Pengusiran
Pengusiran
Para kultivator dari Klan Dewa Kuno masih memusatkan pandangan mereka ke arah Ye Futian. Tidak ada aura yang terpancar dari sosok ini. Selain itu, penampilannya terlihat antara nyata dan tidak nyata, seolah-olah sosok itu bisa menghilang kapan saja.
Meskipun Ye Futian telah membunuh dua sosok terkemuka, namun para pemimpin dari enam Klan Dewa Kuno masih berada di sini. Kemampuan mereka jelas lebih kuat daripada Pemimpin Gunung Celestial Worthy dan Pemimpin Klan Mo. Selain itu, Wang Xiao, yang memegang kendali atas Senjata Kekaisaran, juga masih bersama mereka. Ye Futian pasti tidak akan mengambil risiko untuk datang kemari secara pribadi. Jika dia melakukan hal tersebut, dia hanya akan memberi mereka kesempatan untuk membunuhnya.
Sosok ilusi itu berhenti tepat di hadapan mereka. Meskipun itu hanyalah sosok duplikat, namun sosok itu terlihat sangat nyata.
Para kultivator dari enam Klan Dewa Kuno menatap tajam ke arah sosok itu. Tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa pun. Wang Xiao juga ikut memandangnya.
Kenapa sosok duplikat Ye Futian datang kemari?
"Untuk enam Klan Dewa Kuno dan semua pasukan lainnya, kuharap kalian segera pergi meninggalkan Dunia Asal. Selain itu, tanpa izin dariku, jangan pernah menginjakkan kaki di Dunia Asal lagi," ujar Ye Futian sambil memandang para kultivator dari enam Klan Dewa Kuno itu.
Dia sedang menghadapi pemimpin dari enam Klan Dewa Kuno. Di Prefektur Ilahi, mereka berenam adalah sosok-sosok yang berdiri di puncak kekuatan.
Namun saat ini, sosok duplikat Ye Futian sedang berbicara kepada mereka dengan nada tegas. Dia ingin mengusir mereka dari Dunia Asal, dan mereka tidak diperbolehkan lagi menginjakkan kaki ke Dunia Asal tanpa ada izin darinya.
Tindakannya ini begitu mengintimidasi.
Ekspresi sosok-sosok terkemuka dari enam Klan Dewa Kuno itu tampak buruk. Apakah mereka pernah diperlakukan dengan sikap seperti ini sebelumnya?
"Apakah kau datang kemari untuk bernegosiasi?" tanya Pemimpin Kota Tianyan dengan nada bicara sedingin es sambil terus menatap Ye Futian.
Ye Futian menyatakan, "Ini bukanlah sebuah negosiasi. Aku hanya datang untuk memberitahu kalian semua. Mulai hari ini, jika ada di antara kalian yang memasuki Dunia Asal dan ketahuan olehku, maka aku akan memastikan bahwa Klan Dewa Kuno kalian tidak akan bisa hidup dengan tenang. Murid-murid kalian tidak akan berani pergi meninggalkan markas kalian masing-masing." Nada bicaranya terdengar acuh tak acuh, tetapi mengandung ancaman yang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi di dalamnya.
Kata-katanya terdengar begitu mengintimidasi, dan keenam Klan Dewa Kuno itu menyadari bahwa dia memang mampu memberikan ancaman seperti itu pada mereka.
Melihat kultivasi dan kemampuan Ye Futian saat ini, meskipun dia tidak mampu menerobos masuk ke dalam markas dari Klan Dewa Kuno, namun setidaknya dia bisa menahan keinginan anggota mereka untuk bepergian keluar. Dia juga bisa memburu mereka satu per satu.
"Selain itu, jika ada lagi anggota dari Pecahan Ziwei yang binasa karena perintah pembunuhan atau dibunuh oleh salah satu anggota kalian, maka aku akan membalasnya seratus kali lipat lebih kejam," lanjut Ye Futian. "Mulai sekarang, enyahlah dari sini. Tinggalkan Dunia Asal dan jangan muncul di hadapanku lagi."
Ye Futian ingin mengusir semua anggota enam Klan Dewa Kuno dari Dunia Asal.
Mereka juga tidak boleh muncul di hadapannya lagi.
Perbincangan ini merupakan sebuah penghinaan besar bagi keenam Klan Dewa Kuno itu. Tidak ada seorang pun yang berani berbicara kepada mereka dengan sikap seperti ini.
Namun, hari ini, Ye Futian dari Dunia Asal telah memberi perintah pada mereka secara langsung. Dia ingin mereka angkat kaki dari dunia ini. Jika tidak, dia akan memastikan bahwa Klan Dewa Kuno mereka tidak akan bisa hidup dengan tenang.
