Jatuhnya Satu Sosok Terkemuka
Jatuhnya Satu Sosok Terkemuka
Dia sangat menyadari betapa besarnya kekuatan penghancur yang dimiliki oleh Segel Celestial Worthy miliknya. Serangan itu berisi pemahamannya tentang Jalur Agung serta auranya. Namun, dari serangan yang dilancarkan oleh Ye Futian, dia juga merasakan kekuatan Jalur Agung yang unik.
Meskipun Ye Futian baru saja menampilkan sebuah teknik pedang, namun semua pedangnya itu mampu menghancurkan Jalur Agung. Seolah-olah bilah-bilah pedang itu telah ditakdirkan untuk melenyapkan semua jenis kekuatan Jalur Agung lainnya.
Ye Futian tampaknya tidak lagi berada di Renhuang Plane. Hanya kultivator yang telah mengalami Ujian Para Dewa yang dapat menciptakan Jalur Agung mereka sendiri dan memiliki aura Jalur Agung masing-masing. Namun saat ini, Ye Futian sudah memilikinya.
Jadi, sebenarnya di tingkat manakah kultivasi Ye Futian sekarang?
"Apakah kau telah menghadapi Ujian Para Dewa?" tanya Pemimpin Gunung Celestial Worthy sambil menatap Ye Futian. Kemungkinan ini tampaknya menjadi satu-satunya alasan yang masuk akal. Kalau tidak, dia tidak bisa menjelaskan kenapa Ye Futian mampu memiliki kemampuan bertarung semengerikan itu.
Para kultivator yang berada di tingkat Renhuang tidak mungkin bisa memiliki kemampuan bertarung seperti itu.
"Bagaimana menurutmu?" Ye Futian tidak menanggapi pertanyaan itu secara langsung. Pada kenyataannya, dia memang telah melewati dua Ujian Para Dewa. Meski begitu, Ujian Para Dewa yang dia hadapi berbeda dengan kultivator lainnya.
Karena Ye Futian, seorang Renhuang tingkat kesembilan, telah melalui dua Ujian Para Dewa, maka secara logis, Ujian Para Dewa yang dia alami seharusnya lebih mudah daripada yang lain. Namun, pada kenyataannya, kekuatan Ujian Para Dewa yang dia alami tidak lebih lemah dari yang lainnya. Dia dibaptis dua kali oleh Ujian Para Dewa. Baik itu tubuh maupun tulangnya mengalami proses regenerasi. Lagipula sejak awal, dia memiliki tubuh ilahi dan tubuh fisik yang kuat. Karena dua alasan inilah dia mampu berulang kali menerima serangan dari para kultivator yang telah melalui dua Ujian Para Dewa secara langsung.
Terlebih lagi, tubuh ilahi Ye Futian sudah menjadi Tubuh Jalur Agung. Setiap bagian tubuhnya dibuat dari Jalur Agung. Sehingga, dalam aspek kekuatan tubuh fisik, kemungkinan besar hanya ada segelintir orang di dunia ini yang mampu melampaui Ye Futian.
Ketika Pemimpin Gunung Celestial Worthy mendengar Ye Futian berbicara dengan nada acuh tak acuh, dia merasa yakin bahwa Ye Futian telah melewati Ujian Para Dewa.
Ye Futian pasti menggunakan suatu trik khusus untuk menyembunyikan kultivasinya, sehingga membuatnya tetap berada di Renhuang Plane. Dia telah menipu semua orang di Prefektur Ilahi.
"Bahkan ketika kau menyerang Prefektur Ilahi, kau tidak mengungkapkan kemampuanmu yang sesungguhnya. Apakah kau sudah menantikan datangnya hari ini?" tanya sang Pemimpin Gunung. Ketika Ye Futian menyusup ke Kota Haotian di Prefektur Ilahi, dia menggunakan Buddha's Celerity untuk menghindari pertempuran di sana. Semua target yang dia bunuh adalah kultivator di Tribulation Plane tingkat pertama. Dia tidak bertarung dengan kultivator di Tribulation Plane tingkat kedua secara langsung.
