Berkultivasi di Gunung Roh
Berkultivasi di Gunung Roh
"Tidak usah terburu-buru," Lord of All Buddha tersenyum dan menjawab, "Ye Futian, Buddha of Destiny mengatakan bahwa kau telah ditakdirkan untuk mempelajari ajaran Buddha. Kau telah menempuh perjalanan yang sulit untuk datang berkunjung ke Gunung Roh dan membawa Hua Qingqing kembali untuk memulihkan ingatannya. Sehingga sudah jelas, aku tidak akan membiarkanmu kembali dengan tangan hampa."
Ye Futian tampak terkejut, dan ekspresi Buddha Tertinggi Shenyan terlihat sedikit kesal. Apakah Lord of All Buddha berniat melakukan apa yang pernah dia lakukan pada Donghuang Agung di masa lalu dan memberikan ajaran Buddha pada Ye Futian?
Sebuah senyuman tampak menghiasi wajah Hua Qingqing. Selain berhasil mengatasi bahaya yang mengancam mereka dalam perjalanan ini, mereka juga mampu mengubah kemalangan menjadi sebuah peluang yang menguntungkan.
"Saya mengerti, jadi beliau disebut sebagai Buddha of Destiny." Ye Futian memandang Buddha Tertinggi yang matanya tampak menyipit. Dia menduga bahwa Buddha Tertinggi ini pastilah seorang Buddha kuno yang telah mengkultivasi Omniscience—yang menjadikannya sosok misterius dan tak terduga. Dia bertanya-tanya apakah sang Buddha Tertinggi benar-benar dapat mengintip takdirnya.
Pada tingkatan ini, bahkan jika dia tidak mampu melihat apa pun, setidaknya dia akan mampu melihat sebagian kecil dari takdirnya.
Tatapan mata Lord of All Buddha juga tertuju pada Buddha of Destiny saat dia bertanya, "Buddha Tertinggi, menurutmu kemampuan super mana yang cocok untuk dikultivasi oleh Ye Futian?"
"Selain Hua Qingqing, hubungan takdir Saudara Ye dengan ajaran Buddha juga berkaitan dengan Buddha Tertinggi Wutian." Mata Buddha of Destiny menyipit saat dia tersenyum. Buddha Tertinggi Wutian sebelumnya telah membantu Ye Futian untuk mengatasi beberapa bahaya dan mengirimkan muridnya, Yumu, untuk mendampingi Ye Futian.
"Itu benar," ujar Lord of All Buddha. "Kalau begitu, kita akan mengajarinya 'Celerity'. Bagaimana pendapatmu tentang hal ini, Buddha Tertinggi Wutian?"
"Saya akan mengikuti perintah anda," ujar Buddha Tertinggi Wutian sambil tersenyum. Pada kenyataannya, dia memang memiliki niat baik terhadap Ye Futian. Ye Futian adalah seseorang yang diberkati oleh langit. Jika Celerity diwariskan kepadanya, hal itu juga akan menguntungkan penyebaran ajaran Buddha di dunia ini.
"Ye Futian, apakah kau bersedia?" Lord of All Buddha bertanya sambil memandang Ye Futian. Dia ingin mengajarkan Celerity pada Ye Futian—yang merupakan salah satu dari enam kemampuan super dalam ajaran Buddha.
Celerity juga dikenal sebagai 'Teletransportation' atau 'Berpindah Cepat'. Jika dikultivasi hingga tingkat tertinggi, teknik itu akan memungkinkan penggunanya untuk muncul dimana pun dan kapan pun. Ini adalah penerapan kultivasi tingkat tinggi dalam teleportasi. Sebelumnya, Lord of All Buddha telah bertanya kepada Buddha of Destiny apakah ada makna tersendiri dalam hal ini.
Dengan kekuatan yang dimiliki oleh Lord of All Buddha and Buddha of Destiny, alih-alih hanya melihat sebagian kecil dari takdirnya, mungkinkah mereka memilih untuk mewariskan Celerity padanya agar dia bisa melindungi dirinya di masa depan?
Namun tentu saja, tidak peduli apa pun alasannya, mengkultivasi salah satu dari enam kemampuan super Buddha sudah merupakan sebuah kesempatan besar baginya.
"Saya merasa terhormat. Di sepanjang perjalanan saya ke Gunung Roh ini, saya telah mempelajari banyak hal dalam ajaran Buddha. Sekarang, Buddha Tertinggi bersedia mengajari saya salah satu dari enam kemampuan super Buddha. Saya benar-benar merasa berterima kasih." Ye Futian membungkuk hormat dengan penuh rasa terima kasih.
"Mmm." Lord of All Buddha mengangguk sebagai tanggapan. "Mengenai proses pengajaran Celerity, tampaknya kita harus meminta bantuan dari Buddha Tertinggi Wutian. Apakah kau tidak keberatan?"
Buddha Tertinggi Wutian juga membungkuk hormat. "Dengan senang hati."
