Legenda Futian

Penguasa Kegelapan



Penguasa Kegelapan

1Saat ini, di bagian tertinggi dari Istana Kegelapan, rasanya seolah-olah hari kiamat telah tiba.      

Di atas langit, badai-badai penghancur mengamuk tanpa henti. Mereka dipenuhi dengan aura kematian dan kehancuran di dalamnya. Namun, di bawah semua badai tersebut, ada satu sosok bertopeng yang tampak dingin duduk dengan tenang di sana. Sosok itu berkultivasi dengan mata terpejam.      

Sosok ini tidak lain adalah Penguasa Kegelapan.      

Sebagai penguasa dari Istana Kegelapan dan Dunia Kegelapan, Penguasa Kegelapan memiliki pemikiran yang sama dengan Kaisar Iblis. Mereka berdua merasakan bahwa dunia akan segera menghadapi sebuah bencana besar, dan bencana ini akan menyelimuti seluruh penjuru dunia. Peristiwa itu bahkan akan lebih menakutkan daripada apa yang terjadi lima abad yang lalu. Kemungkinan besar, sulit bagi siapa pun untuk mencoba bertahan hidup sendirian, dan hal yang sama akan berlaku untuknya.      

Saat ini, Penguasa Kegelapan benar-benar tenggelam dalam kultivasinya dan memahami Jalur Agung miliknya.      

"Muridku!"      

Sebuah suara tiba-tiba terdengar di dalam benak Penguasa Kegelapan. Dalam sekejap, Penguasa Kegelapan merasa dirinya memasuki sebuah dunia ilusi.      

Terdapat sebuah badai penghancur yang bergejolak di dalam dunia ilusi ini. Seluruh bagian dari dunia ini sedang menghadapi sebuah bencana. Dia mengenakan jubah kegelapan dan mengenakan topeng ketika dia berdiri di depan area yang hancur berantakan. Apa yang ada di hadapannya adalah sosok dari seorang Tetua.      

Sosok ini memiliki aura dari seorang dewa. Dia tampak lembut dan memiliki ketenangan yang tak terlukiskan baginya. Wajahnya selalu tersenyum dan memancarkan kebajikan, sehingga membuat orang lain merasa sangat nyaman berada di dekatnya. Sepintas, dia tampak seperti seorang lelaki tua yang baik hati.      

*Boom* Sebuah badai yang mengerikan tampak menyelimuti langit dan bumi, lalu menerjang ke arah Tetua itu. Sementara itu di atas langit, Cahaya Penghancur menyebar ke arahnya. Namun, sosok Tetua itu kini tampak buram. Dia masih berdiri sambil tersenyum di bawah badai tersebut. Dia memandang ke arah Penguasa Kegelapan dan berkata, "Muridku, apakah kau tidak ingin menyapa gurumu?"      

*Boom* Cahaya Penghancur terus menerus menghujani area tersebut. Badai telah terbentuk di atas langit, dan sebuah bencana yang mengancam muncul darinya. Bencana ini dimaksudkan untuk melahap seluruh penjuru dunia. Sosok Tetua itu dihancurkan oleh badai tersebut tepat ketika dia muncul. Akan tetapi, dia selalu muncul kembali setiap kali sosoknya dihancurkan oleh bencana tersebut.      

Setiap kali dia mengungkapkan wujudnya, dia menatap Penguasa Kegelapan sambil tersenyum. Dia berkata, "Muridku yang terkasih, kau telah membuktikan Jalur Agung milikmu sejak terakhir kali kita bertemu. Kemampuanmu memang tidak mengecewakan. Kita sudah lama tidak bertemu; aku ingin bertemu denganmu."      

"Matilah!" Penguasa Kegelapan menyipitkan matanya. Tatapan matanya dipenuhi dengan kebencian yang tak ada habisnya.      

Tidak lama kemudian, sosok Tetua itu menghilang. Namun, wajahnya tetap ada di dalam benaknya. Seolah-olah wajahnya telah terukir di dalam alam bawah sadarnya.      

