Legenda Futian

Mundur



Mundur

0Sebuah jejak aura berani menyuruh Ye Futian untuk menyembahnya?     

Ye Futian telah bertemu dengan banyak Kaisar Agung dan mendapatkan beberapa warisan milik mereka.     

Klan Haotian adalah musuh bebuyutannya. Aura Kaisar Agung dari musuh bebuyutannya ini ingin dia tunduk padanya? Dia jelas tidak bisa melakukan hal tersebut.     

Justru seorang dewa tua yang telah binasa sepertinya yang harus memberi hormat pada dewa baru di masa depan!     

Haotian Agung adalah seorang dewa tua yang telah binasa. Adapun sang dewa baru, Ye Futian tentu saja mengacu pada dirinya sendiri.     

Dia berani berbicara dengan begitu sombong. Apakah dia mampu mencapai Great Emperor Plane di masa depan?     

"B*jingan satu ini sangat berani dalam berbicara," sebuah suara tiba-tiba bergema di udara.     

Di atas langit, wajah itu terlihat sangat mengintimidasi. Kekuatan dari seorang Kaisar Agung telah menyebar di seluruh tempat, dan terasa sangat mengerikan. Ye Futian juga bisa merasakan kekuatan ini, tetapi dia berusaha menjaga pikiran dan jiwanya. Dia tidak akan membiarkan dirinya terguncang. Itu hanyalah sebuah tekanan.     

"Huh, kau pasti hanya menggunakan suatu trik," ejek Ye Futian.     

Saat dia mengatakan hal ini, terdengar suara gemerisik di sekelilingnya. Cabang-cabang pohon ilahi itu berayun-ayun. Kemudian, beberapa kultivator langsung dibunuh oleh aura pedang yang dikeluarkan oleh dahan-dahan dan dedaunan dari pohon ilahi tersebut. Jiwa mereka hilang dalam sekejap.     

"Kau sudah terkubur di dalam kuburanmu. Kenapa kau malah repot-repot keluar? Kembalilah ke kuburanmu sekarang," ujar Ye Futian dengan nada dingin.     

Ketika mereka mendengar ucapan Ye Futian yang sangat sombong, semua kultivator dari Klan Haotian langsung tersulut amarah. Wajah mereka menyiratkan keinginan membunuh yang kuat.     

Ye Futian berani bersikap tidak sopan di hadapan Haotian Agung.     

Saat ini, sosok Pemimpin Klan Haotian muncul jauh di atas langit. Dia tampaknya telah menyatu dengan aura Haotian Agung. Kini dia mewakili kehendak dari Haotian Agung. Dia menundukkan kepalanya dan memandang sosok Ye Futian di bagian bawah. Tekanan mutlaknya menekan tubuh Ye Futian, berniat untuk menghancurkannya di bawah tekanan ini.     

"Jangan coba-coba untuk bersikap sombong dan angkuh di hadapanku," Ye Futian menegur dengan nada dingin saat dia memandang lawan bicaranya itu. Saat dia mengatakan hal ini, suara gemerisik itu kembali terdengar. Dalam sekejap, semakin banyak kultivator dari Klan Haotian yang binasa. Mereka semua tewas di tempat dan jiwa mereka lenyap tak bersisa.     

"Bahkan jika kau benar-benar seorang dewa, aku tetap tidak akan menyerah," Ye Futian menyatakan dengan suara keras.     

Dia memandang ke arah Pemimpin Klan Haotian dan berkata, "Karena enam Klan Dewa Kuno tidak keberatan untuk mengorbankan nyawa para kultivator dari Prefektur Ilahi di Kota Haotian, maka tidak masalah jika beberapa kultivator dari Klan Haotian dikorbankan saat kalian berusaha membunuhku, bukan? Kalau begitu, lebih baik aku membunuh mereka sekarang juga!"     

Ye Futian ingin melihat seperti apa pilihan yang akan diambil oleh Klan Haotian.     

