Divisi Vajra Tanpa Harapan
Divisi Vajra Tanpa Harapan
Ye Futian saat ini terlihat seperti seorang dewa surgawi yang sesungguhnya.
"Lari!" Di seluruh penjuru Divisi Vajra yang luas, banyak orang mulai melarikan diri alih-alih berniat untuk bertarung. Karena Ye Futian telah menciptakan Kekuatan Ilahi miliknya sendiri, itu berarti kemampuannya berada di atas mereka sekarang. Bahkan sosok Ye Futian yang sebelumnya sudah bisa membunuh mereka hanya dengan membalikkan tangannya, apalagi sosok Ye Futian saat ini.
Apa yang bisa mereka lakukan selain melarikan diri?
Mungkin tidak ada orang lain selain Kaisar Agung dari Divisi Vajra yang bisa menangani Ye Futian.
Melihat para kultivator dari Divisi Vajra yang berusaha melarikan diri, tubuh Ye Futian tiba-tiba membesar, seperti satu sosok dewa raksasa, menghalangi langit dan matahari. Kedua matanya juga telah membesar, menembakkan cahaya matahari dan bulan. Cahaya tersebut kemudian berubah menjadi kekuatan penghancur, dan segala sesuatu yang menghalangi jalannya berubah menjadi debu.
Melihat orang-orang yang berada di kejauhan mencoba melarikan diri, dia membuka mulutnya lebar-lebar dan mengeluarkan kilatan petir ilahi. Dalam sekejap, miliaran sambaran petir ilahi berjatuhan dari atas langit. Segala sesuatu yang menghalangi jalannya pun hancur berkeping-keping. Setiap kultivator yang terkena sambaran petir tersebut langsung tewas terbunuh dan tercabik-cabik. Mereka bahkan tidak bisa menerima satu serangan pun dari Ye Futian.
"Apakah dia sudah mendapatkan pencerahan dan menjadi Kaisar Agung?" Semua orang merasa terkejut. Mereka merasa putus asa dan juga sangat panik. Kedua mata Ye Futian telah berubah menjadi matahari dan bulan, selain itu dia mampu mengeluarkan petir ilahi dari mulutnya, dan dia telah berubah menjadi satu sosok raksasa. Sosok Ye Futian yang mereka lihat saat ini adalah seorang dewa.
Orang-orang pun jadi bertanya-tanya apakah dia telah mendapatkan pencerahan dan melangkahkan kaki ke Jalur Kaisar Agung.
Namun, Ye Futian tidak peduli dengan semua tebakan di hati mereka itu. Dia melangkah ke arah langit, dan dalam sekejap, sebuah jejak kaki raksasa dikerahkan ke bawah. Dia menghentakkan kakinya ke permukaan tanah, dan semua bangunan yang ada di Divisi Vajra pun runtuh. Banyak kultivator bahkan diinjak-injak sampai mati. Kekuatan kaki Ye Futian itu sama seperti sebuah gunung ilahi yang dikerahkan ke bawah dan menekan bumi.
Dia melangkah melintasi langit, menerobos masuk dengan agresif, sama seperti bagaimana lima Klan Dewa Kuno menyerang Istana Kekaisaran Ye kala itu. Dia terus bergerak dan tidak ada seorang pun yang bisa menghentikannya. Hanya ada korban yang terus menerus berjatuhan.
Tidak lama kemudian, para petarung utama dari Divisi Vajra pun bermunculan, dan mereka berteriak dengan penuh amarah.
"Beritahukan hal ini kepada Kaisar Agung."
"Apakah Kaisar Agung masih berkultivasi dalam pengasingan?"
Suara jeritan yang mengejutkan itu terus menerus terdengar dan membawa ketakutan di dalamnya. Bahkan mereka yang telah berkultivasi ke tingkat puncak dan bahkan melewati Ujian Para Dewa, para kultivator yang pernah menyerang Istana Kekaisaran Ye bersama Kaisar Agung dari Divisi Vajra, sekarang ikut merasakan ketakutan yang sangat kuat.
Mereka bisa merasakan bahwa Ye Futian—yang datang untuk membalas dendam kali ini—sudah menjadi sosok yang tak terkalahkan bagi mereka. Dia adalah seorang dewa surgawi yang tak tertandingi.
