Legenda Futian

Serangan Fatal



Serangan Fatal

2Saat ini, lima Kaisar Agung itu muncul di lokasi yang berbeda di langit di luar Istana Kekaisaran Ye. Sebuah tirai cahaya muncul di atas cakrawal, menghalangi langit dan melingkupi area yang luas.      

Sosok Ye Futian juga muncul di atas langit. Dia tidak bisa pergi dari tempat tersebut. Langit dan daratan yang luas itu kini telah tersegel. Lawan-lawannya itu bisa menempuh jarak yang lebih jauh dengan satu perintah dalam pikiran mereka daripada jarak yang bisa dia tempuh dengan menggunakan Buddha's Celerity. Ini adalah aura dari Kaisar Agung.      

Berbagai macam kultivator tampak menerjang ke arah langit dari bawah. Para kultivator dari Istana Kekaisaran Ye semuanya juga bergerak mendekat.      

Kumpulan awan di atas langit tampak berubah. Sebuah aura Jalur Agung yang mengerikan bergulung dan bergejolak di sana. Sementara itu, cahaya suci berwarna hijau telah menutupi langit dan matahari. Ye Futian menatap lima Kaisar Agung itu dan merasakan kekuatannya. Kelimanya berdiri di lokasi yang berbeda-beda, dan masing-masing tubuh mereka memiliki temperamen yang unik, tetapi masih ada kesamaan antara satu sama lain. Mereka berlima kini telah menjadi satu kesatuan, sehingga membuat Ye Futian merasa bahwa mereka telah membelah dunia dan area ini telah menjadi sebuah area yang berdiri sendiri.      

Setiap sosok Kaisar Agung itu adalah individu yang berbeda satu sama lain. Mereka adalah dewa dari wilayah mereka masing-masing.      

Kelimanya pernah menjadi Kaisar Agung di zaman kuno, jadi mereka tentu saja memiliki aura Kaisar Agung, dan mereka tahu apa yang dimaksud sebagai seorang Kaisar Agung. Aura ini benar-benar alami, tanpa melalui proses khusus.      

Para kultivator harus menjadi satu dengan dunia saat berkultivasi. Kondisi yang didambakan oleh para Renhuang adalah ikut bersinar bersama matahari dan bulan, memiliki umur panjang seperti dunia ini, dan kehendak mereka menyatu dengan kehendak langit. Kehendak mereka akan mewakili kehendak dunia, mewakili Jalur Agung, dan itu merupakan kondisi akhir yang didambakan oleh para kultivator.      

Tapi sekarang, Ye Futian bisa merasakan sebuah aura yang sangat berbeda, dimana aura tersebut bertentangan dengan segala sesuatu yang dia ketahui tentang kultivasi. Mereka telah menjadi satu kesatuan, dan bagi mereka, mereka telah berkultivasi secara ekstrem dan dapat mewakili dunia mereka sendiri. Mereka mampu berdiri sendiri dan menjadi individu yang unik.      

"Tidak ada yang namanya Jalur Agung di dunia ini!" Ye Futian teringat akan kata-kata yang diukir oleh oleh Kaisar Agung Shenjia. Apakah ini yang dimaksud sebagai tingkat kultivasi tertinggi?      

Sementara Ye Futian sedang berpikir, lima Kaisar Agung itu tidak berencana untuk membiarkannya pergi dari tempat ini. Kaisar Surgawi Jiang mengangkat kepalanya dan memandang ke arah langit. Kekuatan Ilahi yang sangat dahsyat telah menyegel langit, sehingga membuat Buddha's Celerity milik Ye Futian menjadi tidak efektif. Ketika dia mencoba untuk bergerak, dia mendapati bahwa langit telah disegel oleh Kekuatan Ilahi. Rune yang tak ada habisnya tampak berkilauan dengan cahaya suci, menghasilkan pemandangan sangat mempesona.      

