Masalah Belum Selesai, Apabila Neraka Belum Dikosongkan
Masalah Belum Selesai, Apabila Neraka Belum Dikosongkan
Penggaris Ilahi akhirnya menabrak Senjata Kekaisaran milik sang Tetua. Sebuah suara dentangan yang keras bergema di udara, menyebabkan lonceng kuno itu terhempas ke bawah. Seluruh penjuru area itu pun berguncang. Lonceng kuno tersebut terbang menuju sang Tetua. Namun, aura dari pihak lawan bergerak di dalam lonceng tersebut. Kekuatan Jalur Agung di tubuhnya sudah menjadi satu kesatuan dengan lonceng itu dan membuatnya selamat dari bahaya.
Lonceng kuno itu adalah sebuah Senjata Kekaisaran yang mencakup aspek serangan dan pertahanan, pikir beberapa orang ketika mereka menyaksikan pemandangan ini. Jika benar demikian, maka Tetua itu tidak dapat dikalahkan. Meskipun Ye Futian memiliki kemampuan bertarung yang kuat, namun akan sulit untuk menghancurkan sebuah Senjata Kekaisaran. Bahkan mustahil baginya untuk menembus pertahanan dari sang Tetua.
Namun, Ye Futian hanya mendengus dengan dingin. Cahaya dari Penggaris Ilahi terpancar keluar dan membentuk sebuah cincin raksasa yang menyelimuti lonceng kuno tersebut. Cahaya suci dari Jalur Agung Spasial tiba-tiba meledak dari cincin tersebut.
'Apa yang sedang dia lakukan?' Banyak orang berpikir sambil menyipitkan mata mereka. Cincin ini terus membesar, dan kemudian melahap lonceng kuno tersebut secara perlahan-lahan. Ketika membentuk pertahanan, lonceng kuno itu kehilangan kekuatan serangannya. Lonceng tersebut tidak bisa menghancurkan maupun menghentikan pergerakan cincin tersebut. Lonceng kuno itu pada akhirnya tidak bisa memberikan perlawanan dan dilahap sedikit demi sedikit.
Saat lonceng kuno itu dilahap oleh cincin tersebut, bagian lonceng yang masuk ke dalam cincin itu kini lenyap tak bersisa. Seolah-olah mereka tidak lagi ada di area ini.
Ekspresi Tetua yang berada di dalam Senjata Kekaisaran itu sedikit berubah. Lawannya sedang melahap Senjata Kekaisaran miliknya dengan menggunakan Jalur Agung Spasial yang berdiri sendiri. Pada saat dia menyadari hal ini, cincin spasial itu telah melahap lonceng itu bersama sosoknya di dalamnya. Lonceng kuno dan Tetua yang berada di dalamnya itu pun menghilang tanpa jejak. Hanya cincin tersebut yang tersisa di sana. Itu adalah area Jalur Agung miliknya sendiri dan kini telah melahap lawannya tersebut.
Ye Futian mengayunkan tangannya, dan kekuatan spasial langsung bergejolak. Cincin itu melesat melintasi ruang hampa dalam sekejap dan menghilang dari tempatnya berada. Seolah-olah cincin tersebut baru saja dilenyapkan oleh Ye Futian ke tempat yang jauh, membawa serta sang Tetua dan Senjata Kekaisaran itu di dalamnya.
Akibatnya, skenario pertarungan yang semula dua lawan dua, kini berubah menjadi dua lawan satu. Ye Futian dan Yu Sheng masih berdiri di sana, sedangkan hanya Di Hao yang tersisa di kubu Dunia Manusia.
Yu Sheng dan Ye Futian sama-sama petarung yang kuat. Di Hao sudah mengalami kesulitan saat berurusan dengan Yu Sheng sendirian. Jika Ye Futian bergabung dalam pertarungan sekarang, maka akan menjadi seperti apakah hasil akhirnya?
Ye Futian menggenggam Penggaris Ilahi di tangannya dan kembali bergerak ke depan. Aura Jalur Agung terpancar tanpa henti dari sosoknya. Sebelumnya, pertarungannya dengan Di Hao telah diganggu oleh sang Tetua dan kemudian berubah menjadi pertarungan dua lawan dua. Sekarang setelah satu orang telah disingkirkan oleh Ye Futian, dia tidak akan menahan diri lagi.
