Legenda Futian

Sudut Pandang



Sudut Pandang

1Melihat kehadiran Ye Futian, ekspresi Donghuang Diyuan tetap terlihat datar. Dia pun berkata dengan nada dingin, "Ayahku mengizinkanmu untuk tetap hidup karena hubungannya dengan sang guru di masa lalu, dan istana kekaisaran tidak pernah berniat untuk membunuhmu. Aku tidak menyangka bahwa kau bisa mencapai titik ini dan mengesampingkan harga dirimu untuk bersekutu dengan kegelapan. Dalam hal ini, kau seharusnya sudah tewas terbunuh."      

Suaranya bergema di ruang hampa. Pada saat yang bersamaan, dia menunjuk ke arah Ye Futian di bagian bawah, dan dalam sekejap, Phoenix dan Naga Leluhur yang tak terhitung jumlahnya meraung dan langsung melesat ke bawah, hingga menutupi matahari. Sosok-sosok raksasa itu sepertinya ingin melahap langit, membuat Ye Futian yang berada di bagian bawah tampak sangat kecil.      

Kala itu, Donghuang Agung memang telah membiarkan Ye Futian pergi. Karena campur tangan sang guru dari Desa Empat Sudut, dia memutuskan untuk tidak membunuh Ye Futian. Istana Kekaisaran Donghuang juga membuatnya menjadi semakin kuat karena hal ini, menunjukkan betapa murah hatinya Donghuang Agung. Namun, mungkinkah Donghuang Agung sebenarnya merasa bersalah mengenai keputusannya ini?      

Cahaya suci tampak berkilauan di tubuh Ye Futian. Dia mengambil satu langkah ke depan, dan kedua matanya kini terlihat menakutkan. Cahaya suci yang menakutkan terpancar keluar dari matanya, yang kemudian berubah menjadi Zona Sihir Mata. Dalam sekejap, sebuah badai aura yang mengejutkan bergejolak, menyelimuti Naga dan Phoenix yang semakin mendekat.      

Kawanan Phoenix dan Naga Leluhur itu langsung meraung tanpa henti, membuat penampilan mereka menjadi sangat agresif dan kejam. Mereka meraung dan saling bertautan di atas langit. Sosok Ye Futian tercermin di mata mereka yang berukuran sangat besar.      

Banyak kultivator kuat menatap ke arah Ye Futian. Sebuah badai aura spiritual yang sangat menakutkan telah terbentuk darinya, kemudian berubah menjadi sebuah kekuatan tak terlihat yang menutupi langit. Kawanan Phoenix dan Naga Leluhur yang dipanggil oleh Donghuang Diyuan itu tidak lagi berada di bawah kendali sang Puteri.      

*Rawwrr* Disertai dengan suara ledakan yang dahsyat, beberapa orang terkejut saat mendapati bahwa beberapa Phoenix dan Naga itu malah berbalik dan meraung ke arah Donghuang Diyuan.      

"Teknik Pengendalian Monster!"      

Para kultivator kuat dari berbagai dunia yang berada di area sekitar semuanya tampak menyipitkan mata, menatap tajam ke arah Ye Futian. Ini adalah Teknik Pengendalian Monster yang selama ini dikuasai oleh Kaisar Ye Qing. Pasukan Monster di masa lalu telah didirikan oleh Kaisar Ye Qing pada awal pemerintahan Prefektur Ilahi. Namun, dalam pertempuran kala itu, banyak monster kuat tewas terbunuh di tangan Donghuang Agung. Itu adalah tindakan yang sangat kejam, tetapi bagaimanapun juga, pemenang akan mendapatkan segalanya.      

Donghuang Diyuan telah memanggil monster-monster iblis ini, dan mereka bukanlah monster iblis yang sesungguhnya, tetapi mereka masih membawa aura monster iblis dari Reruntuhan Naga dan kini mampu dikendalikan oleh Ye Futian.      

Melihat pemandangan ini, ekspresi Donghuang Diyuan sedikit goyah. Kemudian dia mencengkeram di udara dengan telapak tangannya, dan dalam sekejap, kawanan monster yang menyerangnya itu menghilang secara tiba-tiba, berubah menjadi ketiadaan. Monster iblis lainnya juga menghilang dengan cepat.      

Bayangan Naga Leluhur dan Phoenix Ilahi tampak menjulang di belakangnya, menatap Ye Futian dengan mata iblis mereka yang menakutkan. Seolah-olah Naga Leluhur dan Phoenix Ilahi itu telah hidup kembali.      