Tubuh Ye Futian bersinar dengan cahaya suci. Cahaya berwarna hijau itu mengelilinginya, dan sosok petarung miliknya telah terbentuk di sana. Kemudian, dia mengayunkan Penggaris Ilahi di tangannya, berniat untuk menghancurkan ruang hampa. Suara ledakan terus menerus terdengar di udara, namun di bagian bawah, Kaisar Surgawi Jiang memberi perintah dari dalam pikirannya, dan sebuah tombak ilahi muncul di sana. Tombak itu memancarkan cahaya suci yang sangat menakjubkan, lalu menghilang dari tempatnya berada. Tombak tersebut melesat dengan agresif, meskipun ada jarak di antara keduanya.      

*Brak* Kekuatan penembus yang mengerikan itu akhirnya menghancurkan ruang hampa. Tombak ilahi berwarna emas yang menakjubkan itu berhasil menembus bayangan-bayangan Penggaris Ilahi yang memenuhi langit. Tombak tersebut mampu melewati serangan dari Penggaris Ilahi. Penggaris Ilahi milik Ye Futian bukanlah sebuah senjata ilahi yang sesungguhnya. Penggaris tersebut dibentuk oleh Hukum, tetapi kekuatannya masih belum menyamai Kekuatan Ilahi milik Kaisar Surgawi Jiang.      

Meskipun Donghuang Agung, Di Hao, dan kultivator kuat lainnya juga telah memahami Kekuatan Ilahi sebelumnya, namun situasinya jelas berbeda bagi Kekuatan Ilahi dari seorang dewa. Bahkan jika Donghuang Agung atau Di Hao berada di sini, hasil akhirnya akan tetap sama. Kekuatan itu tidak dapat dihentikan.      

Penggunaan Kekuatan Ilahi mereka benar-benar tak tertandingi oleh Donghuang Agung maupun para penerus lainnya. Ini adalah perbedaan kekuatan yang begitu besar dan tidak dapat dilampaui dengan mudah.      

Tubuh Ye Futian kembali dihempaskan ke belakang. Dia memuntahkan darah, dan auranya terus melemah, namun dia masih berdiri di tempatnya. Hal ini membuat kelompok dari Kaisar Surgawi Jiang tampak terkejut. Ternyata dia sekuat ini. Mereka menyadari sekuat apakah serangan mereka. Serangan dari Kekuatan Ilahi milik mereka saat ini sudah bisa membuat seseorang kehilangan kemampuan bertarung mereka dan menghancurkan Jalur Agung di tubuh mereka masing-masing.      

Di kejauhan, banyak kultivator memandang ke atas langit. Banyak dari mereka adalah kultivator dari Pecahan Ziwei dan mantan penghuni Dunia Asal. Mereka telah mengalami pembantaian sebelumnya. Sekarang, mereka melihat bahwa Ye Futian sekalipun tidak bisa memberikan perlawanan, sehingga mereka jelas merasa sangat putus asa.      

Apakah beberapa kultivator yang telah menyerang mereka hari ini sudah dalam kondisi yang begitu kuat? Mereka bahkan sudah seperti dewa-dewa surgawi.      

Para kultivator dari area lainnya juga bergerak mendekat. Mereka sangat terkejut ketika menyaksikan pemandangan yang ada di atas langit. Lima Klan Dewa Kuno dari Prefektur Ilahi telah datang kemari untuk berburu dan membunuh Ye Futian.      

Situasi tersebut pernah dialami oleh enam Klan Dewa Kuno, tetapi Ye Futian telah memusnahkan salah satu dari mereka. Kota Tianyan dan Tianyan Agung telah tewas terbunuh. Sehingga tidak heran, lima Klan Dewa Kuno yang tersisa akan melakukan penyerangan. Mereka khawatir bahwa mereka akan mengikuti jejak Tianyan Agung. Mereka tidak akan bisa hidup tenang sampai Ye Futian tewas terbunuh.      