Sehingga dapat dikatakan bahwa selama ini Ye Futian memang telah menyembunyikan kemampuan sejatinya.
"Aku memiliki terlalu banyak musuh yang kuat di Prefektur Ilahi. Jika aku tidak membunuh beberapa di antaranya, itu akan menjadi sebuah pertunjukan yang buruk dalam pertempuran besar melawan pasukan-pasukan dari Prefektur Ilahi ini. Bagaimana caranya aku bisa membuat kalian semua terkejut dan terkagum-kagum?" ujar Ye Futian sambil menatap sang Pemimpin Gunung. "Sayangnya, kau akan menjadi tumbal dalam pertempuran ini."
Ketika Pemimpin Gunung Celestial Worthy mendengar kata-kata Ye Futian, dia langsung terdiam. Kemudian, wajahnya menunjukkan sebuah senyuman, yang perlahan-lahan semakin melebar, dan kemudian dia mulai tertawa dengan keras. Jauh di atas langit, udara tampak bergetar hebat. Tekanan yang mengerikan menyelimuti area yang luas, menekan seluruh penjuru Kota Heavenly Mandate.
Meskipun kota itu dilindungi oleh area Jalur Agung milik Ye Futian, namun suara tawa itu tetap membuat penduduk Kota Heavenly Mandate merinding. Mereka bisa merasakan sensasi panas di kepala mereka; seolah-olah mereka akan meledak. Mereka menutupi telinga masing-masing dengan tangan mereka saat mereka memandang sosok tangguh di atas langit itu.
Pemimpin Gunung Celestial Worthy tampak tersulut amarah oleh kesombongan yang ditunjukkan oleh Ye Futian.
"Selama ini aku telah tampil mendominasi di Wilayah Boundless dan memimpin Gunung Celestial Worthy selama bertahun-tahun. Di Prefektur Ilahi, hanya segelintir orang yang berani menyatakan bahwa mereka dapat mengalahkanku. Sekarang, seorang kultivator muda dari Dunia Asal berani menganggapku sebagai mangsanya. Sungguh tindakan yang konyol," Pemimpin Gunung Celestial Worthy mengejek. Suaranya menerjang mereka seperti gulungan ombak raksasa dan mengguncang ruang hampa. Seolah-olah langit akan runtuh dan bumi terbelah menjadi dua bagian.
Saat ini, Jalur Agung seperti terkoyak di sekeliling mereka. Retakan-retakan yang muncul di udara itu melahap kekuatan Jalur Agung, yang diikuti dengan jatuhnya gunung-gunung ilahi. Rasanya seolah-olah dunia ini sedang berada di ambang kehancuran.
Suara tawa yang menggelegar itu masih terus bergema, yang kemudian berubah menjadi rentetan gelombang suara Jalur Agung. Serangan itu menghancurkan segalanya dan bahkan menghancurkan jiwa spiritual.
Gunung –gunung ilahi itu menerjang ke arah Ye Futian. Namun, mereka masih tidak bisa menyentuh tubuh ilahinya. Akan tetapi, lawannya tidak hanya menyerang tubuhnya; dia juga menyerang jiwa spiritual Ye Futian, sehingga menyebabkan area di sekitar mereka menjadi buram.
Gunung Celestial Worthy adalah salah satu pasukan terkemuka di Prefektur Ilahi dan merupakan tanah suci kedua di Wilayah Boundless, tempat dimana Gunung Celestial Worthy berada. Kekuatan Pemimpin Gunung Celestial Worthy pasti sesuai dengan reputasinya. Kemampuannya sudah tak terbantahkan lagi. Dia adalah kultivator tingkat tinggi yang sesungguhnya.
Pada saat ini, sosok sang Pemimpin Gunung juga menghilang dari tempatnya. Para kultivator dari Kota Heavenly Mandate melihat bahwa sosok Pemimpin Gunung Celestial Worthy telah menyatu dengan area Jalur Agung miliknya. Dia bergabung dengan gunung ilahi yang telah melingkupi area ini. Tidak lama kemudian, wajahnya muncul di atas langit.