"Ye Futian, belum lama ini, kau masih bertarung melawan Dunia Kegelapan. Kupikir kau akan berdiri di pihak yang berlawanan dengan kegelapan. Namun, aku tidak menyangka bahwa kau malah mendekati kegelapan." Di Hao berdiri di samping Donghuang Diyuan dan menatap ke arah Ye Futian. Aura kebajikan mengalir di sekelilingnya, seolah-olah dia adalah sosok yang mewakili keadilan di dunia ini.      

"Persainganmu dengan Istana Kekaisaran Donghuang adalah persaingan dari generasi sebelumnya. Sosok seperti apakah Donghuang Agung itu? Dia tidak ingin menyimpan dendam terhadap kultivator muda sepertimu. Jika kau mengakui bahwa kau telah kehilangan arah dan bersedia untuk introspeksi diri, kau mungkin masih memiliki kesempatan untuk mencapai hal-hal besar di masa depan," lanjut Di Hao, mendorong Ye Futian untuk mengakui bahwa dia telah kehilangan arah dan kini sudah kembali ke jalan yang benar.      

"Aku tidak peduli dengan konflik yang kau miliki dengan Istana Kegelapan, tapi kau tidak boleh menyentuhnya." Kedua mata Ye Futian menatap tajam ke arah Di Hao. Mengakui bahwa dia telah kehilangan arah dan kini telah tersadar? Apa sebenarnya yang dimaksud sebagai kehilangan arah?      

"Dia adalah penerus dari Dunia Kegelapan dan sekarang telah mewarisi Aura Asura," jawab Di Hao dengan nada tegas. "Dia telah membawa kegelapan ke dunia dan memulai pertempuran ini. Dia harus dibunuh."      

"Kakak, kau tidak perlu terlibat dalam masalah ini," Ye Qingyao mengirimkan suaranya kepada Ye Futian. Penguasa Kegelapan telah memerintahkannya untuk memulai pertempuran ini. Dia tahu bahwa tujuan dari Penguasa Kegelapan adalah melibatkan semua pasukan terkemuka ke dalam perang ini, termasuk Ye Futian.      

Tapi dia berharap agar Ye Futian bisa menghindari konflik ini dan tidak terseret di dalamnya.      

Ye Futian tentu saja juga memahami hal ini. Namun, meskipun dia mengetahui bahwa semua ini adalah tipu muslihat yang dibuat oleh Penguasa Kegelapan, dia tetap tidak bisa menghindarinya. Dia hanya bisa jatuh ke dalam perangkap yang dibuat oleh Penguasa Kegelapan.      

Dia mengangkat kepalanya dan menatap Di Hao. "Sudah kubilang, jangan sentuh dia," ujarnya.      

Karena dia sudah terlibat di dalam masalah ini, lalu apa yang perlu dia takutkan?      

"Amitabha." Bersamaan dengan suara rapalan sutra Buddha, cahaya Buddha tampak bersinar terang di sana. Para kultivator dari Sekte Buddha sejak awal telah berdiri di bagian belakang, tetapi mereka kini juga memandang ke arah Ye Futian dan berkata, "Saudara Ye, kenapa kau repot-repot melakukan hal ini?"      

Sosok yang baru saja berbicara adalah Buddha Tertinggi Vajra. Kultivasinya sangat kuat dan dia pernah mengajarkan teknik-teknik Buddha kepada Ye Futian.      

"Salam hormat untuk anda, Buddha Tertinggi." Melihat bahwa Buddha Tertinggi Vajra telah angkat bicara, Ye Futian membungkuk hormat untuk memberi salam dan berkata, "Anda harus tahu bahwa Qingyao telah merasakan kekejaman dunia di masa mudanya. Pada saat itu, tidak ada seorang pun yang menyelamatkannya dari bahaya. Kemudian, dia dibawa ke Dunia Kegelapan, namun tidak ada yang mengambil tindakan untuk menghentikan mereka. Segala sesuatu yang terjadi saat ini adalah hasil dari peristiwa di masa lalu. Sekarang, bagaimana anda bisa melimpahkan semua kesalahan padanya? Secara kebetulan saat ini dia berada dalam kegelapan dan bertindak di luar kehendaknya sendiri. Tidak semua orang di dunia ini memiliki hak untuk memilih."      

