Legenda Futian

Perintah Pembunuhan



Perintah Pembunuhan

0Di Prefektur Ilahi, badai yang melibatkan enam Klan Dewa Kuno telah terjadi di sana.     

Ye Futian memimpin lima kultivator tingkat Tribulation Plane dari Pecahan Ziwei dan mereka secara bergantian menyerang markas enam Klan Dewa Kuno di Dunia Asal. Ye Futian dan kelompoknya menjarah harta benda milik Klan Dewa Kuno di Dunia Asal dan membantai para kultivator yang menjaga markas pasukan-pasukan tersebut.     

Mereka tampil begitu mendominasi dan tak kenal ampun.     

Pada saat berita ini diketahui oleh publik, markas dari keenam Klan Dewa Kuno itu telah dihancurkan. Baru setelah itulah berita ini menyebar ke seluruh penjuru Prefektur Ilahi dan menimbulkan kegemparan di antara para kultivator.     

Sementara semua kultivator dikejutkan oleh berita ini, sebuah pertanyaan muncul di dalam benak mereka. Mengapa baru setelah markas dari enam Klan Dewa Kuno di Dunia Asal dihancurkan, berita tentang hal ini perlahan-lahan mulai menyebar? Berita itu tidak langsung menyebar; sebaliknya, penyebarannya tertunda selama beberapa hari.     

Baru setelah kejadian itulah Prefektur Ilahi menyadari bahwa keenam Klan Dewa Kuno itu telah diserang.     

Tampaknya ada sesuatu yang tidak beres terjadi di belakang layar.     

Enam Klan Dewa Kuno itu pasti bisa berkomunikasi dan mengirim pesan satu sama lain. Setelah Klan Dewa Kuno pertama—Kota Tianyan—diserang, mereka bisa segera memberitahu Klan Dewa Kuno lainnya serta pasukan-pasukan di Prefektur Ilahi. Namun, mereka tidak melakukannya.     

Oleh sebab itulah, Klan Dewa Kuno lainnya tidak bisa mempersiapkan diri saat disergap, hingga akhirnya dihancurkan. Jalur yang menghubungkan mereka dan Dunia Asal telah diputus, sehingga membuat mereka kehilangan kontak.     

Jika tidak, maka pasukan-pasukan dari Klan Dewa Kuno bisa melancarkan serangan balasan, dan kelompok Ye Futian pasti tidak akan berani bertindak gegabah. Mereka sama saja seperti bunuh diri apabila mereka berani menyerang Klan Dewa Kuno.     

Namun, semua ini tidak terjadi. Ye Futian dengan sangat mudah menghancurkan markas enam Klan Dewa Kuno itu. Semua Klan Dewa Kuno tersebut menderita kerugian besar.     

Masing-masing anggota Klan Dewa Kuno memiliki rencana tersendiri. Begitu markas mereka di Dunia Asal dihancurkan, mereka berharap Klan Dewa Kuno lainnya akan mengalami nasib yang sama seperti mereka. Ketika hal itu terjadi, berbagai macam pasukan akan memusuhi Ye Futian.     

Di dalam Kantor Pemimpin Kota Tianyan, tepatnya di hadapan sebuah kursi singgasana berwarna emas di salah satu istana, sudah ada banyak kultivator yang berkumpul di sana. Wang Xiao juga hadir, dan mereka yang berada di sana semuanya adalah anggota inti dari Keluarga Wang.     

"Bagaimana perkembangan situasinya?" tanya Pemimpin Kota Tianyan.     

Seseorang di bagian bawah berkata, "Beritanya telah menyebar, dan Prefektur Ilahi sudah mengetahuinya. Dari enam Klan Dewa Kuno yang berpartisipasi dalam pengepungan Pecahan Ziwei kala itu, tidak ada satu pun dari mereka yang selamat."     

"Hmm," jawab Pemimpin Kota Tianyan sambil mengangguk pelan. Dia sudah bisa menduganya. Ketika dia menerima berita bahwa Pecahan Tianyan telah diserang, dia sangat terkejut akan hal tersebut. Adiknya juga tewas terbunuh di sana. Siapa pun bisa membayangkan kemarahan yang memenuhi hatinya saat itu.     

