Legenda Futian

Dewa Tua dan Kaisar Baru



Dewa Tua dan Kaisar Baru

3Kaisar Barat, Kaisar Pedang Tertinggi, dan yang lainnya mulai bergerak ke depan. Baik Kaisar Barat maupun Kaisar Pedang Tertinggi berkultivasi di Jalur Pedang. Jadi, mereka berdua berjalan menuju Pedang Ilahi yang baru saja muncul itu.      

Kemudian, Ye Wuchen, Gu Dongliu, dan yang lainnya ikut mendekati Pedang Ilahi tersebut.      

Di sisi lain, Fang Cun dan kelompoknya pergi ke arah Pintu Spasial, sementara Ling Long memimpin banyak orang menuju Gunung Ilahi.      

Para kultivator dari Istana Kekaisaran Ye bertindak sesuai dengan perintah Ye Futian. Mereka semua menginginkan benda-benda ilahi yang berkaitan dengan kultivasi masing-masing.      

Tindakan mereka untuk berani melaksanakan perintah Ye Futian tanpa ragu-ragu ini menunjukkan kepercayaan mutlak yang mereka miliki kepadanya.      

Karena keyakinan mendalam mereka pada Ye Futian, mereka bersedia melakukan apa yang dia minta tanpa ada keraguan sedikit pun—termasuk bermeditasi dengan setiap benda ilahi yang mereka anggap cocok dengan kultivasi masing-masing.      

Di area sembilan puluh sembilan langit yang luas, berdiri banyak kultivator dari seluruh penjuru dunia, yang sedang menatap tajam ke arah para kultivator dari Istana Kekaisaran Ye.      

Adakah yang berani menyentuh mereka?      

Jika seseorang menyerang bawahan Ye Futian untuk membunuhnya, apakah dia tidak khawatir bahwa mereka akan dibunuh nantinya?      

Atau apakah dia percaya bahwa tidak ada yang berani melakukan hal tersebut?      

Namun, Ye Futian adalah orang yang membunuh Kaisar Agung dari Divisi Vajra. Mereka yang ingin mencelakai orang-orang dari Istana Kekaisaran Ye mungkin perlu mempertimbangkan kembali tindakan mereka dengan hati-hati. Pada akhirnya, tidak ada yang berani mengambil risiko untuk membunuh salah satu dari mereka.      

Pada saat ini, beberapa kultivator dari arah pasukan Dunia Manusia bergerak ke depan. Mereka semua memancarkan Kekuatan Ilahi yang mengerikan dari dalam tubuh mereka, mengeluarkan sebuah aura yang bisa disejajarkan dengan aura milik Kaisar Agung dari Divisi Vajra dan Kaisar-Kaisar Kuno dari Klan Dewa Kuno.      

"Jadi mereka sudah selamat dari Ujian Para Dewa tahap ketiga dan menjadi Calon Kaisar Agung?" Ye Futian berkomentar sambil mengerutkan keningnya. Dia tidak begitu peduli dengan Dunia Manusia sebelumnya. Tapi sepertinya, jumlah para kultivator kuat yang hadir kali ini ada lebih banyak dari apa yang dia bayangkan.      

"Leluhur Manusia pasti telah membentuk Jalur Surgawi Kecil miliknya sendiri," gumam Ye Futian pada dirinya sendiri. Kala itu, Dunia Manusia telah memberikan undangan kepadanya, memintanya untuk bergabung ke pihak mereka. Secara garis besar, mereka pasti berusaha untuk merekrut individu-individu kuat dari berbagai belahan dunia karena Leluhur Manusia telah mengamankan Jalur Kaisar Agung dalam genggamannya.      

Para Kaisar Kuno dari Klan Dewa Kuno—termasuk Divisi Vajra—akhirnya ikut memasuki Jalur Kaisar Agung setelah mereka datang berkunjung ke Dunia Manusia.      

Namun meski demikian, Ye Futian tidak begitu peduli tentang hal tersebut. Dia mampu membunuh Kaisar Agung dari Divisi Vajra dan mengimbangi perlawanan empat Calon Kaisar Agung kala itu. Tetapi kekuatannya telah meningkat secara signifikan sejak saat itu karena dunia di dalam dirinya terus menerus berkembang.      

