Legenda Futian

Tidak Mampu Menerobos?



Tidak Mampu Menerobos?

0Di atas Gunung Roh, kumpulan awan bencana kini telah menghilang ke atas langit. Saat Cahaya Buddha menyelimuti Gunung Roh, semuanya kembali normal; seolah-olah segala sesuatu yang terjadi sebelumnya tidak pernah terjadi di sana.     

Para Buddha yang hadir di sana juga pergi satu per satu. Insiden yang terjadi hari ini bahkan dianggap sebagai hal yang tidak biasa bagi mereka. Tidak pernah ada orang asing yang menghadapi Ujian Para Dewa di sini.     

Ye Futian membawa Hua Jieyu untuk duduk di gunung kuno tersebut. Kekuatan Jalur Agung Kehidupan menyelimuti tubuhnya dan memulihkan energinya, sehingga membuat tubuhnya dapat pulih dengan cepat. Hua Jieyu sedang duduk bersila saat dia menstabilkan tingkat Plane-nya. Mengatasi Ujian Para Dewa jelas menghabiskan banyak energi spiritualnya. Kala itu, Kaisar Xi berhasil melewati Ujian Para Dewa ini dengan mengorbankan nyawa sang Penyu Hitam, sementara dia melewatinya hanya dengan mengandalkan tubuhnya sendiri.     

Ditambah lagi, pada akhirnya, Hua Jieyu dihadapkan dengan serangan yang mengincar kekuatan spiritualnya secara langsung, yaitu Will of the Law. Tidak sulit untuk membayangkan betapa mengerikannya serangan itu; serangan tersebut bahkan lebih berbahaya daripada Pedang Hukum.     

Setelah Si Buta Tie dan Chen Yi pergi dengan tenang, Fang Cun dan yang lainnya juga ikut pergi. Tidak ada seorang pun yang ingin mengganggu kultivasi Ye Futian dan Hua Jieyu.     

Setelah melihat Hua Jieyu melewati Ujian Para Dewa, mereka merasa bahwa mereka juga harus lebih giat dalam berkultivasi, sehingga mereka tidak hanya menjadi beban bagi keduanya.     

Selain mereka, Mo Yunzi juga berkultivasi dengan sungguh-sungguh. Meskipun dia pernah menjadi murid Tetua Agung Motian, namun dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk berkultivasi di Gunung Roh. Ini adalah kesempatan yang bagus baginya, dan dia berusaha semaksimal untuk memanfaatkan kesempatan ini, bahkan dia juga berniat untuk mendengarkan para Buddha tingkat tinggi di Gunung Roh mengajar tentang ajaran Buddha.     

Gunung Roh adalah tempat kultivasi bagi Lord of All Buddha dan tempat dimana berbagai macam Buddha mencari Jalur Agung masing-masing. Selain para Buddha tingkat tinggi dari wilayah masing-masing, ada banyak Buddha tingkat tinggi yang belajar di bawah bimbingan pada Buddha senior yang berkultivasi di Gunung Roh, dan mereka juga mengadakan sesi pengajaran mengenai gulungan Buddha. Mo Yunzi seringkali mendengarkan pengajaran ini.     

Seiring berjalannya waktu, kelompok Ye Futian terus berjuang dan berkultivasi di Gunung Roh, dan hari demi hari, tingkat kultivasi mereka juga mengalami peningkatan.     

Beberapa tahun kemudian, Chen Yi telah menyempurnakan Jalur Agung miliknya, dan kekuatannya mengalami transformasi setelah mencapai Renhuang Plane tingkat kesembilan. Bahkan Si Buta Tie tidak bisa lagi melawannya. Keduanya pernah bertarung di Gunung Roh, meskipun Si Buta Tie juga menerima warisan dari Bintang Imperial di langit berbintang, namun dia masih tidak bisa disejajarkan dengan Chen Yi.     

Bagaimanapun juga, Chen Yi telah mendapatkan warisan dari Kuil Cahaya. Ditambah lagi, dia memiliki Tubuh Cahaya dan potensi yang luar biasa.     

Bahkan Si Buta Chen rela mati agar Chen Yi bisa mewarisi kekuatan cahaya.     

Kala itu di Wilayah Donghua, Chen Yi sudah bisa bertarung melawan Ye Futian. Sekarang, dia sudah menjadi jauh lebih kuat, bahkan akan sangat sulit untuk membandingkan dirinya dan sosoknya di masa lalu.     

