Ditakdirkan Untuk Gagal
Ditakdirkan Untuk Gagal
Begitu aura pedang itu menembus tubuh Biksu Taois Mu, area pedang yang menyegel Kota Jiuyi tersebut menyusut dan berubah menjadi seberkas cahaya berbentuk pedang yang mengelilingi Biksu Taois Mu. Area di sekitarnya kini berubah menjadi puing-puing. Hanya tempat dimana Biksu Taois Mu berdiri yang masih utuh di antara wilayah pegunungan tersebut.
"Segelnya telah menghilang." Semua kultivator memandang ke arah langit. Segel yang melingkupi Kota Jiuyi kini telah menghilang karena hasil akhir dari pertempuran ini telah ditentukan. Biksu Taois Mu kini berada di bawah kendali Li Qingfeng.
Saat ini, Li Qingfeng berdiri di atas langit sambil memandang Biksu Taois Mu di bagian bawah. Kedua matanya tampak seperti sebilah pedang saat dia berkata, "Kembalikan barang-barangku."
Biksu Taois Mu tersenyum saat dia mengayunkan telapak tangannya. Dalam sekejap, semua harta karun miliknya bermunculan dan bergerak menuju Li Qingfeng. Dia pun berkata, "Periksalah sendiri."
Li Qingfeng mengayunkan lengan bajunya dan menarik barang-barang itu ke arahnya. Kemudian, jiwa spiritual miliknya menerobos masuk dan memeriksa semua benda tersebut. Setelah beberapa lama, dia telah memeriksa semua harta karun di dalam cincin penyimpanan milik Biksu Taois Mu, dan memang ada banyak barang berharga di dalam sana, tetapi dia tidak menemukan apa yang dia cari. Tiba-tiba ekspresinya berubah saat dia menatap Biksu Taois Mu dan berkata, "Dimana kau menyembunyikannya?"
"Pemimpin Paviliun, aku sudah mengeluarkan semua harta karun yang kupunya." Biksu Taois Mu berkata, "Adapun barang yang sedang kau cari, aku tidak lagi memilikinya."
Li Qingfeng menghentakkan kakinya di udara ketika dia mendengar jawaban tersebut. Tiba-tiba, aura pedang mengalir di sekelilingnya, dan sinar-sinar cahaya berbentuk pedang menyebar ke seluruh tempat, sehingga membuat sebuah aura penghancur yang mengerikan muncul di bagian bawah. Dia pun memperingatkan, "Jangan menguji kesabaranku."
Dari atas langit hingga ke bagian bawah, sebuah keinginan membunuh yang kuat menyebar luas. Rasanya seolah-olah dia akan langsung membunuh Biksu Taois Mu jika pria itu memberinya jawaban yang tidak memuaskan.
"Jika Pemimpin Paviliun ingin membunuhku, maka hal yang bisa kulakukan hanyalah bertarung sampai mati. Tetapi, bahkan jika kau membunuhku, aku tidak lagi memiliki benda itu." Ekspresi Biksu Taois Mu tetap terlihat tenang. Hanya segelintir orang yang akan bertindak gegabah ketika mereka telah berkultivasi ke tingkat setinggi mereka, jadi dia percaya bahwa Li Qingfeng akan tahu bagaimana sebaiknya mempertimbangkan pro dan kontra dalam masalah ini.
Li Qingfeng mengerutkan kening. Kemudian, sepasang mata yang terlihat seperti pedang itu tiba-tiba memandang ke atas langit, menatap segel yang kini telah terbuka. Ekspresinya pun langsung berubah.
"Aku telah ditipu!" Li Qingfeng tiba-tiba seperti menyadari sesuatu, dan tatapan matanya kini berubah menjadi sangat mengerikan. Dia sudah lama menyegel Kota Jiuyi untuk menemukan Biksu Taois Mu. Sekarang setelah dia menemukan dan menekannya, dia tidak lagi menyegel Kota Jiuyi. Namun, dia tidak menyangka bahwa Biksu Taois Mu akan bersikap begitu licik dengan menggunakannya sebagai umpan.
"Siapa yang membawanya keluar untukmu?" Li Qingfeng menatap Biksu Taois Mu di bagian bawah; suaranya terdengar sangat dingin. Meskipun segel tersebut belum lama dibuka, namun jangka waktu itu sudah cukup bagi banyak orang untuk pergi meninggalkan Kota Jiuyi. Sekarang, hampir mustahil untuk melacak siapa pun karena mereka tidak dapat menentukan siapa sosok yang mereka cari.
