Membunuh Kultivator Tingkat Tribulation Plane
Membunuh Kultivator Tingkat Tribulation Plane
"Chen Yi, awasi bagian bawah. Jika ada yang berani menyerang, bunuh mereka tanpa ampun," Ye Futian memberi perintah pada Chen Yi, yang berada di sebelahnya. Chen Yi, yang mendapatkan warisan dari Kuil Cahaya, dianggap hampir tak terkalahkan di Renhuang Plane; bahkan Ning Hua tidak dapat dibandingkan dengannya.
Meskipun ada banyak Renhuang yang kuat di Tanah Suci Taichu, namun mustahil bagi mereka untuk mengalahkan Chen Yi.
Asal-usul Chen Yi mungkin memang luar biasa. Si Buta Chen mengatakan bahwa dia memiliki Tubuh Cahaya dari Jalur Agung, dan dilahirkan untuk mewarisi kekuatan cahaya, yang kini telah dia dapatkan. Sebagai sang Putra Cahaya, tidak banyak kultivator di Prefektur Ilahi yang bisa mengalahkannya.
Di Tanah Suci Taichu, tidak ada seorang pun di tingkat Renhuang yang mampu bersaing dengannya.
Adapun tiga kultivator di tingkat Tribulation Plane yang tersisa, Ye Futian memutuskan untuk pergi dan membantu Lord Chen yang sedang berhadapan dengan Kaisar Saint Taichu. Nasib pria ini adalah hal yang paling penting, karena dia adalah pemimpin dari Tanah Suci Taichu. Jika dia melarikan diri, hal itu akan menimbulkan ancaman yang mengerikan bagi mereka nantinya. Adapun dua pertempuran lainnya, pertarungan empat lawan dua sudah lebih dari cukup untuk memastikan kemenangan mereka. Bahkan mereka yang selamat dari Ujian Para Dewa masih perlu mengasah kemampuan bertarung mereka dalam pertempuran yang sesungguhnya. Ini akan menjadi kesempatan yang sangat baik untuk melakukan hal tersebut.
Ditambah lagi, sulit sekali bagi mereka untuk berpartisipasi dalam pertarungan melawan kultivator yang selamat dari Ujian Para Dewa tahap kedua dan hal tersebut dapat mengancam nyawa mereka.
Oleh sebab itulah, Ye Futian sudah mengambil keputusan yang tepat kali ini.
Hua Jieyu kini membantu Murong Yu dan berjalan menghampiri kultivator yang mahir dalam menggunakan kuali ilahi. Kaisar Millet, yang membawa Menara Pengintai Ilahi di punggungnya, kini telah bergabung dengan Kaisar Xi untuk berurusan dengan kultivator yang menggunakan aura es sejati dan Pedang Es Ilahi. Sedangkan Chen Yi dan yang lainnya ditugaskan untuk mengawasi para kultivator yang tingkat kultivasinya berada di bawah Tribulation Plane.
Di atas langit, terdapat tiga pertempuran besar yang berlangsung di tiga area yang berbeda.
Hua Jieyu telah memasuki pertempuran yang dijalani oleh Murong Yu. Lawan mereka adalah salah satu sosok terkemuka di Tanah Suci Taichu, yaitu Lord Yuding.
'Lord' bukanlah pertanda akan suatu tingkat Plane, melainkan sebuah gelar. Beberapa orang telah diberi gelar sebagai 'Lord' saat masih berada di tingkat Renhuang, dan ada pula yang menjadi Lord setelah selamat dari Ujian Para Dewa tahap pertama. Namun, di Western Heaven, gelar 'Lord' pada umumnya merujuk pada mereka yang selamat dari Ujian Buddha tahap kedua.
Lord Yuding adalah seorang kultivator yang telah melewati Ujian Para Dewa tahap pertama. Dia mahir dalam menggunakan serangan dengan kekuatan yang dahsyat di dalamnya. Selain itu, dia adalah pemimpin dari Kuil Kultivasi Tianyu.
Pada saat ini, area tempatnya berada telah berubah menjadi area Jalur Agung. Ratusan ribu kuali ilahi telah muncul di area ini. Satu pandangan mata ke atas langit mampu membuat siapa pun menyadari bahwa langit telah dipenuhi oleh kuali ilahi.