Di sisi lain, selama beberapa tahun terakhir, Ye Futian adalah sosok yang merasa paling bermasalah. Entah bagaimana, kultivasinya masih terhenti di Renhuang Plane tingkat kedelapan, dan dia belum bisa meraih terobosan. Hal ini membuatnya merasa ada sesuatu yang tidak beres, karena dia tidak bisa memahami penyebabnya dan tidak dapat menemukan alasan yang masuk akal untuk menjawabnya.     

Pada saat ini, banyak biksu sedang duduk di hadapan sebuah patung Buddha di Gunung Roh. Mereka semua duduk di atas bantal duduk dan mendengarkan dengan tenang. Tepat di bagian bawah dari patung itu, ada seorang Buddha tingkat tinggi yang sedang memberikan pengajaran tentang gulungan Buddha.     

Buddha tingkat tinggi ini adalah seorang Buddha di Gunung Roh dan memiliki pemahaman mendalam tentang ajaran Buddha. Ye Futian kini telah mengenal banyak kultivator Buddha yang ada di Gunung Roh; dia juga duduk di bagian bawah, mendengarkan ajaran yang disampaikan dengan tenang.     

Setelah beberapa lama, sesi pengajaran itu pun berakhir, kemudian banyak kultivator Buddha mulai mengajukan pertanyaan mengenai ajaran Buddha dan Buddha itu pun menjawab keraguan mereka satu per satu.     

Para kultivator Buddha itu baru membubarkan diri begitu tidak ada lagi yang mengajukan pertanyaan. Namun, Ye Futian tetap duduk di tempatnya dan tidak pergi kemana-mana.     

"Saudara Ye, apakah ada yang ingin kau tanyakan?" Buddha tingkat tinggi ini tersenyum dan bertanya pada Ye Futian. Dia adalah Buddha Tertinggi Vajra, yang memiliki pemahaman terdalam terkait Sutra Vajra. Dia juga sangat berpengalaman dalam Sihir Vajra, yang dipelajari dan dikultivasi oleh Ye Futian.     

"Saya memang ingin menanyakan sesuatu pada anda," ujar Ye Futian.     

"Tanyakan saja," ujar Buddha Tertinggi Vajra sambil tersenyum.     

"Apakah benar bahwa para kultivator Buddha mampu menempa Roda Ilahi dengan tubuh Buddha mereka?" Ye Futian bertanya.     

"Ya, itu benar," Buddha Tertinggi Vajra mengangguk sebagai tanggapan. "Faktanya, beberapa tubuh Buddha adalah Roda Ilahi itu sendiri. Tidak ada perbedaan di antara keduanya. Kekuatan tubuh Buddha mereka adalah kekuatan Roda Ilahi mereka."     

"Kalau begitu, apakah tingkatan tubuh Buddha mereka akan sama dengan tingkatan dari Roda Ilahi mereka, begitu pula dengan tingkat Plane para kultivator Buddha?" ujar Ye Futian.     

"Mm.." Buddha Tertinggi Vajra mengangguk pelan. Dia tidak begitu memahami apa sebenarnya yang ingin ditanyakan oleh Ye Futian.     

"Apakah ada kultivator Buddha yang telah mengkultivasi tubuh Buddha mereka hingga ke tingkat kesembilan dari Jalur Buddha, namun pada kenyataannya, tingkat kultivasi mereka yang sesungguhnya berada di bawahnya?" Ye Futian terus bertanya.     

Buddha Tertinggi Vajra menjawab, "Tidak, kau sendiri adalah seorang kultivator, jadi tentu saja kau memahami bahwa tingkatan Roda Ilahi seseorang setara dengan tingkat kultivasinya. Memiliki Roda Ilahi yang mencapai tingkat kesembilan sama dengan mencapai tingkat kesembilan dari Renhuang Plane itu sendiri."     

"Apakah tidak ada pengecualian di dalamnya?" Ye Futian bertanya.     

"Tidak ada." Buddha Tertinggi Vajra menggelengkan kepalanya.     

"Terima kasih, Buddha Tertinggi, karena telah menjawab pertanyaan saya," Ye Futian menyatukan kedua telapak tangannya dan membungkuk hormat. Kemudian dia meminta izin untuk meninggalkan tempat itu. Dia berbalik dan berjalan beberapa langkah sebelum sosoknya menghilang begitu saja; seolah-olah dia telah berteleportasi ke tempat lain.     

