Legenda Futian

Keputusasaan



Keputusasaan

1"Sudah berakhir!" Kaisar Surgawi Jiang berkata dengan suara pelan. Tombak ilahi melesat dari tangannya, menusuk lurus ke arah langit. Jarak tidak membawa pengaruh apa-apa karena tombak itu langsung bergerak menuju tubuh asli Ye Futian.      

*Brak* Akan tetapi, tombak ilahi itu mampu dihentikan disertai dengan sebuah ledakan yang dahysat. Hembusan keinginan bertarung yang mengerikan terpancar dengan agresif. Itu adalah aura dari Kaisar Agung. Seorang wanita berpakaian putih saat ini muncul di hadapan Ye Futian. Ling Long telah mengeluarkan pedang ilahi yang mengendalikan matriks ilahi dan baru saja melancarkan serangan yang mengerikan. Pedang itu pun menabrak tombak ilahi milik Kaisar Surgawi Jiang, menghentikan serangan fatal yang baru saja dikeluarkan.      

"Tubuh ilahi yang dibentuk oleh aura Jalur Agung." Kaisar Surgawi Jiang menatap Ling Long dan tentu saja bisa merasakan bahwa tubuh wanita itu terbentuk dari aura dewa yang murni. Keinginan bertarung yang mengitari tubuhnya terlihat sangat mengejutkan.      

Pada saat ini, aura pedang yang tak ada habisnya muncul di atas langit. Pedang ilahi yang tak terhitung jumlahnya menghujani area tersebut. Ling Long mengangkat pedang ilahi di tangannya dan menekan langit yang lebih rendah. Dalam sekejap, sebilah pedang raksasa muncul di atas langit. Pedang tersebut membawa keinginan bertempur yang mengerikan di dalamnya saat melesat menembus langit, mengoyak ruang hampa. Itu adalah Pedang Ilahi Tianzhu.      

Kenapa Kaisar Surgawi Jiang harus memedulikannya? Dia mengulurkan tangannya, dan tombak ilahi itu pun kembali ke sisinya. Kemudian, tubuhnya naik ke atas langit sambil mengerahkan tombak ilahi miliknya ke udara. Pada saat itu juga, seberkas cahaya suci spasial muncul di atas langit dan mengoyak ruang hampa. Sebuah jalur spasial tiba-tiba muncul di langit. Jalur itu menabrak Pedang Ilahi Tianzhu, sehingga membuat banyak retakan muncul di permukaan pedang ilahi tersebut. Pedang itu pun mulai hancur dari bagian tengah.      

Pada saat yang bersamaan, Pemimpin Divisi Vajra juga mengambil tindakan. Kedua matanya memandang ke arah Ye Futian. Orang-orang ini ternyata lumayan kuat. Mereka sudah mulai bertarung dengan serius, tetapi mereka masih belum bisa membunuh Ye Futian.      

Sosoknya melesat ke udara, dan Kekuatan Ilahi pun bergejolak. Pada saat ini, guyuran hujan menimpanya. Dia berhenti bergerak dan melihat Xi Chiyao menerjang mendekat dengan membawa Pedang Ilahi Tetesan Hujan di tangannya. Begitu pedang itu diayunkan, hujan mulai turun dari atas langit. Tetesan hujan yang tak terhitung jumlahnya pun berjatuhan, dan setiap tetes hujan itu berisi aura pedang yang mampu menembus segalanya.      

Tetesan-tetesan hujan itu kemudian bergabung menjadi untaian benang, lalu berubah menjadi aura pedang yang saling terhubung, dan menyerang Kaisar Agung dari Divisi Vajra. Namun, mata pria itu telah berubah warna menjadi emas dan menyiratkan penghinaan di dalamnya. Dia jelas meremehkan kemampuan Xi Chiyao. Saat dia mengangkat tangannya, Kekuatan Ilahi Divisi Vajra menyerang dalam bentuk jari telunjuk, menabrak langsung menuju Pedang Ilahi Tetesan Hujan.      

Pada saat ini, dua aura yang sangat tajam itu sedang bertabrakan satu sama lain. Kaisar Agung dari Divisi Vajra bisa merasakan retakan muncul di jarinya setelah menerima serangan tanpa henti dari aura pedang tersebut, dimana jarinya ditembus sedikit demi sedikit. Namun, serangan kuat itu juga membuat Pedang Ilahi Tetesan Hujan dan tubuh Xi Chiyao terhempas.      