Mereka sangat marah. Tekanan yang mengerikan terpancar dari sosok mereka dan mendarat di sosok duplikat Ye Futian. Namun, sosok duplikat itu tampaknya sama sekali tidak terpengaruh oleh aura mereka. Dia pun melanjutkan kata-katanya, "Ingatlah bahwa aku hanya memberi kalian waktu satu hari. Setelah waktu kalian habis, aku akan melakukan apa yang kukatakan sebelumnya. Kalian akan menanggung konsekuensi dari tindakan kalian masing-masing."
Setelah dia mengatakan hal ini, sosok duplikat itu berubah menjadi sebuah bola cahaya dari Jalur Agung dan langsung menghilang tanpa jejak. Seolah-olah sosok itu tidak pernah muncul dan tidak ada seorang pun yang berbicara sebelumnya.
Namun, semua yang telah terjadi kini sudah terukir di dalam benak para kultivator dari enam Klan Dewa Kuno itu.
Sungguh tindakan yang lancang!
Ini benar-benar sebuah penghinaan!
Klan Dewa Kuno adalah pasukan yang tangguh dan bermartabat. Masing-masing Istana Pemimpin Wilayah memberi hormat pada mereka, dan Istana Kekaisaran Donghuang sekalipun harus bersikap sopan terhadap mereka.
Namun hari ini, mereka telah mengalami penghinaan yang belum pernah mereka alami sebelumnya.
Ye Futian ingin mereka pergi dari Dunia Asal.
Jika tidak, mereka harus menanggung konsekuensinya.
Ye Futian juga hanya memberi mereka waktu satu hari untuk pergi meninggalkan Dunia Asal.
Dengan berdiri di atas mereka dan menunjukkan sikap yang begitu sombong, dia memberikan perintah secara langsung kepada mereka.
Hawa dingin terpancar dari enam sosok terkemuka itu. Aura mereka kini telah menyelimuti seluruh tempat. Tekanan yang dihasilkan sangatlah mengerikan.
Kapan terakhir kali mereka menerima penghinaan seperti ini?
Namun, hal itulah yang terjadi di sini hari ini.
Terlebih lagi, mereka memikirkan kata-kata yang diucapkan oleh Ye Futian dan mempertimbangkan apakah mereka sebaiknya pergi atau tidak. Ini jelas merupakan penghinaan yang jauh lebih memalukan.
Ancaman Ye Futian ini juga merupakan sebuah sebuah upaya gencatan senjata. Hal ini menunjukkan bahwa, selama mereka bersedia pergi meninggalkan Dunia Asal, kedua belah pihak akan melakukan gencatan senjata dan tidak akan ikut campur dalam urusan masing-masing.
Namun, jika mereka menolak untuk pergi, itu berarti mereka masih berupaya menghancurkan Pecahan Ziwei dan membunuh kultivator yang ada di dalamnya. Maka dari itu, Ye Futian juga akan mulai melakukan pembantaian dan membunuh semua orang.
Sekarang setelah Ye Futian memberi mereka sebuah pilihan, apakah mereka bersedia untuk mundur?
Setelah sempat tersulut amarah, mereka akhirnya mampu menenangkan diri. Bagi sosok di tingkat mereka, kondisi pikiran mereka tidak akan terpengaruh untuk waktu lama. Perhatian utama mereka tetaplah keuntungan dan kerugian dalam permasalahan ini.
"Bagaimana menurut kalian semua?" tanya Pemimpin Kota Tianyan. Bagaimana dia bisa membayangkan bahwa Dekan Akademi Heavenly Mandate, yang dulu telah dia hancurkan dengan satu ayunan tangannya, kini sudah bisa menjadi ancaman baginya?
Sebelumnya, dia beranggapan bahwa kultivasi Ye Futian saat ini hanya mampu membunuh kultivator di Tribulation Plane tingkat pertama. Mereka berencana menyegel Pecahan Ziwei dan mencari cara untuk menerobos masuk ke dalamnya.
Namun, sekarang setelah Ye Futian mampu membunuh kultivator di Tribulation Plane tingkat kedua, apakah mereka masih mampu menyegel Pecahan Ziwei?
Jika mereka berjaga di enam arah utama, mungkin Ye Futian akan menyergap mereka kapan saja. Selain keenam sosok terkemuka itu, siapa lagi yang mampu menghentikan Ye Futian?
