Serangan Kedua
Serangan Kedua
Dia pergi ke Klan Haotian sendirian dan menimbulkan kekacauan besar di dalam markas mereka, membunuh banyak kultivator yang telah menanggapi perintah pembunuhan yang ditujukan padanya dan Pecahan Ziwei. Selain itu, dia juga telah membantai beberapa murid utama dan beberapa kultivator Tribulation Plane di Klan Haotian. Lalu, adapula Gunung Infinite, yang juga mengalami kerugian besar. Pelindung Agung mereka dibunuh oleh Ye Futian, dan ada banyak korban di antara murid-murid mereka.
Sedangkan Gunung Celestial Worthy, markas mereka tidak cukup kuat untuk menanggung bencana semengerikan itu. Markas mereka nyaris hancur total, hanya menyisakan orang-orang yang pergi ke Kota Haotian.
Melihat semua pertumpahan darah yang terjadi di hadapan mereka ini, berapa banyak orang yang berani menanggapi perintah pembunuhan itu sekarang?
Mereka yang tidak tergabung dalam pasukan mana pun mungkin akan tertarik untuk mencobanya tanpa memikirkan banyak pertimbangan, namun tetap saja ada bahaya yang mengancam mereka.
Setelah perang meletus, enam Klan Dewa Kuno kini merasakan kegelisahan yang luar biasa. Ye Futian mampu mengancam keberadaan Klan Dewa Kuno secara langsung. Paling tidak, kehadiran Ye Futian menunjukkan bahwa para kultivator dari Klan Dewa Kuno tidak bisa lagi datang dan pergi sesuka hati, dan mereka tidak bisa bepergian keluar seperti sebelumnya. Melakukan hal tersebut akan menjadi masalah antara hidup atau mati.
Setelah itu, enam Klan Dewa Kuno memanggil kembali semua anggota mereka ke markas masing-masing dan bersiap untuk membentengi diri pada saat itu juga. Pada saat yang bersamaan, enam Klan Dewa Kuno itu juga membahas tindakan pencegahan dari jarak jauh dan akhirnya mencapai sebuah kesepakatan.
Mereka tidak boleh lagi memberi Ye Futian kesempatan untuk menyerang mereka.
Setelah Ye Futian kembali ke Pecahan Ziwei, saat dia sedang berjalan, tiba-tiba dia bisa merasakan sesuatu di dalam benaknya, dan sebuah cermin muncul di hadapannya; sosok Xi Chiyao terpantul di sisi lain dari cermin tersebut.
"Kau belum sampai?" Xi Chiyao bertanya. Saat ini, Xi Chiyao berada di Istana Kekaisaran Ziwei.
"Sebentar lagi; Aku sudah memasuki Pecahan Ziwei," Ye Futian menanggapi.
"Aku telah menerima berita bahwa enam Klan Dewa Kuno sedang bersiap-siap untuk membuka kembali jalur spasial mereka dan berencana untuk datang ke Dunia Asal sekali lagi. Kali ini, mereka mungkin akan tinggal untuk waktu yang lama dengan mendirikan markas di wilayah perbatasan untuk mengepung Pecahan Ziwei," ujar Xi Chiyao.
Enam Klan Dewa Kuno akhirnya akan menyatakan perang terhadap Ye Futian. Mereka menyadari bahwa, selama Ye Futian masih hidup, keenam Klan Dewa Kuno itu tidak akan bisa hidup dengan tenang.
"Aku tahu. Tenang saja, sebentar lagi aku sampai," ujar Ye Futian. Dia memberi perintah dari dalam pikirannya saat dia melesat melintasi ruang hampa. Tidak lama kemudian, Ye Futian muncul di Istana Kekaisaran Ziwei dan menemui Xi Chiyao.
"Akhirnya kau kembali." Xi Chiyao melangkah ke depan. "Kau telah melakukannya kali ini dan langsung mengancam keberadaan enam Klan Dewa Kuno. Sepertinya mereka tidak akan membiarkan masalah ini berlalu dengan mudah kali ini."
"Meskipun aku tidak pergi ke Prefektur Ilahi, mereka akan tetap mengeluarkan perintah pembunuhan, jadi apa bedanya?" Ye Futian menanggapi, "Jika mereka ingin datang kemari, maka kita akan menunggu kehadiran mereka."
Setelah itu, sosoknya melesat pergi dan muncul kembali di dalam kuil yang ada di Istana Kekaisaran Ziwei dan mengumumkan, "Semuanya, mohon perhatiannya."
Saat suaranya terdengar, beberapa sosok langsung muncul di hadapannya. Itu adalah Murong Yu dan lainnya; mereka adalah anggota inti dari Istana Kekaisaran Ziwei.
"Pemimpin Istana," mereka semua menyapanya.
"Panggil semua anggota dari Istana Kekaisaran Ziwei yang ada di Dunia Asal. Tinggalkan semua wilayah yang telah kita kuasai, namun suruh mereka membawa kembali semua barang berharga yang kita dapatkan di sana," Ye Futian langsung memberi perintah.