Kedua mata Ye Futian yang berukuran besar menatap area yang berada di kejauhan. Dia memang belum tiba di sana, tetapi matanya sudah bisa melihat ke bagian dalam dari Divisi Vajra. Kedua matanya itu memancarkan cahaya matahari dan bulan. Segala sesuatu yang berada di bawah jarak pandangnya langsung berubah menjadi debu.
Sosok-sosok terkemuka dari Divisi Vajra langsung mengaktifkan kekuatan Jalur Agung dan membentuk Vajra Dominion, yang kemudian berubah menjadi sebuah tirai cahaya tak terbatas yang melingkupi area tersebut. Mereka berusaha menghentikan langkah Ye Futian.
Tapi kemudian, mereka melihat Ye Futian mengambil langkah. Kaki raksasanya menginjak tirai cahaya tersebut, dan dalam sekejap, retakan yang tak terhitung jumlahnya bermunculan. Tirai cahaya itu pun runtuh, namun kaki raksasa itu terus bergerak ke bawah. Para kultivator dari Divisi Vajra terus mencoba untuk melarikan diri.
*Brak* Disertai dengan suara yang sangat keras, kaki yang tampak seperti sebuah jejak kaki dewa ini menginjak banyak kultivator kuat hingga tewas terbunuh. Mereka mati dalam keputusasaan dan sama sekali tidak bisa memberikan perlawanan.
"Dimana Kaisar Agung?" seseorang berteriak. Dia tidak peduli lagi untuk bersikap hormat. Divisi Vajra sedang menghadapi bencana besar sekarang. Kala itu, Kaisar Agung dari Divisi Vajra telah memimpin anggotanya ke Istana Kekaisaran Ye, dan sekarang, mereka yang menanggung akibatnya. Kaisar Agung masih belum muncul, dan mereka terus menerus meregang nyawa.
Pada saat ini, seberkas cahaya suci berwarna emas yang menakjubkan melesat keluar dari sebuah pagoda di dalam Divisi Vajra. Cahaya tersebut sangat menyilaukan, hingga menerangi langit. Kekuatan Ilahi Divisi Vajra terpancar tanpa henti darinya. Kekuatan itu sangatlah tajam.
"Kaisar Agung telah tiba!"
Para kultivator dari Divisi Vajra akhirnya melihat secercah harapan. Di tengah keputusasaan ini, Kaisar Agung dari Divisi Vajra adalah harapan terakhir mereka. Sekarang setelah Kaisar Agung tiba di sini, rasanya mereka seperti mempertaruhkan segalanya pada harapan terakhir mereka tersebut.
*Brak* Kekuatan Ilahi Divisi Vajra yang menakutkan itu kini berubah menjadi sebuah jari yang menembus pagoda tersebut. Layaknya sebilah pedang tajam yang tidak bisa dihancurkan, jari itu melesat ke arah Ye Futian. Jari ini adalah jari dari seorang dewa surgawi. Kekuatan Ilahi yang terkandung di dalamnya mampu mengoyak langit. Bahkan jika Ye Futian terkena serangan ini, tubuhnya mungkin juga akan hancur, bukan?
Tatapan mata yang tak terhitung jumlahnya terpaku pada jari itu, berharap serangan tersebut mampu membunuh Ye Futian, atau setidaknya melukainya.
Di sisi lain, sosok dewa surgawi yang dibentuk oleh Ye Futian kini menatap jari yang semakin mendekat. Dia tidak berniat untuk menangkisnya. Tidak lama kemudian, jari ilahi yang dibentuk oleh Kekuatan Ilahi Divisi Vajra itu pun menghantam tubuh raksasanya, sehingga menghasilkan suara yang dahsyat, menyerupai suara tabrakan antara dua buah logam.
"Itu sama saja seperti bunuh diri." Banyak orang menatap ke arah Ye Futian. Dia tidak berusaha menangkisnya.
Namun pada saat berikutnya, mereka tampak mengerutkan kening. Tatapan mata semua orang kini tertuju di tempat itu, menatap tubuh dewa milik Ye Futian.
Tubuh dewa itu hanya bergetar pelan, tidak bisa ditembus dan dihancurkan, seperti yang dibayangkan oleh semua orang.
