Legenda Futian

Ujian Para Dewa Tahap Ketiga



Ujian Para Dewa Tahap Ketiga

3Serangan penghancur itu langsung diarahkan menuju tubuh Ye Futian, menembus tubuh dan jiwa spiritualnya. Tubuh Ye Futian pun bergetar, dan wajahnya menjadi pucat pasi. Aura Jalur Agung mulai berhamburan dari tubuhnya saat dia menghancurkan Jalur Agung miliknya sendiri.      

Menghancurkan Jalur Agung milik pribadi membutuhkan pola pikir yang tegas. Sangat kejam untuk mengacungkan senjata dan melukai diri sendiri. Namun, menghancurkan Jalur Agung bahkan lebih menakutkan. Melukai Jalur Agung di dalam diri sendiri tidak hanya akan menyakiti tubuh fisik pribadi tersebut.      

Cahaya suci berwarna hijau bersinar terang, yang kemudian berubah menjadi Hukum Penggaris Ilahi, seolah-olah ingin kembali ke kekuatan di dunia luar alih-alih tubuhnya sendiri. Hukum Penggaris Ilahi saat ini tampak melayang di udara. Ye Futian melihatnya dan mempersiapkan diri!      

*Syuut* Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, Hukum Penggaris Ilahi itu melewati tubuhnya. Pemandangan itu menyerupai ketika penggaris tersebut menusuk tubuh Raja Iblis Mahoraga di zaman kuno. Pada saat berikutnya, aura Jalur Agung yang jauh lebih mengerikan dari sebelumnya menghancurkan jejak-jejak Jalur Agung di dalam dirinya. Jalur Agung di dalam tubuhnya dihancurkan sedikit demi sedikit.      

Ekspresi Ye Futian kini tampak seperti menahan rasa sakit yang luar biasa. Roh Kelahiran yang diciptakan di dalam Istana Kehidupan dan Roda Ilahi dari Jalur Agung semuanya dihancurkan tanpa henti.      

Semakin banyak cahaya dari Penggaris Ilahi yang berkumpul dan kembali menyerang. Cahaya itu mengincar organ dalamnya, empat anggota badan, dan ratusan tulang di dalam tubuhnya, menghapus semua jejak Jalur Agung hingga lenyap tak bersisa.      

Di sisi lain, perang yang terjadi di dunia luar masih terus bergejolak, namun semua itu tampaknya tidak ada hubungannya dengan dirinya sekarang. Saat ini, dia mengalami rasa sakit terbesar semenjak dia lahir. Tidak bisa dibayangkan betapa besarnya rasa sakit yang harus dia tanggung untuk menghapus semua jejak Jalur Agung yang tersisa di dalam tubuhnya.      

*Uhuk* Dia memuntahkan darah segar dari mulutnya. Aura di tubuhnya melemah dengan cepat, namun dia tetap tidak menghentikan tindakannya tersebut.      

Lagipula tidak ada harapan baginya untuk memenangkan pertempuran hari ini. Bahkan jika dia tidak menghancurkan Jalur Agung miliknya sendiri, dia tetap saja akan mati, jadi bukankah lebih baik dia mencoba melakukan hal ini dan melihat apakah dia bisa menemukan cara untuk menembus batasan dari dirinya?      

Rasa sakit ini berlangsung untuk waktu yang sangat lama. Ye Futian tampak memejamkan matanya. Kondisinya sudah sangat lemah sehingga dia bahkan tidak bisa membuka matanya. Saat ini, tubuhnya melayang tak berdaya di udara. Dia bisa merasakan bahwa kondisinya saat ini seperti bayi yang baru lahir. Segala sesuatunya telah kembali ke kondisi semula.      