"Baik, Pemimpin Istana." Semua orang mengangguk dan menerima perintah tersebut.
"Pemimpin Istana, apakah ada hal lain yang perlu kami lakukan?" Murong Yu bertanya.
"Sudah cukup." Ye Futian menggelengkan kepalanya, "Enam Klan Dewa Kuno akan menyerang Pecahan Ziwei untuk kedua kalinya, dan aku yakin kali ini, mereka masih belum bisa mendapatkan hasil yang mereka inginkan. Di masa depan, mungkin akan ada penyerangan ketiga. Aku berharap ketika mereka akhirnya menyerang untuk ketiga kalinya, Pecahan Ziwei akan mampu menahan mereka di sini selamanya."
"Kami akan selalu bekerja keras untuk meningkatkan kultivasi kami." Murong Yu dan yang lainnya membungkuk hormat. Lagi-lagi mereka harus mengandalkan kekuatan Pemimpin Istana. Meskipun mereka semua kini sudah mencapai Tribulation Plane, namun masih sulit bagi mereka untuk berpartisipasi dalam pertempuran sebesar ini.
Enam Klan Dewa itu sangatlah kuat. Jika mereka memaksa untuk berpartisipasi dalam pertempuran ini, kemungkinan besar mereka akan binasa.
"Pergilah dan persiapkan semuanya," ujar Ye Futian saat dia hendak menghubungi Lord Chen.
Lord Chen dan Kakak Ketiga masih berada di Dunia Heavenly Mandate.
Ketika enam Klan Dewa Kuno itu datang kemari lagi, mereka pasti akan mencoba merebut wilayah mereka dan kemungkinan besar akan menyerang Dunia Heavenly Mandate. Jika mereka tidak dapat menghancurkan Pecahan Ziwei, tidak mengejutkan jika mereka membalasnya dengan cara menyerang Dunia Heavenly Mandate.
Mereka tidak tahu siapa yang akan dikirimkan oleh pasukan lawan untuk menyerang Dunia Heavenly Mandate.
Setelah itu, Pecahan Ziwei mulai mempersiapkan semuanya, dimana mereka memanggil kembali semua anggota mereka yang ada di dunia luar. Pada saat yang bersamaan, matriks teleportasi yang terhubung ke Akademi Heavenly Mandate diaktifkan untuk mengevakuasi para kultivator dari Akademi Heavenly Mandate ke Pecahan Ziwei.
Sedangkan di Pecahan Ziwei, adapula Istana Heavenly Mandate, yang sudah dianggap sebagai bagian dari Akademi Heavenly Mandate.
"Dewi Chiyao, aku membutuhkan bantuanmu," ujar Ye Futian pada Xi Chiyao.
"Katakan saja," Xi Chiyao mengangguk pelan.
"Tolong perintahkan Istana Kekaisaran Barat untuk menyebarkan berita ke Prefektur Ilahi, dan beritahu mereka bahwa aku mengeluarkan peringatan ini secara pribadi kepada enam Klan Dewa Kuno dari Prefektur Ilahi. Jika seseorang berani menghancurkan pihak lain seperti Dunia Heavenly Mandate atau Dunia Asal dan melukai orang-orang yang tidak bersalah di dalamnya, aku berjanji bahwa aku akan menghancurkan semua kota dari enam Klan Dewa Kuno," ujar Ye Futian.
Setelah menyaksikan pertempuran sebelumnya, enam Klan Dewa Kuno pasti menyadari bahwa Ye Futian mampu melakukan hal tersebut.
Dia mungkin tidak dapat menyusup ke dalam markas Klan Dewa Kuno, namun kota-kota yang ditempati oleh Klan Dewa Kuno jelas mampu dihancurkan olehnya, dan dia bisa membuat kota-kota itu dipenuhi dengan mayat. Terlepas dari kebenaran tekadnya itu, namun begitu kata-kata itu diucapkan, jika enam Klan Dewa Kuno berani menyerang Dunia Heavenly Mandate dan jika Ye Futian masih hidup, dia yakin bahwa semua kultivator yang tinggal di kota-kota itu mungkin akan muncul dengan sendirinya untuk menghindari bencana yang akan datang.
Berdasarkan pertempuran yang terjadi di Kota Haotian, dia percaya bahwa dia memiliki kemampuan yang mumpuni untuk menghentikan orang-orang ini.
"Tidak masalah," Xi Chiyao menganggukkan kepalanya. Menyebarkan berita seperti ini bukanlah masalah besar dan bisa dilakukan dengan mudah oleh Istana Kekaisaran Barat.
Terutama di situasi seperti saat ini, dimana Prefektur Ilahi masih dikejutkan oleh insiden yang terjadi di Kota Haotian. Ditambah dengan peringatan yang disampaikan oleh Ye Futian, berita ini jelas akan menggemparkan seluruh penjuru Prefektur Ilahi.
