Legenda Futian

Pulau Dewa dan Matriks Ilahi



Pulau Dewa dan Matriks Ilahi

3Terdapat lapisan Kabut Dewa yang tak terbatas di area tersebut. Gunung surgawi baru saja muncul dari dalam laut, dan kini berubah menjadi sebuah Pulau Dewa.     

Itu adalah Pulau Dewa yang berukuran sangat besar. Saat Ye Futian dan kelompoknya melayang di atasnya, mereka bisa merasakan Spiritual Qi yang menyelimuti gunung surgawi itu, dan Spiritual Qi ini jelas tidak setipis sebelumnya.     

Mereka bergerak ke depan secara berurutan, siap untuk menjelajahi gunung tersebut dan menemukan peninggalan sang Kaisar Kuno di dalamnya.     

"Tunggu sebentar." Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang membuat mereka tertegun. Kemudian mereka semua memandang Xi Chiyao.     

"Chiyao, karena gunung surgawi itu telah muncul kembali, maka kita harus bergegas," ujar seorang lelaki tua.     

"Semuanya, ambil posisi di wilayah perbatasan dari gunung surgawi ini. Kita akan membentuk Matriks Rintik Hujan untuk menyegel gunung ini dari luar," ujar Xi Chiyao. Perintahnya ini membuat para kultivator dari Istana Kekaisaran Barat tampak bingung. Mereka semua memandangnya dengan heran.     

Pada situasi seperti ini, semua orang jelas ingin menjelajahi gunung surgawi itu dan menemukan peninggalan sang Kaisar Kuno di dalamnya. Ini adalah peluang yang sangat menguntungkan. Jika mereka tetap berada di sini untuk mendirikan Matriks Rintik Hujan, lalu siapa yang akan menjelajahi gunung tersebut?     

"Aku baru saja mendapat berita dari Kota Jiuyi. Banyak orang sudah berangkat dari Paviliun Breeze. Mereka seharusnya juga telah mengungkap lokasi dari gunung surgawi, dan akan segera menemukan tempat ini. Renhuang Ye mahir dalam memecahkan misteri dari suatu peninggalan. Kami berdua akan masuk dan mencari jejak-jejak sang dewa. Kalian semua tetap berada di sini untuk membentuk Matriks Rintik Hujan. Jangan biarkan siapa pun mengganggu kami," Xi Chiyao menambahkan.     

Banyak orang masih terlihat bingung. Mereka semua adalah kultivator dari Istana Kekaisaran Barat, dan Xi Chiyao adalah sang Dewi dari Istana Kekaisaran Barat. Namun, dia hendak mengirim Ye Futian untuk memecahkan misteri di balik peninggalan tersebut. Meskipun dia akan pergi bersamanya, semua orang tahu bahwa dia bukanlah saingan Ye Futian. Mereka bahkan tidak dapat dibandingkan dalam hal kekuatan, jadi itu berarti peninggalan yang ada di gunung surgawi ini pada dasarnya sudah menjadi milik Ye Futian.     

Kenapa dia justru membantu orang asing?     

Warisan milik Kaisar Elixir bisa saja berada di gunung surgawi ini. Hal itulah yang dibutuhkan oleh Prefektur Ilahi. Jika Istana Kekaisaran Barat bisa mendapatkannya, mereka akan menjadi semakin kuat. Dia seharusnya tidak memberikan kesempatan sebesar itu kepada orang asing, tidak peduli apa pun alasannya.     

Dan sekarang mereka ditugaskan membentuk sebuah matriks untuk melindungi Ye Futian?     

Hal ini sungguh tidak masuk akal.     

"Chiyao, sepertinya aku tidak setuju dengan usulanmu kali ini. Kami akan pergi mencari peninggalan itu sekarang," ujar seorang pria paruh baya yang menakjubkan dengan nada tegas. Dia adalah paman dari Xi Chiyao. Xi Chiyao memang memiliki status sebagai sang Dewi, namun posisinya dalam keluarganya tidak begitu tinggi. Apalagi banyak sosok senior datang bersamanya kali ini.     