Di bagian bawah, Ling Long, Xi Chiyao, serta yang lainnya mencoba bergerak mendekat, tetapi langkah mereka dihentikan. Mereka tidak bisa menangkis rentetan serangan yang ditujukan pada mereka. Empat Kaisar Agung lainnya masih berada di sana, dan mereka langsung menggunakan Kekuatan Ilahi untuk menghalangi jalan mereka. Mereka berdiri di lokasi yang berbeda-beda dan menatap Kaisar Surgawi Jiang, bersiap untuk menyaksikan Kaisar Surgawi Jiang membunuh Ye Futian.      

Tanpa diduga-duga, serangan ini ternyata tidak cukup kuat. Ye Futian rupanya cukup ulet, yang membuktikan bahwa dia memang seseorang yang pernah mengancam keberadaan Klan Dewa Kuno. Namun, tidak peduli sekuat apa pun dirinya, dia masih dianggap sebagai seekor semut bagi mereka sekarang. Dia akan mati hari ini.      

"Dasar keras kepala," ujar Kaisar Surgawi Jiang. Pada saat itu juga, Kekuatan Ilahi menyelimuti area yang luas, sehingga area itu kini dipenuhi dengan sebuah aura yang sangat tajam. Tombak ilahi yang tak terhitung jumlahnya bermunculan di sana. Setiap tombak tersebut terbuat dari Kekuatan Ilahi dan bersinar dengan cahaya suci yang mampu menembus langit, terutama tombak ilahi yang berada di hadapan Kaisar Surgawi Jiang. Tombak tersebut memancarkan 10.000 sinar cahaya ilahi dan langsung ditujukan ke arah Ye Futian.      

'Gawat!' semua kultivator yang berada di luar area tersebut berpikir dalam hati ketika mereka menyaksikan pemandangan ini. Banyak dari mereka bisa merasakan hati mereka berdebar kencang. Seolah-olah mereka sedang menyaksikan momen kehancuran Ye Futian.      

Sosok petarung raksasa milik Ye Futian telah terbentuk di atas langit. Kemudian, dia mengerahkan kekuatan dari Penggaris Ilahi. Pada saat yang bersamaan, matriks ilahi spasial yang tak terhitung jumlahnya bermunculan di atas langit. Roda Spasial yang berukuran sangat besar itu sepertinya mampu melahap semua jenis serangan. Namun anehnya, ketika semua orang menyaksikan cahaya dari semua tombak ilahi tersebut, mereka juga bisa merasakan aura kematian di sana.      

Kultivator yang luar biasa dan cerdas ini mungkin akan tewas terbunuh dalam pertempuran ini, dibunuh oleh lima Dewa Kuno itu.      

"Tidak..."      

Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang pelan di langit yang lebih rendah. Suara itu terdengar sangat samar. Orang itu tidak berteriak; akan tetapi suara itu dipenuhi dengan ketakutan. Itu adalah suara wanita. Banyak wajah cantik bermunculan di langit yang lebih rendah, dan mereka semua mendongak dengan ekspresi putus asa di wajah masing-masing. Mereka bahkan tidak layak untuk berpartisipasi dalam pertempuran tersebut.      

Tiba-tiba, hujan mulai turun. Tetesan hujan yang tak ada habisnya it uterus menerus berjatuhan seolah-olah langit sedang menangis. Pada saat yang bersamaan, sebilah pedang ilahi tampak menembus langit, melesat dengan agresif menuju medan pertempuran. Pada akhirnya, pedang itu menghantam penghalang yang dibentuk oleh Kekuatan Ilahi, lalu menembusnya.      

Namun pada saat yang bersamaan, semua tombak ilahi di atas langit ikut bergerak, hingga memenuhi langit dengan sinar-sinar cahaya suci yang tak terhitung jumlahnya. Semua sinar cahaya berwarna emas itu membentuk lengkungan di atas langit dan menghasilkan pemandangan yang sangat mengejutkan. Bahkan cakwarala telah ditembus olehnya.      

Ye Futian berada di titik pusat dari semua serangan tersebut. Tatapan mata yang tak terhitung jumlahnya tertuju padanya, menyaksikan datangnya serangan penghancur ini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.