Tunduk
Tunduk
Ye Futian memandang Biksu Taois Mu dan berkata sambil tersenyum, "Tentu saja kau boleh mencoba mengambilnya kembali, Tuan."
"Baiklah." Biksu Taois Mu mengangguk sebagai tanggapan. Begitu dia selesai berbicara, lautan tempat mereka berada saat ini tiba-tiba diselimuti oleh kobaran api, merubahnya menjadi sebuah area api.
Ini adalah area yang diselimuti oleh kobaran api berwarna biru dan hijau di dalamnya. Kobaran api hijau-kebiruan di sekeliling Biksu Taois Mu saat ini berubah wujud menjadi sekuntum teratai dengan warna yang sama. Sedangkan di atasnya, untaian aura api ilahi menyelimuti area ini dan menerjang ke arah Ye Futian.
"Kobaran api ini ditempa oleh Roh Kehidupanku; pemahamanku dalam Jalur Agung Api telah tergabung di dalamnya. Apa yang kau lihat saat ini disebut sebagai kobaran api penciptaan. Sedangkan bunga itu adalah teratai hijau penciptaan, yang mengandung kekuatan penciptaan di dalamnya sehingga membuatnya bisa terus berduplikasi. Meskipun teknik ini belum cukup matang, namun kekuatan yang terkandung di dalamnya sudah cukup besar. Jika kau benar-benar telah mencapai Renhuang Plane tingkat kesembilan, maka kau akan dihanguskan begitu kau menyentuhnya. Belum terlambat bagimu untuk mengembalikan Peta Dewa kepadaku sekarang. Aku masih bisa membiarkanmu pergi hidup-hidup dari sini," ujar Biksu Taois Mu.
Ye Futian bisa merasakan kobaran api dari teratai hijau penciptaan tersebut dan mengetahui bahwa itu adalah api bencana. Setelah selamat dari Ujian Para Dewa, Biksu Taois Mu telah menggabungkan pemahamannya tentang Jalur Agung api dan menempa kobaran api penciptaan ini. Memang, kobaran api tersebut memiliki potensi untuk menjadi lebih kuat di masa depan, namun hal itu membutuhkan peluang Jalur Agung, serta pembaptisan api ilahi lainnya yang ada di antara langit dan bumi.
"Tuan, alih-alih menggunakannya sebagai senjata untuk membunuh, kobaran api ini jauh lebih cocok digunakan untuk kepentingan alkimia." Ye Futian berkata, "Bagaimana kalau aku membuat sebuah pertaruhan denganmu?"
Biksu Taois Mu tampak sedikit terkejut saat dia menatap tajam ke arah Ye Futian. Pemuda ini terlihat sangat tenang dan penuh percaya diri, tanpa ada perubahan ekspresi di wajahnya ketika dihadapkan dengan area api miliknya ini. Seolah-olah dia sama sekali tidak takut akan hal tersebut.
"Apa yang kau pertaruhkan? Biksu Taois Mu bertanya sambil terus menatap Ye Futian.
"Aku akan diselimuti oleh kobaran api milikmu. Jika aku tidak mampu menerimanya, maka aku akan mengembalikan Peta Dewa padamu. Tidak hanya itu saja, aku akan memberimu hadiah berupa Kobaran Api Matahari dan Bayangan," jawab Ye Futian.
"Kobaran Api Matahari dan Bayangan?" Biksu Taois Mu menatap tajam ke arah Ye Futian. "Siapa kau sebenarnya?"
"Mari kita bicarakan hal ini terlebih dahulu. Bagaimana menurutmu? Apakah kau setuju dengan penawaranku?" Ye Futian tidak memberikan tanggapan secara langsung.
"Kau ingin bemandinkan kobaran api dari teatai hijau milikku tanpa mengandalkan kekuatan eksternal maupun benda ilahi untuk menghadapinya?" Biksu Taois Mu bergumam sambil menatap Ye Futian. Kata-kata ini terlalu tidak masuk akal. Bisakah seseorang di Renhuang Plane tingkat kesembilan membuat pertaruhan seperti itu?
"Ya, tepat sekali," Ye Futian mengangguk pelan.