Apakah mereka akan membuka segel ini dan membiarkannya pergi? Atau, apakah mereka masih akan menyerangnya dengan kekuatan penuh? Para kultivator yang telah ditangkap oleh sulur-sulur dari pohon ilahi itu semuanya adalah anggota inti dari Klan Haotian. Jika mereka mencoba membunuh Ye Futian dengan paksa, maka para kultivator ini akan binasa.     

Pada saat ini, banyak aura menakjubkan yang terpancar di sebelah Pemimpin Klan Haotian. Mereka menyelimuti tempat dimana Ye Futian berada. Pemilik aura-aura itu adalah Pemimpin Kota Tianyan dan kultivator lainnya. Selama ini, mereka telah menunggu dengan sabar di bagian samping.     

Sama seperti sebelumnya, ketika mereka berharap Wang Xiao akan menghancurkan Pecahan Ziwei dengan cara apa pun, sekarang, mereka tentu saja juga berharap bahwa Klan Haotian akan berusaha semaksimal mungkin untuk membunuh Ye Futian.     

Karena kultivator yang akan dikorbankan bersama Ye Futian bukanlah anggotanya, maka dia jelas tidak perlu merasa khawatir.     

Mereka bahkan telah membentuk banyak area Jalur Agung untuk mengepung markas dari Klan Haotian dan menutup semua rute yang bisa digunakan Ye Futian untuk melarikan diri. Mereka tidak ingin membiarkannya pergi hidup-hidup dari sini.     

"Semuanya, tolong jangan bertindak gegabah," ujar Pemimpin Klan Haotian. Tentu saja dia memahami maksud mereka saat dia memberikan peringatan ini. Pada saat yang bersamaan, kekuatan surgawi itu tidak hanya menekan Ye Futian, tetapi juga menyelimuti semua orang di sekitarnya, termasuk lima sosok terkemuka tersebut. Itu adalah peringatan bagi mereka untuk tidak bertindak gegabah.     

Tatapan mata lima sosok itu bersinar, namun mereka tidak terburu-buru mengambil tindakan. Bagaimanapun juga, ini adalah wilayah kekuasaan dari Klan Haotian. Aura milik Haotian Agung telah terbangun, sehingga mereka jelas memiliki pertimbangan masing-masing dalam bertindak.     

Jika mereka melancarkan serangan, Klan Haotian bisa saja memilih untuk mengkhianati mereka.     

Sekarang, situasinya menjadi semakin rumit.     

"Pemimpin Klan."     

"Kakek."     

"Kakek Buyut!"     

Di antara dahan-dahan dari pohon ilahi itu, orang-orang yang telah ditangkap oleh Ye Futian berteriak. Mereka yang berhak tinggal di markas Klan Haotian semuanya adalah anggota inti. Banyak dari mereka adalah keturunan utama dari sang Pemimpin Klan. Ye Futian menangkap banyak anggota mereka sekaligus. Sebagian besar dari tawanannya berasal dari garis keturunan utama dengan nama keluarga 'Hua'. Mereka adalah keturunan dari Pemimpin Klan Haotian.     

Sekarang, mereka semua memohon pada Pemimpin Klan Haotian untuk menyelamatkan nyawa mereka.     

"Jika aku membuka segel ini, apakah kau akan membebaskan mereka?" tanya Pemimpin Klan Haotian. Sudah jelas, dihadapkan dengan kematian orang-orang dari garis keturunannya, dia tidak bisa memalingkan muka begitu saja. Bagaimanapun juga, para kultivator itu adalah keturunannya. Mereka memiliki garis keturunan yang sama. Dia jelas tidak mau menukar nyawa mereka dengan nyawa Ye Futian.     

"Lord Hua," ujar Pemimpin Kota Tianyan. Nada bicaranya terdengar acuh tak acuh. Pada awalnya, sikapnya tidaklah seperti ini.     

Pemimpin Klan Klan Haotian melanjutkan kata-katanya, "Perintah pembunuhan telah diresmikan. Mari kita anggap bahwa dia tidak pernah muncul di sini hari ini. Mulai besok, Klan Haotian tentu saja akan berusaha membunuhnya dengan segala cara dan menghancurkan Pecahan Ziwei. Namun untuk hari ini, semuanya, tolong ikuti perintahku, dan mari kita hentikan masalah ini sampai di sini saja." Dia bisa bertindak dingin dan tanpa ampun terhadap kultivator asing, namun dia tidak bisa melakukan hal yang sama terhadap anggota klannya sendiri. Jika hanya beberapa dari mereka yang disandera, dia mungkin bersedia melakukan pengorbanan itu. Namun, ada terlalu banyak dari mereka yang berada dalam genggaman Ye Futian.     