Dan beberapa saat yang lalu, tidak ada seorang pun yang memperhatikan siapa saja yang telah pergi meninggalkan Kota Jiuyi.
Biksu Taois Mu tersenyum ketika mendengar kata-kata dari Li Qingfeng. Dia tahu bahwa lawan bicaranya itu sudah menyadari apa yang telah terjadi. Jika benar demikian, maka dia telah meraih tujuannya kali ini.
"Pemimpin Paviliun, kau telah menyaksikan situasi yang terjadi hari ini. Selain Wilayah Laut Barat, pasukan dari wilayah lain juga telah tiba di sini. Bahkan jika aku mengembalikan Peta Dewa padamu, apakah kau pikir kau dapat menyimpannya untuk dirimu sendiri?" Alih-alih berbicara secara langsung, Biksu Taois Mu memilih untuk berkomunikasi dengan Li Qingfeng secara telepati.
Meskipun Li Qingfeng sangat tidak senang dengan situasi saat ini, namun dia harus mengakui bahwa apa yang dikatakan oleh Biksu Taois Mu memang benar adanya.
Bahkan jika Biksu Taois Mu mengembalikan Peta Dewa padanya, akan sangat sulit baginya untuk memilikinya sendiri. Berbeda dari sebelumnya, banyak orang yang mengincar Peta Dewa sekarang.
Namun, Li Qingfeng tidak memberikan tanggapan; dia menunggu Biksu Taois Mu untuk melanjutkan kata-katanya.
Dan benar saja, dia mendengar Biksu Taois Mu kembali berbicara padanya secara telepati, "Bagaimana kalau kita bekerja sama?"
"Apa yang kau rencanakan?" Li Qingfeng betanya.
"Peta Dewa kini diincar oleh berbagai macam pasukan. Jika kita bekerja sama, aku akan mengambil kembali Peta Dewa dan kita bisa mengungkap misteri di dalamnya bersama-sama lalu menemukan gunung surgawi yang dimaksud," ujar Biksu Taois Mu secara telepati.
"Jika aku membiarkanmu pergi sekarang, bagaimana jika kau memilih untuk mencari gunung surgawi itu sendirian setelah mendapatkan peta tersebut?" jawab Li Qingfeng dengan nada dingin. Dia jelas tidak sepenuhnya mempercayai Biksu Taois Mu.
"Sudah lama sekali sejak Peta Dewa dimiliki olehmu, Pemimpin Paviliun Breeze. Aku yakin kau mengetahui bahwa misteri dari Peta Dewa tidak sesederhana itu dan tidak dapat dipecahkan dengan mudah. Aku membutuhkan bantuan Pemimpin Paviliun untuk melakukan hal tersebut. Terlebih lagi, semua harta karunku sekarang berada di tanganmu, dan ini juga menjadi bukti dari ketulusanku. Hanya itu yang kupunya, dan Pemimpin Paviliun pasti bisa melihat bahwa semua itu adalah barang yang sangat berharga," lanjut Biksu Taois Mu.
Li Qingfeng menatapnya dengan tajam. Kata-kata sederhana yang diucapkan oleh Biksu Taois Mu ini membuatnya merasa bahwa lawan bicaranya ini telah mempersiapkan semuanya sejak lama. Selain itu, keinginannya untuk mendapatkan Peta Dewa sangat kuat. Dia bahkan telah memberikan semua harta karun yang dimilikinya, bersama dengan nyawanya sebagai taruhan, agar dia bisa mendapatkan peta tersebut.
Tapi hal ini bisa dipahami. Biksu Taois Mu bukan hanya seorang pencuri biasa di Wilayah Laut Barat—dia juga seorang Ahli Alkimia tingkat tinggi. Karena dia ahli dalam bidang alkimia, kecepatan, dan teknik penyamaran, maka kemampuan bertarungnya jelas tidak begitu menonjol.
"Apakah kau tidak takut bahwa aku akan melakukan sesuatu padamu begitu kita menemukan gunung surgawi itu?" ujar Li Qingfeng.
"Aku adalah seorang Ahli Alkimia," Biksu Taois Mu menjawab dengan singkat. Li Qingfeng rupanya cukup puas dengan jawaban ini. Setelah berpikir sejenak, dia pun menanggapi, "Baiklah kalau begitu."
Begitu dia selesai berbicara, aura pedang yang mengerikan itu pun menghilang. Namun, Li Qingfeng masih menatap tajam ke arah Biksu Taois Mu dan berkata dengan suara keras, "Aku akan mengampunimu untuk saat ini, namun jika kau tidak mengembalikan barang-barang yang kau curi dariku, maka aku tidak akan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja."