Suara tawa yang keras dapat terdengar dari berbagai arah. Serangan gelombang suara ini mampu menghancurkan segalanya. Bahkan Pemimpin Klan Mo dan Lord Chen, yang sedang bertarung di tempat lain, juga ikut terpengaruh oleh suara tersebut.
"Ye Futian, kau berani menyatakan bahwa aku tidak mampu membunuhmu. Sekarang, aku ingin bertanya padamu: bagaimana caramu dalam membunuhku?" Sebuah suara yang mengintimidasi bergema bersama dengan serangan gelombang suara tersebut, terus menerus diarahkan menuju Ye Futian.
Pada saat ini, Pemimpin Gunung Celestial Worthy sudah menjadi penguasa mutlak dari area ini. Kehadirannya sudah tidak perlu diragukan lagi. Area ini sudah menjadi dunianya.
Ye Futian mengangkat kepalanya dan memandang lawan bicaranya itu. Cahaya suci yang menyilaukan terpancar dari kedua matanya. Tiba-tiba, area di sekelilingnya disinari oleh Cahaya Buddha yang berapi-api. Ye Futian kini telah berubah wujud menjadi seorang Buddha. Itu adalah Sosok Petarung Acalanatha miliknya. Kemudian, dia membentuk sebuah segel Buddha dengan kedua tangannya. Suara rapalan sutra Buddha bergema di udara saat puluhan ribu rune Buddha menari-nari di udara. Sebuah area Jalur Agung telah terbentuk di sekelilingnya. Tidak peduli apakah itu serangan fisik atau serangan jiwa spiritual, mereka semua akan dihentikan di luar area Jalur Agung miliknya ini.
"Itu adalah...seorang Buddha!" seseorang berseru.
Ini adalah pertama kalinya para kultivator dari Kota Heavenly Mandate menyaksikan Ye Futian bertarung sejak dia kembali kemari. Pemimpin Gunung Celestial Worthy kini telah berubah wujud menjadi seorang dewa. Di sisi lain, Ye Futian berubah menjadi seorang Buddha. Dia merapalkan Sihir Vajra, dan tubuhnya tampak tak tergoyahkan seperti sebuah gunung. Serangan ganda dari lawannya bahkan tidak bisa memengaruhinya sedikit pun.
"Hari ini, kau harus mati di sini!" Sosok Buddha itu menyampaikan tekadnya untuk membunuh sang Pemimpin Gunung. Suaranya memang tidak begitu keras, namun nada bicaranya terdengar begitu meyakinkan, sehingga sulit membedakan apakah itu adalah kepercayaan diri atau kesombongan.
Ye Futian, yang telah melewati dua Ujian Para Dewa, merasa sangat yakin bahwa dia mampu membunuh Pemimpin Gunung Celestial Worthy.
"Benarkah begitu? Mari kita lihat apakah kau mampu membuktikan ucapanmu itu atau tidak." Begitu Pemimpin Gunung Celestial Worthy mengatakan hal ini, area Jalur Agung miliknya yang berada di atas langit bersinar dengan cahaya yang menakjubkan. Segel Celestial Worthy kembali terbentuk, melayang di udara dan menyelimuti seluruh tempat. Jangkauan serangannya ini mencakup setiap sudut dari area tersebut.
Serangan ini telah melingkupi seluruh tempat, hingga menghalangi langit dan matahari. Segel itu langsung dikerahkan ke bawah dan dikelilingi oleh cahaya rune yang menakjubkan. Masing-masing cahaya rune itu mengandung kekuatan yang mampu melenyapkan segalanya di dalamnya.
Pemimpin Gunung Celestial Worthy memberi perintah dari dalam pikirannya, dan serangan itu langsung menerjang ke depan. Ye Futian memang mampu menangkis serangan gelombang suara miliknya, namun mampukah dia menangkis serangan mengerikan dari Segel Celestial Worthy ini?