Ye Futian tidak percaya bahwa enam Klan Dewa Kuno akan mempertaruhkan opini publik dan membantai pasukan-pasukan seperti Dunia Heavenly Mandate dan yang lainnya. Perintah pembunuhan sebelumnya telah menyebabkan ketidakpercayaan yang mendalam pada banyak kultivator yang hadir kala itu. Mereka bersedia menanggapi perintah pembunuhan itu, namun enam Klan Dewa Kuno justru tidak melindungi nyawa mereka dan menahan mereka di dalam kota, sementara Ye Futian memburu mereka dengan sesuka hati.
Saat ini, mustahil bagi enam Klan Dewa Kuno itu untuk melampiaskan kemarahan mereka hanya dengan membunuh beberapa orang yang tidak bersalah di dalam Dunia Heavenly Mandate, yang hanya akan menyebabkan kota mereka dihancurkan sebagai balasannya, serta menurunkan semangat juang anggota mereka. Apabila mereka mampu membunuh Ye Futian dalam prosesnya, maka segala sesuatunya akan berubah total.
Saat Istana Kekaisaran Ziwei mulai disibukkan dengan berbagai macam persiapan, keenam Klan Dewa Kuno juga menghadapi situasi yang sama. Saat ini mereka sedang menata ulang infrastruktur dari Klan Dewa Kuno. Setelah memanggil kembali anggota mereka yang ditempatkan di dunia luar, sosok-sosok terkemuka mereka mulai menciptakan sebuah jalur spasial.
Pasukan gabungan dari keenam Klan Dewa Kuno kembali membuka jalur menuju Dunia Asal. Pada saat yang bersamaan, Pemimpin Gunung Celestial Worthy, serta beberapa pasukan terkemuka lainnya, telah membuat pengorbanan besar dengan tujuan untuk membunuh Ye Futian. Tidak peduli apa pun biayanya, mereka harus menyingkirkan Ye Futian.
Selama Ye Futian masih hidup, pasukan mereka kemungkinan besar akan berakhir seperti Gunung Celestial Worthy, dihancurkan hingga tak bersisa. Perselisihan ini hanya akan berakhir jika salah satu pihak berhasil disingkirkan.
Enam Klan Dewa Kuno memutuskan kembali ke Dunia Asal dengan membawa pasukan mereka. Hal pertama yang mereka lakukan adalah mengunjungi wilayah-wilayah yang pernah mereka kuasai di Dunia Asal. Namun, mereka terkejut saat mendapati bahwa tempat-tempat itu sudah dikosongkan, tanpa ada seorang pun di sana. Para kultivator dari Pecahan Ziwei semuanya juga telah dievakuasi dari sana.
Mereka semua kini dalam suasana hati yang buruk. Mereka tampil sangat pasif dalam perang antara enam Klan Dewa Kuno dan Pecahan Ziwei, namun tidak satupun dari mereka yang berani mencoba menerobos masuk ke dalam Pecahan Ziwei. Di sana, Ye Futian adalah penguasa mutlaknya, dan begitu mereka memasukinya, kemungkinan besar mereka tidak akan pernah bisa keluar hidup-hidup.
Sebenarnya, Kota Tianyan berencana untuk mengirim Wang Xiao ke Pecahan Ziwei dengan membawa Senjata Kekaisaran, tetapi Pemimpin Kota Tianyan enggan mengambil risiko itu. Meskipun Wang Xiao bisa menjadi sangat kuat dengan bantuan Senjata Kekaisaran, namun jika ada situasi yang tak terduga, dan Wang Xiao tewas terbunuh di Pecahan Ziwei, itu bukanlah konsekuensi yang bisa ditanggung oleh Kota Tianyan.
Oleh sebab itulah, Kota Tianyan tidak berani mengambil risiko itu.
Bagaimanapun juga, Dunia Asal merupakan wilayah kekuasaan Ye Futian di masa lalu, dan itu sangat tidak menguntungkan bagi mereka. Jika mereka ingin menekan Pecahan Ziwei, satu-satunya solusi yang bisa digunakan adalah mempersiapkan penghalang dalam jangka waktu yang lama untuk menunggu Pecahan Ziwei mengambil tindakan.
Untuk saat ini, keenam Klan Dewa Kuno itu tidak memiliki solusi yang lebih baik.
Adapun Kota Tianyan, mereka sebenarnya memiliki skenario lain, yaitu mempertimbangkan kemungkinan saat Wang Xiao menerobos ke tingkat Plane berikutnya. Selama Wang Xiao mampu melewati Ujian Para Dewa tahap kedua, siapa lagi di dunia ini yang bisa menghentikan Wang Xiao, yang memiliki Senjata kekaisaran dalam genggamannya?
Bahkan Ye Futian, yang selama ini mengandalkan aura milik Ziwei Agung, pasti akan binasa di tangan Wang Xiao.
Pertempuran ini mungkin akan berlangsung sangat lama dan melelahkan bagi keenam Klan Dewa Kuno itu. Mereka tidak pernah dipojokkan hingga ke situasi seperti saat ini!