Legenda Futian

Dewa Tua yang Telah Binasa



Dewa Tua yang Telah Binasa

0Itu adalah Buddha Seribu Tangan!     

Banyak kultivator menatap tajam ke arah Ye Futian. Dia tidak hanya berubah menjadi Buddha Seribu Tangan, tetapi aura pedang yang mengerikan juga bisa dideteksi dari setiap lengannya. Aura pedang itu menjulang tinggi dan melingkupi seluruh penjuru Kota Haotian.     

Sebuah aura yang mengerikan menyebar di udara saat 1000 tangan itu menghalangi matahari. Tepat ketika aura itu menekan ke bawah, 10.000 pedang cahaya tiba-tiba muncul di atas langit. Semua pedang cahaya itu memiliki ketepatan yang mencengangkan. Mereka mampu mengabaikan jarak yang sangat jauh dan melesat ke arah yang berbeda-beda dengan tepat.     

Pedang-pedang cahaya yang mampu mengabaikan jarak dari targetnya ini jelas merupakan Pedang Boundless.     

Suara tusukan pedang terus menerus terdengar dari berbagai lokasi di Kota Haotian. Aura pedang itu mengamuk, sementara suara jeritan kesakitan juga memenuhi langit. Dalam sekejap, lebih dari 10.000 orang telah ditusuk oleh aura pedang itu dan tewas di tempat.     

Namun, pada saat yang bersamaan, banyak aura yang menakjubkan dikeluarkan di berbagai lokasi secara bersamaan. Masing-masing aura ini melingkupi sebuah area, menangkis aura pedang yang membawa keinginan membunuh di dalamnya itu.     

Masing-masing aura di setiap area itu sangatlah mengejutkan. Aura-aura dari Jalur Agung yang mengerikan itu menembus ruang hampa, sehingga membuat hati para kultivator di Kota Haotian berdebar kencang.     

Semua aura ini milik para kultivator di tingkat Tribulation Plane. Rupanya beberapa dari mereka kini telah bergabung dalam pertempuran.     

Sebagian besar dari mereka adalah pemimpin pasukan-pasukan bawahan dari Klan Haotian.     

Sosok-sosok itu satu per satu melesat ke berbagai macam lokasi di Kota Haotian dari tempat dimana anggota enam Klan Dewa Kuno itu berada. Dalam sekejap, para kultivator itu telah muncul di lokasi yang berbeda-beda di dalam Kota Haotian. Bahkan keenam sosok terkemuka itu menyebar dan tidak berkumpul di satu tempat.     

Tidak lama kemudian, enam sosok terkemuka itu telah berjaga di enam lokasi berbeda di dalam Kota Haotian. Empat dari mereka berdiri di empat arah mata angin utama, sementara dua dari mereka menjaga bagian langit dan permukaan tanah. Sepertinya mereka bermaksud menutup semua rute yang bisa digunakan Ye Futian untuk melarikan diri.     

Sementara itu di bagian tengah, para kultivator yang telah melewati Ujian Para Dewa tahap pertama memenuhi area yang kosong.     

Ini…     

Kerumunan kultivator di Kota Haotian tampak takjub ketika mereka melihat pemandangan ini. Sudah jelas, para kultivator tersebut tidak bergerak secara acak. Pengaturan ini adalah hasil diskusi antara enam Klan Dewa Kuno. Sebelumnya, mereka telah berdiskusi secara telepati. Mereka pasti telah mendiskusikan bagaimana sebaiknya cara mereka dalam menangani Ye Futian.     

Sudah jelas, mereka pasti telah mencapai sebuah kesimpulan. Para kultivator dari enam Klan Dewa Kuno itu sepakat untuk bekerja sama dan menyebar di lokasi yang berbeda-beda.     