"Baiklah kalau begitu," Biksu Taois Mu pun mengangguk setuju.
"Kau tidak bertanya apa yang akan terjadi jika aku menang?"
"Jika kau menang, maka aku jelas tidak cukup kuat dan akan tetap berada di bawah kendalimu. Memangnya apa lagi yang bisa kulakukan?" Biksu Taois Mu menjawab. Ye Futian tersenyum karena memang itulah kebenarannya. Jika dia mampu diselimuti oleh kobaran api dari teratai penciptaan, maka hasil akhir dari pertempuran ini sudah bisa ditebak. Memangnya ada kemungkinan lain yang bisa terjadi?
"Silahkan mulai duluan," ujar Ye Futian.
Biksu Taois Mu menatap tajam ke arah Ye Futian. Pemuda sombong berambut abu-abu ini... Pada saat ini, teratai hijau penciptaan yang berada di bawahnya terbang menuju Ye Futian. Bunga itu melayang di bawah Ye Futian, dan kelopaknya mulai mekar di sekitar Ye Futian sampai membungkus sekujur tubuhnya di dalamnya. Tiba-tiba, kobaran api ilahi dari teratai penciptaan itu menyelimuti tubuh Ye Futian, mencoba menelannya hidup-hidup.
Sesuai ucapannya sebelumnya, Ye Futian berdiri tak bergeming di tempatnya. Tubuhnya diselimuti oleh kobaran api dari teratai penciptaan, dan sekujur tubuhnya tampak sangat menyilaukan. Cahaya suci mengitarinya seperti sebuah tubuh ilahi dari Jalur Agung—abadi dan tidak dapat dihancurkan.
Kobaran api ilahi itu menerjang mendekat dan menembus tubuhnya, namun ekspresi Ye Futian tetap tidak berubah saat dia berdiri di sana tanpa terluka sedikit pun. Cahaya suci Jalur Agung yang mengalir di sekelilingnya itu tampak seperti melahap untaian api ilahi tersebut sehingga kobaran api ilahi dari teratai penciptaan itu justru menerobos masuk ke dalam tubuhnya, seolah-olah memperkuat dan memberinya energi.
Ada perubahan di tatapan mata Biksu Taois Mu. Dia memandang pemuda berambut abu-abu di depannya itu dan melihat bahwa, bahkan kepalanya yang berambut abu-abu tampaknya telah berubah menjadi Jalur Agung, kebal terhadap kobaran api ilahi miliknya. Kemampuan semacam ini membuatnya sangat terkejut, karena Li Qingfeng sekalipun—Pemimpin Paviliun Breeze—tidak akan berani melakukan hal yang sama, karena dia pasti akan dibakar sampai mati. Dalam pertempuran mereka sebelumnya, dia hanya menggunakan ilmu pedangnya untuk menekan Biksu Taois Mu.
Akan tetapi, pemuda berambut abu-abu ini berani menghadapi kobaran api miliknya secara langsung!
Terlebih lagi, dari jiwa spiritualnya, dia bisa merasakan bahwa tingkat kultivasi lawannya ini masih berada di renhuang Plane tingkat kesembilan, jadi bagaimana caranya dia bisa melakukan hal tersebut?
Biksu Taois Mu mengira bahwa rencananya sudah sempurna dan telah diperhitungkan dengan baik. Untuk menemukan Peta Dewa, dia bersedia mengambil risiko yang luar biasa. Jika Li Qingfeng tidak berkepala dingin, dia mungkin sudah membantainya. Dia menyembunyikan Peta Dewa saat berdagang dan telah meninggalkan sebuah tanda pada pembelinya untuk mengambilnya kembali setelah masalah yang dia hadapi berlalu.
Namun, tampaknya dia telah memilih satu kultivator yang seharusnya tidak boleh bertransaksi dengannya.
"Bagaimana menurutmu?" Ye Futian tersenyum dan bertanya pada Biksu Taois Mu.
