Konsekuensi yang Menantimu
Konsekuensi yang Menantimu
Ye Futian mengerutkan keningnya. Sebelum dia tiba di sini, dia tidak menyangka bahwa 18 Istana Pemimpin Wilayah akan terhubung satu sama lain. Meski begitu, dia mengira bahwa dia bisa mengatasi hal tersebut. Namun sekarang, bahkan sosok di tingkat pemimpin wilayah telah tiba di sini.
"Ketua Xihai, Ye Futian telah bertindak sembrono dan tidak bisa dikendalikan. Dia membunuh putraku, Ning Hua, di luar Istana Donghua sebelumnya. Sekarang, aku meminta bantuan Ketua Xihai untuk menangkapnya." Saat ini, Ning Yuan tidak peduli dengan martabatnya. Dalam hal status, dia memang setara dengan Ketua Xihai. Keduanya adalah pemimpin wilayah yang berada di bawah komando sang Kaisar Agung, dan mereka berdua merupakan kultivator di tingkat yang sama. Namun, dia memahami bahwa mereka berdua, pada kenyataannya, tidak berada pada tingkat yang sama. Karena bagaimanapun juga, kekuatan akan menentukan segalanya.
Tentu saja ada perbedaan di antara para pemimpin wilayah.
Meski begitu, mereka tetap memiliki status yang sama dan tidak seharusnya meminta bantuan satu sama lain. Namun saat ini, Ning Yuan tidak peduli akan apa pun dan meminta Ketua Xihai membantunya untuk menangkap Ye Futian.
Ye Futian telah membunuh putranya, Ning Hua, dan dia sudah bertekad untuk membalaskan dendam putranya itu.
Bagaimanapun juga, Ye Futian tidak bisa dibiarkan pergi begitu saja seolah-olah tidak ada apa pun yang terjadi. Selama dia berada di bawah kendali para kultivator dari salah satu Istana Pemimpin Wilayah di Prefektur Ilahi, tidak peduli siapa pun itu, Ye Futian tidak akan bisa melarikan diri.
Dahulu, Donghuang Agung memutuskan untuk tidak ikut campur karena dia tidak ingin menindas kultivator muda. Namun sebagai gantinya, sang guru dari Desa Empat Sudut juga tidak bisa ikut campur dalam masalah ini.
Jika Ye Futian berhasil kembali ke Pecahan Ziwei, maka akan sangat sulit untuk berurusan dengannya lagi.
Sebuah tekanan yang kuat menyebar di udara saat Ketua Xihai menatap Ye Futian dengan acuh tak acuh dan berkata, "Ye Futian, Donghuang Agung pernah membantumu keluar dari masalah, tetapi bukannya bersyukur, kau malah nekad berperang dengan pasukan-pasukan di Prefektur Ilahi dan melakukan pembunuhan tanpa pandang bulu. Kau jelas tidak belajar dari kesalahanmu."
Suaranya terdengar tegas dan mengintimidasi saat tekanan yang dahsyat mengalir turun dan menyelimuti kelompok Ye Futian. Saat Ketua Xihai berbicara, dia mengangkat tangannya dan membuat gerakan mencengkeram ke bawah tanpa ada keraguan sedikit pun.
Pemandangan ini membuat hati para kultivator yang berada di sana berdebar kencang. Ketua Xihai langsung mengambil tindakan.
Sudah jelas, dia juga ingin menangkap Ye Futian.
"Tetap waspada." Ye Futian menghampiri semua anggota kelompoknya dalam sekejap dan merubah mereka menjadi seberkas cahaya. Tapi kecepatan dari serangan Ketua Xihai juga tidak kalah mencengangkan. Ye Futian nyaris tidak bisa menghindari telapak tangan raksasa yang dikerahkan pada mereka itu.
Akan tetapi, Mo Yunzi, sang Roc Bersayap emas, berhasil ditangkap oleh tangan raksasa itu.
Mo Yunzi berusaha membebaskan diri, namun upayanya itu tidak membuahkan hasil. Dia memekik dengan keras saat dia memandang Ye Futian.