"Terima kasih, Pemimpin Paviliun," ujar Biksu Taois Mu ketika keduanya tampaknya telah mencapai sebuah kesepakatan. Pemandangan ini membingungkan semua orang di sekitar mereka. Perbincangan terakhir di antara keduanya terlihat seperti sebuah sandiwara. Mungkin mereka telah berkomunikasi secara telepati. Bagaimana caranya mereka bisa mencapai sebuah kesepakatan yang mampu meyakinkan Li Qingfeng untuk membiarkan Biksu Taois Mu pergi begitu saja?
Mungkin hanya mereka berdua yang mengetahui detailnya.
Tapi sekarang, dimana Peta Dewa itu berada?
Mungkin Biksu Taois Mu benar-benar tidak memilikinya.
"Kalau begitu, aku pamit undur diri terlebih dahulu," Biksu Taois Mu kembali berbicara. Begitu dia selesai berbicara, dia berubah menjadi hembusan angin dan menghilang dalam sekejap. Semua itu terjadi dengan sangat cepat.
"Pemimpin Paviliun." Banyak kultivator dari Paviliun Breeze memandang Li Qingfeng dengan bingung. Kenapa dia membiarkan Biksu Taois Mu pergi begitu saja?
Li Qingfeng berbalik dan melayang turun dari atas langit, tanpa ada niatan untuk memberikan penjelasan apa pun.
Alasannya untuk membiarkan pria itu pergi sebenarnya cukup sederhana. Tidak peduli apakah dia membiarkannya pergi atau tidak, dia tidak punya banyak pilihan sekarang. Dia tidak sepenuhnya percaya pada kata-kata Biksu Taois Mu, tetapi bahkan jika dia tidak mempercayainya, dia tidak punya pilihan lain. Jika dia membunuh Biksu Taois Mu, para kultivator lainnya akan mengawasinya lebih ketat daripada sebelumnya.
Begitu berita mengenai Peta Dewa tersebar luas, mungkin informasi mengenai gunung surgawi itu semakin menjauh dari genggamannya.
Oleh sebab itulah, Li Qingfeng memilih untuk membiarkan pria itu pergi.
Dia akan membiarkannya pergi dan menunggu datangnya kesempatan alih-alih membunuhnya dan membuatnya tidak punya jalan keluar dari masalah ini.
"Apakah semua ini berakhir dengan begitu mudahnya?" Para kultivator di area sekitar ikut menyaksikan semua ini. Tampaknya masih tidak ada petunjuk pasti mengenai keberadaan Peta Dewa di sini.
Ye Futian menyaksikan semua ini dengan tenang. Ketika dia melihat Biksu Taois Mu pergi, dia bisa memastikan bahwa apa yang dia miliki pasti adalah Peta Dewa.
Dia berbalik dan melangkah pergi. Tidak butuh waktu lama baginya sebelum dia pergi meninggalkan Kota Jiuyi.
Ye Futian tidak menghentikan langkahnya dan terus menjauh dari Gunung Jiuyi, hingga akhirnya dia tiba di lautan yang luas.
Begitu memasuki wilayah pesisir, tiba-tiba dia bisa merasakan adanya jiwa spiritual yang ditujukan padanya tanpa ada niatan untuk menyembunyikan identitasnya.
'Dia datang,' gumam Ye Futian dalam hati. Senyuman dingin muncul di wajahnya. Kemudian dia mempercepat langkahnya dan terus bergerak ke depan.
Akan tetapi, jiwa spiritual itu terus mengejarnya dengan kecepatan tinggi.
"Apakah kita sedang berlomba?" Ye Futian menggunakan Buddha's Celerity, dan sosoknya langsung menghilang dari tempatnya berada.
Di kejauhan, seseorang sedang melacak keberadaan Ye Futian dengan sebuah teknik yang mengerikan. Pria yang mengenakan pakaian lusuh ini terlihat sangat acak-acakan. Namun, teknik yang dia gunakan sangatlah menakutkan, dimana dia melangkah ke udara dan langsung meninggalkan bayangan yang tak terhitung jumlahnya di antara langit dan bumi.
Namun tidak lama kemudian, dia berhenti dan mengitari permukaan laut. Ekspresinya tiba-tiba berubah menjadi buruk. Dia kehilangan jejaknya!