Akibatnya, pemandangan ini memadamkan secercah harapan yang baru saja mereka miliki. Keputusasaan pun kembali membanjiri hati mereka.
Jari pembunuh yang dibentuk dari Kekuatan Ilahi Divisi Vajra sekalipun tidak bisa menembus tubuh Ye Futian. Apakah tubuhnya saat ini sudah menjadi sebuah tubuh ilahi?
Ye Futian memandang ke bawah, menatap para kultivator kuat dari Divisi Vajra di bagian bawah. Ketika tatapan mata itu mendarat, Kekuatan Yin langsung menyegel segalanya. Mereka bisa merasakan hawa dingin yang datang dari dalam jiwa mereka. Kemudian tubuh mereka membeku, Jalur Agung mereka disegel, dan mereka tidak bisa lagi bergerak.
"Tidak..." Mereka pun mendongak dengan putus asa dan menatap ke arah Ye Futian. Beberapa orang bahkan mulai memohon kepadanya, "Kau telah melangkahkan kaki ke Jalur Kaisar Agung. Kenapa kau malah menimbulkan pertumpahan darah?"
"Kaisar Agung adalah orang yang mengambil keputusan terakhir kali. Kami tidak punya pilihan lain."
Sekarang setelah dunia mengalami perubahan, kultivasi mereka semua telah meningkat. Kaisar Agung juga telah kembali, jadi mereka semua mengira bahwa mereka dapat terus berkembang, terutama karena Divisi Vajra telah mencapai tingkatan baru setelah kaisar kuno mereka kembali ke dunia ini.
Namun, tepat pada saat ini, keputusasaan menyelimuti hati mereka. Ye Futian datang dengan niat membunuh, dimana dia telah berubah wujud menjadi seorang dewa surgawi. Pasukan yang disebut Klan Dewa Kuno itu bahkan tidak bisa menerima satu serangan pun. Semua warisan mereka menjadi sangat lemah ketika dihadapkan dengan kekuatan mutlak. Semua upaya mereka itu menjadi sia-sia.
Sinar matahari ilahi terpancar keluar dari mata kiri Ye Futian, yang kemudian menimpa mereka dalam sekejap. Di bawah Kekuatan Ilahi Yin dan Yang, sosok-sosok terkemuka dari Divisi Vajra itu perlahan-lahan dilenyapkan dan akhirnya berubah menjadi debu. Abu mereka tersebar tertiup angin.
Sebelumnya, lima kaisar kuno telah menyerang Istana Kekaisaran Ye, membuat para kultivator yang ada di dalam maupun di luar Istana Kekaisaran Ye merasa seperti sekawanan semut di hadapan para Kaisar Agung tersebut. Tapi hari ini, Ye Futian membuat para kultivator kuat dari Divisi Vajra itu merasakan hal yang sama.
Keputusasaan, ketidakberdayaan... Saat berhadapan dengan Ye Futian, mereka tampak seperti sekawanan semut yang bisa diinjak-injak sampai mati. Satu tatapan mata saja bisa mengubah mereka menjadi debu.
*Brak* Disertai dengan suara yang keras, pagoda itu pun hancur berkeping-keping. Kemudian, sosok Kaisar Agung dari Divisi Vajra menampakkan diri. Dia berdiri di kejauhan, dan kedua matanya terlihat menakutkan saat dia menatap Ye Futian jauh di seberangnya.
Kegagalan mereka untuk membunuh Ye Futian dalam pertempuran sebelumnya telah meninggalkan ancaman yang tak ada habisnya. Dia memang belum menjadi seorang Kaisar Agung, tetapi Ye Futian sudah memiliki kemampuan yang setara dengan Kaisar Agung. Kedua matanya telah menjadi matahari dan bulan, dia mampu mengeluarkan petir ilahi, dan tubuh fisiknya tidak bisa dihancurkan. Saat ini, tubuhnya sepertinya telah berubah menjadi tubuh ilahi sejati. Setiap bagian tubuhnya terbuat dari Kekuatan Ilahi.
Jalur kultivasi Ye Futian berbeda dari miliknya. Bagaimana caranya dia bisa melakukan hal tersebut?!