Pemimpin Klan Haotian menyadari bahwa nyawa para kultivator yang hadir di sini layak dikorbankan untuk membunuh Ye Futian. Namun, dia tidak mampu mengorbankan anggota klannya sendiri.     

Oleh sebab itulah, akhirnya dia memilih untuk mengalah.     

Kekuatan surgawi yang dikeluarkan oleh aura Haotian Agung itu memudar setelah dia selesai berbicara. Pemimpin Klan Haotian membuka segelnya dan memandang lima sosok pemimpin lainnya.     

Pemimpin Kota Tianyan dan sosok-sosok terkemuka lainnya memandangnya dan berkata, "Klan Haotian adalah pihak yang mengumpulkan anggota Prefektur Ilahi di sini hari ini untuk membahas rencana besar dalam membunuh Ye Futian. Karena kau sendiri yang bersedia melepaskan Ye Futian, apa lagi yang bisa kami katakan?"     

Saat dia mengatakan hal ini, dia juga membuka segelnya.     

Ketika sosok pemimpin lainnya menyaksikan pemandangan ini, mereka juga melakukan hal yang sama.     

Ye Futian tiba-tiba mengungkapkan senyuman di wajahnya. Pada saat yang bersamaan, keinginan membunuh yang mengerikan terpancar dari sulur-sulur pohon ilahi tersebut. Dalam sekejap, markas Klan Haotian dihujani oleh darah segar sementara Ye Futian menghilang dari tempatnya.     

*Boom* Sebuah aura yang mengancam langsung menyegel Kota Haotian secara keseluruhan. Wajah Haotian Agung kembali muncul di atas langit dengan memancarkan aura yang mengerikan, menekan seluruh penjuru kota. Itu adalah aura Haotian Agung.     

Pemimpin Klan Haotian mengarahkan pandangannya ke permukaan tanah. Di area dimana para kultivator dari Klan Haotian berada, darah berceceran dimana-mana. Kultivator yang tak terhitung jumlahnya telah tewas terbunuh di tempat oleh Ye Futian. Alih-alih mengampuni mereka, dia justru membantai mereka semua.     

"Ye Futian!" Pemimpin Klan Haotian berteriak dengan penuh amarah ke atas langit.     

"Setelah kau setuju untuk membiarkanku pergi, aura Haotian Agung masih menyelimuti Kota Haotian. Karena kau tidak berencana untuk menepati janjimu, jangan salahkan aku karena telah bertindak kejam. Ingat baik-baik, mereka semua mati karenamu." Sebuah suara tiba-tiba terdengar dari luar Kota Haotian. Sepertinya aura Haotian Agung tidak berhasil menyegel Ye Futian di dalamnya. Dalam sekejap, Ye Futian telah lolos dair pengepungan aura itu dan menghilang tanpa jejak.     

Perlahan-lahan aura Ye Futian juga memudar.     

"Dia sudah pergi!" ujar seseorang.     

Kultivator yang tak terhitung jumlahnya di Kota Haotian memandang ke atas langit. Enam Klan Dewa Kuno telah mengeluarkan perintah pembunuhan hari ini. Namun, Ye Futian datang kemari sendirian. Kemudian, dia mulai melakukan pembantaian, bahkan dia juga meneobos masuk ke dalam markas Klan Haotian. Setelah itu, dia pergi begitu saja.     

"Luar biasa, Sang harimau kini telah kembali menebar ancaman," ujar Pemimpin Kota Tianyan dengan nada datar dan terkesan mengejek.     

Banyak orang telah tewas terbunuh, namun mereka telah membiarkan Ye Futian pergi dengan begitu mudahnya.     

Kali ini, Klan Haotian menderita kerugian besar dan telah dipermalukan di hadapan publik!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.