Legenda Futian

Bisakah Dia Melarikan Diri?



Bisakah Dia Melarikan Diri?

3Ye Futian memberi perintah dari dalam pikirannya, dan kemudian tubuhnya menghilang dari tempatnya. Sepertinya dia siap untuk melarikan diri.      

Sikapnya yang tegas ini mengejutkan kelima Kaisar Agung. Akankah Ye Futian benar-benar melarikan diri tanpa memedulikan nyawa orang-orang ini?      

Hal ini tidak sesuai dengan kepribadian Ye Futian. Kalau tidak, dia bisa melakukan hal yang sama di Pecahan Ziwei kala itu. Sudah bisa ditebak bahwa Ye Futian ingin memanfaatkan pelariannya ini untuk membuat mereka mengejarnya dan memperbesar peluang bagi para kultivator dari Istana Kekaisaran Ye untuk bertahan hidup.      

"Melarikan diri? Memangnya kau bisa melarikan diri?" mereka mencibir dengan dingin. Ada lima Kaisar Agung yang hadir di sini, dan Ye Futian masih berniat untuk melarikan diri?      

Memangnya kenapa jika dia bisa menggunakan Buddha's Celerity?      

Dalam sekejap, sosok Ye Futian muncul kembali di udara. Saat ini, Kekuatan Ilahi Divisi Vajra telah membentuk sebuah area Jalur Agung yang menyegel Istana Kekaisaran Ye di dalamnya, dan cahaya suci yang indah bersinar di langit sekitarnya. Ini adalah teknik Vajra Dominion. Buddha's Celerity memang dapat melintasi jarak sejauh apa pun, namun teknik tersebut tidak dapat menembus sebuah area Jalur Agung secara paksa.      

Wilayah ini telah tersegel. Jika Ye Futian ingin menggunakan Buddha's Celerity untuk membebaskan diri dan kabur, maka dia harus menghancurkan area tersebut.      

Dengan menegakkan tubuhnya, Ye Futian melesat semakin tinggi. Dia telah berubah wujud menjadi sambaran petir. Tubuh Ilahinya tampaknya bergerak sebagai sebilah pedang, dan akhinya menghantam Vajra Dominion secara langsung. Terdengar suara gemuruh yang keras, dan Vajra Dominion tampak retak, namunn tidak menunjukkan tanda-tanda akan hancur.      

Kaisar Agung dari Divisi Vajra memandang Ye Futian dan melangkah ke depan. Dia mengabaikan Xi Chiyao, yang ingin menghentikannya. Wanita itu bukanlah tandingannya.      

Xi Chiyao menatap ke arah langit. Ye Futian masih melancarkan serangan terhadap Vajra Dominion, namun tidak lama kemudian, Kaisar Agung dari DIvisi Vajra pun tiba. Dia menunjuk ke depan tanpa melakukan tindakan lain dan berniat untuk membunuh Ye Futian.      

Pada saat itu juga, tubuh Ye Futian bersinar terang. Cahaya suci berwarna hijau mengelilingi tubuhnya. Dia mendorong sebilah pedang ilahi ke bawah untuk melawan kekuatan jari tersebut. Tapi kemudian, pedang ilahi itu retak dan hancur dari bagian tengah. Kekuatan Ilahi Divisi Vajra tidak dapat dihancurkan dan tidak dapat ditembus. Kekuatan tersebut mampu melewati pedang ilahi itu secara langsung, kemudian mengincar tubuh Ye Futian.      

Saat ini, Ye Futian masih mendengus kesakitan meskipun dia telah membentuk Tubuh Ilahi. Kekuatan Ilahi Divisi Vajra mampu menembus Kekuatan Ilahi miliknya sendiri, menerobos masuk ke dalam tubuh Ye Futian. Disertai dengan suara letupan, tubuh Ye Futian menghilang dari tempatnya dan muncul kembali di tempat lain, tapi dia masih memuntahkan darah dari mulutnya.      

"Kau adalah manusia biasa, namun kau berani bermimpi untuk mengguncang para dewa."      