Roh Kehidupan Lord Yuding adalah sebuah kuali. Untuk memperkuat Roh Kehidupan miliknya, dia telah menempa sebuah kuali yang beresonansi dengan Roh Kehidupan miliknya dan menggabungkannya menjadi satu kesatuan. Dengan ini, kekuatan serangannya jadi meningkat pesat. Bahkan Murong Yu, yang memiliki sebuah benda ilahi, tidak memiliki keuntungan sedikit pun darinya.
Lord Yuding sama sekali tidak terpengaruh ketika dia melihat Hua Jieyu bergabung dalam pertempuran, dan ekspresinya tetap tenang seperti biasanya. Saat tangannya diulurkan ke depan, tiba-tiba cahaya suci berwarna emas yang mengerikan terpancar dari kuali-kuali ilahi itu. Mereka berubah menjadi petir emas yang tak terhitung jumlahnya, mengandung kekuatan penghancur yang tak tertandingi di dalamnya, dan dikerahkan menuju Murong Yu serta Hua Jieyu. Tambahan satu kultivator di tingkat Tribulation Plane tidak akan menimbulkan perbedaan baginya; dia percaya bahwa dia masih bisa menghadapi mereka berdua sekaligus.
Kelompok dari Pecahan Ziwei ini mungkin memang kuat, namun mereka harus membayar harga yang mahas atas penyerangan ini.
"Hati-hati." Murong Yu memperingatkan Hua Jieyu secara telepati, "Kekuatan serangan pria ini sangat mengerikan, dan kekuatan penghancurnya sangatlah mencengangkan. Dengan adanya kuali sebanyak ini yang melayang di atas langit, area ini akan diselimuti oleh tekanan yang menyesakkan."
"Ya." Hua Jieyu mengangguk pelan. "Aku akan menghentikan pergerakannya, jadi kau bisa fokus untuk menembus pertahanannya dan melancarkan serangan balasan."
Hua Jieyu berspesialisasi dalam kemampuan pendukung dan dia mahir dalam menghentikan pergerakan lawannya. Apalagi dalam pertarungan jarak dekat, dimana dia mampu menghentikan pergerakan banyak kultivator kuat sendirian.
Sangat mudah baginya untuk melakukan hal itu pada Lord Yuding sementara dia didampingi oleh Murong Yu, yang juga telah mencapai tingkat Tribulation Plane.
"Tidak masalah," jawab Murong Yu. Tepat ketika mereka sedang berbincang-bincang secara telepati, kilatan petir yang dikeluarkan dari kuali-kuali ilahi itu sudah tiba di dekat mereka, mencoba membelah ruang hampa.
Akan tetapi, sebuah tirai cahaya bintang tiba-tiba muncul di sekitar Murong Yu, seolah-olah akan membentuk tubuh bintang dari Jalur Agung. Dengan menjadikan tubuhnya sebagai titik pusat, cahaya bintang tampak berputar-putar, seolah-olah menciptakan sebuah dunia tersendiri. Kilatan petir yang mengerikan itu terus menyambar ke bawah, namun serangan itu hanya mampu meninggalkan beberapa retakan pada tubuh itu dan tidak mampu menghancurkannya.
Dahulu, Pecahan Ziwei adalah dunia yang disegel oleh Ziwei Agung, dan sebagian besar kultivator yang berdiri di puncak kekuatan adalah keturunan dari Ziwei Agung dan mewarisi kemampuan yang mirip dengan sang Kaisar Agung. Hal yang sama juga berlaku bagi Murong Yu.
Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, langit berbintang kini telah muncul di sana dengan menjadikan tubuh bintang itu sebagai titik pusatnya. Seolah-olah segala sesuatunya kini bergerak di dalam sebuah dunia bintang, dimana kuali ilahi yang tak terhitung jumlahnya itu melayang di atas langit dan dikelilingi oleh bintang-bintang. Kedua kekuatan itu berusaha menaklukkan satu sama lain.
Kilatan petir emas itu menyambar di sisi Hua Jieyu. Namun, mereka tiba-tiba berhenti tepat ketika mereka berada di atas kepalanya. Petir emas itu mengandung kekuatan penghancur yang tak tertandingi di dalamnya, namun pergerakannya tetap dihentikan oleh sebuah dinding penghalang yang tak terlihat, membuat mereka sulit untuk mendarat di target mereka. Seolah-olah mereka kini berada di bawah kendali mutlak yang dimiliki Hua Jieyu atas area ini.
