Cara Baru
Cara Baru
Sejak dia mulai berkultivasi, hampir segala sesuatunya berhubungan dengan Pohon Dunia miliknya. Saat dia berkultivasi dengan roh tersebut, pada akhirnya dia memperoleh Roh Kehidupan lainnya. Hal ini hanya mungkin terjadi dengan adanya Pohon Dunia, karena Roh Kelahirannya ini dapat melingkupi apa saja dan segala sesuatu yang ada di dunia ini, serta memberikan energi yang terbatas untuknya.
Misalnya, jika dia melahap kekuatan Yin atau Yang dalam jumlah besar, dia bisa mengekstraknya dan mengubahnya menjadi kekuatannya sendiri. Pohon Dunia menyerap semua kekuatan yang ada di dunia ini, tetapi Pohon Dunia juga membalas Ye Futian dengan memberi kekuatan Jalur Agung yang paling murni padanya.
Jika dipikirkan kembali, tanpa adanya Pohon Dunia sebagai Roh Kelahirannya, maka roh-roh lainnya juga tidak akan bisa terbentuk. Pohon Dunia ini berbentuk sebatang pohon ilahi, dan semua Roh Kehidupan lainnya merupakan 'buah' yang dihasilkan oleh pohon ilahi ini.
Mungkin itulah alasan kenapa meskipun Roda Ilahi lainnya hampir sempurna dan telah mencapai tingkat kesembilan, dia masih belum bisa benar-benar menembus Renhuang Plane tingkat kedelapan. Penyebab utama dari semua ini adalah karena Pohon Dunia miliknya belum berevolusi dengan sempurna.
Jadi, apa yang harus dia lakukan agar bisa mengambil langkah berikutnya dan membuat Pohon Dunia berevolusi agar dia bisa menembus belenggu dari tingkat Plane-nya saat ini?
Dari sudut pandang Ye Futian, dia telah berkultivasi bertahun-tahun lamanya. Saat ini usianya sudah memasuki 100 tahun, namun ini baru kedua kalinya dia mengalami hambatan dalam perjalanan kultivasinya.
Dan kali ini, hambatan yang dia hadapi mungkin akan menjadi penentu nasibnya di masa depan.
Jika dia tidak mampu mengatasinya, maka perjalanan kultivasinya bisa saja berakhir sampai di sini saja.
Sebenarnya, Ye Futian dianggap sebagai sosok yang beruntung. Ada begitu banyak sosok fenomenal dari zaman dulu hingga sekarang; masing-masing dari mereka menemui berbagai macam rintangan dan hambatan di perjalanan kultivasi mereka. Di sisi lain, perjalanan kultivasi Ye Futian bisa dikatakan sangat mulus. Hua Jieyu mampu meraih terobosan lebih dulu daripada Ye Futian. Namun, Hua Jieyu telah terlahir kembali dari kematian dan beruntung masih bisa hidup. Dalam beberapa aspek, dia bukan lagi Hua Jieyu dari sebelumnya. Kini dia diperkuat dengan kemampuan sang Permaisuri dan menyatu dengan reinkarnasi yang tak terhitung jumlahnya sebelum menjadi sosoknya yang seperti sekarang ini.
Namun Ye Futian berbeda, karena sosoknya tidak pernah mengalami perubahan apa pun sejak lahir.
Saat Pohon Dunia berayun-ayun dengan lembut, aura Jalur Agung dalam berbagai warna mengalir di sekitarnya. Setiap warna dari cahaya tersebut tampaknya mewakili kekuatan Jalur Agung yang berbeda-beda: Gengjin, Yin, Yang, Kehidupan, Petir, dan masih banyak lagi… Berbagai macam kekuatan Jalur Agung ini semuanya sudah mendekati kesempurnaan. Mereka mengitari Pohon Dunia dan menyebabkan pohon itu mengeluarkan suara gemerisik. Seolah-olah Pohon Dunia selalu berada dalam kondisi seperti ini.
Ye Futian tampak berpikir keras, namun setelah sekian lama, dia tetap tidak bisa menemukan jawabannya.