Kaisar Agung dari Divisi Vajra berbicara dengan acuh tak acuh. Nada bicaranya yang dingin tiba-tiba memenuhi langit. Suara dari seorang Kaisar Agung bisa bergema di seluruh penjuru dunia, layaknya kekuatan hukum dari Jalur Agung. Suara itu membuat hati banyak orang berdebar kencang dan bergema di gendang telinga mereka.      

Seorang manusia yang bermimpi mengguncang para dewa hanyalah angan-angan belaka!      

Kata-kata ini dipenuhi dengan kesombongan yang tak tertahankan di dalamnya.      

Kekuatan Ilahi Divisi Vajra mulai mengalir ke sekujur tubuhnya. Selain itu, cahaya suci berwarna emas yang tak terhitung jumlahnya mengelilingi tubuhnya seolah-olah dia telah berubah wujud menjadi seorang dewa sejati. Meskipun sang Kaisar Agung belum mencapai kondisi puncaknya sejak dia kembali ke dunia ini, namun tetap saja, dia adalah seorang Kaisar Agung yang telah bereinkarnasi. Bagaimana mungkin seorang manusia bisa menjadi lawannya?      

Tidak ada yang bisa menghentikannya. Semua orang yang mampu bertarung bahkan tidak bisa menerima satu serangan pun darinya. Mereka tidak bisa menghentikan serangan dari kelima Kaisar Agung tersebut—bahkan Ling Long—yang terkuat—sekalipun.      

Melihat pemandangan ini, Istana Kekaisaran Ye diliputi dalam keputusasaan. Para kultivator kuat dari lima Klan Dewa Kuno menyaksikan semuanya dari bagian belakang. Tatapan mata mereka mengamati para kultivator dari Istana Kekaisaran Ye. Hasil seperti ini sudah ditentukan ketika Ye Futian menjadi musuh mereka kala itu. Para dewa mereka telah kembali, dan Klan Dewa Kuno akan kembali meraih kejayaan mereka di zaman kuno.      

Ye Futian adalah batu loncatan bagi mereka, dan pria itu tidak lama lagi akan mereka musnahkan. Lima Klan Dewa Kuno akan melangkahi mayat Ye Futian untuk mengumumkan kembalinya mereka ke dunia ini.      

Di era saat ini, Enam Kaisar Agung seolah-olah telah menyepakati bahwa Zaman Para Dewa telah tiba. Maka dari itu, tidak akan ada yang perlu dikhawatirkan dalam masalah ini.      

Di tengah keputusasaan ini, beberapa kultivator bahkan meneteskan air mata. Ini adalah pertama kalinya mereka berada dalam situasi tanpa adanya secercah harapan, dimana mereka melihat 'dewa' mereka, Ye Futian, ditekan seperti ini. Lima Kaisar Agung telah datang kemari untuk melakukan pembantaian. Siapa yang bisa melawan mereka?      

Xi Chiyao menatap ke arah langit. Sebuah aura yang mengerikan terpancar keluar dari tubuhnya. Saat ini, rasanya seolah-olah tubuhnya sedang terbakar. Untaian cahaya tampak menyelimuti Pedang Ilahi Tetesan Hujan di tangannya. Ekspresinya kini seperti menahan rasa sakir, dan tubuhnya bergetar. Tubuh, aura Kaisar Agung, dan Pedang Ilahi Tetesan Hujan miliknya itu mulai beresonansi dan bergabung satu sama lain.      

Tidak lama kemudian, sebuah aura pedang yang bahkan lebih kuat mengalir di sekitar Pedang Ilahi Tetesan Hujan. Cahaya suci mengalir di sekelilingnya, seolah-olah Kekuatan Ilahi kini terpancar keluar dari pedang ilahi tersebut.      

Sebuah kekuatan misterius sedang terbangun di dalam Pedang Ilahi Tetesan Hujan.      

"Hm?" Yuanshi Agung memandang ke arah Xi Chiyao. Panca indera mereka sangat sensitif dan mereka tentu saja bisa merasakan perubahan di dalam tubuh Xi Chiyao. Dia sedang mengalami tranformasi, begitu pula dengan Pedang Ilahi Tetesan Hujan miliknya.     