"Aura Kaisar Barat." Kaisar Agung dari Divisi Vajra memandang pedang ilahi tersebut. Pedang itu berisi aura milik Kaisar Barat di dalamnya. Sama seperti mereka berlima, Kaisar Barat pernah menjadi seorang Kaisar Agung di Zaman Kuno. Auranya tidak pernah binasa dan bertahan hidup di dunia ini dalam bentuk lain. Inilah alasan kenapa jarinya bisa retak beberapa saat yang lalu.      

Tapi kekuatan ini belum bisa menghancurkannya.      

Sekujur tubuhnya kini bersinar terang. Kekuatan Ilahi Divisi Vajra mengitari tubuhnya, membiarkan tetesan air hujan yang tak terhitung jumlahnya itu menimpa tubuhnya karena semua tetesan hujan tersebut tidak dapat menembus pertahanannya. Itu bukanlah ancaman baginya.      

Kemudian, dia mengambil satu langkah ke depan dan langsung menghilang dari tempatnya. Dia menunjuk ke suatu arah, dan Kekuatan Ilahi Divisi Vajra mulai meledak dengan agresif. Sinar cahaya jari yang tak terhitung jumlahnya melesat menembus udara, berniat untuk menghancurkan segalanya. Di sisi lain, Xi Chiyao mengayunkan Pedang Ilahi Tetesan Hujan di tangannya, namun dia tidak bisa menangkis jari Kaisar Agung tersebut.      

Terdengar beberapa suara tusukan, dan kemudian Xi Chiyao mengeluarkan suara geraman. Tubuhnya dihempaskan ke belakang, dan pakaiannya bermandikan darah. Gaun yang dia kenakan kini berubah warna menjadi merah. Dia tidak bisa menghentikan rentetan serangan tersebut.      

Kekuatan Ilahi Divisi Vajra masih diarahkan padanya. Serangan itu akan menembus dan menghancurkannya seutuhnya. Namun pada saat ini, muncul satu sosok wanita lain di samping Xi Chiyao. Wanita itu ternyata adalah Hua Jieyu. Area di tempatnya berdiri kini tampak membeku. Kedua matanya berubah menjadi mengerikan, dan aura spiritual yang menakutkan telah memegang kendali atas tempat ini. Aura tersebut ternyata mampu sedikit melemahkan Kekuatan Ilahi Divisi Vajra.      

Kaisar Agung dari Divisi Vajra memandangnya setelah menyaksikan pemandangan ini. Kemudian aura dewa yang mengerikan meledak di sana. Sepertinya ada sebuah aura yang sangat agresif di area tersebut yang telah menghancurkan kemampuan spiritual Hua Jieyu. Pergerakan dari jari ilahi itu tidak berhenti, bahkan serangan yang dihasilkan semakin dipercepat untuk membunuh keduanya.      

"Hati-hati," ujar Lord Chen. Tubuhnya muncul di area itu dan cahaya bintang mengalir di udara. Pada saat itu juga, area tersebut berubah menjadi sebuah dunia spasial yang tersegel. Kekuatan Ilahi Divisi Vajra pada akhirnya menghantam tirai cahaya bintang, sehingga membuat Lord Chen menggeram. Jumlah petarung akan menjadi tidak ada artinya ketika dihadapkan dengan kekuatan mutlak.      

Haotian Agung mendengus dingin ketika menyaksikan hal ini. Perlahan-lahan mereka jadi kehilangan kesabaran. Dia mengayunkan tangannya di udara, dan dalam sekejap, bintang-bintang itu pun dilenyapkan. Akibatnya, tubuh Lord Chen dan yang lainnya terhempas ke belakang. Mereka memuntahkan darah segar dari mulut masing-masing, dan ekspresi mereka tampak mengerikan. Mereka semua kini merasa putus asa. Lawan yang mereka hadapi kali ini terlalu kuat.      

Jika lawan yang mereka hadapi hanya satu atau dua Kaisar Agung, mereka mungkin masih bisa memberikan perlawanan. Jika mereka semua bekerja sama, mereka bisa memiliki kesempatan untuk menang dalam pertempuran. Akan tetapi, lima Kaisar Agung telah kembali, dan mereka tidak bisa dihentikan.      