Namun, setelah menenangkan diri, Pemimpin Kota Tianyan tidak menyebarkan berita ini. Dia malah menyembunyikannya. Setelah Ye Futian menghancurkan segel dan Senjata Kekaisaran kala itu, kultivasinya mungkin sudah menjadi lebih kuat dari sebelumnya, sehingga membuatnya semakin berbahaya.     

Ye Futian harus mati!     

Dia tidak bisa hanya mengandalkan Kota Tianyan untuk membunuh Ye Futian. Pasukan lainnya juga harus mengambil peran di dalamnya. Oleh sebab itulah, dia harus memancing Klan Dewa Kuno lainnya ke dalam masalah ini.     

Semakin dalam kebencian yang dirasakan oleh para anggota dari Klan Dewa Kuno dan semakin besar kerugian yang mereka alami, maka semakin besar pula upaya yang akan mereka lakukan untuk membunuh Ye Futian.     

"Bukankah kita akan menyinggung Klan Dewa Kuno lainnya dengan bertindak demikian?" seorang kultivator bertanya. Dia merasa khawatir karena mereka adalah pasukan pertama yang diserang oleh Pecahan Ziwei.     

"Pasukan-pasukan yang diserang setelah kita juga tidak akan memberitahu pasukan lainnya," ujar Pemimpin Kota Tianyan dengan acuh tak acuh. "Dalam pertempuran kala itu, kita adalah pihak yang bertarung paling maksimal dan juga menderita kerugian terbesar. Bagaimana mungkin mereka berani mengkhianati kita saat kita jatuh? Mereka bahkan mengatakan bahwa kita tidak bertarung secara habis-habisan. Mereka berharap bahwa kultivator dari Kota Tianyan rela bertarung sampai mati dan binasa bersama dengan Pecahan Ziwei."     

Kala itu, berbagai macam pasukan berharap bahwa Wang Xiao dapat menaklukkan Pecahan Ziwei, tidak peduli apa pun caranya.     

"Kota Tianyan telah kehilangan Senjata Kekaisaran dan kemudian diserang oleh pasukan musuh. Bagaimana mungkin kita membiarkan pasukan lainnya tetap aman dan tentram?" dia melanjutkan kata-katanya.     

Nada bicaranya terdengar acuh tak acuh, seperti mengandung kebencian di dalamnya.     

"Bukankah kita akan melewatkan kesempatan untuk membunuh Ye Futian?" tanya seorang Tetua. Dia adalah seorang Tetua dari generasi yang sama dengan Pemimpin Kota Tianyan. Kalau tidak, dia tidak akan berani bertanya pada Pemimpin Kota Tianyan sekarang.     

"Tidak, kita tidak akan melewatkannya," jawab Pemimpin Kota Tianyan, yang tidak mempermasalahkan pertanyaan itu. "Lebih dari 30 tahun telah berlalu. Ye Futian tidak akan datang untuk mencari kematiannya dengan begitu mudahnya. Dia telah mengkultivasi Buddha's Celerity, jadi tidak akan mudah bagi siapa pun untuk membunuhnya. Jika kita memberitahu pasukan lain dan menyiapkan sebuah penyergapan, dia mungkin tidak akan menyerang markas Klan Dewa Kuno lainnya."     

"Itu benar. Mengingat Ye Futian telah mengkultivasi Buddha's Celerity, pasti tidak mudah untuk mengalahkannya, kecuali dia berani menerobos masuk ke bagian inti dari Klan Dewa Kuno," ujar Tetua itu sambil mengangguk pelan. "Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?"     

"Kita akan menunggu perkembangan situasi," ujar Pemimpin Kota Tianyan. "Kita tidak perlu mengambil tindakan apa pun. Kala itu, kita telah memimpin penyerangan terhadap Pecahan Ziwei sementara pasukan lainnya hanya menyaksikan semuanya dari bagian samping. Sekarang, tiba giliran mereka untuk mengambil inisiatif."     

Dia telah melakukan evaluasi terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya.     

Dia sepertinya lupa bahwa Kota Tianyan telah menyelenggarakan Kompetisi Armorer dan mengejutkan Prefektur Ilahi. Dia telah mengizinkan Wang Xiao untuk membawa Senjata Kekaisaran ke Pecahan Ziwei untuk membunuh Ye Futian. Dia melakukan hal itu karena dia ingin nama Wang Xiao dikenal di seluruh penjuru Prefektur Ilahi dan menjadikannya sebagai sosok yang tak tertandingi.     

