dia samar-samar bisa merasakan bahwa ada sebuah kekuatan misterius di desa tersebut.
Tampaknya itu adalah Kekuatan Waktu.
'Apa yang sedang terjadi?' pikir Ye Futian saat dia menunjukkan ekspresi tidak percaya di wajahnya. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa dia deteksi sebelumnya. Sekarang, dia bisa merasakannya, tetapi dia masih tidak bisa mengungkap rahasia tersebut.
Sebelum dia memulai perjalanannya, ketika dia mengatakan bahwa dia ingin menjelajah, ayahnya—Donghuang Agung—menyuruhnya untuk mengunjungi sang guru di Desa Empat Sudut ketika dia memiliki waktu luang. Ye Futian sendiri juga ingin mengunjungi sang guru. Mengingat bahwa ayahnya telah membahas hal tersebut, maka dia pun menyempatkan waktu untuk datang berkunjung.
Sejak awal, Ye Futian menyadari bahwa sang guru bukanlah orang biasa.
Sang guru tidak peduli dengan urusan duniawi dan tinggal dalam pengasingan di Desa Empat Sudut. Dia tidak pernah berurusan dalam perselisihan duniawi. Tidak ada seorang pun di dunia luar yang tahu bahwa sang guru adalah seorang Kaisar Agung sebelum Ye Futian mengetahuinya. Sang guru juga tidak pernah mengungkapkan kemampuan sejatinya. Bahkan penduduk desa tidak mengetahui identitas aslinya.
Jika tidak, Keluarga Muyun tidak akan berani mengkhianati Desa Empat Sudut, dan Muyun Long tidak akan bermimpi untuk merebut kekuasaan dari sang guru. Terungkap sudah bahwa upaya mereka selama ini sungguh menggelikan. Hanya saja, sang guru tidak akan memedulikan semua ini.
Namun, Ye Futian kini merasa penasaran. Ketika sang guru membimbing ayahnya—Donghuang Agung—sosok seperti apakah dia?
Sampai sekarang, dia belum menemukan jawabannya.
Ye Futian tampak berpikir keras saat benaknya dipenuhi dengan keraguan. Kemudian, dia akhirnya melangkahkan kakinya ke Desa Empat Sudut sekali lagi.
Ketika Ye Futian memasuki Desa Empat Sudut, Ye Futian merasa ada sesuatu yang berbeda. Dia bisa mendeteksi kehadiran Kekuatan Spasial yang samar di desa ini dengan lebih jelas. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa dideteksi olehnya di masa lalu.
Para kultivator di Desa Empat Sudut semuanya ikut pergi bersama Ye Futian. Saat ini, kultivator yang tersisa di Desa Empat Sudut semuanya adalah orang-orang biasa. Namun, mereka masih mengenali Ye Futian. Banyak orang tersenyum dan menyapanya setelah melihat kedatangannya.
Ye Futian membalas sapaan mereka. Tentu saja, ada banyak sosok luar biasa lainnya di desa itu.
Hal ini berlaku terutama di sekolah tempat sang guru berada. Sampai sekarang, sang guru masih mengajar anak-anak di Desa Empat Sudut. Namun, dia tidak mengajari mereka cara untuk berkultivasi.
Anak-anak itu tampak penasaran ketika mereka melihat Ye Futian berdiri di luar sekolah mereka.
Ye Futian tersenyum ketika melihat mereka. Seolah-olah dia sedang melihat Fang Cun, Ling Kecil, dan yang lainnya ketika mereka masih muda. Kala itu, mereka juga masih anak-anak.
"Tuan," sapa Ye Futian dari luar sambil membungkuk hormat.
"Masuklah," ujar sang guru. Setelah itu, Ye Futian memasuki sekolah tersebut dan melihat sang guru duduk di tempatnya.
Ketika tatapan Ye Futian mendarat pada sang guru, dia merasa kesulitan untuk tetap tenang. Banyak hal yang tidak bisa dilihatnya dengan jelas di masa lalu, kini bisa dia lihat sekarang.
Sang guru mengayunkan tangannya, dan area di sekitarnya tiba-tiba menjadi sunyi senyap. Sang guru memiliki temperamen yang menakjubkan saat dia menatap Ye Futian sambil tersenyum. Ekspresinya terlihat begitu tenang.
"Ada apa? Apakah kau terkejut?" sang guru bertanya dengan tenang.
"Sedikit," jawab Ye Futian sambil menganggukkan kepalanya. Dia tidak akan pernah menduga bahwa sang guru bukanlah makhluk hidup. Sang guru juga berada di dunia ini dalam bentuk lain.
Tidak heran kekuatan dan pergerakan sang guru sangat terbatas. Sekarang Ye Futian akhirnya mengerti alasan di balik hal tersebut.
"Apakah ada perbedaan yang mencolok?" sang guru bertanya pada Ye Futian.