Haotian Agung bersiap untuk melanjutkan serangannya. Namun, pada saat ini, sebuah aura yang sangat tajam dan mengerikan menyebar di atas langit. Dia mengangkat kepalanya dan melihat seorang pria buta sedang memegang sebuah palu ilahi di sana. Pria itu menyerang dari atas langit, dan ketika palu itu diayunkan, dunia mengeluarkan suara gemuruh yang mengerikan, bahkan sudah cukup kuat untuk menghancurkan ruang hampa.      

"Kau ingin mati rupanya." Haotian Agung melesat lurus ke arah langit. Dia menjadi tidak sabar. Orang-orang ini terus menerus melancarkan serangan, sehingga mereka belum bisa membunuh Ye Futian. Dia jadi tersulut amarah.      

Tubuhnya melesat ke atas awan dan memasuki gelombang-gelombang kejut yang menakutkan itu. Namun, sebuah area Jalur Agung kini telah terbentuk di sekitar tubuhnya. Dia diselimuti di dalam Kekuatan Ilahi dan Aura Haotian, sehingga tubuhnya tidak dapat disentuh.      

Guncangan Langit terus menerus melancarkan serangan, dan serangan penghancur itu bermunculan tanpa henti. Hal ini menjadi sedikit hambatan bagi Haotian Agung. Kekuatan Ilahi Haotian terpancar dari tubuhnya, dan dia mengangkat tangannya ke arah langit, mengeliarkan Segel Ilahi Haotian. Dalam sekejap, segel tersebut menutupi langit dan matahari, bergerak melawan arus. Segala sesuatu yang menghalangi jalannya akan dihancurkan dan berubah menjadi debu.      

Akan tetapi, di sisi lain, gelombang-gelombang kejut yang dikeluarkan oleh Guncangan Langit juga dikerahkan ke bawah. Kemudian, Segel Ilahi Haotian akhirnya menabrak Guncangan Langit dan menimbulkan serangkaian suara gemuruh. Guncangan Langit pun terbang dari tangan Si Buta Tie dan terlempar ke udara. Pada saat yang bersamaan, tubuh Si Buta Tie juga ikut terhempas. Semua organ dalamnya terluka parah. Dia memuntahkan darah, dan wajahnya terlihat sangat pucat.      

"Ayah!" Tie Tou berseru dengan putus asa. Dia membenci ketidakmampuannya dalam situasi seperti saat ini.      

Satu-satunya orang yang bisa melancarkan serangan balasan di medan pertempuran ini adalah Ye Futian dan Ling Long. Namun, saat ini mereka dihadapkan dengan lima Kaisar Agung. Keputusasaan melanda mereka, dan mereka tidak bisa melihat secercah harapan.      

"Pemimpin Istana, pergilah sekarang juga," tiba-tiba mereka mendengar seseorang berteriak kepada Ye Futian. Itu adalah suara dari Lord Chen. Dia meminta Ye Futian untuk pergi dari sini.      

Ye Futian mahir dalam menggunakan Buddha's Celerity dan memiliki kemampuan yang menakjubkan. Jika dia ingin melarikan diri, ada kemungkinan dia bisa melakukannya. Namun, pasukan musuh sedang menyerang Istana Kekaisaran Ye, dan semua orang saat ini berada di sana. Ye Futian tidak ingin pergi dalam kondisi seperti itu. Akibatnya, mereka hanya bisa membujuk Ye Futian untuk pergi.      

"Pemimpin Istana!" Suara-suara itu terus menerus terdengar dari berbagai arah. Saat ini, mereka semua memohon kepada Ye Futian untuk pergi. Mereka tidak akan bisa melarikan diri dari situasi tanpa harapan seperti itu, jadi mereka akan terus bertarung bahkan jika seluruh pasukan mereka dimusnahkan. Mereka akan mati di sini.      

Hanya akan ada harapan untuk membalas dendam jika Ye Futian bisa pergi dari sini.      

Siapa pun bisa melihat betapa putus asanya orang-orang di Istana Kekaisaran Ye sehingga mereka meminta Ye Futian untuk melarikan diri!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.