Legenda Futian

Pemusnahan



Pemusnahan

1Ye Futian tampak berpakaian serba putih dan memegang sebuah tombak di tangannya. Dia berdiri di depan gunung ilahi itu dan mengamati para kultivator di bagian bawah.     

Sebuah aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya, dan cahaya suci menyebar ke berbagai arah. Di depan Gunung Infinite, tubuh semua kultivator gemetar saat mereka memandang sosok yang menakjubkan sekaligus mengerikan di hadapan mereka ini.     

*Whoosh* Saat tombak itu melayang di udara, muncul bayangan tombak yang tak ada habisnya. Mereka berukuran sangat besar dan langsung menekan area ini.     

Sementara itu di bagian bawah, semua kultivator telah mengerahkan aura Jalur Agung masing-masing ke tingkat maksimal.     

"Bunuh mereka!" Suara bernada dingin terdengar dari sosok Ye Futian. Tepat ketika tombak itu melesat ke bawah, bayangan tombak yang tak terhitung jumlahnya itu juga ikut menembus langit dan bumi. Mereka semua melesat ke permukaan tanah. Untuk beberapa saat, kekuatan penghancur itu mengoyak gunung-gunung kuno itu hingga rata dengan permukaan tanah. Saat semuanya telah runtuh dan hancur, para kultivator itu ikut binasa dalam keputusasaan.     

Hanya dengan satu serangan, semua kultivator yang berada di bagian bawah kini telah dimusnahkan, bahkan tidak ada yang tahu berapa jumlah orang yang telah binasa.     

Pada saat ini, di arah Gunung Infinite berada, gunung ilahi itu tampak bersinar terang. Semua sosok terkemuka itu melayang ke udara, tepatnya di area sekitar Gunung Infinite. Di antara mereka, bahkan ada beberapa jejak aura dari kultivator tingkat Tribulation Plane. Seseorang dengan rambut berwarna putih muncul dari dalam gunung ilahi tersebut. Pria itu sudah sangat tua. Sehingga sudah jelas, dia adalah seorang Tetua yang jarang sekali keluar dari gunung itu.     

Tapi sekarang, Gunung Infinite sedang diserang oleh Ye Futian, yang datang sendirian dengan membawa sebuah tombak, sehingga membuat mereka terbangun secara paksa.     

"Kau cari mati rupanya." Sebuah suara bernada dingin muncul dari arah gunung ilahi tersebut. Tiba-tiba, cahaya suci yang mengerikan bersinar terang, dan matriks pedang lainnya muncul di langit di atas Ye Futian.     

Terdapat pancaran cahaya yang mengerikan di dalam matriks pedang itu, seolah-olah gunung ilahi yang tak terhitung jumlahnya telah turun ke tempat Ye Futian berada. Mereka telah menyegel area di sekitarnya, dan di tengah-tengah matriks pedang tersebut, sepertinya ada kekuatan tingkat tinggi yang bergerak ke dalam Matiks Pedang Infinite.     

Sosok-sosok terkemuka ini melesat pergi dan muncul di lokasi yang berbeda-beda di dalam matriks pedang tersebut, mengendalikannya bersama-sama.     

"Bunuh dia!" Tatapan mata mereka dipenuhi oleh keinginan membunuh yang mengerikan. Tiba-tiba, sebilah pedang ilahi raksasa yang mampu mengoyak dunia melesat ke bawah, bergerak menuju tempat Ye Futian berada.     

Kemudian, muncul pedang kedua, diikuti oleh pedang ketiga. Pedang-pedang ilahi ini berukuran sangat besar, tercipta dari matriks ilahi itu, yang mampu mengoyak dunia ini. Di dalam matriks ilahi ini, dimana pun Ye Futian berada, dia tidak akan bisa menghindari tekanan dari serangan penghancur yang dikeluarkan.     

