Legenda Futian

Ujian Para Dewa



Ujian Para Dewa

0Namun, pada saat ini, Ye Futian tidak ingin berpikir tentang bagaimana caranya untuk menerobos ke tingkat Plane berikutnya. Dia justru merasa khawatir.     

Meskipun keberhasilan Hua Jieyu mengalami Ujian Para Dewa adalah hal yang baik, namun di sisi lain, melakukan hal tersebut belum bisa menjamin bahwa dia akan menerobos ke tingkat Plane berikutnya. Hukum Surgawi saat ini tidak mengizinkan Renhuang dengan Jalur Agung yang sempurna untuk terus mengalami perkembangan. Oleh karena itu, proses ini muncul ketika mereka berusaha melakukannya. Hal ini sangatlah berbahaya.     

Sebaliknya, ketika kultivator tanpa Jalur Agung yang sempurna meraih terobosan, hal itu justru dianggap sebagai terobosan menuju tingkat Plane berikutnya. Mereka bergabung dengan Hukum Surgawi dan bahkan disebut sebagai 'Kaisar Agung Palsu' (Fake Emperor Plane). Namun, pada kenyataannya, status mereka jauh lebih rendah daripada Kaisar Agung (Great Emperor Plane).     

Sosok-sosok di tingkat Great Emperor Plane dianggap setara dengan dewa di zaman kuno, dan para Kaisar Palsu jelas tidak bisa dibandingkan dengan mereka. Para Kaisar Palsu yang biasa-biasa saja bahkan akan kesulitan untuk mengalahkan Renhuang tingkat kesembilan dengan Jalur Agung yang sempurna.     

Ketika Dunia Asal mengalami krisis, banyak Renhuang tingkat kesembilan berdatangan dari Prefektur Ilahi. Sosok-sosok terkemuka dari Dunia Asal yang berada di tingkat Lord Taixuan bahkan tidak bisa menghadapi mereka. Perbedaan di antara tingkat kekuatan mereka terlalu besar.     

Ye Futian telah menyaksikan Kaisar Xi menjalani Ujian Para Dewa di Pulau Dewa Penyu. Bahkan dengan kemampuan Kaisar Xi kala itu, sulit baginya untuk menahan kekuatan dari ujian tersebut, terutama Pedang Hukum yang muncul di bagian akhir. Bahkan Kaisar Xi hampir terbunuh oleh Pedang Hukum tersebut. Penyu hitam dari Pulau Dewa Penyu muncul di waktu yang tepat dan menggantikan Kaisar Xi untuk menerima tebasan mengerikan itu. Baru pada saat itulah dia berhasil melewati Ujian Para Dewa.     

Tentu saja, Hua Jieyu akan mengalami proses yang berbeda. Menurut pendapat Ye Futian, Hua Jieyu tidak lebih lemah dari Kaisar Xi di masa lalu. Kekasihnya itu adalah penerus dari seorang Kaisar Agung. Selain itu, dia memiliki pemahaman yang mendalam terkait ajaran yang dia terima. Kemampuannya juga meningkat pesat saat berkultivasi di Gunung Roh selama beberapa tahun terakhir. Pemahamannya tentang ajaran Buddha sangat membantunya dalam berkultivasi.     

Karena semua hal itulah Hua Jieyu mampu mendapatkan kesempatan untuk menembus belenggu dari tingkat Plane-nya saat ini.     

Maka dari itu, meskipun Ye Futian sedikit mengkhawatirkan keselamatan Hua Jieyu, namun dia tidak takut. Jauh di dalam lubuk hatinya, dia percaya bahwa Hua Jieyu mampu melewati Ujian Para Dewa ini. Hanya saja, tetap ada beberapa risiko yang menantinya.     

Mereka berdua memiliki hubungan yang sangat dekat; sehingga wajar bagi Ye Futian untuk mengkhawatirkan keselamatan Hua Jieyu.     

Semakin banyak fenomena mengerikan yang muncul di langit di atas Gunung Roh. Cahaya bencana berkumpul, bergejolak, dan bergemuruh di atas sana. Cahaya itu menembus Cahaya Buddha yang melayang di atas Gunung Roh. Sosok-sosok di tingkat Buddha Tertinggi juga mulai bermunculan, diikuti oleh suara rapalan sutra Buddha yang bergema di antara langit dan bumi. Kemudian, Cahaya Buddha langsung menyelimuti Gunung Roh, melindungi seluruh bagian gunung itu dengan lapisan cahaya berwarna emas. Hal ini bertujuan agar gunung ini tidak menerima dampak yang ditimbulkan oleh Ujian Para Dewa. Kalau tidak, Gunung Roh akan dibombardir di bawah kekuatan Ujian Para Dewa.     