Satu-satunya yang tersisa adalah Pohon Dunia. Aura Jalur Agung lainnya di dalam Roh Pohon Dunia telah dihancurkan. Tampaknya Roh Kelahirannya itu kini telah berubah menjadi sebuah pohon kuno biasa. Untaian aura mengelilinginya dan menyatu ke dalam anggota tubuh serta tulangnya, menopangnya agar energi kehidupannya tidak terkuras habis.      

Segala sesuatu di dunia ini tampaknya telah terdiam, membuat suasana menjadi sunyi senyap. Ye Futian tidak bisa merasakan apa pun dari dunia luar. Saat dia melayang dengan tenang di udara, tubuhnya seperti tidak memiliki hal-hal buruk yang tersisa. Mereka semua telah dilenyapkan, seolah-olah segala sesuatunya telah diatur ulang.      

Manusia juga berada dalam kondisi ini ketika mereka pertama kali lahir ke dunia ini. Itu juga merupakan kondisi paling orisinal dan paling murni yang dialami oleh manusia. Namun, hal yang berbeda adalah, Ye Futian masih memiliki pemikiran dan keinginannya sendiri.      

Dia merasa tubuhnya saat ini seperti sebatang pohon yang rimbun. Dia bisa melayang di udara dengan mudah, dan dia kini telah memasuki kondisi 'ketiadaan.'     

Di dalam ketiadaan ini, dia tiba-tiba bisa melihat seluruh penjuru dunia lagi. Pertempuran yang berlangsung di dunia luar terproyeksi di dalam benaknya. Dia juga melihat para kultivator menyaksikan semuanya dari kejauhan serta perubahan ekspresi para kultivator dari Istana Kekaisaran Ye. Semuanya terlihat begitu jelas. Seolah-olah dia bisa melihat semua makhluk hidup di muka bumi.      

Segala sesuatunya telah terukir di dalam benaknya, termasuk perubahan ekspresi sekecil apa pun.      

Hujan terus turun dari atas langit. Dia seperti melihat langit yang sedang menangis.      

Dari yang semula 'ketiadaan', kini dia mampu melihat segalanya.      

Pohon Dunia telah menyatu dengan tubuh Ye Futian, hingga ke dalam dagingnya. Selain itu, Kekuatan Penggaris Ilahi bergabung dengan tubuhnya sedikit demi sedikit, seolah-olah kekuatan tersebut sejak awal sudah menjadi bagian dari tubuhnya. Tubuhnya yang terluka saat ini sedang dirombak ulang, namun tetap saja, tidak ada hal-hal buruk di dalamnya.     

Kumpulan awan bencana yang menakutkan tiba-tiba muncul di atas langit. Selain itu, sebuah badai yang menyesakkan telah menyelimuti tempat ini dan terlihat sangat mengerikan.      

Pada saat ini, banyak orang memandang ke arah langit. Bahkan para kultivator yang telah menjalani kultivasi dapat merasakan ketakutan yang muncul dari dalam jiwa mereka. Aura ini membuat mereka takut, seolah-olah aura tersebut bisa mengubah mereka menjadi debu jika menimpa mereka.      

"Ujian Para Dewa!"      

Seseorang baru saja memicu munculnya Ujian Para Dewa di momen seperti ini!      

Siapa yang memicu munculnya Ujian Para Dewa ini?      

Mereka ingin menemukan orang itu, tetapi kemudian mereka melihat aura mengerikan itu terpusat di satu tempat. Sinar-sinar cahaya bencana tampak menembus guyuran hujan dan memasuki tempat itu, sehingga membuat hati semua kultivator berdebar kencang.      

Ye Futian akan mengalami Ujian Para Dewa di area hujan tersebut.      

"Dia akan meraih terobosan di sini?"      

Semua orang tampak terkejut. Ye Futian akan meraih terobosan di momen seperti ini?      

Ditambah lagi, kemampuan bertarung Ye Futian sudah sangat kuat. Meskipun sepertinya dia masih berada di Renhuang Plane, namun semua orang merasa bahwa dia telah melewati Ujian Para Dewa tahap kedua.      