Ye Futian bisa merasakan kekuatan serangan tingkat tinggi ini, dan sebuah area yang tersegel muncul di sekitarnya. Dia dikelilingi oleh cahaya bintang; seolah-olah bintang-bintang di atas langit bergerak menurut ritmenya masing-masing. Ketika pedang-pedang ilahi itu dikerahkan ke bawah, mereka bertabrakan dengan bintang-bintang di atas langit dan menghasilkan suara ledakan yang sangat keras.     

Dia mendongak untuk memandang matriks ilahi tersebut. Enam Klan Dewa Kuno telah mengeluarkan perintah pembunuhan, dan kedua belah pihak sekarang terlibat dalam konflik berdarah yang tidak akan berakhir sampai salah satu dari mereka dimusnahkan; ini adalah alasan di balik kedatangannya kemari. Terlebih lagi, dia ingin menanamkan rasa takut di hati semua kultivator dari Prefektur Ilahi, sehingga tidak ada yang berani menanggapi perintah pembunuhan tersebut. Semua yang dia lakukan di Kota Haotian masih belum cukup.     

Namun, dia juga berpikiran bahwa dia mampu menghancurkan Klan Dewa Kuno, dan setidaknya, dia akan mampu menguji kekuatan Klan Dewa Kuno yang sesungguhnya.     

Di Kota Haotian, dia berhasil melarikan diri saat dikepung dan ditekan oleh enam Klan Dewa Kuno berkat Buddha's Celerity miliknya. Kalau tidak, dia tidak akan mengambil risiko untuk memasuki markas dari Klan Haotian.     

Namun hari ini, dia mendapatkan kesempatan untuk menguji kekuatan sejati dari Gunung Infinite.     

Dia menggenggam tombak di tangannya saat tubuhnya melesat ke atas langit. Semua bintang di langit telah menangkis serangan-serangan mengerikan itu untuknya.     

*Boom* Tombak di tangannya kini menghantam matriks ilahi tersebut dan menyebabkan banyak retakan muncul di permukaannya, sehingga membuatnya runtuh dan hancur. Para kultivator dari Gunung Infinite di dalamnya semuanya terhempas ke belakang dan mengerang kesakitan.     

Namun pada saat yang bersamaan, ada sebuah aura mengerikan yang mengalir ke bawah; itu adalah sebuah jejak telapak tangan raksasa yang melingkupi langit. Jejak telapak tangan itu langsung dikerahkan menuju tombak yang baru saja diayunkan oleh Ye Futian.     

Disertai dengan suara ledakan yang keras, tubuh Ye Futian terhempas ke permukaan tanah. Di bagian bawah, sebuah segel ilahi raksasa telah terbentuk, menyelimuti area yang luas. Jika ada seseorang yang berada di bawah sana, mereka mungkin akan ikut diserang oleh jejak telapak tangan raksasa ini. Namun, para kultivator dari sebelumnya telah dibunuh oleh Ye Futian.     

*Brak* Ye Futian menembus permukaan tanah dan muncul kembali di atas langit. Dia memandang sosok yang sedang duduk bersila di puncak Gunung Infinite. Rambut putih dari pria ini dan jubah yang dia kenakan berkibar tertiup angin. Auranya benar-benar mengerikan. Dia terlihat sangat tua, sehingga sudah jelas, dia pasti adalah sosok monster tua yang berasal dari Gunung Infinite.     

"Tribulation Plane tingkat kedua!" Ye Futian memandangnya dan menyadari bahwa serangan yang baru saja dia terima berasal dari lelaki tua ini.     

Sesuai dugaan, ada monster-monster tua yang selama ini bersembunyi di dalam Klan Dewa Kuno, dan jelas ada lebih dari satu kultivator Tribulation Plane tingkat kedua di sana.     