Hua Jieyu berdiri di tengah-tengah badai tersebut, dan sekujur tubuhnya bersinar terang. Penampilannya saat ini sama suci dan cantiknya dengan seorang dewi. Cahaya bencana yang berkumpul di atas langit itu menembus ruang hampa. Seolah-olah hari kiamat telah tiba dan membayangi kedamaian dari Gunung Roh. Meskipun Gunung Roh diselimuti oleh kekuatan pertahanan, namun suara gemuruh yang kuat bisa dirasakan oleh semua orang sekarang.     

"Tidak kusangka akan ada seorang kultivator yang tidak mengkultivasi kemampuan super Buddha hendak menjalani Ujian Para Dewa di Gunung Roh. Menarik juga," seorang Buddha tingkat tinggi berkomentar sambil tersenyum.     

"Benar. Ini adalah pertama kalinya insiden seperti ini terjadi di Gunung Roh," sosok Buddha lainnya menanggapi.     

Pada saat ini, banyak pedang ilahi bermunculan di sekitar Hua Jieyu. Semua pedang itu berdentang keras saat mengelilinginya, yang kemudian membentuk sebuah area yang tak terbatas dengan menjadikan tubuh Hua Jieyu sebagai titik pusatnya.     

Setelah itu, cahaya bencana berjatuhan dari atas langit, bergerak menuju tempat Hua Jieyu berada.     

Hua Jieyu memandang ke atas langit. Dia sama sekali tidak takut akan hal ini. Dia langsung mengarahkan jarinya ke atas. Dalam sekejap, muncul pedang ilahi yang tak terhitung jumlahnya dan bertabrakan langsung dengan cahaya bencana tersebut. Sebagian besar dari cahaya bencana itu berhasil dihancurkan. Namun, meski begitu, masih ada banyak cahaya bencana yang mengincarnya. Cahaya itu menyebar ke sekeliling tubuhnya.     

Sementara itu di gunung kuno, Ye Futian dan lainnya terlihat cemas. Ling Kecil bahkan menahan napasnya saat kedua matanya yang sejernih kristal memandang sosok yang ada di hadapannya itu. Dia pun berdoa di dalam hatinya, "Tuan Putri pasti akan baik-baik saja."     

"Tidak usah khawatir. Ada banyak Buddha tingkat tinggi di Gunung Roh. Jika terjadi sesuatu, mereka bisa menghadapi Ujian Para Dewa ini secara langsung," ujar Hua Qingqing pada Ye Futian dengan suara pelan. Ye Futian mengangguk setuju. Meskipun ujian ini sangatlah kuat, namun tetap saja bentuknya berupa suatu kekuatan. Sosok-sosok di tingkat tertinggi pasti dapat menghentikannya.     

Namun, jika skenario terburuk itu benar-benar terjadi, maka kultivasi Hua Jieyu juga akan terpengaruh. Dan sudah jelas, Ye Futian tidak ingin melihat hal itu terjadi.     

Di atas langit, cahaya bencana membentang hingga puluhan ribu mil jauhnya. Fenomena mengerikan ini membuat hati orang-orang berguncang. Bahkan pada tingkat kultivasinya saat ini, Ye Futian masih merasa sedikit ketakutan karenanya. Dia percaya bahwa jika ujian ini ditujukan padanya, dia juga akan merasa terancam. Siapa pun bisa membayangkan betapa kuatnya serangan yang diterima oleh Hua Jieyu saat ini.     

Langit pun berguncang, dan kekuatan dari Ujian Para Dewa itu terus mengalir turun. Pakaian Hua Jieyu tampak berkibar, dan rambut panjangnya yang berwarna hitam legam menari-nari tertiup angin. Sekujur tubuhnya seperti berubah menjadi tubuh ilahi saat dia menahan dampak dari kekuatan tersebut.     

Seiring berjalannya waktu, kekuatan dari cahaya bencana itu sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan melemah.     