*Whoosh* Sebuah kekuatan telekinesis yang mengerikan kini terpancar keluar dan menyebar ke area ini. Rambut hitam Hua Jieyu berkibar tertiup angin, dan kedua matanya yang berwarna hitam pekat itu bersinar dengan cahaya suci yang mengerikan. Keagungan yang dipancarkan olehnya sangatlah mengesankan; seolah-olah dia dirasuki oleh roh seorang permaisuri. Untaian kekuatan kaisar bisa dirasakan saat aura itu menyebar dari sosoknya.
Tiga kultivator kuat ini semuanya telah melewati Ujian Para Dewa. Area Jalur Agung mereka tampaknya telah bersinggungan satu sama lain, ingin melihat siapa yang mampu menekan kekuatan lawan masing-masing.
Tiga area itu adalah, dunia kuali ilahi, dunia bintang, dan dunia telekinesis.
Saat ini, kedua tangan Lord Yuding mulai membentuk segel. Tiba-tiba muncul 18.000 kuali yang bergerak dan berputar secara bersamaan di area ini. Saat semua kuali itu berputar, kilatan petir emas juga membanjiri area ini, mengancam untuk menghancurkan segalanya.
*Boom* Bersamaan dengan kilatan petir emas yang dikerahkan ke bawah, 18.000 kuali itu juga mengincar Murong Yu dan Hua Jieyu di bagian bawah. Aura Jalur Agung yang menakjubkan tiba-tiba muncul di antara langit dan bumi, seolah-olah terdapat sebuah kuali ilahi yang tak terlihat di area ini yang mencoba melenyapkan semua makhluk hidup di dalamnya.
Bintang-bintang tampak hancur berkeping-keping. Bahkan bintang-bintang yang berukuran sangat besar juga ikut dihancurkan menjadi debu dan menghilang seperti asap. Tirai cahaya bintang di sekeliling Murong Yu juga tampak retak. Kekuatan penghancur ini terlalu mengerikan; ini adalah serangan yang layak disebut sebagai serangan pamungkas.
Rambut panjang Hua Jieyu tertiup angin, dan sepertinya dia juga berada di bawah tekanan yang dahsyat. Aura Jalur Agung yang terkandung di dalam kuali-kuali ilahi itu tampaknya mampu menekan kekuatan telekinesis yang saat ini bergerak di antara langit dan bumi. Ini adalah kekuatan pemusnah yang mampu melenyapkan semua makhluk hidup.
"Sekarang," Hua Jieyu menyampaikan perintahnya kepada Murong Yu secara telepati. Begitu dia melakukannya, sebuah kekuatan yang tak tertandingi muncul di dunia ini. Di belakang Hua Jieyu, muncul bayangan seorang dewa. Itu adalah bayangan dirinya sendiri, namun penampilannya terlihat sangat suci dan agung, memancarkan cahaya suci dari Kaisar Agung.
Pada saat yang bersamaan, area Jalur Agung ini tiba-tiba membeku. Seolah-olah area penghancur ini telah berhenti bergerak, dan Jalur Agung juga ikut berhenti mengalir. Kilatan petir emas itu menghentikan serangannya, dan 18.000 kuali ilahi itu juga berhenti berputar.
Jangka waktunya begitu singkat, namun nyatanya terasa sangat lama.
Hanya Murong Yu yang tidak berhenti bergerak. Kekuatan ini seperti mengabaikannya dan tidak membawa pengaruh apa pun baginya.
Murong Yu juga telah menerima pesan dari Hua Jieyu. Tubuhnya bergerak dan menghilang dari tempatnya berada hanya dengan satu langkah. Dengan membawa kekuatan yang tak tertandingi, sosoknya muncul kembali di hadapan Lord Yuding.
Suara gemuruh yang mengerikan bergema di udara, dan saat ini Murong Yu tampaknya telah mendapatkan kekuatan tambahan dari bintang-bintang yang ada di langit. Mereka semua memberikan bantuan padanya, dan area ini berguncang karena dirinya.
Kepalan tinjunya dikerahkan pada Lord Yuding, yang berada tepat di depannya. Ketika pergerakan Lord Yuding dibatasi, sebuah aurora ilahi yang sangat menakjubkan terpancar keluar dari matanya, dan suara ledakan yang keras terdengar dari tubuhnya, menghancurkan semua jenis kekuatan yang membelenggunya, seolah-olah tubuhnya juga telah berubah menjadi sebuah kuali, disertai dengan cahaya suci yang mengalir di sekelilingnya. Dia menatap Murong Yu, yang melesat mendekatinya dengan cepat. Dia tahu bahwa sudah terlambat baginya untuk menghindari serangan tersebut.