Saat ini, Yu Sheng tampak seperti satu sosok iblis yang sangat mengerikan saat dia menggenggam sebilah pedang iblis kegelapan yang berisi kekuatan penghancur dunia di dalamnya. Kemudian, dia mengeluarkan teknik Nine Slashes of the Heavenly Demon. Pada saat yang bersamaan, Yu Sheng muncul di depan Di Hao dan berubah menjadi sang Kaisar Iblis. Kedua matanya yang berwarna hitam legam itu terlihat sangat menakutkan.
Dalam kondisi seperti itu, Di Hao sudah dibuat kewalahan untuk berurusan dengan Yu Sheng. Dia tidak bisa membagi fokusnya untuk menghadapi Ye Futian.
Ekspresi para kultivator dari Dunia Manusia berubah ketika mereka melihat pemandangan ini. Mereka ingin menerjang mendekat untuk memberikan bantuan, tetapi Yan Guiyi dan yang lainnya bukanlah sosok biasa. Jajaran anggota dari Istana Kekaisaran Iblis jelas sangat kuat. Mereka mampu menahan pergerakan para kultivator dari Dunia Manusia, mencegah mereka untuk ikut campur dalam pertempuran yang dijalani oleh Yu Sheng.
*Brak* Disertai dengan suara ledakan yang keras, bayangan Manusia Ilahi kembali dihempaskan oleh Penggaris Ilahi dan hancur berkeping-keping. Ye Futian kini telah melancarkan serangan.
Banyak tatapan mata beralih ke tempat dimana Ye Futian berdiri. Serangannya dikerahkan tanpa henti, sehingga membuat semua bayangan Manusia Ilahi itu hancur tak bersisa.
Sedangkan di atas langit, pedang iblis milik Yu Sheng dan Penggaris Ilahi milik Ye Futian diayunkan secara bersamaan.
*Boom* Suara tabrakan yang keras bisa terdengar di sana. Meskipun Manusia Ilahi telah mengeluarkan kekuatannya secara maksimal, hal itu tidak dapat menahan serangan gabungan dari dua sosok terkemuka tersebut. Tubuh Di Hao pun terhempas ke kejauhan. Dia menggeram kesakitan dan memuntahkan darah segar dari mulutnya.
Akan tetapi, Yu Sheng tidak menghentikan serangannya, dimana dia kembali mengirimkan tebasan pedangnya ke bawah. Saat ini, Di Hao telah berubah wujud menjadi Manusia Ilahi dan tubuhnya menjadi sangat besar. Kekuatan ilahi bergejolak saat dia mencoba menangkap pedang iblis yang diayunkan ke arahnya itu. Namun, dia juga harus menahan kekuatan mengerikan yang menekannya secara bersamaan.
Dia menggunakan kekuatan spasial, dan kekuatan di sekelilingnya kini menjadi miliknya. Kemudian, dia membentuk sebuah dinding Jalur Agung di sekitarnya. Area ini sekarang juga menjadi bagian dari tubuhnya sendiri, memancarkan lingkaran-lingkaran cahaya suci di dalamnya.
Ruang hampa bahkan tampak terdistorsi saat lingkaran-lingkaran cahaya itu menerjang ke arah Ye Futian.
Ketika Ye Futian melihat hal ini, dia pun tidak berhenti menyerang. Dia mengayunkan Penggaris Ilahi di tangannya dan membentuk sebuah area Jalur Agung. Dia berdiri di dalam area yang tersegel itu dan tidak terpengaruh oleh segala sesuatu yang berasal dari dunia luar. Penggaris Ilahi terus diayunkan dengan agresif dan menghancurkan ruang hampa yang terdistorsi. Tidak lama kemudian, penggaris itu menghantam dinding Jalur Agung yang dibentuk oleh Di Hao dan membuat bayangan Manusia Ilahi itu memuntahkan darah. Wajahnya kini menjadi pucat.
Pedang iblis milik Yu Sheng juga terus diayunkan ke bawah, membelah ruang hampa seperti memotong bambu. Penggaris Ilahi milik Ye Futian juga kembali menyerang, yang ditujukan ke arah Manusia Ilahi. Mereka bertekad untuk memukul mundur Di Hao.