Beberapa bulan telah berlalu semenjak dia duduk di sana. Di puncak gunung kuno itu, Ye Futian kembali memasuki kondisi tidak sadar. Ketika dia terbangun, dia terlihat sangat tenang. Saat Cahaya Buddha menyinari tubuhnya dan angin sepoi-sepoi melewatinya, Ye Futian mengulurkan tangannya ke depan. Seolah-olah dia bisa menyentuh kekuatan yang ada di seluruh penjuru dunia.
Semakin tinggi tingkat kultivasi seseorang, maka dia akan semakin mudah mendeteksi kekuatan yang bisa dia gunakan di dunia ini.
Ye Futian menunjuk ke arah langit dan mulai mengukir huruf-huruf di udara. Setiap huruf itu diukir dengan jelas olehnya dan mengandung kekuatan 'Jalur Agung' di dalamnya.
Sementara itu di kaki gunung, Si Buta Tie mendongak ke arah langit. Dia bisa merasakan adanya aura Jalur Agung yang sangat kuat di atas sana.
Dari kejauhan, Fang Cun dan yang lainnya juga mengangkat kepala mereka ke arah yang sama, dan dia berkata, "Apakah huruf-huruf itu diukir oleh Guru? Sepertinya tingkat kultivasi Guru telah mencapai tingkat kesembilan, tetapi mengapa dia tidak bisa mendeteksi adanya terobosan?"
Hua Jieyu dan Hua Qingqing menghampiri Ye Futian dari belakang. Ye Futian memandang huruf-huruf itu dan menghela napas. Dengan satu ayunan tangannya, kata 'Jalur Agung' itu lenyap dari atas langit.
"Jalur Agung milikmu telah mencapai tingkat kesembilan, dan kekuatannya jauh melampaui Renhuang tingkat kesembilan pada umumnya," ujar Hua Qingqing dengan suara pelan. Dia telah mendapatkan kembali ingatannya dari kehidupan sebelumnya dan sekarang dia menjadi sosok yang luar biasa dalam segala aspek. Sehingga tentu saja, dia bisa merasakannya dengan sangat jelas.
Kekuatan Jalur Agung milik Ye Futian kini sudah sangat kuat—jelas itu bukanlah tingkat kedelapan.
Ketika Hua Jieyu mendengar helaan napas Ye Futian, dia langsung memahami bahwa Ye Futian belum bisa memecahkan masalah yang sedang dihadapi olehnya. Dia masih terjebak di dalamnya dan tidak bisa menemukan jalan keluarnya.
Dia pun berjalan ke samping Ye Futian. Kedua matanya yang indah memandang kekasihnya itu dan dia tersenyum lembut tanpa mengatakan apa pun. Senyuman ini adalah penghiburan terbaik yang bisa dia berikan pada Ye Futian untuk saat ini.
"Jieyu," Ye Futian menggenggam tangan kekasihnya itu, "Aku masih belum bisa melakukannya."
"Dengan kemampuanmu dalam mempelajari sesuatu, mustahil bagimu untuk tidak bisa meraih terobosan. Karena aku dan yang lain bisa melakukannya, tentu saja kau juga bisa. Mungkin kau belum memahaminya dengan sempurna karena jalur yang akan kau tempuh berbeda dengan orang lain. Dan karena itulah, hal ini bisa terjadi. Jika jalur kultivasimu semudah yang lain, maka itu bukanlah dirimu." Suara Hua Jieyu terdengar sangat lembut, mungkin karena dia juga bisa merasakan frustrasi yang ada di dalam hati Ye Futian.
Bagaimanapun juga, siapa pun pasti akan merasa frustasi jika dihadapkan dengan situasi seperti ini. Karena dia belum bisa menemukan jawabannya, maka dia tidak menemukan jalur yang ada di hadapannya; dia bahkan tidak bisa memahaminya.
Dia adalah sosok yang berbeda dari yang lain.
"Mm." Ye Futian mengangguk sebagai tanggapan. Pada kenyataannya dia juga merasakan hal yang sama dengan Jieyu.
Dia mengalihkan pandangannya pada Hua Qingqing dan berkata, "Ini memang kekuatan Jalur Agung dari Renhuang tingkat kesembilan, namun aku masih belum bisa meraih terobosan. Bagaimanapun juga, aku harus meningkatkan pemahamanku."