Di atas langit, Ketua Xihai mengangkat tubuh Mo Yunzi, dan dia memandang Ye Futian dengan acuh tak acuh. Tatapan matanya terlihat aneh. Tanpa diduga-duga, Ye Futian mampu membawa anggota kelompoknya pergi dan menghindari serangannya...
"Saya dan Tetua tidak pernah terlibat konflik atau perselisihan. Saya memohon ampun pada anda, Tetua." Ye Futian berkata kepada wajah yang muncul di atas langit. Meskipun Roc Bersayap Emas yang merupakan wujud lain dari Mo Yunzi itu berukuran sangat besar, namun dia tetap tidak bisa membebaskan diri dari telapak tangan raksasa itu, yang mencengkeram tubuhnya dengan erat.
Tatapan mata Mo Yunzi terpaku pada Ye Futian, seolah-olah dia sedang menahan rasa sakit yang luar biasa dan berusaha meminta bantuan. Sudah jelas, saat ini dia merasa sangat tidak nyaman.
*Brak* Dengan satu gerakan remasan dari Ketua Xihai, tangan raksasa itu mengeratkan genggamannya, dan suara gemeretak pun terdengar di sana. Mo Yunzi memekik kesakitan saat tubuh ilahinya, yang seolah-olah terbuat dari emas murni, dihancurkan. Tubuhnya menjadi sangat rapuh di tangan raksasa itu; sepertinya dia tidak mampu menahan serangan tersebut. Darah segar pun membasahi tangan raksasa itu dan terus menetes dari atas langit.
Ini adalah momen yang sangat tragis.
Seekor burung ilahi telah dibunuh dengan cara yang sangat brutal.
Akan tetapi, Mo Yunzi tampaknya tidak ingin mati dengan cara seperti ini. Kedua matanya yang berukuran besar masih terbuka lebar dan memandang ke depan. Tersirat rasa sakit dan keengganan di dalam matanya.
Dia adalah Roc Bersayap Emas, yang telah memasuki tempat suci dari ajaran Buddha di Gunung Roh untuk berkultivasi. Dia telah mendapatkan pencerahan dari berbagai macam Buddha tingkat tinggi dan telah mempelajari banyak gulungan Buddha. Di masa depan, dia akan menjadi monster iblis yang mampu membuktikan Jalur Agung miliknya. Tapi, dia malah tewas terbunuh di sini, bahkan dengan cara yang begitu kejam, yaitu dengan disiksa hingga mati.
Kedua matanya masih tertuju pada Ye Futian.
Ye Futian juga memandangnya. Dia baru saja berbicara, dan Ketua Xihai langsung membunuh Mo Yunzi layaknya seekor semut, tanpa ada keraguan sedikit pun.
Pada saat ini, Ye Futian bisa merasakan darahnya bergejolak dan hatinya berdebar kencang. Tatapan matanya tidak bisa dialihkan dari Mo Yunzi, yang tewas terbunuh tepat di hadapannya.
Meskipun dia dan Mo Yunzi bertemu satu sama lain dalam situasi yang tidak begitu baik, namun mereka telah hidup bersama selama lebih dari sepuluh tahun. Selama bertahun-tahun, Mo Yunzi telah bekerja keras tanpa mengeluh, dan dia sangat serius dalam berkultivasi saat berada di Gunung Roh. Dia telah membuat kemajuan besar dalam kultivasinya.
Oleh sebab itulah, Ye Futian sudah menganggap monster iblis ini sebagai rekannya. Namun hari ini, dia telah disiksa dan dibunuh di depan matanya dengan cara yang sangat kejam oleh Ketua Xihai.
Sosok-sosok terkemuka seperti ini memang sangat kejam dan tidak kenal belas kasihan. Mereka tidak peduli pada nyawa orang lain demi meraih tujuan masing-masing.
Dia dan Ketua Xihai tidak memiliki masalah apa pun sebelumnya. Tetapi Ketua Xihai berani bertindak tanpa belas kasihan dan menghancurkan hewan tunggangannya itu sampai mati tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Jika ada rekannya selain Mo Yunzi yang berhasil ditangkap sebelumnya, maka nasib mereka pasti akan sama—dihancurkan sampai mati seperti serangga.
