Buddha of Destiny
Buddha of Destiny
Tepat ketika Yan Guiyi menyelesaikan kalimatnya, cahaya suci yang mengerikan muncul di atas langit. Tampaknya sebuah jalur spasial telah terbuka di sana. Sinar-sinar cahaya suci yang tak tertandingi bersinar ke bawah dan membentuk sebuah jalur yang unik.
Banyak orang memandang ke arah tersebut. Sebuah aura yang mengancam terpancar dari dalam jalur tersebut.
"Siapa itu?" seseorang bertanya dengan suara pelan. Ye Futian dan yang lainnya juga memandang ke arah yang sama. Sinar-sinar cahaya suci yang menakjubkan terpancar keluar dari jalur spasial tersebut dan menyebar di seluruh tempat. Kemudian, sosok-sosok yang menyerupai sekelompok dewa kuno bermunculan di sana. Masing-masing dari mereka memiliki aura yang sangat menakutkan. Kekuatan ilahi terpancar keluar dari sosok mereka. Seolah-olah para dewa kuno telah turun ke dunia ini.
Di Hao tampak tercengang saat melihat para kultivator yang baru saja tiba. Tidak lama kemudian, dia tersadar dari keterkejutannya. Dia mengungkapkan ekspresi aneh di wajahnya saat dia berpikir, 'Rupanya mereka benar-benar datang kemari.'
Sosok-sosok terkemuka lainnya dari Dunia Manusia juga menyipitkan mata karena terkejut saat mereka menatap para kultivator yang baru saja datang.
Para kultivator tersebut mengamati segalanya dari atas langit dan memandang sosok-sosok terkemuka yang hadir di sini. Kemudian, mereka mengarahkan pandangan mereka pada Di Hao.
"Leluhur Manusia telah menugaskan kami untuk ikut berperang," ujar salah satu dari mereka. Di Hao pun mengangguk pelan. Setelah itu, mereka memandang kea rah Ye Futian, Ye Qingyao, dan anggota kelompok lainnya. Dalam sekejap, Ye Futian merasakan sebuah kekuatan yang mengerikan menimpa tubuhnya.
Banyak kultivator tampak bingung ketika mereka merasakan tekanan yang dahsyat ini. Mereka tidak pernah mengetahui bahwa ada sosok-sosok semengerikan itu di Dunia Manusia.
Di sisi lain, para pemimpin dari pasukan terkemuka samar-samar mengetahui identitas dari sosok-sosok yang tangguh ini. Namun, hati mereka pun ikut terguncang ketika mereka akhirnya melihat sosok-sosok ini secara langsung. Para petinggi dari Dunia Manusia bahkan tampak takjub karena mereka bisa mengenali beberapa wajah yang familiar di antara anggota kelompok yang baru saja tiba di sana.
Tentu saja, para petinggi dari pasukan-pasukan tingkat Kaisar Agung sudah mengetahui identitas dari kelompok tersebut. Karena mereka adalah bagian dari pasukan-pasukan tingkat Kaisar Agung, mereka jelas mengetahui beberapa rahasia yang tidak diketahui oleh orang lain. Namun meski demikian, hal-hal seperti itu tidak diketahui secara luas, bahkan di antara anggota dari pasukan-pasukan tingkat Kaisar Agung sekalipun.
Ye Futian juga tidak memiliki mata-mata untuk mencari informasi. Dia tampak mengerutkan kening saat dia menahan kekuatan tersebut. Ekspresinya bahkan sedikit berubah. Aura masing-masing kultivator ini sangat menakutkan. Mereka semua sudah berada di tingkat mendekati dewa. Sejak kapan kelompok sekuat itu ada di dunia ini?
Terlebih lagi, mereka tampaknya berasal dari pasukan yang sama—Dunia Manusia.