Para kultivator dari Kota Heavenly Mandate merasa seolah-olah langit telah dipenuhi oleh rune. Mereka semua sangat ketakutan saat tubuh mereka gemetar tak terkendali. Bahkan lutut beberapa kultivator dengan kultivasi yang relatif rendah terasa lemas.
Pertempuran di tingkat ini sangatlah mengerikan. Ye Futian dan Pemimpin Gunung Celestial Worthy bisa menghancurkan sebuah dunia dengan serangan-serangan yang mereka keluarkan.
Namun, Ye Futian juga telah mencapai tingkat Plane tersebut.
Mampukah Dewa Ye, yang menjadi harapan utama bagi Dunia Heavenly Mandate, menangkis serangan lawannya ini?
Jika dia tidak mampu melakukannya, maka Kota Heavenly Mandate kemungkinan besar akan dihancurkan.
Beberapa kultivator berpikiran bahwa, karena Dewa Ye memilih untuk menghadapi lawannya secara langsung, maka dia pasti sangat percaya diri bahwa dia mampu membunuh lawannya itu. Mereka tetap berpegang teguh pada keyakinan mereka sambil terus menyaksikan medan pertempuran yang berada di atas langit.
Cahaya Buddha tampak bersinar terang. 1000 sosok Buddha telah terbentuk dan muncul di samping Ye Futian. Mereka semua merapalkan sutra Buddha pada saat yang bersamaan sambil mengerahkan teknik Palms of Mahavairocana. Bersamaan dengan itu, muncul satu sosok Buddha kuno yang agung dan suci di sana. Teknik Palms of Mahavairocana dikeluarkan oleh 1000 Buddha itu, berkumpul menjadi satu dan membentuk Palms of Mahavairocana raksasa. Jejak telapak tangan itu melesat menuju langit, kemudian bertabrakan dengan Segel Celestial Worthy yang dikerahkan ke bawah.
Saat ini, rasanya seolah-olah langit dan bumi akan segera runtuh.
Banyak retakan muncul di permukaan Segel Celestial Worthy sebelum akhirnya dihancurkan oleh gelombang kejut yang dihasilkan. Namun, Palms of Mahavairocana masih terus melesat ke atas langit. Pemandangan yang dihasilkan sangatlah mengerikan untuk dilihat.
Di area Jalur Agung yang dipenuhi oleh gunung ilahi di dalamnya, cahaya suci bersinar terang, dan Segel Celestial Worthy lainnya dikerahkan, menekan dunia ini. Serangan itu dikerahkan menuju Palms of Mahavairocana, yang diikuti oleh segel ketiga dan keempat. Seolah-olah di dalam area gunung ilahi tersebut, Segel Celestial Worthy dapat dikeluarkan tanpa henti sampai semua yang ada di dalam area itu dihancurkan.
Suara rapalan sutra Buddha terus bergema di udara saat Ye Futian merapalkan Six Syllables of Truth. Dalam sekejap, kekuatan Buddha itu meningkat secara drastis. 1000 Buddha itu muncul di lokasi yang berbeda-beda, dan pada saat yang bersamaan, mereka mengulurkan tangan mereka ke depan dan mengerahkan Palms of Mahavairocana, yang langsung menangkis gelombang tak berujung dari Segel Celestial Worthy itu.
Pada saat yang bersamaan, tubuh asli Ye Futian muncul dari sosok Buddha tersebut. Tidak hanya itu saja, ada cahaya yang berapi-api terpancar dari tubuhnya.
Ye Futian mengulurkan tangannya, dan cahaya suci langsung mengelilinginya. Di dalam area Jalur Agung ini, muncul pedang ilahi yang tak terhitung jumlahnya. Pedang-pedang ilahi ini berdentangan saat mereka memancarkan lingkaran-lingkaran cahaya suci yang menyilaukan. Kekuatan penghancur Jalur Agung terpancar dari setiap bilah pedang tersebut. Mereka berukuran sangat besar dan memancarkan kekuatan yang dahsyat. Mereka juga mengandung aura penghancur yang mampu mengoyak ruang hampa di dalamnya.