Di atas langit, Ketua Xihai tidak akan tahu seperti apa perasaan Ye Futian saat ini, dan dia juga tidak peduli akan hal tersebut. Meskipun dia adalah Pemimpin Wilayah Laut Barat, namun pasukannya selalu ditekan oleh Istana Kekaisaran Barat. Semua orang tahu bahwa Istana Kekaisaran Barat adalah penguasa dari Wilayah Laut Barat—pasukan utamanya.
Jika dibandingkan dengan Istana Kekaisaran Barat, apa yang tidak dia miliki adalah warisan di tingkat Kaisar Agung. Di sisi lain, Ye Futian mampu mengunggulinya dalam hal tersebut karena dia memiliki warisan dari beberapa Kaisar Agung pada dirinya.
Menangkap Ye Futian jelas akan membawa banyak keuntungan baginya. Kesempatan itu saat ini telah muncul dengan sendirinya. Jadi, bagaimana mungkin dia akan melewatkannya begitu saja?
Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, tekanan yang mengerikan itu terus dikerahkan ke bawah, kembali mengincar Ye Futian dan kelompoknya. Namun, di bawah tekanan itu, Ye Futian tetap berhasil menghilang dari tempatnya. Dia tidak membawa orang lain bersamanya kali ini dan menghilang sendirian hingga akhirnya muncul kembali di antara kerumunan kultivator dari Wilayah Laut Barat.
Sebelum Ketua Xihai tiba, banyak kultivator dari Wilayah Laut Barat sudah berada di sana.
Ketika sosok Ye Futian muncul kembali, aura Jalur Agung yang mengerikan langsung menyelimuti area tersebut. Kekuatan Yin membekukan area ini dalam sekejap, dan semua kultivator menggigil saat tubuh mereka ditutupi oleh lapisan embun es.
Pada saat yang bersamaan, Ketua Xihai telah memegang kendali atas Li Changsheng dan yang lainnya.
Ketua Xihai mengerutkan keningnya saat dia memandang sosok Ye Futian. Pria ini lagi-lagi berhasil lolos dari tekanannya.
"Biarkan mereka pergi, dan aku akan tetap tinggal di sini. Setelah mereka pergi, aku juga akan membiarkan orang-orang ini pergi," ujar Ye Futian sambil memandang ke arah Ketua Xihai.
"Baiklah." Ketua Xihai tidak suka berbasa-basi dan bersedia membebaskan orang-orang ini. Di lokasi lain, pertarungan antara Ning Yuan dan Kaisar Xi juga telah terhenti.
Tatapan mata Ning Yuan kini tertuju pada Ye Futian, masih dipenuhi oleh keinginan membunuh di dalamnya.
"Kaisar Xi, anda dan yang lainnya bisa kembali ke Pecahan Ziwei terlebih dahulu," ujar Ye Futian sambil memandang ke arah Kaisar Xi.
Kaisar Xi mengerutkan kening saat semua orang juga memandang Ye Futian.
Ketua Xihai telah datang kemari secara pribadi, dan dia adalah seorang kultivator yang telah melewati Ujian Para Dewa tahap kedua. Jika Ye Futian tetap tinggal di sini, bagaimana caranya dia bisa melarikan diri dari sosok sekuat itu?
"Kalian hanya perlu menjaga diri dan pergi dari sini. Aku punya cara tersendiri untuk pergi dari sini. Kalian hanya akan menjadi beban bagiku dengan berada di sini," ujar Ye Futian kepada Kaisar Xi dan yang lainnya secara telepati. Baru pada saat itulah Kaisar Xi menganggukkan kepalanya. Dia pun berkata kepada yang lainnya, "Ayo kita pergi."
Begitu dia berbicara, dia membawa semua orang pergi dengan kecepatan tinggi.
Baik Ketua Xihai maupun Ning Yuan tidak mengejar mereka, Tujuan utama Ketua Xihai adalah menangkap Ye Futian, sedangkan Ning Yuan ingin membunuh Ye Futian.