"Ketika sang Tetua Buddha mengkultivasi ajaran Buddha, ada beberapa hal yang telah dipelajarinya selama lebih dari seratus tahun namun masih gagal dalam memahaminya. Suatu hari ketika dia bangun tidur, tiba-tiba dia mendapatkan pencerahan. Rasanya seolah-olah langit yang mendung berubah menjadi cerah, sehingga memungkinkan dia untuk melihat matahari." Hua Qingqing melanjutkan kata-katanya, "Selain itu, hal ini terjadi lebih dari sekali. Sang Tetua Buddha sering mempelajari gulungan Buddha hingga ribuan kali, bahkan menyalin dan mendiktekannya puluhan ribu kali, mengulanginya tanpa henti. Namun, dia masih belum bisa memahaminya dengan sempurna. Tapi suatu hari, dia tiba-tiba mampu melakukannya, dan apa yang terjadi setelahnya sudah kita ketahui bersama."
Ye Futian seperti mendapat wahyu setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Hua Qingqing. Dia pun tersenyum tak berdaya. "Begitulah kultivasi—semuanya dilakukan selangkah demi selangkah. Mungkin hal ini terjadi karena aku belum pernah mengalami hambatan sebelumnya. Tentu saja, perbedaan antara sang Tetua Buddha dan aku adalah, aku tidak punya banyak waktu untuk berkultivasi."
Dia tidak mempermasalahkan mengenai kemungkinan bahwa perkembangannya akan terhenti sampai di sini saja. Sejak awal, tidak ada yang namanya keabadian di dunia ini. Jika dia tidak mampu melakukannya selama satu tahun, bagaimana kalau sepuluh tahun?
Jika dia tidak mampu melakukannya dalam sepuluh tahun, bagaimana kalau seratus tahun?
Kala itu, sang Tetua Buddha telah mencurahkan hati dan jiwanya untuk mengkultivasi ajaran Buddha. Dia tidak peduli tentang hal lainnya, itulah sebabnya dia dikenal sebagai Buddha Kuno Qingdeng. Ye Futian menghormati pola pikir seperti itu, tetapi situasi yang dia hadapi jelas berbeda.
"Jalur Agung saling berhubungan satu sama lain, dan semua hukum di dunia ini memiliki kesamaan di antara mereka. Jika kau merasa frustrasi dalam kultivasimu, kau dapat mencoba mempelajari gulungan Buddha. Mungkin itu akan memberimu perubahan suasana," ujar Hua Qingqing sambil tersenyum. "Kau tidak perlu mengkultivasi teknik-teknik Buddha yang paling kuat; yang perlu kau lakukan adalah membaca gulungan Buddha, menenangkan hatimu, dan memfokuskan pikiranmu."
Ye Futian memandang ke arah Hua Qingqing. Dia pasti sudah menjadi sosok yang berbeda dari sebelumnya. Dia telah menjadi lebih bijaksana. Bagaimanapun juga, dia adalah lampu Buddha yang telah mendampingi Lord of All Buddha selama bertahun-tahun dalam berkultivasi, setelah bertahun-tahun mendengarkan ajaran dari Lord of All Buddha tentang gulungan Buddha, dia tentu saja memperoleh pencerahan yang luar biasa. Kalau tidak, dia tidak akan bisa membangkitkan kecerdasan dalam dirinya.
"Aku akan mencobanya," ujar Ye Futian sambil mengangguk pelan. Mungkin cara ini akan membuahkan hasil. Setidaknya, hatinya akan menjadi jauh lebih tenang. Pada kenyataannya, kondisi pikirannya beberapa hari terakhir tidak sefokus sebelumnya.
"Aku akan mendampingimu," ujar Hua Jieyu sambil tersenyum.
"Baiklah." Ye Futian mengangguk pelan. Kemudian, dia berjalan menuruni gunung kuno itu bersama Hua Jieyu dan pergi ke lokasi lain. Semoga upayanya dengan membaca gulungan Buddha ini akan berguna baginya dalam menemukan cara untuk meraih terobosan!