"Semuanya, persiapkan area Jalur Agung kalian masing-masing. Pastikan area kalian melingkupi seluruh penjuru kota. Kita akan menahannya di tempatnya berada saat ini," Pemimpin Klan Haotian memberi perintah dengan nada dingin. Sudah jelas, mereka memilih untuk tidak membuka segel yang mereka tempatkan di Kota Haotian sebelumnya. Sebaliknya, mereka membagi kota menjadi beberapa bagian dan berencana untuk melakukan serangan gabungan. Tidak peduli kemana pun Ye Futian pergi, dia akan memasuki salah satu area Jalur Agung milik para kultivator ini. Setiap kultivator hanya perlu menahannya sejenak. Setelah itu, mereka akan bergerak mendekat dan semakin membatasi pergerakan Ye Futian. Dengan mengulangi dua langkah ini beberapa kali, para kultivator ini pada akhirnya akan mampu memojokkan Ye Futian, dimana dia tidak bisa lagi melancarkan serangan balasan.     

Strategi mereka ini tidak dapat menjamin nyawa para kultivator yang terlibat di dalamnya. Namun, agar bisa membunuh Ye Futian, mereka rela mengorbankan sekelompok kultivator dari Prefektur Ilahi.     

Kali ini, mereka tidak akan membiarkan Ye Futian kabur lagi.     

Semua orang yang berada di dalam Kota Haotian tampak terkejut. Kehadiran Ye Futian mampu memaksa semua kultivator tingkat Tribulation Plane dari enam Klan Dewa Kuno untuk mengepungnya.     

Meskipun Ye Futian hanya seorang Renhuang tingkat kesembilan, namun kemampuan bertarungnya sudah sangat mencengangkan. Dia mampu mengalahkan para kultivator yang telah mengalami Ujian Para Dewa tahap pertama. Selain itu, dia mahir dalam menggunakan Buddha's Celerity, yang merupakan salah satu dari enam kemampuan super Buddha; kultivator lain sama sekali tidak bisa mendeteksi pergerakannya. Sosok-sosok terkemuka dari keenam Klan Dewa Kuno sudah berada di sana, tetapi Ye Futian menghindari untuk melawan mereka secara langsung dengan mengandalkan pergerakannya yang begitu cepat.     

Tampaknya strategi yang sedang diterapkan oleh Pemimpin Klan Haotian ini adalah satu-satunya teknik yang bisa digunakan untuk mengalahkan Ye Futian.     

Di arah yang berbeda-beda, muncul aura-aura mengerikan pada waktu yang bersamaan. Area Jalur Agung yang berbeda-beda itu dibentuk untuk melingkupi area yang berbeda. Para kultivator itu benar-benar membagi Kota Haotian menjadi beberapa bagian.     

Pemimpin Klan Haotian menatap Ye Futian dengan dingin dan berkata, "Hari ini, kau tidak akan bisa pergi dari sini meskipun kau memiliki sayap."     

Begitu dia mengatakan hal ini, sebuah serangan yang mengerikan dikerahkan di tempat Ye Futian berada. Namun, tidak jauh berbeda dari situasi sebelumnya, Ye Futian langsung menghilang dari tempatnya tanpa jejak.     

Kemudian, sosoknya muncul kembali di puncak salah satu gedung di Kota Haotian.     

"Kau tidak bisa lari lagi," sebuah suara bernada dingin bergema di udara. Pada saat itu juga, area Jalur Agung milik seorang kultivator di tingkat Tribulation Plane telah terbentuk dan menyegel Ye Futian di dalamnya.     

"Dia ada disana!" seseorang berseru. Pemimpin Klan Haotian dan lima sosok terkemuka lainnya langsung memandang ke tempat Ye Futian muncul. Mereka juga memperluas area Jalur Agung masing-masing menuju area itu dengan tujuan menjebak Ye Futian di sana. Mereka akan memanfaatkan setiap kesempatan untuk menyegel Ye Futian di tempatnya, menutup kemungkinan rute pelarian yang bisa dia ambil.     