"Aku tidak sedang berdiskusi denganmu, Paman. Sebagai sang Dewi, aku memerintahkanmu untuk membentuk Matriks Rintik Hujan." Seberkas cahaya yang tidak biasa muncul di kedua mata Xi Chiyao, yang terlihat sama dengan mata Kaisar Barat. Dia pun memandang para kultivator kuat dari Istana Kekaisaran Barat.     

"Dia adalah musuh utama dari Prefektur Ilahi. Berani-beraninya kau bekerja sama dengannya secara terang-terangan..." Paman Xi Chiyao masih enggan mematuhi perintah keponakannya itu.     

"Lakukan sekarang juga! Jika tidak, kalian semua akan dihukum sesuai dengan peraturan klan setelah kita kembali ke istana kekaisaran," Xi Chiyao berteriak dengan tegas. Dia bahkan tidak membiarkan pamannya selesai berbicara. Wanita lembut dan cantik yang selalu menampilkan senyum di wajahnya itu kini terlihat keras kepala, tangguh, berkharisma, dan tegas. Dia tidak mengizinkan siapa pun untuk menentang perintahnya.     

"Lakukan saja sesuai perintahnya," ujar lelaki tua yang berada di belakang Xi Chiyao.     

"Terserah!" jawab paman Xi Chiyao sambil menggertakkan giginya. Kultivator lainnya juga mengangguk dan mulai bekerja. Beberapa dari mereka mempercayai Xi Chiyao, tetapi banyak orang melaksanakan perintahnya dengan enggan. Dia adalah penerus paling kuat dari Kaisar Barat, sang Dewi yang dipilih oleh Istana Kekaisaran Barat. Bahkan sosok-sosok senior harus mematuhi perintahnya.     

Pemimpin Istana Kekaisaran Barat pernah mengumumkan bahwa Xi Chiyao dapat memberi perintah pada semua anggota klan kecuali dirinya, dan siapa pun yang menolak untuk mematuhi perintah sang Dewi akan dianggap sebagai pengkhianat dari Istana Kekaisaran Barat. Statusnya akan dicopot sesuai dengan peraturan klan. Tidak ada yang tahu kenapa lelaki tua itu sangat mempercayai dan memanjakan Xi Chiyao meskipun usianya masih sangat muda.     

Ketika masalah itu terselesaikan, Xi Chiyao berkata pada Ye Futian, "Ayo kita pergi ke gunung surgawi itu."     

Ye Futian telah menyaksikan semuanya dengan tenang. Semua itu terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Penjelasan Xi Chiyao yang singkat namun sangat berpengaruh itu menunjukkan sisi lain dari sosok Xi Chiyao dan hal itu ikut membuatnya terkejut. Penerus yang dipilih Klan Dewa Kuno ini rupanya cukup berkharisma. Dia hampir tidak percaya bahwa sosok tegas yang dilihatnya itu adalah wanita lembut dan cantik yang dia kenal selama ini.     

"Dia benar. Langkah yang kau ambil ini akan menyinggung banyak pasukan," ujar Ye Futian. Dia adalah musuh publik dari Prefektur Ilahi. Xi Chiyao telah menjelaskan bahwa dia tidak akan membantunya secara terang-terangan. Namun, apa yang dia lakukan saat ini bertentangan dengan apa yang dia katakan. Dia menyuruh kultivator dari Istana Kekaisaran Barat membentuk Matriks Rintik Hujan untuk membantunya.     

"Waktu kita terbatas. Pasukan lain mungkin sudah dalam perjalanan kemari. Kita harus bergerak cepat," ujar Xi Chiyao. "Dan aku tidak hanya semata-mata membantumu. Jangan lupa bahwa kita adalah sekutu. Aku juga memiliki bagian dalam semua ini."     

Ye Futian memandang Xi Chiyao, yang berada di sebelahnya. Wanita itu tersenyum dengan tatapan mata yang selembut air. Sosoknya telah kembali seperti semula.     

"Berhentilah memikirkan orang-orang itu. Hal yang harus kita lakukan sekarang adalah menemukan peninggalan sang Kaisar Kuno di gunung surgawi ini dan membawanya pergi secepat mungkin," Xi Chiyao menambahkan. Ye Futian mengangguk sebagai tanggapan. Dia memandang gunung surgawi di bawah mereka sambil mengeluarkan jiwa spiritual miliknya untuk menyelimuti Pulau Dewa tersebut.     