Jantungnya berdegup kencang. Dia sudah merencanakan semuanya dengan sempurna. Apakah ada sesuatu yang terjadi di menit-menit terakhir? Dia bertanya-tanya.
Bagaimana mungkin dia bisa kehilangan jejaknya?
"Apakah kau sedang mencariku, Tuan?"
Ye Futian tiba-tiba muncul di hadapan lelaki tua itu.
Lelaki tua itu mengangkat kepalanya untuk memandang sosok tampan yang muncul di hadapannya, dan tatapan matanya tiba-tiba terlihat bingung. Setelah pria ini lolos dari kejarannya, dia malah kembali dengan inisiatifnya sendiri.
"Bagaimana caramu dalam melakukannya?" Lelaki tua itu bertanya pada Ye Futian.
Ye Futian mengeluarkan sebuah cincin penyimpanan dan menatap lelaki tua itu, lalu berkata, "Tuan, pertama-tama kau menyamarkan identitasmu dengan mendirikan kios sebagai seorang pedagang di Kota Jiuyi untuk mendekati Paviliun Breeze, sehingga mereka akan mengenalmu. Setelah itu, kau mencuri Peta Dewa, tetapi kau kembali beraktivitas dengan identitas pedagang sepeti sebelumnya, berpikir bahwa tidak ada yang akan mencurigaimu. Namun, kau tidak menyangka bahwa Li Qingfeng akan menyegel seluruh kota. Dan dengan datangnya para kultivator dari berbagai tempat, kau tahu bahwa, bahkan jika kau tetap tinggal di sini, kau tidak akan bisa membawa Peta Dewa bersamamu. Oleh karena itu, melalui sebuah transaksi, kau menyimpan Peta Dewa ke dalam cincin penyimpanan dan meninggalkan sebuah tanda di dalamnya untuk melacak lokasinya sehingga kau dapat mengambilnya kembali di kemudian hari."
"Oleh sebab itulah, kau datang kemari untuk menemuiku," ujar Ye Futian secara perlahan-lahan. Meskipun lelaki tua di hadapannya ini tampak berbeda dari sebelumnya, namun bagaimana mungkin Ye Futian tidak bisa mengenalinya sebagai Biksu Taois Mu?
"Kalau begitu, apakah ini berarti kau akan mengembalikan peta itu padaku?" Biksu Taois Mu memusatkan pandangannya pada Ye Futian dan bertanya. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres di sini.
Dia sangat yakin bahwa tidak ada celah di dalam rencananya ini. Dalam perhitungannya, seharusnya dia mampu mendapatkan kembali Peta Dewa ke genggamannya.
Namun, pria bernama Ye Futian yang dia temui saat berdagang ini tampaknya bukan sosok biasa. Selain mampu lolos dari pengawasannya, dia juga telah menyatukan semua kepingan misteri menjadi satu kesatuan.
Jiwa spiritual Biksu Taois Mu saat ini menerobos masuk ke dalam cincin penyimpanan itu. Pada saat berikutnya, Biksu Taois Mu mendapati bahwa tanda yang dia tinggalkan sebelumnya telah dihapus oleh Ye Futian.
Tatapan mata Biksu Taois Mu menajam. Ye Futian menyadari keberadaan tanda itu dan mampu menghapusnya, namun dia memilih untuk tidak melakukannya. Dia menunggu kemunculannya. Apa maksudnya ini?
"Tuan, tidak ada alasan bagi siapa pun untuk mengambil kembali sesuatu yang telah diberikan pada orang lain," ujar Ye Futian dengan tenang. Rencana yang disusun oleh Biksu Taois Mu memang luar biasa. Dia memanfaatkan orang asing untuk meningkatkan peluang keberhasilannya. Jika Ye Futian bukanlah sosok yang dia temui, maka kemungkinan besar, Peta Dewa pada akhirnya akan kembali ke genggamannya.
Namun, tampaknya Biksu Taois Mu tidak cukup beruntung. Sosok yang dia temui adalah Ye Futian; oleh sebab itulah, dia ditakdirkan untuk merasa kecewa. Apakah dia mengira bahwa dia mampu mengambil kembali peta itu dari Ye Futian?
Sudah jelas, itu adalah hal yang mustahil.
"Bagaimana jika aku bersikeras untuk merebutnya darimu?" Nada bicara Biksu Taois Mu tiba-tiba berubah. Dia telah membayar mahal untuk bisa mendapatkan Peta Dewa, tapi sekarang, dia mungkin telah memberikannya secara tidak sengaja pada orang lain!