Selama Ye Futian masih berada di sana, maka rekan-rekannya tidaklah penting bagi mereka.
Tekanan yang mengerikan masih menyelimuti area ini, dan dua kultivator kuat ini menatap tajam ke arah Ye Futian, tanpa ada keinginan untuk membiarkannya pergi dari tempat ini.
Para kultivator dari semua Istana Pemimpin Wilayah mengitari area itu dan menyaksikan semuanya dengan tenang. Kali ini, bagaimana mungkin Ye Futian bisa melarikan diri?
Dewi Pedang dan beberapa muridnya tampak sedikit cemas. Kali ini Ye Futian sendirian, dan tidak ada seorang pun yang akan membantunya.
Bahkan jika mereka ingin membantunya, mereka tidak punya nyali untuk melakukan apa pun.
Dihadapkan dengan lawan yang begitu kuat, semuanya akan berakhir sia-sia. Bantuan yang mereka berikan sama saja seperti upaya bunuh diri.
"Renhuang Ye, apakah ada yang bisa kami lakukan untuk membantumu?" Qin Qing mengirimkan pesannya kepada Ye Futian. Meskipun dia tidak dapat berpartisipasi dalam pertempuran di tingkat ini, jika Ye Futian membutuhkan hal lain yang bisa dia lakukan, mungkin dia bisa membantunya.
Ye Futian bisa merasakan kehangatan di dalam dirinya, Dia tidak menyangka bahwa Qin Qing akan menawarkan bantuan dalam situasi seperti ini. Kebaikan seperti itu saja sudah sangat langka di dunia ini.
"Terima kasih banyak, Dewi Qin. Namun, dewi tidak perlu mengkhawatirkan keselamatanku," jawab Ye Futian. Qin Qing tampak curiga ketika dia mendengar tanggapan Ye Futian. Apakah Ye Futian memiliki cara lain untuk melarikan diri dari bencana ini?
"Baiklah kalau begitu," Qin Qing menanggapi tanpa mengatakan apa-apa lagi.
Semua orang masih menunggu dengan sabar. Mereka tahu bahwa Ye Futian menunggu rekan-rekannya untuk pergi dengan selamat dan kembali ke Pecahan Ziwei.
Namun, apakah Ye Futian pernah mempertimbangkan bahwa, apabila sesuatu terjadi padanya, bahkan jika rekan-rekannya dapat kembali dengan selamat ke Pecahan Ziwei, apa yang bisa mereka lakukan di sana?
Begitu Ye Futian binasa, hampir bisa dipastikan bahwa Pecahan Ziwei akan langsung diambil alih dan dipecah-belah, yang kemudian dijarah oleh berbagai macam pasukan.
Bahkan Ning Yuan mengetahui hal tersebut. Untuk saat ini, dia tidak peduli dengan orang lain. Selama dia bisa mengalahkan Ye Futian, maka semua kultivator yang mengikuti Ye Futian di Pecahan Ziwei akan mati secara tragis; dia akan memastikan bahwa dia akan berada di sana untuk membunuh mereka semua dengan tangannya sendiri.
Kematian putranya, Ning Hua, harus dibalas dengan kematian semua kultivator yang berada di Pecahan Ziwei.
Waktu berjalan dengan lambat, dan Ye Futian masih setia menunggu-menunggu rekan-rekannya kembali dengan selamat. Dia tidak akan membiarkan hal-hal buruk lainnya kembali terjadi.
"Apakah waktunya telah tiba?" Ketua Xihai memandang Ye Futian dari atas langit.
Ye Futian memandang lawan bicaranya itu, namun dia tidak memberikan tanggapan apa pun dan justru balik bertanya, "Apakah kau pernah memikirkan konsekuensi dari tindakanmu barusan?"
"Konsekuensi?" Ketua Xihai memandang pria berambut abu-abu yang berada di bagian bawah itu.
Apakah Ye Futian ingin berbicara tentang konsekuensi dari tindakannya?