"Memang tidak ada gunanya bagi kita untuk tetap berada di sini," ujar Pemimpin Klan Jiang. "Untuk saat ini, sebaiknya kita mundur terlebih dahulu. Kita bisa mendiskusikan cara untuk membunuh Ye Futian di lain waktu."
"Setuju," Pemimpin Divisi Vajra menambahkan. "Kita masih punya banyak waktu. Ketika kita mendapatkan kesempatan, kita akan bisa membunuhnya."
Selama mereka bisa membunuh Ye Futian, maka segala sesuatunya akan berakhir.
Pemimpin Gunung Infinite menyaksikan semua ini dengan tenang. Sebelumnya, Paman-Gurunya mengatakan kepadanya bahwa Ye Futian mungkin telah memiliki kemampuan bertarung di Tribulation Plane tingkat kedua. Tampaknya, dugaan Paman-Gurunya itu memang benar adanya.
Perang ini menjadi semakin merepotkan.
Seolah-olah mereka kini menemui jalan buntu.
"Kalau begitu, mari kita mundur," ujar Pemimpin Klan Haotian. Sebelumnya, mereka telah mengeluarkan perintah pembunuhan dan mengumpulkan pasukan dari seluruh penjuru Prefektur Ilahi untuk menghancurkan Pecahan Ziwei dan membunuh Ye Futian.
Namun, sekarang setelah mereka berkumpul di luar Pecahan Ziwei, mereka memilih untuk mundur.
Keenam Klan Dewa Kuno langsung mencapai kesepakatan untuk pergi meninggalkan Pecahan Ziwei.
Wang Xiao menyaksikan semuanya dengan tenang di bagian samping. Apakah ini adalah titik balik dari perang antara mereka dan Pecahan Ziwei?
Pecahan Ziwei, yang dipimpin oleh Ye Futian, kini tidak lagi takut dengan Klan Dewa Kuno.
Enam Klan Dewa Kuno itu pun mundur dari tempat ini. Dalam waktu singkat, mereka semua menghilang dari langit berbintang. Seolah-olah tidak ada seorang pun yang pernah muncul di area yang sunyi ini. Rasanya tidak ada satu hal pun yang terjadi di sana.
Setelah para kultivator itu pergi, mereka memanggil kembali anggota mereka di Dunia Asal dan kembali ke Prefektur Ilahi bersama-sama.
Mereka semua memutuskan untuk tidak lagi berurusan dengan Dunia Asal.
Sebagai Klan Dewa Kuno, meskipun mereka telah merelakan Dunia Asal, namun itu bukanlah kerugian besar bagi mereka.
…
Ye Futian langsung mengetahui begitu keenam Klan Dewa Kuno itu pergi meninggalkan Pecahan Ziwei.
Disertai dengan pancaran cahaya bintang, sekelompok kultivator yang dipimpin oleh Ye Futian tiba di wilayah perbatasan dari Pecahan Ziwei. Lord Chen, Xi Chiyao, dan yang lainnya juga berada di sana.
Lord Chen berkata, "Pemimpin Istana, kau telah membunuh dua sosok terkemuka dalam pertempuran ini dan menghancurkan dua pasukan besar dari Prefektur Ilahi. Kau telah mengejutkan para kultivator dari Prefektur Ilahi dan mengancam enam Klan Dewa Kuno, sampai-sampai mereka memutuskan untuk pergi. Apakah kau berencana untuk beristirahat dan memulihkan diri setelah ini?"
Ye Futian menganggukkan kepalanya dan berkata, "Setelah pertempuran ini berakhir, perintah pembunuhan itu tidak lagi menjadi ancaman bagi kita. Tidak ada seorang pun dari Prefektur Ilahi yang berani berurusan dengan Pecahan Ziwei secara gegabah."
Sudah waktunya bagi para kultivator dari Pecahan Ziwei untuk kembali menjelajah ke dunia luar. Tidak ada gunanya bagi mereka untuk tetap tinggal di Pecahan Ziwei dan terlibat dalam perang berkepanjangan melawan keenam Klan Dewa Kuno itu.
Lord Chen memahami maksud Ye Futian. Dia mengangguk pelan dan berkata, "Aku akan mempersiapkan anggota kita untuk kembali mengepung markas enam Klan Dewa Kuno di Dunia Asal dan merebut kendali atas semuanya. Dalam pertempuran ini, bukan hanya para kultivator dari Prefektur Ilahi yang dibuat tercengang. Di Dunia Asal, mungkin tidak ada seorang pun yang berani bersaing dengan kita lagi."
Tujuan utama Ye Futian setelah keluar dari pengasingannya adalah merebut kendali atas Dunia Asal, yang dulu pernah dia kuasai.