Kenangan yang tak terhitung jumlahnya kini bermunculan di dalam benaknya. Ada gambaran dari seorang gadis yang sedang berjalan tanpa alas kaki di bawah matahari. Dia tampak seperti tidak memiliki beban dalam hidupnya. Kedua matanya bersih dan berkilau; tidak ada hawa negatif sekecil apa pun yang dapat dilihat di dalam tatapan matanya itu. Hatinya murni, dan dia menjalani kehidupan yang tenang bersama orang tuanya.      

Kemudian, Tetua itu muncul di dalam gambaran tersebut. Dia terlihat begitu ramah dan memiliki maksud baik. Dia mengajarinya cara membaca dan berkultivasi. Baik gadis itu maupun orang tuanya sangat menghormati yang Tetua tersebut.      

Hingga suatu hari, semuanya berubah...      

Lagi-lagi dia disiksa oleh ingatannya yang paling kejam. Tumpahan darah dan mayat memenuhi bayangan di dalam benaknya. Dia telah melakukan dosa-dosa paling mengerikan di dunia ini. Dia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri; dan dia juga tidak akan memaafkan Tetua itu.      

Kenangan-kenangan yang terlintas di dalam benaknya ini membuat hatinya terasa sakit.      

Penguasa Kegelapan, yang selama ini berkultivasi di puncak Istana Kegelapan, mulai membuka matanya. Air mata tampak mengalir di balik topengnya. Namun, ekspresinya tetap datar. Keinginan membunuh yang dingin terpancar dari sosoknya, tak tergoyahkan seperti besi. Seolah-olah tidak ada yang bisa menggoyahkan tekadnya.      

Bahkan badai penghancur yang berada di atas langit ikut bergetar. Dia mengangkat kepalanya dan menatap badai tersebut. Kenapa sosok itu muncul dalam mimpinya?      

"Apakah kau telah kembali sekarang?" ujar Penguasa Kegelapan dengan nada sedingin es. Dengan tingkat kultivasinya saat ini, mimpi tidak akan mendatanginya begitu saja. Pasti ada sesuatu yang memengaruhinya dari balik kegelapan.      

Penguasa Kegelapan bisa merasakan bahwa 'dia', yang telah lama menghilang, mungkin akan segera kembali.      

Penguasa Kegelapan meletakkan tangannya di bagian bawah topengnya dan melepas topeng tersebut. Di bawah topeng itu ternyata tersembunyi wajah yang sangat cantik. Namun, wajah itu terlihat sedingin es, dan juga dipenuhi dengan kebencian yang tak ada habisnya.      

Dia membenci dunia ini.      

Dia tidak tahu kenapa Tetua itu ingin mengajarinya berkultivasi dan mewariskan Kekuatan Asura kepadanya. Dia juga tidak mengerti kenapa Tetua itu membuatnya merasakan sisi tergelap umat manusia dan melemparkannya ke dalam kenyataan yang kejam ini.      

Dia bahkan tidak mengetahui identitasnya. Namun, tidak peduli siapa pun identitasnya, dia akan melakukan apa pun untuk membuatnya ikut mengalami bagaimana neraka yang selama ini dia hadapi.      

Ketika dia berdiri dari tempatnya, sosok Penguasa Kegelapan langsung menghilang tanpa jejak. Ketika sosoknya muncul kembali, dia sudah berada di dalam sebuah badai penghancur. Setangkai Teratai Kegelapan yang mengancam tampak melayang di udara. Ye Qingyao adalah satu-satunya orang yang berada di sini.      

Saat ini, Ye Qingyao sepertinya bisa merasakan kedatangan Penguasa Kegelapan. Dia membuka matanya dan menatap Penguasa Kegelapan, lalu menyapanya, "Guru."      

Ketika dia melihat wajah asli dari Penguasa Kegelapan, dia tidak terkejut akan hal tersebut. Dia mungkin satu-satunya orang di antara anggota Istana Kegelapan yang pernah melihat wajah asli gurunya. Dia juga tahu tentang penderitaan yang dialami oleh gurunya; dia telah melihat sisi tergelap umat manusia, sama seperti yang dialami oleh Ye Qingyao.      