Ye Futian tercengang. Dia tidak bisa berkata-kata.
Ucapan sang guru memang benar. Apa perbedaan di antara keduanya?
Karena makhluk hidup dan benda mati sama-sama berada di dunia ini, apakah penting bagi mereka untuk menjadi salah satunya?
Apa sebenarnya perbedaan antara seseorang yang memiliki tubuh fisik dan mereka yang tidak memilikinya?
Tubuh mereka hanyalah 'wadah' bagi para kultivator yang telah mencapai tingkat tinggi seperti Ye Futian.
Sang guru berkata, "Kini kau sudah menjadi Kaisar Surgawi. Sebaiknya kau tidak perlu bersikap terlalu sopan. Duduklah."
Ye Futian duduk bersila di depan sang guru. Kemudian, dia berkata, "Saya akan selalu menjadi murid dan seorang junior di hadapan anda."
"Pemikiran adalah komponen terpenting," jawab sang guru sambil mengangguk pelan.
"Tuan, apakah anda adalah seorang kultivator dari zaman kuno juga?" Ye Futian bertanya dengan penuh rasa ingin tahu. "Saya sudah mengenal anda selama bertahun-tahun dan selalu memanggil anda dengan sebutan 'Tuan'. Saya masih tidak tahu siapa nama asli anda."
"Yah, aku bisa dianggap sebagai seorang kultivator dari zaman kuno," jawab sang guru. "Nama Taoisku adalah Mufeng."
Ye Futian langsung mengukir nama sang guru di dalam benaknya. Kemudian, dia bertanya lagi, "Tuan, anda telah berkultivasi selama ribuan tahun, dan wawasan anda sangat luas. Bagaimana pendapat anda tentang tujuan akhir dari kultivasi?"
"Tujuan akhir dari kultivasi…" sang guru bergumam, sepertinya sedang memikirkan jawaban dari pertanyaan ini. Kemudian, dia berkata, "Mungkin tujuan akhir dari setiap orang berbeda-beda. Aku juga tidak tahu apa tujuan akhir kultivasi yang sebenarnya."
"Jika seseorang menjadi Jalur Surgawi, dapatkah orang itu dianggap telah mencapai tujuan akhir dari kultivasi?" Ye Futian bertanya lebih lanjut.
"Jika orang tersebut hanya sekedar berubah menjadi Jalur Surgawi, menurutku hal tersebut tidak dapat dianggap telah mencapai tujuan akhir dari kultivasi," jawab sang guru.
"Terima kasih atas bimbingan anda," ujar Ye Futian.
"Ayahmu Donghuang Agung berhasil menciptakan Kekuatan Ilahi Revelation. Bentuk akhir dari Kekuatan Ilahi Revelation adalah kehampaan. Bisakah ketiadaan dianggap sebagai tujuan akhir?" tanya sang guru. "Segala sesuatu di dunia ini terbentuk dari materi. Jika seseorang berhasil mengendalikan segala sesuatu di dunia ini, apakah itu adalah akhir dari perjalanan kultivasinya? Dunia ini masih memiliki banyak roh dan aura yang terbentuk dari energi. Jika seseorang mengendalikan semua energi di dunia ini, apakah itu akan menjadi tujuan akhirnya?"
"Tidak ada yang tahu apa yang dimaksud dengan tujuan akhir dan apakah kita bahkan bisa mencapainya atau tidak," gumam sang guru. "Aku juga sudah lama memikirkam hal ini. Dunia ini sangatlah luas, namun ada pula makhluk hidup dari alam semesta lain. Apakah ada orang-orang yang dapat melintasi semua alam semesta ini dengan bebas? Jika orang seperti itu memang ada, aku jadi bertanya-tanya apakah mereka dapat dianggap telah mencapai tujuan akhir dari kultivasi."
Sang guru melanjutkan, "Ada juga variabel waktu. Pernahkah kau berpikir bahwa jika segala sesuatu di dunia ini dapat dikendalikan melalui kultivasi, apakah hal yang sama juga berlaku terhadap waktu? Ketika orang-orang mengatakan bahwa masa lalu dan masa depan tidak dapat dicapai, apakah itu hanya karena tingkat kultivasi kita yang belum cukup tinggi? Jika kita memiliki kemampuan yang mumpuni, bisakah waktu berubah menjadi sebuah garis, dan kita dapat melakukan perjalanan bersamanya dengan sesuka hati kita?"
Ye Futian terlihat takjub. Dia tidak pernah mempertimbangkan semua ini sebelumnya. Jika seseorang dapat melakukan perjalanan waktu dengan sesuka hati mereka, bukankah itu sama saja dengan mengendalikan masa lalu dan masa depan?
Jika demikian, apa yang dimaksud sebagai tujuan akhir dari kultivasi?