"Avici!"
Ye Futian memandang ke atas langit, dan dalam sekejap, bilah-bilah pedang yang tak terhitung jumlahnya itu dikerahkan ke depan secara bersamaan dan mampu mengabaikan jarak antara dirinya dengan lawannya.
*Brak*
Sebilah pedang ilahi melesat menuju Segel Celestial Worthy yang semakin mendekat, yang kemudian diikuti oleh pedang kedua, lalu pedang ketiga... Pedang ilahi yang tak terhitung jumlahnya itu semuanya dikerahkan menuju Segel Celestial Worthy.
Pada saat yang bersamaan, sosok Ye Futian tampaknya telah berubah menjadi sebilah pedang. Tubuhnya tidak bisa dihancurkan dan mampu menembus segalanya. Dia adalah perwujudan dari teknik pedang itu sendiri.
Atau dapat dikatakan bahwa saat ini, dia sudah menjadi sebilah pedang ilahi.
*Whoosh*
Seberkas cahaya bersinar terang saat sebilah pedang ilahi melintasi ruang hampa dan menembus Segel Celestial Worthy. Kemudian, pedang itu menghantam area gunung ilahi yang berada jauh di atas langit. Pedang itu melesat ke tempat dimana wajah sang Pemimpin Gunung berada, sehingga menghasilkan suara benturan yang bergema di area Jalur Agung tersebut.
Kemudian, pedang itu diikuti oleh pedang kedua, lalu pedang ketiga... Bilah-bilah pedang yang tak terhitung jumlahnya mengikuti di belakangnya dan menyerang berbagai macam lokasi di area gunung ilahi itu.
Area itu pun dihujani oleh pedang-pedang ilahi. Tidak hanya itu saja, sinar-sinar cahaya penghancur juga dikeluarkan, sehingga menyebabkan banyak retakan muncul di area gunung ilahi tersebut. Selain itu, cahaya yang menyilaukan terpancar dari retakan-retakan itu.
Wajah Pemimpin Gunung Celestial Worthy muncul di dinding area tersebut, dan dia tampak ketakutan. Dia tidak lagi memancarkan kepercayaan diri yang dia tunjukkan sebelumnya; sebaliknya, dia tampak panik sekarang.
*Boom*
*Boom*
Retakan yang muncul pada area gunung ilahi itu terus menerus menyebar, dan area itu pun mulai runtuh. Retakan yang tak terhitung jumlahnya itu juga bersinar pada saat yang bersamaan. Kemudian, seberkas cahaya suci yang sangat menyilaukan terpancar keluar. Area itu pun hancur total; rasanya seolah-olah langit telah hancur berkeping-keping.
Tidak lama kemudian, langit di atas Kota Heavenly Mandate kembali tenang seperti sedia kala. Kumpulan awan melayang secara perlahan di atas langit. Para kultivator tidak lagi merasakan tekanan yang menimpa tubuh mereka sebelumnya. Sosok Pemimpin Gunung Celestial Worthy juga tidak terlihat dimana pun.
Hanya Ye Futian yang masih berdiri di udara. Penampilannya tampak menakjubkan dengan jubah putih yang dia kenakan dan rambut abu-abunya yang berkibar tertiup angin.
Pemimpin Gunung Celestial Worthy telah binasa!
Seorang kultivator yang telah melewati dua Ujian Para Dewa baru saja tewas di tangan Ye Futian.
Hati para kultivator lainnya dari Prefektur Ilahi berdebar kencang. Mereka pun memilih untuk melarikan diri. Mereka melesat ke arah yang berbeda-beda. Namun, sinar-sinar cahaya suci itu langsung turun ke atas mereka meskipun jarak mereka dari Ye Futian cukup jauh. Cahaya suci itu langsung menembus mereka, sehingga membuat mereka berhenti di tempat masing-masing.
Setelah menunjukkan kemampuan sejatinya, Ye Futian mampu membunuh para kultivator di Tribulation Plane tingkat pertama hanya dengan satu jentikan jari!