"Aku telah berkultivasi dalam pengasingan selama bertahun-tahun, dan aku tidak tahu masalah apa yang kau miliki dengan Gunung Infinite maupun alasan kenapa kau menggunakan taktik kejam seperti melakukan pembantaian, bahkan kau juga membunuh kultivator-kultivator tingkat rendah," ujar lelaki tua itu dengan mata terpejam. Suaranya bergema seperti sebuah lonceng raksasa. Di area sekitar Gunung Infinite, banyak kultivator memandangnya dengan tatapan tidak percaya; bahkan sebagian besar anggota Gunung Infinite tidak mengetahui tentang keberadaannya.     

"Mengenai hal itu, kau harus menanyakannya pada orang-orang dari Gunung Infinite," jawab Ye Futian. Begitu dia selesai berbicara, sosoknya langsung menghilang saat beberapa matriks pedang penghancur tiba-tiba muncul di tempatnya berdiri. Jika Ye Futian lengah sedikit saja, dia pasti sudah jatuh ke dalam perangkapnya.     

Pria tua ini ternyata cukup licik.     

"Tidak peduli apa pun dendam yang kau miliki, kau telah membunuh begitu banyak kultivator di Gunung Infinite, sehingga kau tidak memberiku pilihan selain membunuhmu," ujar lelaki tua itu dengan nada dingin. Begitu suaranya terdengar, sebuah tekanan yang dahsyat langsung terpancar darinya.     

Pada saat ini, seberkas cahaya suci yang tak tertandingi juga bersinar di gunung ilahi tersebut.     

Tampaknya pria itu and gunung ilahi ini telah menjadi satu kesatuan.      

*Boom, Boom, Boom* Di area yang luas ini, yang berpusat di sekitar Gunung Infinite, banyak gunung ilahi telah bermunculan. Proyeksi mereka di permukaan tanah telah menyegel area yang luas. Sebuah kekuatan yang mengerikan telah muncul di area ini, menekan begitu kuat sehingga para kultivator dari Gunung Infinite ikut merasa bahwa mereka seperti dipaksa bersujud di permukaan tanah.     

Mereka semua bisa merasakan kekuatan ilahi itu, dan ketika mereka memandang ke arah Gunung Infinite, wajah mereka menunjukkan rasa hormat yang luar biasa.     

*Whoosh* Seberkas cahaya suci melesat dan langsung menembus tubuh Ye Futian, menghancurkannya menjadi ketiadaan dalam sekejap.     

Lelaki tua itu tiba-tiba membuka matanya dan memandang ke arah itu; dia pun mengerutkan keningnya.     

Itu bukanlah tubuh fisiknya.     

Dia telah dipermainkan.     

Dia mendongak dan memandang ke bagian luar. Di luar area yang dikelilingi oleh pegunungan ilahi, ada satu sosok berbaju putih yang berdiri di sana, yang membuat lelaki tua itu sangat terkejut. Kecepatannya sungguh mencengangkan. Dia telah melarikan diri dari pegunungan ilahi ini dalam sekejap.     

"Tetua, aku telah mengganggu waktumu dengan kunjunganku hari ini. Kalau begitu, aku akan datang berkunjung di lain waktu ketika aku memiliki kesempatan." Di bagian luar, Ye Futian terdengar berkata, "Namun, para kultivator dari Gunung Infinite harus berhati-hati ketika mereka bepergian keluar di masa depan. Jika mereka berani meninggalkan area ini, nasib mereka mungkin tidak seberuntung hari ini."     

Setelah dia selesai berbicara, sosoknya langsung menghilang tanpa jejak.     

Di puncak Gunung Infinite, Tetua berambut putih itu duduk di sana sambil mengerutkan kening. Kemudian dia berkata dengan nada dingin, "Kenapa kita bermusuhan dengan sosok semengerikan itu?"     

Pertarungan singkat di antara mereka barusan membuatnya menyadari bahwa kehadiran Ye Futian akan menjadi sebuah bencana bagi Gunung Infinite. Jika mereka tidak mampu menyingkirkannya, Gunung Infinite akan berada dalam bahaya besar!     