Secara keseluruhan, ada tiga tahap dari Ujian Para Dewa. Ye Futian telah melewati Ujian Para Dewa tahap kedua, jadi ujian ini pasti...      

Atau mungkinkah Ye Futian baru saja melewati Ujian Para Dewa tahap pertama, terlepas dari kemampuan bertarung mengerikan yang dia tunjukkan sebelumnya?      

Namun meski demikian, jika Ye Futian berhasil menjalani ujian ini, kultivasinya jelas akan berkembang dan menjadi semakin kuat.      

Kaisar Surgawi Jiang dan yang lainnya tampak mengerutkan kening. Apa sebenarnya yang sedang terjadi?      

Ye Futian akan mengalami Ujian Para Dewa sekarang?      

Serangan-serangan mereka semakin agresif, mencoba membunuh Xi Chiyao. Mereka sedikit tersulut emosi sebelumnya. Mereka masih memandang Ye Futian sebagai seekor semut yang tidak bisa mengubah takdirnya. Dia pasti akan mati hari ini.      

Namun, melihat kemunculan Ujian Para Dewa ini, mereka menjadi sedikit ragu. Ye Futian sudah menunjukkan kemampuan yang menakjubkan sebelumnya. Jika dia kembali mengalami Ujian Para Dewa, akan menjadi sekuat apakah kultivasinya?      

Tapi, dari mana datangnya Ujian Para Dewa ini?      

Xi Chiyao memandang sekilas. Meskipun dia bukan lagi Xi Chiyao, namun jiwa spiritual Xi Chiyao masih belum memudar dari dalam dirinya. Ketika dia mengalihkan pandangannya, dia memandang ke bawah dengan tatapan mata penuh tekad.      

*Boom* Pedang Ilahi Tetesan Hujan melayang di atas langit. Saat ini, semua hujan pedang itu berubah menjadi sebuah sungai pedang. Hujan badai pun mengalir deras, dikerahkan menuju Kaisar Surgawi Jiang dan yang lainnya. Tujuan dari serangan itu bukan untuk membunuh targetnya, melainkan mengulur waktu untuk beberapa saat.     

Entah ini merupakan Ujian Para Dewa tahap pertama atau tahap lainnya, Ye Futian jelas akan mengalami transformasi. Pada saat ini, bahkan kelompok dari Kaisar Surgawi Jiang mungkin tidak akan bisa menghadapinya.      

Aura yang berkumpul di atas langit menjadi semakin menakutkan. Para kultivator yang berada di bawah mulai merasa sesak napas. Mereka bisa merasakan kekuatan hukum tertinggi di sana. Seolah-olah Bencana Hukum yang berbeda akan datang secara bersamaan.      

"Ada apa ini sebenarnya?" Kaisar Surgawi Jiang mengerutkan keningnya saat melancarkan serangan. Dia adalah seorang Kaisar Agung kuno, tetapi dia tidak pernah melihat Ujian Para Dewa seperti ini sebelumnya. Ini adalah pengalaman pertamanya. Situasi yang dialami oleh Ye Futian jelas berbeda dari para kultivator terkemuka di zaman kuno.      

"Apakah kalian pernah melihat Ujian Para Dewa seperti ini sebelumnya?" Kaisar Surgawi Jiang bertanya kepada Kaisar Agung lainnya secara telepati. Dia adalah mantan Kaisar Agung, tetapi dia belum pernah melihat Ujian Para Dewa seperti ini sebelumnya.      

"Tidak," jawab Kaisar Agung lainnya. Hati mereka berdebar kencang, dan mereka semua merasa sedikit terkejut. Ujian Para Dewa macam apa ini?      

"Ujian Para Dewa sekacau ini bahkan belum pernah terjadi sebelumnya," ujar seseorang. Lima Kaisar Agung itu bahkan belum pernah melihat fenomena ini sebelumnya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.