Paviliun Breeze ternyata bergerak dengan sangat cepat. Oleh sebab itulah, mereka tidak boleh membuang-buang waktu—segera menemukan apa yang dia inginkan dan bergegas pergi dari sini. Selama dia bisa mendapatkan apa yang dia inginkan, maka tidak akan ada masalah yang mengancamnya, karena tidak ada seorang pun yang mampu menandingi kecepatannya.     

Dan dia bisa pergi kemanapun yang dia inginkan.     

Gunung surgawi ini dipenuhi dengan pohon kuno yang diselimuti oleh energi kehidupan. Meskipun sebagian besar wilayahnya terendam dalam laut, namun gunung ini tetap saja memancarkan energi yang melimpah dan diselimuti oleh Spiritual Qi.     

"Semua pohon dan tanaman herba ini memiliki roh serta memiliki nilai yang sangat tinggi," ujar Ye Futian dengan suara pelan sambil memandang tumbuh-tumbuhan yang ada di Pulau Dewa tersebut. Semua itu adalah bahan-bahan alkimia yang sangat langka di dunia luar; inilah harta karun yang sesungguhnya di sini.     

Namun, semua tanaman itu tersebar di seluruh gunung surgawi ini.     

Pulau Dewa ini sendiri adalah sebuah gudang harta karun.     

"Rumput Sembilan Roh, Pohon Kehidupan, Sulur-sulur Surgawi…" Saat memandang ke bawah, Xi Chiyao mengamati sekelilingnya dengan menggunakan jiwa spiritual dan mengenali banyak tumbuhan dan pohon langka di sana. Seberkas cahaya yang mempesona terlintas di kedua matanya yang indah. Jika dia bisa mengambil beberapa dari tanaman itu, dia akan memiliki sebuah gudang harta karun yang penuh dengan sumber daya yang bisa dia gunakan untuk membuat berbagai macam ramuan.     

"Jangan sentuh apa pun. Kita harus menemukan peninggalan sang Kaisar Kuno terlebih dahulu." Ye Futian berusaha menahan diri. Belum saatnya melakukan hal tersebut. Jika mereka menyentuh apa yang ada di sini dan tidak mampu menemukan peninggalan itu, mereka akan menyesali hal ini nantinya.     

"Apakah kau menemukan sesuatu?" tanya Xi Chiyao. Jiwa spiritualnya telah melingkupi gunung surgawi ini secara keseluruhan, namun dia tidak bisa menemukan apa pun. Tidak hal aneh yang dia temukan.     

"Hanya ada tanaman dan pepohonan yang langka di pulau legendaris ini? Tidak ada yang namanya warisan sang Kaisar Kuno di sini?" Sebuah pemikiran terlintas di benaknya. Semua tanaman yang ada di sini sangat langka dan bernilai tinggi, namun jika hanya ini yang bisa mereka dapatkan, maka dia pribadi masih merasa kecewa.     

Dia menginginkan lebih dari itu.     

Keduanya masih terus mencari menggunakan jiwa spiritual masing-masing. Xi Chiyao mengerutkan keningnya. "Selalu ada rumor yang beredar tentang Pulau Dewa ini, tapi mungkin pulau ini hanyalah tempat bagi sang penerus Kaisar Agung untuk menanam tanaman-tanaman herba? Mungkin tidak ada yang namanya warisan di sini."     

Di sebelahnya, ekspresi Ye Futian tiba-tiba menjadi aneh. Kedua matanya seolah-olah mampu melihat menembus kekosongan dan mengungkap kebenarannya.     

Tampaknya dia bisa mendeteksi sesuatu. Xi Chiyao memandang ke bawah, dan kedua matanya ikut berubah. Mereka tampak seperti mata dari Kaisar Barat.     

Namun, dia tetap tidak bisa mendeteksi apa pun.     

"Ramuan!" tiba-tiba Ye Futian mengucapkan satu kata, dan Xi Chiyao langsung memandangnya.     

Saat memandang gunung surgawi di bawah sana, Ye Futian berkata, "Tumbuhan dan pohon-pohon di gunung surgawi ini semuanya dibesarkan oleh ramuan. Para Ahli Alkimia di masa lalu pernah berkultivasi di pulau ini. Mereka membuat ramuan dan menggunakannya untuk memelihara tanaman herba di sini. Beberapa tanaman bahkan dibuat dari ramuan mereka."     