"Tidak..." tepat pada saat ini, di area lainnya, seorang kultivator tingkat Tribulation Plane berteriak. Sosok Ye Futian juga muncul di hadapannya.     

"Dia berada di sini," ujar sosok lainnya.     

Sosok Ye Futian muncul di semua area Jalur Agung yang dibentuk oleh sosok-sosok terkemuka ini.     

Hati para kultivator tersebut berdebar kencang. Mereka semua tahu bahwa hanya ada satu sosok Ye Futian yang asli, sedangkan yang lainnya hanya sosok duplikatnya saja.     

Namun, semua sosok duplikatnya terlihat begitu nyata, sehingga membuat mereka semua nyaris tertipu.     

Ye Futian mahir dalam menyembunyikan auranya. Ketika dia menarik kembali auranya, dia tidak meninggalkan jejak suara maupun jejak kehadiran. Seolah-olah dia sudah menjadi bagian dari dunia ini. Kekuatan kultivasinya tidak bisa dirasakan sama sekali. Justru karena hal inilah tubuh asli Ye Futian dan sosok-sosok duplikatnya tidak dapat dibedakan oleh aura mereka.     

Di satu lokasi, sosok duplikat Ye Futian juga muncul di hadapan seorang kultivator tingkat Tribulation Plane dari Gunung Celestial Worthy, yang merupakan salah satu pasukan terkemuka di Prefektur Ilahi. Ekspresi kultivator itu langsung berubah menjadi sangat serius. Aura yang sangat mengerikan terpancar dari sosoknya, dan di dalam area Jalur Agung miliknya, muncul gunung-gunung ilahi di sekelilingnya.     

Ye Futian mengeluarkan tombaknya saat dia memandang kultivator tersebut. Kemudian, dalam sekejap, tombaknya dikerahkan ke depan. Tombak itu langsung menembus ruang hampa dan mengeluarkan seberkas cahaya penghancur.     

*Boom, Boom, Boom* Gunung-gunung ilahi kuno, yang mampu menekan segalanya, bermunculan di hadapan Ye Futian. Kultivator tingkat Tribulation Plane itu sendiri juga berubah wujud dan menjadi bagian dari pegunungan ilahi tersebut. Pegunungan itu memancarkan cahaya menyilaukan yang langsung melesat ke arah Ye Futian. Pada saat berikutnya, area itu menjadi sangat berat.     

Sudah jelas, kultivator itu menyadari bahwa dia tidak bisa menyerang secara langsung. Oleh sebab itulah, dia memilih untuk tetap berada dalam mode bertahan. Namun sayangnya, sosok asli Ye Futian telah muncul di dalam area Jalur Agung miliknya.     

Namun, dia akan berhasil selama dia mampu menangkis serangan Ye Futian dan membelenggu Ye Futian di tempatnya untuk beberapa saat.     

Banyak pemikiran terlintas di dalam benaknya. Namun, tombak itu masih dikerahkan ke bawah seperti sebelumnya, yang akhirnya menghantam bagian samping dari gunung ilahi tersebut. Gunung ilahi itu pun dihancurkan dalam sekejap. Cahaya suci yang menakjubkan itu langsung menembus gunung tersebut.     

Rentetan suara gemuruh yang mengerikan bisa terdengar di sana. Ketika para kultivator lainnya menyadari situasi yang ada di sana, mereka melihat gunung ilahi, yang merupakan perwujudan dari salah satu sosok terkemuka di Gunung Celestial Worthy itu, kini telah hancur berkeping-keping. Jiwa spiritualnya muncul dan mengungkapkan ekspresi ketakutan di wajahnya. Pada saat berikutnya, jiwa spiritualnya pun lenyap tak bersisa.     

Ketika Pemimpin Gunung Celestial Worthy melihat pemandangan ini, wajahnya langsung menjadi pucat. Kultivator yang baru saja binasa adalah orang nomor dua di Gunung Celestial Worthy. Dia telah ditusuk oleh sebuah tombak dengan begitu mudahnya dan tewas terbunuh di atas medan pertempuran.     