*Brak. Brak. Brak* Serangan-serangan yang mengerikan terus menerus menghujani area di bagian bawah, membuat ruang hampa meledak dengan agresif. Sosok Manusia Ilahi akhirnya dihancurkan disertai dengan suara ledakan yang keras. Di Hao kembali ke wujud aslinya dan dihempaskan ke kejauhan. Dia terus menerus memuntahkan darah segar dari mulutnya. Dia baru saja menerima serangan yang sangat dahsyat. Luka-lukanya sudah sangat parah.
Yu Sheng dan Ye Futian masih ingin terus menyerang. Namun, Cahaya Buddha bersinar terang, dan mereka melihat cahaya tersebut menyelimuti tubuh Di Hao. Kemudian, tubuh Di Hao menghilang dari tempatnya berada.
Mereka memandang ke arah lain dan melihat seorang Buddha Tertinggi yang menyatukan telapak tangannya di sana. Di Hao telah dibawa pergi olehnya.
"Buddha Tertinggi Wutian," Ye Futian menyapa sosok itu dan berhenti mengejar Di Hao. Buddha Tertinggi Wutian memperlakukannya dengan baik di masa lalu. Buddha's Celerity, yang dikuasai oleh Ye Futian, memiliki fondasi kultivasi yang sama dengan Buddha Tertinggi Wutian. Ye Futian sangat terkejut saat mengetahui bahwa, ternyata sang Buddha Tertinggi adalah orang yang baru saja menyelamatkan Di Hao.
"Amitabha," gumam Buddha Tertinggi Wutian sambil menyatukan kedua tangannya. Dia berkata, "Saudara Ye, tolong ampuni nyawanya."
Ye Futian juga menyatukan tangannya dan berkata, "Buddha Tertinggi, saya yakin anda telah melihat apa yang terjadi. Saya tidak menyerangnya terlebih dahulu, tetapi saya terpaksa membela diri karena serangan-serangannya yang begitu agresif."
"Perang ini pasti akan mengakibatkan kematian yang tak terhitung jumlahnya di dunia kultivasi. Kuharap Saudara Ye dapat menghentikan perang ini," Buddha Tertinggi Wutian memohon. Dia adalah sosok yang penuh belas kasih terhadap semua makhluk hidup.
Ye Futian pun menjawab, "Perang ini bukanlah sesuatu yang bisa saya hentikan sendirian. Memangnya siapa yang bersedia mendengarkan ucapan saya di Tujuh Dunia Utama?"
"Buddha Tertinggi Wutian, Western Heaven sangat menyadari penyebab terjadinya perang di antara Tujuh Dunia Utana. Mengapa bisa terjadi perang sekarang?" Yan Guiyi juga berhenti bertarung. Dia memandang Buddha Tertinggi Wutian dan bertanya, "Setelah runtuhnya Jalur Surgawi, dunia kultivasi seharusnya menjadi milik semua orang. Namun, kenapa Dunia Iblis malah terperangkap di bawah Jurang Iblis? Selama bertahun-tahun, kami telah menderita akibat Jurang Iblis!"
Buddha Tertinggi Wutian menjawab, "Penderitaan adalah bagian dari proses kehidupan. Saudara Yan, apa yang kau sampaikan itu bukanlah permasalahan yang bisa kuselesaikan. Jika langit dan bumi melahirkan satu sosok yang menakjubkan, sosok itu mungkin dapat membebaskan Dunia Iblis dari semua penderitaan tersebut."
Yan Guiyi melanjutkan kata-katanya, "Kalau begitu, bukankah jauh lebih adil bagi setiap dunia untuk bergiliran dalam menjaga Jurang Iblis? Ada pepatah Buddha yang mengatakan: jika aku tidak pergi ke neraka, siapa yang akan pergi ke sana? Mungkinkah itu hanya sekedar basa-basi?"
Buddha Tertinggi Wutian tidak memberikan tanggapan akan hal ini.
"Jika neraka tidak dikosongkan, maka Dunia Iblis tidak akan berhenti mengambil tindakan," ujar Yan Guiyi dengan nada sedingin es!