Para kultivator dari Gunung Infinite menjelaskan semuanya kepada sang Tetua, dan tidak lama kemudian, ekspresinya tampak khawatir. Jika benar demikian, maka situasinya jauh lebih buruk dari apa yang dia bayangkan.     

Setelah beberapa lama, sekelompok kultivator tiba di puncak gunung ilahi tersebut. Saat ini, banyak orang di Gunung Infinite membungkuk hormat dan menyapanya, "Pemimpin Gunung."     

Tatapan mata Pemimpin Gunung Infinite terlihat sangat dingin ketika dia mengamati area di bagian bawah dan tidak melihat apa-apa selain reruntuhan. Dia telah menerima berita saat masih di perjalanan bahwa Ye Futian telah datang ke Gunung Infinite. Berani-beraninya dia datang kemari untuk melakukan pembantaian ini!     

Dengan menggunakan Buddha's Celerity, Ye Futian mampu melakukan apa pun yang dia inginkan, dan pergi kemana pun dengan sesuka hatinya.     

"Paman-Guru!" Pemimpin Gunung menyapa Tetua berambut putih itu, yang ternyata adalah Paman-Gurunya, sosok terkemuka yang jauh lebih senior darinya.     

Tetua berambut putih itu menatap Pemimpin Gunung. "Aku baru saja bertarung melawannya dan tidak mampu menghentikan pergerakannya. Saat kekuatan pegunungan ilahi dikeluarkan, dia menyadarinya dengan cepat dan berhasil melarikan diri, hanya meninggalkan sebuah umpan yang bahkan tidak bisa kupastikan kebenarannya."     

Ekspresi Pemimpin Gunung terlihat sangat buruk. Bahkan dengan bantuan dari pegunungan ilahi, Paman-Gurunya tetap tidak bisa menangkap lawannya itu, dan akhirnya Ye Futian berhasil melarikan diri.     

Banyak kultivator dari Gunung Infinite telah mati sia-sia hari ini.     

"Apakah permasalahannya begitu mendalam? Apakah tidak ada kemungkinan untuk berdamai?" Tetua berambut putih itu bertanya.     

Pemimpin Gunung menggelengkan kepalanya. "Menurut sepengetahuanku, perdamaian tidak mungkin bisa dilakukan apabila mengingat kepribadiannya. Kami sekarang sudah berdiri di sisi yang berlawanan untuk hidup dan mati. Konflik ini hanya akan berakhir ketika salah satu dari kami berhasil dihancurkan."     

"Cobalah menemukan cara untuk membunuhnya sesegera mungkin. Dia tidak bisa dibiarkan hidup lebih lama lagi." Lelaki tua itu mendengar kata-katanya dan berkata, "Hati-hati, kultivasi pria ini mungkin berada di Renhuang Plane tingkat kesembilan, tetapi aku menduga bahwa kemampuan bertarungnya mungkin berada pada Tribulation Plane tingkat kedua."     

"Tribulation Plane tingkat kedua?" Pemimpin Gunung Infinite bertanya dengan nada tidak percaya. Di Kota Haotian, Ye Futian hanya menunjukkan kemampuan yang mumpuni untuk membunuh para kultivator di Tribulation Plane tingkat pertama, tetapi dia tidak pernah melawan mereka yang berada di Tribulation Plane tingkat kedua karena dia selalu memilih untuk menghindari mereka.     

Mereka meyakini bahwa Ye Futian tidak berani menghadapi mereka secara langsung, dan dia berhasil melarikan diri hanya karena dia menguasai Buddha's Celerity.     

Tapi sekarang, Paman-Gurunya menilai bahwa Ye Futian mungkin memiliki kemampuan bertarung di Tribulation Plane tingkat kedua.     

"Mmm." Lelaki tua itu mengangguk. "Dia mampu menerobos Matriks Pelindung Agung di bagian luar, dan Matriks Infinite yang dibuat oleh para kultivator kita. Kemampuan bertarung semacam ini pasti berada pada di Tribulation Plane tingkat kedua."     