Sementara itu, jauh di atas langit, banyak sosok duplikat Ye Futian telah bermunculan. Saat ini, Ye Futian berkata dengan nada dingin, "Apakah kalian semua sudah tidak sabar menantikan kematian masing-masing?"     

Aura para kultivator tingkat atas itu berusaha memastikan posisi Ye Futian, namun mereka tidak mampu mendeteksi keberadaannya.     

"Hati-hati!" seseorang tiba-tiba berseru. Di lokasi lain, sebuah aura mengerikan kembali menyebar di udara. Sinar-sinar cahaya suci yang menakjubkan kembali melintas, dan seorang kultivator tingkat Tribulation Plane di Kota Haotian tewas terbunuh dalam sekejap.     

Apakah para kultivator di Tribulation Plane tingkat pertama benar-benar mampu menghentikan Ye Futian?     

Strategi ini gagal total.     

Tampaknya mereka hanya bisa menghentikan Ye Futian jika enam sosok pemimpin dari Klan Dewa Kuno bekerja sama dengan para kultivator Tribulation Plane tingkat kedua lainnya dan menyebar ke seluruh penjuru Kota Haotian.     

"Sekarang, masih-masing dari kita harus menempati satu area dari Kota Haotian," ujar Pemimpin Klan Haotian. Pertama-tama, keenam sosok terkemuka itu akan berpencar dan melihat dimana sosok Ye Futian akan muncul berikutnya.     

Paa kultivator Tribulation Plane tingkat pertama tidak berdaya saat berhadapan dengan Ye Futian.     

Namun pada saat ini, ekspresi Pemimpin Klan Haotian berubah drastis. Dia berbalik perlahan-lahan dan memandang apa yang ada di belakangnya, yaitu markas dari Klan Haotian.     

Markas mereka terletak di sisi timur Kota Haotian. Tempat itu terlihat seperti sebuah istana surgawi yang menjulang tinggi hingga mencapai langit. Itu adalah pemandangan yang sangat menakjubkan untuk dilihat.     

Saat ini, ada satu sosok berambut abu-abu yang sedang berdiri di puncak salah satu istana dari markas Klan Haotian.     

Ye Futian telah menerobos masuk ke dalam markas Klan Haotian.     

Jika keenam sosok terkemuka itu telah berpencar di seluruh penjuru Kota Haotian, maka tidak peduli dimana pun Ye Futian akan muncul berikutnya, mereka mungkin harus mengorbankan nyawa sekelompok kultivator tanpa pandang bulu.     

Namun, bagaimana jika Ye Futian muncul di dalam markas Klan Haotian?     

Aura mengerikan yang terpancar dari tubuh Ye Futian telah menyelimuti area tersebut, termasuk semua istana yang ada di dalam wilayah ini. Tekanan penghancur juga terpancar dari sosoknya. Semua kultivator di wilayah tersebut bisa merasakan tubuh mereka gemetar. Seolah-olah mereka sedang menyaksikan dewa kematian turun ke muka bumi.     

*Boom* Sebuah pohon ilahi yang menjulang tinggi muncul secara tiba-tiba dan langsung melingkupi area yang luas. Sulur-sulurnya bahkan menjalar menuju para kultivator yang berada di area tersebut.     

Banyak aura terpancar dari para kultivator yang berusaha memberikan perlawanan. Namun, pohon ilahi itu langsung mengeluarkan aura pedang dan membunuh mereka.     

"Siapa pun yang berani melawan akan dibunuh tanpa ampun!" sebuah suara bernada dingin memperingatkan semua kultivator yang berada di sana. Hal ini membuat anggota Klan Haotian yang berada di dalam area itu menyerah dan tidak lagi memberikan perlawanan. Mereka membiarkan sulur-sulur dari pohon kuno itu menjerat tubuh mereka. Dalam sekejap, banyak kultivator langsung dibelenggu oleh Ye Futian.     