Biksu Taois Mu menatap pria tampan di depannya itu, dan kobaran api di tubuhnya semakin kuat saat teratai penciptaan miliknya masih terus membesar. Kobaran api ilahi yang mengerikan itu menyelimuti tubuh Ye Futian, menguburnya hidup-hidup di dalamnya; seolah-olah semua kobaran api ini ingin menghanguskan tubuh Ye Futian.
Namun meski demikian, kobaran api itu tidak bisa menyentuh tubuh Ye Futian. Tubuhnya kini sudah seperti tubuh ilahi, kebal terhadap kobaran api Jalur Agung.
Pada saat ini, Biksu Taois Mu memahami bahwa kekuatan pemuda ini telah jauh melampauinya. Dia bisa duduk di tengah-tengah kobaran api Jalur Agung seolah-olah tidak terjadi apa-apa di sana. Bagaimana mungkin Biksu Taois Mu bisa terus bertarung dalam pertempuran ini?
Alasan mengapa Ye Futian berani membuat pertaruhan ini tidak lain adalah karena kepercayaan dirinya pada tubuh ilahi miliknya. Tubuh fisiknya telah ditempa oleh jasad suci Kaisar Agung Shenjia melalui pemahamannya sendiri. Selain itu, dia juga telah dibaptis berkali-kali oleh Ujian Para Dewa. Tubuhnya ini adalah salah satu teknik terkuatnya. Dia juga telah bermandikan kobaran api hukum, dimana Kobaran Api Matahari dan Bayangan masih berada di dalam tubuhnya, jadi dia cukup yakin bahwa dia mampu menghadapi kekuatan Jalur Agung Api ini dengan tubuhnya.
Dia bahkan mampu melahap kobaran api dari teratai penciptaan.
Biksu Taois Mu mengamati sosok Ye Futian dengan seksama dan menyadari bahwa dia sudah kalah. Dan kekalahannya ini sangatlah menyedihkan.
*Whoosh* Dalam sekejap, sosok Biksu Taois Mu menghilang dari tempatnya berada tanpa meninggalkan jejak sedikit pun. Dia memilih untuk kabur!
Kobaran api yang mengelilingi Ye Futian kini sudah meredup menjadi untaian-untaian kobaran api ilahi, yang kemudian lenyap bersamaan dengan menghilangnya Biksu Taois Mu.
Sudah jelas, Biksu Taois Mu tidak ingin menepati janjinya dalam pertaruhan ini. Jadi, jika dia memiliki kesempatan untuk kabur, maka dia akan menggunakan kesempatan itu dengan baik.
Tapi Ye Futian hanya tersenyum dingin saat sosoknya melesat dan menghilang dari tempatnya. Kemudian, dia muncul kembali tepat di belakang Biksu Taois Mu, yang belum kabur terlalu jauh.
Ketika Biksu Taois Mu merasakan kehadiran Ye Futian di belakangnya, ekspresinya sedikit berubah. Dia mengambil satu langkah ke depan, lalu bergerak seperti air yang mengalir, meninggalkan bayangan yang tak terhitung jumlahnya di udara. Dia tampak seperti jejak berwarna abu-abu yang mengalir di antara langit dan bumi.
Di sisi lain, tubuh Ye Futian kembali menghilang dari tempatnya berada. Biksu Taois Mu memiliki banyak teknik tingkat tinggi dan pergerakannya juga sangat cepat. Kemampuannya dalam melarikan diri dan berkamuflase sungguh tidak ada duanya.
Sayangnya, lawan yang dia hadapi kali ini adalah Ye Futian, yang mengkultivasi Buddha's Celerity.
Keduanya terus melesat di atas laut dengan kecepatan tinggi. Biksu Taois Mu melarikan diri untuk beberapa saat. Dia mendapati bahwa dia tidak bisa menyingkirkan Ye Futian. Namun, pada saat ini, satu sosok berbaju putih langsung menghalangi jalannya, dan Biksu Taois Mu langsung berpindah tempat. Namun, meski demikian, Ye Futian muncul di depannya sekali lagi.
Setelah situasi ini terulang beberapa kali, Biksu Taois Mu akhirnya menyerah dan tidak mencoba melarikan diri lagi. Dia memandang pemuda berambut abu-abu di hadapannya itu dan berkata, "Aku tidak menyangka bahwa aku akan kalah di tangan seorang kultivator muda. Siapa kau sebenarnya?"