Kekuatannya akan meningkat setiap kali dia mengalami transformasi. Jadi, kekuatannya saat ini setara dengan Calon Kaisar Agung. Di akhir proses transformasi ini, dia akan menjadi Kaisar Agung yang sesungguhnya.      

Melihat tatapan mata Ye Futian, para kultivator dari Dunia Manusia mengerahkan Kekuatan Ilahi mereka seperti para Dewa di zaman kuno. Lagipula, mereka semua adalah Kaisar Kuno di masa lalu. Aura dan temperamen yang mereka pancarkan benar-benar tak tertandingi.      

Salah satu dari mereka maju selangkah. Kekuatan Ilahinya bahkan mampu menekan lokasi Ye Futian dari jarak jauh. Namun, dia tidak berurusan dengan orang-orang yang bergerak menuju Pedang Ilahi. Jika mereka tidak mampu mengalahkan Ye Futian, mereka pada dasarnya sama saja seperti bunuh diri.      

Jika Ye Futian hanyalah seorang pecundang, para kultivator dari Istana Kekaisaran Ye tidak akan bisa bertahan hidup hingga hari ini.      

Saat ini, sebuah kekuatan langit yang mengintimidasi memenuhi seluruh bagian dari sembilan puluh sembilan langit. Semua kultivator yang berdiri di antara mereka bergegas mundur dari tempat itu, pergi meninggalkan area yang sangat luas tersebut. Seolah-olah mereka adalah dua orang yang tersisa di sana.      

"Mereka berdua sudah menjadi Calon Kaisar Agung?" banyak kultivator bergumam sambil memandang sang Kaisar Kuno dari Dunia Manusia dan Ye Futian.      

Kala itu, mereka hanya mendengar tentang kisah Ye Futian yang berhasil membunuh Kaisar Agung dari Divisi Vajra dan melenyapkan Haotian Agung. Akankah mereka bisa menyaksikan pertempurannya melawan Kaisar Kuno kali ini?      

*Boom* Sebuah suara gemuruh yang keras bisa terdengar di atas langit. Aura Kehancuran memenuhi udara dalam sekejap. Bersamaan dengan hal tersebut, seberkas cahaya penghancur berwarna ungu tiba-tiba muncul di antara sang Kaisar Kuno dan Ye Futian.      

"Kekuatan Ilahi Petir," gumam Ye Futian setelah merasakan kekuatan itu. Partikel cahaya yang tak terhitung jumlahnya telah membentuk sinar-sinar cahaya penghancur berwarna ungu. Setiap partikel tersebut dipenuhi dengan kekuatan penghancur yang tak tertandingi di dalamnya.      

Kaisar Kuno ini pasti telah mendapatkan pencerahan tentang Jalur Agung Petir paling murni dan berhasil menggabungkannya dengan Kekuatan Ilahi miliknya sendiri.      

Ye Futian bisa merasakan kekuatan penghancur yang sangat besar di dalam setiap partikel sinar-sinar cahaya tersebut. Bayangkan apabila setiap partikel cahaya itu mengandung Petir Ilahi Jiutian. Semengerikan apakah kekuatan yang meledak-ledak itu?      

Salah satu sinar cahaya itu dapat dengan mudah menembus tubuh seorang kultivator kuat dan menghancurkannya hingga tak bersisa. Namun, ketika Kekuatan Ilahi tersebut menyentuh Ye Futian, Cahaya Suci itu bahkan tidak bisa menembus pertahanan tubuhnya.      

*Klang, Klang* Suara-suara melengking bisa terdengar ketika cahaya bencana berwarna ungu itu menerangi area tersebut sambil menyelimuti tubuh Ye Futian. Ruang hampa bahkan hampir terkoyak oleh Kekuatan Ilahi Kehancuran itu. Namun, Ye Futian masih berdiri di bagian tengah tanpa bergerak sedikit pun dari tempatnya.      

Tubuhnya tidak lagi terdiri dari daging dan darah, melainkan telah berubah menjadi Jalur Agung.      

Para kultivator yang berada di bagian samping bisa menebak betapa mengerikannya Kekuatan Ilahi milik sang Dewa Kuno dari Dunia Manusia. Tubuh mereka ikut merinding meskipun kekuatan itu tidak ditujukan kepada mereka. Cahaya penghancur itu menembus permukaan tanah di bawah kaki Ye Futian dan melesat melintasi sembilan puluh sembilan langit tanpa ada hambatan apa pun. Beberapa orang yang tidak beruntung langsung diubah menjadi abu oleh sinar cahaya tersebut. Mereka semua bahkan tidak punya waktu untuk bereaksi.      