"Paman-Guru, apakah hal ini bisa dilakukan sementara dia masih berada di puncak Renhuang Plane?" ujar Pemimpin Gunung dengan ekspresi muram di wajahnya.     

"Mungkin saja dia sengaja menyamarkan auranya, atau mungkin dia menyembunyikan fakta bahwa dia telah selamat dari Ujian Para Dewa dengan cara khusus," ujar Tetua berambut putih itu. Dia juga memikirkan kemungkinan lain, tapi itu hanyalah pemikiran sekilas, jadi dia tidak memikirkannya terlalu berlebihan. Lagipula, kemungkinan semacam itu dapat segera dikesampingkan, karena hal itu mustahil untuk terjadi.     

"Jadi, mungkinkah dia benar-benar telah selamat dari Ujian Para Dewa?" Pemimpin Gunung memandang ke kejauhan dan mulai mempertimbangkan kemungkinan tersebut. Jika itu benar-benar kekuatan dari Tribulation Plane tingkat kedua, maka Ye Futian mungkin sudah selamat dari Ujian Para Dewa tahap pertama. Mengingat bakatnya sendiri yang sudah begitu luar biasa, dia bisa saja mengerahkan kemampuan bertarung yang jauh lebih tinggi daripada tingkat kultivasinya saat ini.     

Namun, Ye Futian belum menunjukkan kemampuan sejatinya sebelumnya. Apakah hal itu dilakukan untuk membuat mereka meremehkan kemampuannya?     

Tampaknya mulai detik ini, mereka harus berhati-hati saat berhadapan dengan Ye Futian.     

Di Wilayah Boundless, ada pasukan selain Gunung Infinite di sana. Itu adalah Gunung Celestial Worthy, yang merupakan gunung ilahi nomor dua di Wilayah Boundless, dan kekuatannya juga sangat mengerikan.     

Namun pada saat ini, semua orang di dalam cakupan wilayah sejauh 10.000 mil di sekitar Gunung Celestial Worthy sedang dilanda keterkejutan, dimana mereka bergegas pergi menuju Gunung Celestial Worthy dan memandang ke bagian depan.     

Di sana, gunung ilahi itu sudah terbelah menjadi dua bagian dan runtuh di tempatnya berada. Semua bangunan megah yang ada di dalam Gunung Celestial Worthy telah hancur berantakan. Mereka telah berubah menjadi reruntuhan, dan wilayah yang dulunya dikenal sebagai tempat suci itu kini telah diratakan ke permukaan tanah.     

Belum lama ini, wilayah pegunungan dari Gunung Celestial Worthy telah dilanda bencana. Seorang kultivator berambut abu-abu datang dengan membawa sebuah tombak di tangannya dan menghancurkan Gunung Celestial Worthy sendirian.     

Saat ini, sebuah aura yang kuat menyebar di atas langit, diikuti dengan munculnya beberapa sosok di sana. Saat mereka menyaksikan pemandangan yang tersaji di hadapan mereka, mereka hanya bisa merasakan darah mereka mendidih.     

Mereka telah pergi ke Kota Haotian sebelumnya, tidak menyangka bahwa begitu mereka kembali, gunung mereka akan dihancurkan seperti ini, dan bahkan Matriks Pelindung Agung tidak dapat menyelamatkan Gunung Celestial Worthy dari kehancuran.     

"Ye Futian!" Pemimpin Gunung Celestial Worthy memancarkan keinginan membunuh yang sangat mengerikan dan langsung menyelimuti seluruh tempat. Dia bersumpah bahwa dia tidak akan berhenti berjuang sampai Ye Futian tewas terbunuh!     

Di Wilayah Boundless, dua gunung ilahi utama mereka telah diserang. Gunung Infinite menderita kerugian besar dengan banyak korban berjatuhan di dalamnya, dan berita kehancuran total yang dialami oleh Gunung Celestial Worthy langsung membuat Prefektur Ilahi menjadi gempar!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.