Xi Chiyao juga berasal dari salah satu Klan Dewa Kuno. Dia berasal dari Istana Kekaisaran Barat dan memiliki warisan dari seorang dewa kuno. Ini adalah kesamaan di antara mereka.      

Ditambah lagi, Xi Chiyao dikenal sebagai kultivator yang paling cocok dengan warisan milik Kaisar Barat. Rumor ini telah menyebar sejak bertahun-tahun lalu. Xi Chiyao juga sudah lama ditetapkan sebagai sang Dewi dari Istana Kekaisaran Barat dan akan memimpin istana tersebut di masa depan.      

Kecocokannya dengan warisan milik Kaisar Barat telah melampaui semua kultivator dari Istana Kekaisaran Barat di masa lalu. Sebagai dewa kuno, mereka tentu saja memahami apa artinya ini.      

Apalagi sekarang, ada suatu kekuatan yang terbangun di dalam diri Xi Chiyao, mereka sepertinya mengetahui sesuatu tentang hal ini.      

Tampaknya ada dewa kuno lain yang terlahir kembali. Namun, Xi Chiyao telah mengambil tindakan ekstrem pada dirinya sendiri untuk bisa mencapai langkah ini. Apa dia sudah tidak peduli dengan dirinya sendiri?      

Junior mereka ini rupanya sangat keras kepala.      

Ketika Xi Chiyao memandang ke arah langit, kedua matanya tampak berubah. Sepasang mata itu terlihat berbeda dari sebelumnya. Seolah-olah itu adalah mata dari Kaisar Barat yang sesungguhnya.      

Yuanshi Agung mengangkat salah satu tangannya, dan Kekuatan Hukuman Ilahi tiba-tiba muncul di langit di atas Xi Chiyao. Akan tetapi, pada saat yang bersamaan, Xi Chiyao juga bergerak dari tempatnya, dimana sosoknya berubah menjadi buram dan menghilang dalam sekejap. Pedang Ilahi Tetesan Hujam diayunkan ke depan dan ternyata mampu menembus Matriks Hukuman Ilahi yang belum terbentuk sempurna itu.      

Yuanshi Agung mendongak sambil mengerutkan kening. Pada saat berikutnya, Xi Chiyao menyerang Vajra Dominion dengan menggunakan Pedang Ilahi Tetesan Hujan. Pedang ini terlihat tidak begitu kuat, dan tidak ada guncangan kuat yang dihasilkan olehnya. Rasanya seolah-olah ada tetesan hujan yang tak terhitung jumlahnya berjatuhan dari atas langit, tetapi sebuah lubang kini muncul di Vajra Dominio. Area tersebut berhasil ditembus oleh semua tetesan air hujan itu, dan kemudian runtuh.      

Faktanya, pedang itu terus melesat ke udara. Pedang tersebut menembus langit di atas istana Kekaisaran Ye, membentuk sebuah celah di atas sana.      

"Pergilah!" teriak Xi Chiyao. Ye Futian menggunakan Buddha's Celerity miliknya, dan tubuhnya menghilang dalam sekejap. Dia adalah target utama dari kelima Kaisar Agung itu, jadi dia harus pergi meninggalkan Istana Kekaisaran Ye. Jika tidak, semua kultivator lainnya akan terpengaruh oleh pertempuran ini.      

"Memangnya kau mau pergi kemana?" Kaisar Surgawi Jiang menatap sosok yang baru saja menghilang. Dengan menggunakan satu perintah dari dalam pikirannya, tubuhnya juga menghilang dari tempatnya—tanpa meninggalkan jejak.      

Buddha's Celerity adalah salah satu teknik ilahi terkuat di dunia ini. Penggunakanya mampu pergi tanpa meninggalkan jejak, tapi bukan berarti teknik tersebut tidak dapat ditaklukkan. Tidak ada teknik yang benar-benar tak terkalahkan di dunia ini. Tingkat kultivasi adalah fondasi untuk segalanya.      

Mereka memang belum memulihkan kemampuan mereka dari zaman kuno, tetapi mereka tetaplah Kaisar Agung. Bagaimana mungkin Ye Futian bisa lolos dari genggaman mereka?      

Saat ini, sosok lima Kaisar Agung itu menghilang pada saat yang bersamaan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.