Kekuatan Ilahi yang telah menembus sembilan puluh sembilan langit itu menarik perhatian banyak orang. Mereka dibuat tercengang saat melihatnya. Pada saat ini, kultivator kuat yang tak terhitung jumlahnya telah berkumpul di Dunia Langit dan menduduki setiap lapisan langit di dalamnya. Para kultivator itu menyaksikan banyak orang dibakar oleh cahaya suci yang dipancarkan dari atas langit.      

Apakah pertempuran para Dewa sedang berlangsung di atas sana?      

"Itu adalah Ye Futian." Seseorang memandang melewati setiap lapisan langit hingga menuju sumber dari sinar-sinar itu dan dia bisa melihat sosok Ye Futian, yang berdiri tak bergeming di tengah-tengah serangan Kekuatan Ilahi tersebut, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.      

"Hei, Dewa-Dewa Tua," Ye Futian menimpali, "Ini bukan lagi era kalian!"      

Dia berbicara dengan nada acuh tak acuh. Namun, suaranya itu terdengar sampai ke telinga orang-orang yang ada di sembilan puluh sembilan langit. Mereka terkejut dengan ucapannya itu, dimana dia berani menyebut para Kaisar Kuno sebagai 'Dewa Tua', dan ini bukan lagi era mereka. Dengan kata lain, dia mengatakan bahwa mereka hanyalah sosok-sosok dari masa lalu.      

*Boom* Cahaya penghancur itu menjadi semakin menakutkan. Dalam sekejap, pria itu memegang sebuah tombak yang dipenuhi dengan Kekuatan Ilahi di tangannya. Pancaran cahaya penghancur yang menerangi seluruh tempat itu menciptakan pemandangan yang sangat menakutkan untuk dilihat.      

Setelah menatap tajam ke arah Ye Futian, dia mengerahkan tombak di tangannya itu ke bawah, langsung menembus ruang hampa, sementara cahaya penghancur itu masih menerangi langit.      

Meski demikian, Ye Futian mampu bereaksi dengan cepat. Pergerakannya sangat gesit sehingga para penonton tidak bisa mendeteksi kehadirannya. Pergerakannya bahkan lebih cepat dari kecepatan pikiran.      

Sebelum ada seorang pun yang bisa bereaksi, mereka melihat Ye Futian mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan menunjuk ke arah tombak itu.      

Gerakan menunjuk yang tampak sederhana itu mampu membuat udara bergetar. Kemudian, cahaya suci tampak melesat mendekati cahaya penghancur dari pihak lawan, memadamkannya saat kedua cahaya itu bertabrakan dan terus melesat ke arah tombak penghancur tersebut.      

*Brak* Setelah suara ledakan yang keras bergema di udara, tombak raksasa itu pun hancur berkeping-keping. Serangan mengerikan itu melesat melewati tombak yang hancur dan mendarat di Tubuh Ilahi milik sang Kaisar Kuno.      

Kaisar Kuno itu bisa mendengar suara geraman yang dalam saat dia merasa bahwa Tubuh Ilahinya seperti akan hancur. Pada saat berikutnya, dia memuntahkan darah dari mulutnya.      

Pemandangan itu membuat hati para kultivator di sembilan puluh sembilan langit berdebar kencang. Mereka menyaksikan pemandangan yang tersaji di atas langit itu dengan penuh perhatian.      

Satu jentikan jarinya mampu menumpahkan darah dari seorang Dewa.      

Sekuat apakah Ye Futian saat ini?      

Dia pasti telah mencapai tingkat Calon Kaisar Agung!      

Pada saat ini, mereka teringat momen ketika Ye Futian memanggil Kaisar Kuno itu sebagai 'Dewa Tua' sebelumnya. Dengan kata lain, dia mengatakan bahwa era Jalur Surgawi di zaman kuno kini telah berlalu. Bahkan jika para 'Dewa Tua' itu hidup kembali, ini bukan lagi waktu mereka untuk bersinar.      

Akankah Ye Futian dan kelompoknya yang kuat dan tidak bisa diatur itu telah memulai sebuah era baru?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.