Dia mengerti kenapa gurunya memilihnya sebagai penerus dan kenapa gurunya sangat memedulikannya. Itu karena mereka mengalami nasib yang sama.      

"Qingyao!" ujar Penguasa Kegelapan saat dia memandang ke arahnya. "Kau dilahirkan dalam kegelapan dan dikenal sebagai Dewi Kegelapan. Namun, kau tidak dapat sepenuhnya menjalani peranmu itu karena masih ada cahaya di dalam hatimu. Perlu kau ketahui, cahaya itu hanyalah ilusi. Semua itu hanyalah kepalsuan."      

Ye Qingyao menundukkan kepalanya. Dia tentu saja mengetahui kenapa dia masih memiliki cahaya di dalam hatinya. Asal-usulnya berbeda dari Penguasa Kegelapan. Penguasa Kegelapan telah bertemu seseorang yang membawanya dari cahaya ke dalam kegelapan. Adapun dirinya sendiri, dia telah bertemu seseorang yang membawa cahaya ke dalam kegelapan di dalam dirinya. Pengalaman mereka benar-benar berlawanan satu sama lain.      

"Dunia yang penuh dengan tipu daya ini telah lama kehilangan cahayanya. Hanya ada kegelapan di dalamnya. Semua yang dia lakukan bukan demi dirimu. Hanya bakatmu yang menarik perhatiannya. Ada begitu banyak jiwa yang malang di dunia ini. Kenapa dia tidak menyelamatkan mereka? Dia hanya menyelamatkanmu karena kau berbeda!" Penguasa Kegelapan memberitahu Ye Qingyao. "Hal yang sama berlaku bagiku. Aku telah mengajarimu berkultivasi untuk membawamu ke dalam kegelapan. Aku tidak mencoba untuk menyelamatkanmu."      

"Dia telah datang berkunjung ke Dunia Kegelapan, dan kau juga telah membuatnya merasakan penderitaan tersebut. Namun, dia tidak terpengaruh olehnya," ujar Ye Qingyao dengan tegas. Sosok yang dia bicarakan tentu saja mengacu pada Ye Futian.      

Dia pernah datang ke Dunia Kegelapan sebelumnya.      

Penguasa Kegelapan melanjutkan kata-katanya, "Apa yang dia alami di sini bukanlah kehidupan aslinya, jadi dia tentu saja tidak terpengaruh olehnya. Bagaimana mungkin seseorang yang tidak memiliki ambisi mampu mencapai posisinya sekarang? Dia telah menjadi sosok panutan dari Dunia Asal dan dewa dari Dunia Langit."      

Ye Qingyao tidak memberikan tanggapan. Saat ini, Penguasa Kegelapan tampak mengerutkan kening, lalu dia memakai kembali topengnya. Auranya yang mengerikan tiba-tiba bergejolak dan membuka sebuah jalur spasial. Dia memandang jalur tersebut dan bertanya, "Ada apa?"      

"Anggota dari Dunia Langit datang untuk menemui Ye Qingyao ," jawab orang yang berada di seberang jalur tersebut. Mendengar hal ini, Penguasa Kegelapan tampak terkejut. Ye Qingyao juga berjalan mendekat.      

"Ayo kita pergi menemuinya." Keduanya langsung melewati jalur tersebut dan muncul di seberangnya. Mereka melihat orang yang baru saja datang. Sosok itu adalah Yu Tu.      

"Apa kepentinganmu untuk datang kemari?" tanya Penguasa Kegelapan sambil menatap Yu Tu.      

Yu Tu memandangnya dan kemudian ke arah Ye Qingyao di sampingnya. Setelah itu, dia berkata, "Kaisar Surgawi telah memintaku untuk memberikan sebuah hadiah kepadamu."      

Ketika dia mengatakan hal ini, dia mengeluarkan sebuah kotak dan memberikannya kepada Ye Qingyao.      

"Kalau begitu, sampai jumpa," ujar Yu Tu. Dia langsung pergi setelah dia menyerahkan benda itu kepada Ye Qingyao. Benda itu adalah sebuah pusaka ruang dan waktu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.