Dalam sekejap, dia muncul di tempat kultivasinya yang ada di Gunung Roh.     

"Bagaimana?" Hua Jieyu berjalan menghampirinya dan bertanya.     

Ye Futian menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tampaknya Buddha Tertinggi Vajra juga tidak mengetahui jawabannya. Sepertinya kita harus menunggu dan melihat perkembangannya."     

"Mm," Hua Jieyu mengangguk pelan.     

"Kalau begitu, aku berkultivasi terlebih dahulu," ujar Ye Futian. Kemudian, dia memejamkan matanya dan duduk bersila sementara kesadarannya memasuki Istana Kehidupan miliknya.     

Di dalam Istana Kehidupan Ye Futian, rasanya seolah-olah tempat ini adalah sebuah dunia yang berdiri sendiri. Pohon Dunia berayun-ayun saat berbagai macam kekuatan Jalur Agung mengitarinya. Matahari dan bulan tampak menggantung di atas langit, dan bintang-bintang surgawi bersinar terang; tempat itu benar-benar terlihat seperti sebuah dunia yang sesungguhnya.     

Jiwa spiritual Ye Futian duduk di depan Pohon Dunia. Hanya dengan satu perintah dari dalam pikirannya, kekuatan Jalur Agung mulai terbentuk di sana, yang kemudian berubah menjadi sebuah Roda Ilahi dari Jalur Agung. Begitu Roda Ilahi berbentuk Gajah Ilahi muncul, aura Jalur Agung dalam jumlah besar mulai terpancar darinya.     

Kemudian Roda Guqin juga muncul di sana sementara tubuh Buddha raksasa terbentuk di belakangnya. Semua jenis aura Jalur Agung ini sungguh menakjubkan dan semuanya telah mencapai tingkat kesembilan.     

Setelah berkultivasi di Gunung Roh selama bertahun-tahun, dia sudah menyempurnakan Jalur Agung miliknya dan terus menambah Roda Ilahi di dalam Istana Kehidupannya. Sekarang, semua Roda Ilahi ini satu per satu telah memasuki tingkat kesembilan, jadi dia seharusnya juga sudah bisa memasuki Renhuang Plane tingkat kesembilan. Namun, dia sama sekali tidak bisa merasakan terobosan dan terus tertahan di tingkat kedelapan.     

Berdasarkan pembagian tingkat kultivasi, seperti yang dikatakan oleh Buddha Tertinggi Vajra sebelumnya, begitu Roda Ilahi memasuki tingkat kesembilan, maka kultivator itu sendiri juga akan memasuki tingkat kesembilan. Berdasarkan hal tersebut, tentu saja dia akan dianggap sebagai kultivator di Renhuang Plane tingkat Kesembilan. Namun, dia tidak merasa bahwa dia telah menembus tingkat kedelapan. Apalagi saat dia mengeluarkan aura Jalur Agung miliknya, Hua Jieyu juga merasa bahwa dia masih berada di tingkat kedelapan.     

Hal ini tampaknya bertentangan dengan akal sehat dan tidak sesuai dengan peraturan kultivasi pada umumnya. Satu-satunya penjelasan yang masuk akal adalah, semua Roda Ilahi yang telah menembus ke tingkat kesembilan ini semuanya berasal dan ditempa dari Roh Kehidupan. Dan Roh Kehidupan ini pada dasarnya tidak pernah ada dan hanya bisa muncul dengan mengandalkan Pohon Dunia.     

Hanya Pohon Dunia yang bisa dianggap sebagai Roh Kelahirannya, dan dapat dikatakan bahwa itulah satu-satunya Roh Kelahirannya.     

Jadi, mungkinkah tingkat kultivasinya ada hubungannya dengan hal tersebut?     

Ye Futian memejamkan matanya, memfokuskan diri pada kultivasinya dan memahami Jalur Agung. Sekarang, satu-satunya Roda Ilahi yang belum mencapai terobosan adalah Roda Penyegel, yang juga berasal dari Pohon Dunia.     

Mungkin itulah alasan kenapa dia belum bisa merasakan peluang untuk menerobos dari tingkat kedelapan.     

Namun, semua jenis kekuatan Jalur Agung miliknya telah mencapai tingkat kesembilan, dan semuanya telah bergabung menjadi satu kesatuan, lalu kenapa dia tidak bisa mengambil langkah terakhir ini?     

Ini adalah bagian yang tidak bisa dia temukan jawabannya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.