*Boom* Sebuah aura yang lebih mengerikan dari sebelumnya kini berkumpul di atas langit. Ye Futian merasa tidak asing dengan aura ini. Sepertinya dia merasakan kekuatan yang sama dengan serangan pamungkas yang diterima oleh Kaisar Xi kala itu.     

Hukum Surgawi sedang mengerahkan hukumannya, pikir Ye Futian dalam hati. Kala itu, Kaisar Xi harus menghadapi serangan dari Pedang Hukum. Itu adalah hukuman yang sangat tajam dan mengerikan.     

Kali ini, apa yang harus dihadapi oleh Hua Jieyu?     

Setiap kultivator akan menghadapi jenis kekuatan hukum yang berbeda-beda. Pedang Hukum adalah jenis bencana yang mengandung kekuatan mengerikan di dalamnya. Kalau begitu, jenis kekuatan seperti apa yang akan dihadapi oleh Hua Jieyu?     

Ye Futian menatap ke atas langit. Cahaya bencana yang tak terbatas kini telah berkumpul di satu tempat. Kemudian, sebuah wajah samar-samar muncul di tempat cahaya itu berkumpul. Sepertinya itu adalah wajah seorang wanita, terlihat agung dan mengintimidasi. Wajah itu dipenuhi dengan kekuatan yang tak terbatas di dalamnya.     

Tidak hanya itu saja, sebuah badai aura yang mencengangkan juga muncul di atas langit, memancarkan kekuatan hukum di dalamnya. Ye Futian dan yang lainnya bisa merasakan ancaman pada jiwa spiritual mereka masing-masing.     

"Ini adalah Will of the Law, yang merupakan sebuah serangan pikiran," seorang Buddha berkomentar saat dia memandang wajah yang terbentuk di dalam badai yang bergejolak di atas langit itu.     

Buddha lainnya berkomentar, "Serangan ini sangat berbahaya. Namun, munculnya Will of the Law saat dia menghadapi Ujian Para Dewa menunjukkan bahwa kemampuan pikirannya pasti sangat kuat. Dia benar-benar sosok yang mengesankan."     

*Boom*     

Tiba-tiba terdengar suara tabrakan yang keras di sana. Pada saat itu juga, rasanya seolah-olah seluruh dunia menjadi sunyi senyap. Di Gunung Roh, banyak kultivator merasa seolah-olah kepala mereka akan meledak. Aura mereka terguncang, dan jiwa spiritual mereka seperti akan hancur. Hal ini terutama berlaku bagi orang-orang dengan kultivasi yang relatif rendah, seperti Fang Cun dan yang lainnya. Mereka memegang kepala masing-masing saat mereka merasakan rasa sakit yang luar biasa. Kekuatan ini bahkan belum menyerang mereka secara langsung.     

Ye Futian juga bisa merasakan datangnya sebuah serangan yang sangat kuat. Bahkan serangan ini membuat pikirannya terhenti sesaat.     

Namun, hanya dalam sepersekian detik, segala sesuatunya seperti telah berakhir. Ketika dia tersadar kembali, dia melihat sosok Hua Jieyu sedikit gemetar saat kekasihnya itu berdiri di tempatnya. Tubuhnya tampak limbung.     

Sosok Ye Futian langsung melesat mendekat dan muncul di belakang Hua Jieyu saat dia menangkap tubuhnya.     

Hua Jieyu tampak sedikit lemah saat dia bersandar pada tubuh Ye Futian. Namun, dia memiliki senyum di wajahnya. Dia mengangkat kepalanya dan menatap Ye Futian, lalu berkata, "Ini adalah Ujian Para Dewa tahap pertama."     

Kemungkinan besar, dia akan mampu melindungi Ye Futian setelah dia mengalami Ujian Para Dewa tahap kedua.     

Banyak musuh Ye Futian adalah kultivator yang telah melewati Ujian Para Dewa tahap pertama.     

"Hmm." Ye Futian mengangguk dan berkata, "Ini adalah Ujian Para Dewa tahap pertama."     

Tatapan matanya terlihat sangat lembut. Dia tentu saja bisa memahami kenapa Hua Jieyu berlatih dengan begitu keras. Jieyu melakukan semua itu demi dirinya.     

Ye Futian sendiri harus menerobos ke tingkat Plane berikutnya sesegera mungkin!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.