*Klang* Kepalan tinju yang mengerikan itu menghantamnya saat suara dentangan logam terdengar ketika benturan yang dahsyat itu terjadi. Satu pukulan itu mengandung kekuatan semua bintang di atas langit, dan itu sangatlah berat. Serangan ini membuat semua kuali di sekitarnya hancur berkeping-keping. Tubuh Lord Yuding juga mengeluarkan suara gemeretak saat kuali itu terbelah. Aurora kepalan tinju itu langsung menerobos masuk ke dalam tubuhnya, menghancurkan semua organ dalamnya, dan jantungnya pun tertusuk olehnya.
*Uhuk* Dia pun memuntahkan darah dari mulutnya. Tubuh Lord Yuding sudah menjadi tubuh kuali. Saat kuali ilahi itu hancur, maka tubuh fisiknya juga hancur. Cahaya di matanya meredup. Dia adalah seorang kultivator kuat dari generasinya di Wilayah Taichu, yang statusnya benar-benar tak tertandingi. Tapi hari ini, dia tewas terbunuh dengan cara seperti ini. Hingga momen terakhirnya, hatinya dipenuhi oleh ketidakpercayaan.
Memang benar bahwa tempat suci untuk berkultivasi seharusnya tidak ikut campur dengan urusan duniawi. Begitu hal itu terjadi, tempat tersebut tidak lagi suci dan mengambil sikap netral; oleh sebab itulah, konflik dan pertarungan pun tak terhindarkan lagi di sana.
Sekarang, karena sebuah keputusan yang dianggap remeh kala itu, mereka harus membayarnya dengan hancurnya Tanah Suci Taichu. Sungguh sebuah akhir yang menyedihkan.
Pada titik ini, pedang ilahi yang tak terhitung jumlahnya melesat mendekat untuk melancarkan serangan pamungkas, menembus tubuhnya serta jiwa spiritualnya. Sosok yang melancarkan serangan kali ini adalah Hua Jieyu. Dia melayang jauh di atas langit, dan tatapan matanya memandang ke arah Lord Yuding di depannya dengan acuh tak acuh. Tidak ada belas kasihan maupun simpati di dalamnya, dan dia telah memastikan bahwa pria itu tidak akan menjadi masalah bagi mereka di masa depan.
Dia bukan lagi Hua Jieyu dari masa lalu. Setelah melewati momen antara hidup dan mati di Sembilan Negara, dia mengetahui betapa kejamnya dunia kultivasi.
Demi Ye Futian, siapa pun yang bisa mengancam keselamatannya harus dimusnahkan. Dia tidak akan membiarkan mereka hidup dan menimbulkan masalah bagi Ye Futian di masa depan. Semua itu dilakukan demi kebaikan mereka sendiri.
Murong Yu memandang Hua Jieyu, dan ada sedikit kegelisahan di dalam hatinya. Beberapa saat yang lalu, bahkan dia sempat ragu-ragu, tetapi tidak untuk Hua Jieyu. Dia langsung membunuh lawannya, yang menegaskan apa yang selama ini diyakini oleh Murong Yu. Sebagai istri sang Pemimpin Istana yang telah berkultivasi ke tingkat Tribulation Plane, tidak ada lagi kelembutan atau keraguan dari seorang wanita di dalam dirinya. Dia telah melancarkan serangan fatal yang menyebabkan hancurnya roh dan jiwa milik Lord Yuding.
Ini jelas merupakan keputusan yang tepat. Mereka sudah melangkah sejauh ini. Jadi, bagaimana mungkin mereka membiarkan Lord Yuding tetap hidup? Apalagi dia adalah seorang kultivator tingkat Tribulation Plane yang dapat menimbulkan ancaman yang mengerikan.
Saat Lord Yuding binasa, area Jalur Agung di tempat ini menghilang. Setelah semuanya menghilang, pertempuran lainnya juga akan segera berakhir. Kaisar Xi dan Kaisar Millet bekerja sama dan mampu menekan lawan mereka sepenuhnya. Kemenangan mereka hanyalah masalah waktu, dan hal itu sudah tidak perlu diragukan lagi.
Di sisi lain, Hua Jieyu maju selangkah dan berjalan mendekati medan pertempuran tersebut. Jika mereka berdua tidak mampu menghabisi lawan yang mereka hadapi, maka dia yang akan melakukannya tanpa ragu-ragu!