"Penciptaan berkebalikan?!" ujar Xi Chiyao dengan suara pelan.     

"Aku pernah mendengar bahwa beberapa ramuan harus melalui suatu ujian yang disebut sebagai Ujian Ramuan setelah ramuan-ramuan itu dibuat. Ramuan semacam itu memiliki roh di dalamnya. Beberapa ramuan khusus dapat digunakan untuk mengkultivasi tumbuhan yang bernilai tinggi, sehingga memberi mereka elemen 'Tribulation Plane'. Dengan cara ini, semakin banyak ramuan bernilai tinggi yang bisa dibuat."     

"Roh?!" Ye Futian mengulangi kata tersebut. Dia masih memandang ke bawah dan memeriksa setiap sudut dari gunung ini.     

Kemudian, dia memejamkan matanya dan memasuki kondisi tidak sadar sambil merapalkan Sutra Buddha pada dirinya sendiri.     

Seberkas cahaya suci kini menyelimuti tubuh Ye Futian layaknya Cahaya Buddha. Xi Chiyao tampak terkejut saat menyaksikan pemandangan ini. Karena dia berada di samping Ye Futian, maka dia juga bisa merasakan kedamaian di dalam lubuk hatinya, seolah-olah dia juga akan dibawa ke dalam kondisi tersebut.     

Pada saat ini, Ye Futian seperti tidak ada di dunia ini. Gunung surgawi itu adalah satu-satunya hal yang ada di dalam dunianya. Dia bisa merasakan setiap pohon, setiap tumbuhan, dan setiap daun yang ada di sana. Dia sedang berkomunikasi dengan roh mereka.     

*Whoosh* tiba-tiba Ye Futian menghilang dari tempatnya, yang membuat Xi Chiyao tercengang. Dia memandang ke bawah dan melihat Ye Futian telah muncul di suatu tempat di Pulau Dewa itu dan hanya berdiri diam di sana.     

Terdapat sebuah celah di tempatnya berdiri, dan hanya ada beberapa tanaman yang tumbuh di hadapannya. Namun, tanaman-tanaman langka itu tumbuh besar bersama pohon ilahi dan tanaman herba lainnya di gunung surgawi ini.     

Dan tidak ada tumbuhan lain di sekitar mereka.     

Xi Chiyao juga mendarat di sana. Dia memandang Ye Futian dan tanaman-tanaman itu dengan tatapan aneh.     

Tanaman-tanaman itu kemungkinan besar tidak akan menarik perhatian di gunung ini karena mereka tidak memiliki keistimewaan. Bahkan para pengunjung mungkin akan menginjak mereka secara tidak sengaja, namun entah kenapa, Ye Futian malah memilih tempat ini dan mengamati tanaman-tanaman itu.     

Xi Chiyao tidak tahu apa alasannya, tetapi dia ikut berdiri di sana dengan tenang tanpa mengajukan pertanyaan apa pun. Ye Futian lebih kuat darinya. Jadi Ye Futian pasti punya alasan tersendiri untuk melakukan hal tersebut. Dia tidak akan datang kemari bersamanya jika dia tidak mempercayainya.     

…     

Pada saat ini, sekelompok kultivator kuat dengan aura yang mengerikan melesat melintasi langit tidak jauh dari Pulau Dewa itu berada. Mereka tidak lain adalah para kultivator dari Kota Jiuyi.     

"Apakah kita datang terlambat?" Sambil memandang ke depan, mereka mengira bahwa mereka belum terlambat.     

"Itu adalah Matriks Rintik Hujan. Sesuai dugaan, Istana Kekaisaran Barat datang terlebih dahulu." Alih-alih melihat Pulau Dewa, beberapa dari mereka justru melihat sebuah tirai hujan di hadapan mereka. Area itu diguyur hujan, dan tidak ada satu pun dari mereka yang berani menerobos ke dalam area tersebut.     

Tetesan hujan yang berjatuhan itu memiliki energi yang sangat kuat di dalamnya seolah-olah itu adalah bilah pedang paling tajam di dunia ini.     

Itu adalah Matriks Rintik Hujan yang dibentuk oleh Istana Kekaisaran Barat!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.