Pada saat yang bersamaan, di dalam markas Klan Haotian, sebuah aura mengerikan menyebar di udara. Seolah-olah aura Haotian Agung, seorang Kaisar Agung sejati, kini telah terbangun. Aura itu menyelimuti seluruh penjuru markas Klan Haotian. Tentu saja, Ye Futian juga diselimuti di dalamnya.     

Kekuatan surgawi tiba di sana, dan banyak orang di dalam Kota Haotian bisa merasakan hati mereka berdebar kencang. Ini memang aura milik Haotian Agung.     

Siapa yang akan menduga bahwa Ye Futian berani menerobos masuk ke dalam markas Klan Haotian? Mereka sama-sama tidak menduga bahwa Ye Futian akan muncul di Kota Haotian hari ini, tepat ketika mereka meresmikan perintah pembunuhan.     

Ye Futian mendongak dan melihat bayangan sebuah wajah muncul di atas langit. Kekuatan surgawi itu menekan tubuhnya. Itu adalah kekuatan dari seorang dewa.     

"Jatuhkan senjatamu!" seseorang memberi perintah. Sebuah suara yang sangat mengintimidasi tiba-tiba muncul dari atas langit. Itu adalah sebuah perintah. Tidak ada seorang pun yang berani menentang perintah dari suara yang menyerupai dewa ini.     

Pada saat yang bersamaan, suara ini diikuti oleh kekuatan yang menakjubkan. Di sisi lain, Ye Futian juga bisa merasakan tekanan dahsyat yang menimpa tubuhnya.     

Jadi, suara itu menyuruhnya untuk menjatuhkan senjatanya?      

*Boom* Sebuah kekuatan surgawi yang bahkan lebih dahsyat dari sebelumnya menyebar di udara. Ini adalah kekuatan dari seorang dewa. Suara bernada dingin itu kembali memberi perintah, "Kau masih tidak berniat untuk berlutut dan menyembah ketika menghadap seorang dewa?"     

"Seorang dewa!" seseorang berseru.     

Semua kultivator di Kota Haotian bisa merasakan hati mereka berdebar kencang. Apakah ada sosok dewa sejati yang tersembunyi di dalam markas Klan Haotian?     

Rupanya masih ada dewa yang hidup di dunia ini!     

Banyak kultivator dari Klan Haotian langsung membungkuk hormat dan menyembah ke arah dimana suara itu berasal. Kekuatan surgawi itu masih menekan mereka.     

Ye Futian mengerutkan keningnya. Dia juga merasa tergerak saat merasakan kekuatan surgawi yang tak tertandingi itu. Tampaknya, kekuatan tersebut berasal dari seorang dewa.     

Apakah ada seorang Kaisar Agung Kuno yang masih hidup di antara anggota Klan Haotian?     

Mustahil. Bahkan jika sang Kaisar Agung masih hidup, dia hanya bisa hidup di dunia ini dalam wujud lain. Jika tidak, maka Klan Haotian selama ini tidak mungkin hanya menjadi salah satu anggota dari Klan Dewa Kuno.     

Ketika Ye Futian memikirkan hal ini, kedua matanya menunjukkan tatapan mengejek.      

Saat ini, terdengar suara gemerisik di sana. Pohon ilahi itu menjulang hingga mencapai langit bersama dengan para kultivator dari Klan Haotian yang terjerat di sulur-sulurnya. Kekuatan surgawi itu juga menekan tubuh mereka.     

"Menyembahmu?" Ye Futian mengejek sambil mengangkat kepalanya. Tatapan matanya yang menantang itu tertuju ke arah wajah yang ada di atas langit. Kemudian, dia menjawab dengan nada dingin, "Justru dewa tua yang telah binasa sepertimu harus memberi hormat kepada dewa baru di masa depan!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.