Namun, segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencananya, dan hasil akhirnya sangat tidak memuaskan. Kebenciannya terhadap hasil akhir itulah yang membuatnya mengatakan semua ini.     

"Apakah pasukan lainnya akan mengambil tindakan?" seseorang bertanya dengan curiga,     

"Itu bukanlah masalah besar. Kali ini, jika tidak ada pasukan yang mengambil tindakan, maka kita juga tidak akan melakukan apa pun," ujar Pemimpin Kota Tianyan. "Kita hanya perlu menunggu."     

Saat dia mengatakan hal ini, auranya tiba-tiba bergejolak. Dengan satu ayunan tangannya, sebuah bayangan muncul di hadapannya. Itu adalah bayangan dari seorang kultivator.     

"Kita kedatangan tamu," ujar Pemimpin Kota Tianyan. Para kultivator dari Kota Tianyan mengerutkan kening saat mereka menyaksikan pemandangan ini. Sepertinya ada anggota Klan Dewa Kuno yang sudah tidak sabar dan datang menemui mereka secara pribadi.     

"Lord Hua," sapa Pemimpin Kota Tianyan. Ternyata orang yang baru saja datang adalah Pemimpin Klan Haotian. Para kultivator dari Kota Tianyan pernah mendengar desas-desus bahwa Klan Haotian telah menderita kerugian besar kali ini. Kerugian mereka bahkan lebih besar daripada Kota Tianyan.     

Klan Haotian pasti telah tersulut amarah akibat insiden ini.     

"Pemimpin Kota, bagaimana pendapatmu mengenai situasi di Dunia Asal saat ini?" tanya Pemimpin Klan Haotian. Dia tampak tenang dan sama sekali tidak menunjukkan keanehan.     

Pemimpin Kota Tianyan menjawab dengan nada dingin, "Ye Futian telah melakukan pembantaian di Dunia Asal dan ingin mengambil alih dunia itu dengan cara mengusir pasukan-pasukan dari Prefektur Ilahi. Dia adalah sosok yang kejam dan ambisius." Sepertinya dia sangat membenci Ye Futian. Berdasarkan kata-katanya, Ye Futian adalah penjahat yang ingin menguasai Dunia Asal dengan cara apa pun.     

"Kau memiliki pemikiran yang sama denganku," jawab Pemimpin Klan Haotian.     

"Lord Hua, bagaimana pendapatmu tentang masalah ini?" Pemimpin Kota Tianyan balik bertanya. Sebelumnya dia menduga bahwa orang pertama yang akan mengambil tindakan adalah Pemimpin Klan Haotian. Dugaannya kini telah terbukti.     

Setelah Ye Futian melakukan penyerangan, selain markas Klan Haotian di Dunia Asal telah dihancurkan dan mereka menderita kerugian besar, mereka juga kehilangan sosok yang sangat penting. Dia adalah salah satu keturunan dari Klan Haotian dan sosok yang sangat dikagumi oleh Pemimpin Klan Haotian. Sosok itu lahir dari salah satu selirnya di masa tuanya. Lord Hua memiliki harapan besar pada anak bungsunya ini, oleh karena itu dia mengizinkannya untuk berlatih di Dunia Asal.     

Putra bungsunya ini memiliki bakat dan kemampuan yang luar biasa. Namun, dia malah tewas terbunuh di Dunia Asal. Dia binasa ketika Ye Futian dan kelompoknya menyerang markas mereka.     

Hutang darah ini harus dibayar dengan kematian Ye Futian.     

Mata dibalas dengan mata!     

Pemimpin Klan Haotian saat ini mengumumkan dengan nada dingin, "Aku mengundang semua pasukan di Prefektur Ilahi, termasuk kalian, anggota Klan Dewa Kuno lainnya dan pasukan terkemuka, untuk mengeluarkan Perintah Pembunuhan dan memburu semua kultivator dari Pecahan Ziwei. Bagaimana menurut kalian semua?" Keinginan membunuh di dalam kata-katanya langsung memenuhi langit!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.