"Aku tidak memahami apa yang kau bicarakan." Ketua Xihai memiliki temperamen yang agung, berwibawa, dan mengintimidasi. Dia langsung menolak pertanyaan Ye Futian. Pada saat ini, bukankah seharusnya dia memikirkan nasib yang sudah menantinya?
"Ketika aku menghadiri Perjamuan Donghua, Ning Yuan memiliki sikap yang sama seperti apa yang kau tunjukkan sekarang, sombong dan semena-mena, seolah-olah tidak ada orang lain selain dirinya di dunia ini. Tapi hari ini, kematian Ning Hua adalah konsekuensi yang harus diterima Ning Yuan atas kesombongannya." Ye Futian berbicara dengan tenang, seolah-olah dia sedang membicarakan sesuatu yang sangat sepele.
"Dan hari ini, kau datang kemari sebagai Pemimpin Wilayah Laut Barat secara tiba-tiba dan langsung membunuh hewan tungganganku tanpa ada alasan yang jelas. Oleh sebab itulah, kau juga harus menanggung konsekuensinya."
Dia bukan lagi sosok yang sama seperti beberapa dekade yang lalu.
Dia telah menunggu selama beberapa dekade untuk membalaskan dendamnya terhadap Ning Yuan, namun dia tidak akan menunggu untuk waktu yang lama demi membalas dendam terkait apa yang telah terjadi hari ini.
"Benar begitu?" Ketua Xihai memandang Ye Futian dan berbicara dengan nada mengejek.
Apakah Ye Futian baru saja mengancamnya untuk menanggung konsekuensi atas tindakannya?
Cahaya suci dari Jalur Agung mengitari sosok Ye Futian, dan kini tubuhnya tampak menakjubkan; seolah-olah dia telah berubah wujud menjadi sebilah pedang.
Pada saat berikutnya, seberkas sinar cahaya suci melesat menembus udara dengan kecepatan tinggi.
"Mau kemana kau!" Ning Yuan berteriak, dan kekuatan penyegel langsung menyelimuti area ini. Selain itu, banyak rune penyegel yang bermunculan dan terlihat sangat mengerikan. Mustahil bagi Ye Futian untuk bisa melarikan diri dari tempat ini.
*Boom* Disertai dengan suara ledakan yang keras, rune-rune penyegel itu dihancurkan dalam sekejap oleh cahaya yang menyilaukan itu. Cahaya tersebut juga menembus tekanan yang dikeluarkan oleh Ketua Xihai dan terus melesat ke atas langit.
Pemandangan ini membuat semua kultivator tercengang, termasuk Ning Yuan di dalamnya.
Area yang tersegel rapat ini berhasil ditembus secara paksa oleh Ye Futian?
Ketika Ye Futian menerjang keluar dari area yang tersegel ini, dia langsung menghilang dari pandangan semua orang. Banyak kultivator mengeluarkan jiwa spiritual masing-masing, tetapi mereka tidak bisa lagi melacak maupun memastikan keberadaan Ye Futian. Seolah-olah hanya dalam sekejap mata, dia telah menghilang tanpa jejak.
"Ketua Xihai, kau pasti akan menanggung konsekuensi atas tindakanmu hari ini," tiba-tiba sebuah suara bergema di atas langit dan membuat hati semua orang berdebar kencang.
Tampaknya Ye Futian jauh lebih kuat dari apa yang mereka bayangkan.
*Boom* Sebuah aura yang mengerikan menyebar ke kejauhan, dan Ketua Xihai bahkan sempat ragu-ragu sebelum dia mengejar Ye Futian. Apakah Ye Futian benar-benar mampu melarikan diri dari area ini dengan begitu mudahnya?
Ning Yuan juga melesat ke depan dan menghilang dari tempatnya. Ketiga kultivator kuat itu telah lenyap dalam sekejap mata.
Qin Qing memandang gurunya, Dewi Pedang, dan dia bisa melihat keterkejutan yang luar biasa di kedua matanya yang indah itu. Dia memiliki firasat bahwa Ye Futian pasti akan membuat Ketua Xihai menanggung konsekuensi atas tindakannya hari ini!