"Namaku Ye Futian dari Dunia Asal!" jawab Ye Futian.
Biksu Taois Mu tercengang. Sudah jelas, dia pernah mendengar nama ini sebelumnya. Ketika dia berada di Kota Jiuyi, dia mendengar bahwa Ye Futian telah membantai Zhong Miao. Tetapi karena dia tidak memedulikan apa pun selain Peta Dewa pada saat itu, dia tidak terlalu menanggapi berita itu. Jika tidak, dia mungkin bisa menebak identitas asli Ye Futian sejak lama.
"Kau memang pantas meraih kemenangan ini," ujar Biksu Taois Mu sambil tersenyum. "Apa imbalan yang kau inginkan?"
"Kultivasimu sungguh luar biasa, dan aku sangat tertarik pada fakta bahwa kau adalah seorang Grandmaster Alkimia. Aku ingin mengajakmu untuk bergabung denganku di Pecahan Ziwei. Bagaimana menurutmu?" ujar Ye Futian.
Biksu Taois Mu tampak terkejut saat dia memandang Ye Futian. Dia merasa bahwa pria ini memang layak untuk menjadi kultivator jenius nomor satu di Dunia Asal.
"Kau ingin aku mengikuti dan tunduk pada perintahmu?" tanya Biksu Taois Mu.
"Aku tidak mengatakan hal tersebut, namun jika kau melihatnya dengan sudut pandang seperti itu, maka aku tidak bisa berkomentar apa-apa," Ye Futian menanggapi.
"Aku telah hidup bebas selama bertahun-tahun dan sudah lama berkultivasi sendirian. Aku telah melakukan perjalanan ke seluruh penjuru Wilayah Laut Barat dan sudah terbiasa pergi kemanapun tanpa ada batasan. Aku tidak terlalu suka dibatasi oleh orang lain. Jika aku ingin bergabung dengan pasukan lain, maka aku pasti sudah melakukannya sejak lama dan tidak menunggu hingga saat ini. Sepertinya aku tidak dapat memenuhi keinginanmu padaku," jawab Biksu Taois Mu.
"Baiklah kalau begitu," ujar Ye Futian. Begitu dia selesai berbicara, lautan tempat mereka berada ini langsung diselimuti oleh aura Jalur Agung yang mengerikan. Keinginan membunuh terlintas di kedua mata Ye Futian saat sebuah tekanan yang mengerikan menekan area ini, menyelimuti sekujur tubuh Biksu Taois Mu di dalamnya.
Pada saat ini, keinginan membunuh yang sangat kuat terpancar dari sosok pemuda tampan berambut abu-abu ini.
"Apa yang kau inginkan?" Biksu Taois Mu memusatkan pandangannya pada Ye Futian.
"Kau memanfaatkanku untuk menyembunyikan Peta Dewa sebelumnya, dan jika kultivasiku lebih lemah, mungkin aku sudah tewas terbunuh. Sekarang, kau adalah satu-satunya orang yang mengetahui bahwa aku memiliki Peta Dewa, dan kau bertanya kepadaku apa yang ingin kulakukan." Ye Futian melanjutkan kata-katanya, "Terlebih lagi, ketika aku memburu dan membunuh Zhong Miao, aku memang sengaja menyembunyikan kekuatanku yang sesungguhnya. Sampai hari ini, tidak ada yang tahu seperti apa kekuatan sejatiku. Tapi sekarang kau telah mengetahuinya, jadi menurutmu, apa yang akan kulakukan selanjutnya?"
Tiba-tiba, Biksu Taois Mu merasa tidak enak badan, dan ekspresinya terlihat sangat buruk. Tidak peduli dari sudut pandang manapun, berdasarkan dua poin ini, Ye Futian pasti akan menyingkirkannya. Dan pilihan itu juga bisa dimengerti. Jika dia berada di posisi Ye Futian, dia akan melakukan hal yang sama, yaitu membungkamnya!