"Dugaan kita terbukti benar," gumam Kaisar Pedang Tertinggi. Dia mengamati kerumunan kultivator yang tampak tercengang dan berkomunikasi dengan Ye Futian secara telepati, "Hati-hati. Mereka semua adalah para monster dari generasi senior. Meskipun mereka terlihat masih muda, namun pada kenyataannya, mereka telah berkultivasi selama berabad-abad. Mereka telah mengasingkan diri selama bertahun-tahun. Itu sebabnya nama mereka tidak lagi dikenali oleh orang-orang di dunia ini meskipun mereka semua masih hidup. Sepertinya, mereka memang menjadi senjata rahasia dari pasukan-pasukan tingkat Kaisar Agung. Dunia telah mengalami perubahan yang signifikan, namun mereka ternyata mampu bersembunyi hingga sekarang."
Sebelumnya, Ye Futian telah mendengar desas-desus serupa—dunia kultivasi telah melahirkan kultivator yang tak terhitung jumlahnya. Banyak dari mereka telah binasa, dan hanya sebagian kecil dari mereka yang telah berkultivasi ke tingkat tertinggi. Namun meski demikian, walaupun kemungkinannya sangat kecil, ternyata masih ada banyak monster-monster tua yang masih hidup hingga detik ini.
Ye Futian telah bertemu beberapa dari mereka sebelumnya. Para kultivator kuno ini jarang sekali muncul di depan umum dan tidak berinteraksi dengan siapa pun. Mereka pergi tepat setelah mereka merebut reruntuhan-reruntuhan di benua ini. Kultivator dari generasi senior seperti Kaisar Pedang Tertinggi bahkan tidak bisa dianggap sebagai 'tua'. Masih ada kultivator yang jauh lebih senior dari mereka.
Sepertinya, pasukan-pasukan tingkat Kaisar Agung ini telah menyembunyikan beberapa kultivator tangguh sebagai senjata rahasia mereka.
Para kultivator kuno ini kemungkinan besar berada di bawah komando Leluhur Manusia. Sudah jelas, Di Hao tidak layak untuk memerintah mereka. Karena itulah, dia juga terkejut ketika melihat kehadiran mereka.
"Apakah Dunia Manusia berencana untuk menyulut konflik?" Yan Guiyi memandang para kultivator kuno yang baru saja muncul. Dia sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan. Kedua matanya bahkan berkobar dengan keinginan bertarung yang kuat. Dia ingin merasakan secara langsung sekuat apakah para kultivator kuno ini. Apakah mereka lebih kuat daripada para kultivator yang namanya masuk dalam Daftar Demigod saat ini?
*Boom* Sebuah kekuatan yang dahsyat tiba-tiba membayangi semua orang. Badai yang mengerikan juga bergejolak di atas para kultivator yang hadir di sana. Bayangan dari satu sosok kegelapan telah muncul dan menutupi suatu area di atas langit.
"Itu adalah…Penguasa Kegelapan!" berbagai macam kultivator berseru saat mereka memandang ke arah langit. Tekanan yang kuat langsung menyebar di udara. Namun, tidak ada seorang pun yang angkat bicara. Hanya ada tekanan kuat yang memenuhi langit tersebut.
Kemudian, aura-aura yang mengerikan muncul satu per satu. Kini ada beberapa aura yang menyebar di atas langit. Pada saat ini, para kultivator itu menyadari bahwa aura para Kaisar Agung telah tiba di sana. Jika mereka berkenan, mereka dapat menawarkan jalan keluar terhadap segala sesuatu yang terjadi di sini kapan saja.
"Amitabha!"
Saat ini, seberkas Cahaya Buddha berwarna emas terpancar ke bawah dan menyinari bagian langit ini. Tidak lama kemudian, satu sosok Buddha kuno muncul di sana. Dia datang dari dunia yang berbeda.
Tidak seperti Buddha Tertinggi lainnya, yang relatif lebih gemuk, postur tubuh Buddha kuno ini terlihat kecil dan kurus. Wajahnya tampak sangat tua, seolah-olah dia berada di ambang kematian. Namun, dia memancarkan sebuah aura yang sakral. Ketika para kultivator Buddha dari Western Heaven menyadari kehadirannya, mereka langsung membungkuk dan memberi hormat kepadanya. Bahkan Buddha Tertinggi Pengobatan yang sombong itu ikut membungkuk hormat dan menyapa Buddha Tertinggi yang baru saja datang.