Dunia ini tidak hanya sekedar hitam dan putih. Apakah tangan para pejuang keadilan dari Dunia Manusia ini sama sekali tidak ternodai oleh darah?     

Ye Futian telah mengalami semua itu di Western Heaven. Berapa banyak Sekte Buddha yang mengerikan di sana?      

"Itu memang benar, tetapi bencana yang terjadi hari ini juga menjadi kenyataan," ujar Buddha Tertinggi Vajra sambal menyatukan kedua tangannya.      

Pada saat ini, Buddha Tertinggi lainnya berjalan keluar. Postur Buddha Tertinggi ini sangat tinggi, dan untaian cahaya suci yang menakjubkan mengalir di tubuhnya, membuat siapa pun yang melihatnya merasa sangat nyaman. Namun, tatapan matanya terlihat tidak begitu ramah. Sepasang mata itu tampak sangat agresif dan mengandung hawa dingin di dalamnya. Dia menatap Ye Futian seperti seorang Buddha kuno yang dipenuhi oleh amarah.      

Ye Futian belum pernah bertemu dengan Buddha Tertinggi ini di Western Heaven sebelumnya karena tempat kultivasinya tidak berada di Gunung Roh dari Western Heaven. Dia juga tidak berkultivasi di Western Heaven, tetapi dia memiliki hubungan tertentu dengan Ye Futian.      

Itu adalah Buddha Tertinggi Pengobatan. Dia pernah menyembuhkan luka-luka yang diderita oleh Saint Zhenchan. Setelah sembuh, Saint Zhenchan kembali mencoba membunuh Ye Futian, tetapi dia malah tewas di tangan Ye Futian.      

Buddha Tertinggi Pengobatan adalah sosok yang dihormati dan namanya sangat terkenal. Dia memiliki status yang sangat tinggi di Sekte Buddha dan jarang sekali pergi meninggalkan gunungnya, dimana dia selalu menghabiskan waktunya untuk berkultivasi. Kali ini, dia diminta untuk bepergian keluar. Kegelapan telah menyelimuti Benua Dewa sekarang, dan perang akan segera terjadi, sehingga Buddha Tertinggi Pengobatan telah diundang kemari.      

"Sungguh keras kepala." Sambil memandang Ye Futian, Buddha Tertinggi Pengobatan berkata, "Kau pernah berkultivasi di Gunung Roh dari Western Heaven. Kau juga telah mempelajari gulungan-gulungan Buddha selama beberapa dekade dan sekarang berhasil menguasainya, tetapi alih-alih menggunakannya untuk memurnikan jiwa dan menghancurkan kegelapan, kau justru memihak kegelapan. Jika semua ini adalah karma, sesuai dengan ucapanmu, apakah kau ingin mengatakan bahwa Sekte Buddha adalah pihak yang menanamkan benih-benih kejahatan ini?"      

Melihat Buddha Tertinggi Pengobatan unjuk diri, para kultivator Buddha dari Western Heaven lainnya yang memiliki hubungan baik dengan Ye Futian sekarang menyatukan tangan mereka dan mulai merapalkan nama Buddha. Tampaknya Buddha Tertinggi Pengobatan juga tidak senang dengan sikap keras kepala yang ditunjukkan oleh Ye Futian.      

Tentu saja, dia tidak akan tahu apakah ada alasan lain di balik semua ini.      

Buddha Tertinggi Pengobatan telah menyembuhkan dua Buddha Tertinggi sebelumnya. Salah satunya adalah Saint Zhenchan, sementara satu sosok lainnya adalah Buddha Tertinggi Shenyan. Tetapi setelah kedua Buddha Tertinggi ini disembuhkan, Ye Futian mampu membunuh mereka dalam waktu singkat. Dia tidak tahu apakah Buddha Tertinggi Pengobatan menyimpan dendam karena hal ini.      

"Sebagai kultivator muda, saya jelas tidak ingin bermusuhan dengan Sekte Buddha. Saya hanya ingin melindungi orang-orang yang saya sayangi dan berharap anda tidak akan menyalahkan tindakan saya." Ye Futian masih bisa meredam emosinya. Setelah mendengar tuduhan yang disampaikan oleh Buddha Tertinggi Pengobatan, dia membungkuk hormat dan menjawab dengan sopan. Lagipula, lawan bicaranya itu tidak salah. Dia memang telah belajar di Western Heaven dan diajarkan mengenai prinsip-prinsip Buddha. Sehingga dia jelas sangat menghormati para kultivator Buddha!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.