Begitu Ye Futian selesai berbicara, keinginan membunuh yang mengerikan menyebar di udara. Dalam sekejap, pedang-pedang ilahi telah bermunculan di atas langit dan semuanya mengarah ke tempat Biksu Taois Mu berada.
Biksu Taois Mu mendongak dan bisa merasakan tekanan mengerikan yang menimpanya. Jantungnya berdegup kencang.
Dia tentu saja menyadari bahwa Ye Futian sedang tidak bercanda.
"Aku bisa meramu beberapa pil untukmu," Biksu Taois Mu langsung menanggapi.
"Meramu pil untukku?" Ye Futian tertawa sinis. Cahaya suci matahari dan bulan tiba-tiba muncul di atas langit, berbarengan dengan kekuatan Bayangan dan Matahari yang turun secara bersamaan di area ini. Dia pun berkata, "Aku sendiri juga seorang Ahli Alkimia. Memangnya menurutmu kenapa aku repot-repot mencari Peta Dewa? Aku ingin merekrutmu ke Pecahan Ziwei bukan karena kau sangat diperlukan, tetapi karena aku perlu menghabiskan lebih banyak waktu untuk berkultivasi daripada mempelajari alkimia. Kupikir aku bisa bekerja sama denganmu untuk meningkatkan kemampuan alkimiamu setelah kita berhasil menemukan gunung surgawi dan menjadikanmu sebagai sosok yang bertanggung jawab atas alkimia di sana. Kupikir itu adalah sebuah penawaran yang akan menguntungkan kedua belah pihak, tetapi kau malah berpikir bahwa aku melakukan semua ini karena aku hanya memerlukan beberapa buah pil?"
Suaranya bergema ke seluruh tempat dan membuat hati Biksu Taois Mu berdebar. Bahkan pikirannya menjadi goyah, dan auranya berguncang karena kata-kata yang diucapkan oleh Ye Futian.
Biksu Taois Mu telah hidup untuk waktu yang lama, namun dia belum pernah bertemu dengan sosok semengerikan ini sebelumnya. Meskipun Li Qingfeng adalah sosok yang sangat kuat, namun dia tidak bisa dibandingkan dengan Ye Futian. Jika dia harus memilih, apakah dia lebih baik bekerja sama dengan Li Qingfeng atau Ye Futian? Siapa di antara mereka yang lebih kuat?
Ye Futian tidak semata-mata menakutinya, namun memanfaatkan keserakahannya dengan menjanjikan untuk mencari gunung surgawi, meningkatkan kemampuan alkimianya, dan memberikan posisi penting dalam bidang alkimia padanya.
Oleh sebab itulah, dia sama sekali tidak mencurigai kata-kata Ye Futian. Secara logika, itu adalah sebuah penawaran yang sempurna. Ye Futian bisa saja membunuhnya sekarang, namun dia tidak melakukannya karena dirinya memiliki nilai tersendiri bagi Ye Futian.
*Boom* Pedang-pedang ilahi itu pun melesat ke bawah, dan di sisi lain, keinginan membunuh itu melesat ke atas langit. Ye Futian juga memiliki keinginan membunuh di kedua matanya. Seolah-olah dia sudah siap untuk mengeluarkan serangan pamungkas. Jantung Biksu Taois Mu berdegup kencang saat dia berkata, "Aku menyerah."
*Whoosh* Pedang-pedang ilahi itu terus melesat ke bawah, membuat ekspresi Biksu Taois Mu berubah menjadi terkejut. Aura Jalur Agung terpancar di tubuhnya saat teratai penciptaan terbang menuju pedang-pedang ilahi tersebut, berusaha menghentikan pergerakan mereka. Namun, dia menatap Ye Futian dengan penuh ketakutan. Jika sejak awal Ye Futian bertekad untuk membunuhnya, kenapa dia repot-repot berbincang-bincang dengannya?
"Kau telah menyetujui penawaranku sebelumnya, namun kau mengingkari janjimu dan berusaha kabur dariku. Sekarang, kau terpaksa menyetujui permintaanku saat dihadapkan dengan ancaman kematian. Melihat hal ini, bagaimana mungkin aku bisa mempercayaimu?" ujar Ye Futian saat pedang-pedang ilahi itu terus melesat ke bawah, mengincar tubuh Biksu Taois Mu.