"Kuserahkan semuanya padamu, Lord Chen," ujar Ye Futian. Kemudian, Lord Chen dan yang lainnya pergi meninggalkan tempat itu.
Setelah para kultivator itu pergi, Hua Jieyu dan Xi Chiyao masih berada di sana.
Xi Chiyao memandang Hua Jieyu dengan kedua matanya yang indah. Ye Futian memandangnya dan berkata, "Dewi Chiyao, apakah ada yang ingin kau sampaikan?"
"Hmm," jawab Xi Chiyao sambil menganggukkan kepalanya. "Kau tidak ingin melanjutkan perang berkepanjangan ini dengan enam Klan Dewa Kuno karena kau percaya pada kemampuanmu sendiri. Pada akhirnya, kau akan bisa menghancurkan keenam Klan Dewa Kuno itu di masa depan. Oleh sebab itulah, kau hanya mengusir mereka."
Ye Futian tidak memberikan tanggapan apa pun dan hanya memandangnya. Xi Chiyao tampaknya ingin memberitahukan sesuatu kepadanya.
"Aku hanya ingin mengingatkanmu," ujar Xi Chiyao. "Sebelumnya, aku telah memberitahukan kepadamu bahwa Klan Dewa Kuno memiliki warisan yang melimpah. Jumlahnya jauh lebih banyak dari apa yang kau bayangkan. Hal yang sama juga berlaku kali ini. Klan Dewa Kuno memiliki warisan Kaisar Agung selama bertahun-tahun. Mereka memiliki lebih dari sekedar untaian aura dari seorang Kaisar Agung. Apa pun yang dapat kau pikirkan, mereka juga dapat melakukan hal yang sama. Oleh sebab itulah, kau harus berhati-hati di masa depan."
Xi Chiyao lahir di salah satu anggota Klan Dewa Kuno, sehingga dia sudah tidak asing dengan mereka. Dia juga sang Dewi dari Istana Kekaisaran Barat dan penerus dari seorang Kaisar Agung. Dia jelas lebih memahami tentang hal-hal seperti ini daripada kultivator lainnya.
"Aku mengerti," jawab Ye Futian dengan serius sambil mengangguk pelan. Dia akan selalu mengingat kata-kata Xi Chiyao di dalam benaknya.
Sebelumnya, dia menyerang Gunung Infinite sebagai sebuah ujian. Di puncak Gunung Infinite, dia bertemu dengan seorang Tetua yang menggunakan aura gunung ilahi itu untuk mengeluarkan kekuatan yang sangat dahsyat. Selain itu, dia tidak tahu apa lagi yang tersimpan di dalam gunung ilahi tersebut.
Sedangkan di Kota Haotian, dia telah merasakan aura Haotian Agung di sana. Sang Kaisar Agung bahkan telah berbicara padanya, dan dia berani mengejeknya sebagai dewa tua yang telah binasa. Meski begitu, apakah dewa kuno itu benar-benar telah binasa?
Kemungkinan besar masih ada banyak hal yang tidak dia ketahui.
Meski begitu, Pecahan Ziwei berhasil meraih kemenangan besar kali ini.
…
Enam Klan Dewa Kuno serta pasukan-pasukan dari Prefektur Ilahi telah merelakan Dunia Asal. Mereka diusir dan kembali ke Prefektur Ilahi. Dua pasukan terkemuka juga telah dihancurkan. Berita tentang semua ini pun menyebar dengan sangat cepat. Bisa dibayangkan betapa mengejutkannya berita ini.
Ye Futian benar-benar seperti matahari di atas langit. Semua orang di Prefektur Ilahi mengetahui namanya. Bahkan generasi muda juga membicarakan tentang dirinya.
Bagi pasukan-pasukan yang ada di Prefektur Ilahi, mereka menganggap bahwa Dunia Asal dan Pecahan Ziwei kini sudah bisa disejajarkan dengan anggota Klan Dewa Kuno.
Pecahan Ziwei memiliki dua kultivator tingkat tinggi di dalamnya—Ye Futian dan Lord Chen. Mereka juga memiliki warisan Kaisar Agung Ziwei serta berbagai macam kultivato kuat. Jajaran anggota mereka sudah tidak lebih lemah dari Klan Dewa Kuno.
Sebuah pasukan terkemuka kini telah lahir di Dunia Asal, dan mereka ingin tampil mendominasi di dunia tersebut.
Di dunia yang kacau ini, mampukah Pecahan Ziwei mempertahankan kekuasaannya di Dunia Asal?