"Salam hormat, Buddha Tertinggi," ujar para kultivator Buddha itu sambil menyatukan telapak tangan mereka dengan sopan. Hal ini membuat berbagai macam kultivator yang hadir di sana menyipitkan mata mereka. Mereka pun mengalihkan pandangan mereka ke arah sang Buddha Tertinggi. Mereka tampak takjub dengan status dari sosok tersebut. Siapakah sebenarnya Buddha Tertinggi ini?
Hanya segelintir orang yang pernah bertemu dengan Buddha Tertinggi ini sebelumnya. Namun meski demikian, seorang Buddha Tertinggi yang disambut oleh berbagai macam kultivator Buddha tidak diragukan lagi memiliki status yang sangat tinggi.
Buddha Tertinggi yang bertubuh kecil dan kurus ini juga membungkuk hormat pada para kultivator Buddha tersebut. Dari tatapan matanya yang penuh belas kasih, seseorang tidak bisa menebak bahwa dia adalah seorang Buddha Tertinggi yang kuat.
"Dia adalah seorang Buddha Tertinggi," ujar beberapa sosok terkemuka dari pasukan lain saat mereka mengenalinya. Mereka juga menyapanya dengan cara membungkuk hormat. Bahkan Donghuang Diyuan ikut menyapa sang Buddha Tertinggi dan membungkuk hormat. Dia bersikap sangat sopan. Sudah jelas, Buddha Tertinggi ini memiliki status yang luar biasa. Donghuang Diyuan mengetahui identitasnya dan sangat menghormatinya.
Dia adalah Buddha of Destiny! Ye Futian berpikir dalam hati.
Dia juga membungkuk hormat dan menyapa sang Buddha Tertinggi. Buddha of Destiny adalah seorang Buddha kuno dari tingkat tertinggi di Western Heaven. Statusnya sangat luar biasa. Dia tidak menyukai pertempuran dan tidak pernah berpartisipasi dalam konflik duniawi. Selama ini dia telah menghabiskan waktunya untuk memahami teknik-teknik Buddha. Dia berhasil membuktikan Jalur Agung miliknya dan menjadi Buddha of Destiny.
Buddha of Destiny mengkultivasi salah satu dari enam Kemampuan Super Buddha, yaitu Omniscient. Orang awam tidak akan bisa mengkultivasi kemampuan super ini. Bahkan di Western Heaven, selain Buddha of Destiny, tidak ada orang lain yang pernah berhasil mengkultivasi Omniscient.
Hal yang sama juga berlaku bahkan untuk Sang Buddha.
"Saya tidak pernah membayangkan bahwa anda akan muncul di atas medan perang, Tuan. Ada urusan apa sehingga anda datang jauh-jauh kemari?" tanya Yan Guiyi. Sebagai seorang kultivator iblis, dia adalah sosok yang kuat dan kejam. Dia tidak tahan dengan sikap dari Western Heaven dan bahkan menyebut mereka sebagai para b*debah. Dia meyakini bahwa mereka adalah sosok-sosok yang munafik.
Namun, bahkan Yan Guiyi menunjukkan penghormatan pada Buddha of Destiny dan memanggilnya dengan sebutan 'Tuan'.
"Aku datang kemari untuk mengakhiri perang ini," ujar Buddha of Destiny dengan sedikit menundukkan kepalanya. Dia tidak memiliki hawa kesombongan yang dimiliki oleh seorang Buddha Tertinggi dan terlihat sangat rendah hati.
"Kami akan berpartisipasi dalam perang antara Enam Dunia Utama. Bagaimana anda berencana untuk mengakhirinya, Tuan?" tanya Yan Guiyi. Semua orang mengetahui bahwa Enam Dunia Utama, yang telah mengalami masa damai selama berabad-abad, akan segera jatuh ke dalam peperangan. Tidak ada yang bisa mencegah hal itu terjadi. Semuanya sudah terlambat.
"Langit dan bumi akan mengalami sebuah perubahan besar. Sungguh tindakan yang tidak bijaksana untuk menambah jumlah korban yang akan mati sia-sia," Buddha of Destiny mengumumkan sambil menyatukan telapak tangannya.