Pada saat ini, Biksu Taois Mu akhirnya menyadari bahwa Ye Futian bertindak sangat tegas karena dia benar-benar berniat untuk membunuhnya. Jika dia memberikan jawaban yang tidak memuaskan pada pria ini, maka bisa dipastikan bahwa dia akan tewas terbunuh di Laut Barat hari ini.
"Aku bersumpah bahwa aku bersedia mengikutimu," ujar Biksu Taois Mu dengan suara keras. "Jika kau masih tidak mempercayaiku, kau bisa mengintip ke dalam ingatanku dan memeriksa rahasia yang kumiliki. Setelah itu, kau akan bisa membaca sikapku."
Ketika Ye Futian mendengar kata-katanya, jiwa spiritualnya tidak lagi melesat ke bawah, namun keinginan membunuh masih berkobar di tubuhnya.
Dia melayang ke udara, lalu berhenti di hadapan Biksu Taois Mu. Kemudian dia berkata dengan nada dingin, "Kosongkan pikiranmu."
Pada saat berikutnya, jiwa spiritual Ye Futian menembus kening Biksu Taois Mu, dan tiba-tiba, dia bisa melihat ingatan yang dimiliki oleh Biksu Taois Mu.
Setelah beberapa lama, Ye Futian menarik kembali jiwa spiritualnya dan menyimpan kembali ingatan Biksu Taois Mu. Dia mendengus dalam hati. Seperti yang diharapkan, di bawah ancaman kematian dan godaan, selalu ada kesempatan untuk melakukan proses tawar-menawar.
Ternyata Biksu Taois Mu masih memiliki keluarga, namun tidak ada seorang pun yang mengenal mereka. Dia menyimpan ingatan itu jauh di dalam benaknya.
Pedang-pedang ilahi itu pun lenyap, begitu pula dengan keinginan membunuh tersebut. Hembusan angin bertiup di Laut Barat, dan cahaya matahari menyinari permukaan laut yang berkilauan. Segala sesuatunya kembali seperti sedia kala, dan matahari bersinar hangat serta penuh dengan kedamaian.
"Jika sejak awal kau menyetujuinya, kita tidak perlu membuang-buang waktu dan tenaga seperti ini," ujar Ye Futian sambil tersenyum. "Semoga kerja sama di antara kita ini berjalan lancar."
Biksu Taois Mu memandang wajah tampan Ye Futian, dengan senyuman yang menghiasi wajahnya seperti angin musim semi, tetapi dia bisa merasakan hawa dingin di dalam hatinya. Sebenarnya, dia merasa sedikit takut pada Ye Futian. Pemuda di hadapannya ini jauh lebih mengerikan daripada para senior yang pernah dia temui; tidak ada satu pun dari mereka yang bisa dibandingkan dengan pria ini.
Kali ini, dia memang mengaku kalah, namun dia tidak lagi memiliki niatan untuk berkhianat.
"Aku tidak berani menyebut hubungan kita ini sebagai suatu kerja sama, tetapi aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu Renhuang Ye." Biksu Taois Mu menyadari statusnya saat ini. Meskipun sosok di depannya ini lebih muda, namun dia jelas lebih kuat dari Biksu Taois Mu. Karena dia telah setuju untuk tunduk, maka wajar baginya untuk memahami posisi mereka dalam hubungan ini dan berperilaku sewajarnya.
Ye Futian menatap Biksu Taois Mu dalam-dalam dan tidak mempermasalahkan hal tersebut. Dia tersenyum dan berkata, "Maaf jika kata-kataku menyinggungmu, tetapi aku harus melakukannya. Lagipula aku tidak punya banyak pilihan di dunia kultivasi, karena mengambil langkah yang salah akan berhubungan dengan masalah hidup dan mati. Sekarang setelah kita setuju untuk bekerja sama, maka kita akan menemukan gunung surgawi itu bersama-sama, dan aku akan membantumu menjadi seoeang Grandmaster Alkimia yang terkenal."
"Aku mengerti," jawab Biksu Taois Mu sambil menganggukkan kepalanya!