"Terima kasih banyak, Buddha Tertinggi Wutian." Ye Futian ikut membungkuk hormat ke arah Buddha Tertinggi Wutian. Perjalanannya ke Western Heaven ini bukanlah perjalanan yang mudah. Mereka telah mengalami banyak kemalangan dan rintangan, dikejar oleh para kultivator yang ingin membunuh mereka, dan mereka telah melihat hancurnya jasad suci Kaisar Agung Shenjia. Bahkan di Gunung Roh, masih banyak Buddha tingkat tinggi yang memusuhinya.
Namun hasil akhir ini masih sangat memuaskan baginya. Sosok-sosok seperti Lord of All Buddha, Buddha Tertinggi Wutian, Buddha of Destiny dan Bitter Zen semuanya adalah kultivator Buddha yang layak untuk dihormati.
Tentu saja, Ye Futian tidak akan memikirkan apakah Lord of All Buddha memiliki motif tersembunyi dalam melakukan hal ini. Lord of All Buddha adalah seorang kultivator di tingkat Kaisar Agung. Pada tingkatan ini, mereka tidak perlu menyembunyikan apa pun terhadap seseorang seperti Ye Futian, jadi tentu saja, Lord of All Buddha hanya akan melakukan apa yang dia inginkan.
"Baiklah, aku telah mengganggu waktu kalian semua, para Buddha. Silahkan melanjutkan urusan kalian masing-masing. Aku pamit undur diri terlebih dahulu," ujar Lord of All Buddha. Saat suaranya terdengar, Cahaya Buddha bersinar terang, dan tubuh emasnya berangsur-angsur berubah menjadi buram. Tubuhnya menghilang begitu saja, tanpa meninggalkan jejak apa pun. Dia bahkan sudah pergi sebelum para Buddha sempat bereaksi.
Namun para Buddha itu tidak terkejut akan hal ini; Lord of All Buddha memang jarang sekali muncul di hadapan publik. Dia muncul di Gunung Roh hari ini hanya untuk menemui Ye Futian dan Hua Qingqing. Apalagi, ini bukanlah wujud aslinya.
Setelah Lord of All Buddha pergi, para Buddha yang hadir di sana memiliki berbagai macam pikiran di dalam benak masing-masing.
"Saudara Ye dan Saudari Hua sebaiknya tetap tinggal di Gunung Roh dan menghadiri Pertemuan All Buddha. Bagaimanapun juga, acara ini akan segera berakhir," ujar Buddha Tertinggi Tianyin sambil tersenyum. Beberapa Buddha lainnya mengangguk setuju. Hua Qingqing adalah lampu dari Lord of All Buddha, dan karena Ye Futian telah membawanya ke Gunung Roh, tidak ada salahnya dia ikut menghadiri Pertemuan All Buddha.
"Selamat, Saudara Ye," ujar Kepala Biksu Tianyin sambil tersenyum. Ye Futian mengangguk pelan dan mengucapkan terima kasih padanya. Sedangkan Yumu, yang berdiri di bagian samping, juga mengangguk pada Ye Futian sebagai tanda penghormatan.
Ye Futian menyatukan telapak tangannya dan membalas sapaan itu. Kepala Biksu Tianyin tersenyum dan berkata, "Silahkan duduk, Saudara Ye."
"Terima kasih banyak." Ye Futian tidak malu-malu dan langsung berjalan ke posisi di samping Kepala Biksu Tianyin. Hua Qingqing ingin mengikutinya, tetapi Buddha Tertinggi Wutian berkata, "Kau pernah mendampingi Lord of All Buddha dalam berkultivasi, jadi silahkan duduk di sini."
Hua Qingqing sempat ragu-ragu. Namun ketika dia melihat Ye Futian mengangguk padanya, dia tidak memikirkan hal ini secara berlebihan, Dia pun pergi menuju lapisan langit tertinggi dan menempati kursi di samping Buddha Tertinggi Wutian.
"Selamat, Saudara Ye." Kepala Biksu Tongchan juga memandang ke arah Ye Futian dan berbicara dengan senyuman di wajahnya. Ye Futian memandangnya dengan sedikit waspada. Dia mengendalikan pikirannya dan tidak berpikir macam-macam, sehingga para kultivator Buddha ini tidak bisa membaca pikirannya.
Pertemuan All Buddha kembali dilanjutkan, namun semua orang kini memiliki rencana tersendiri, sehingga membuat suasananya menjadi sedikit aneh.
Saat tahun ke-10.000 dari Kalender All Buddha tiba, Cahaya Buddha yang membentang ribuan mil jauhnya menyelimuti seluruh bagian dari Gunung Roh. Hari ini, banyak kultivator Buddha berangkat dari Gunung Roh dan pergi menuju Western Heaven untuk menyebarkan ajaran Buddha. Suasana di seluruh penjuru Western Heaven menjadi sangat ramai bersamaan dengan diadakannya acara yang spektakuler ini.
Hari ini, para Buddha tingkat tinggi juga pergi satu per satu dan kembali tempat kultivasinya masing-masing.
Akan tetapi, Ye Futian tidak beranjak pergi. Di puncak Gunung Roh, Ye Futian duduk di depan sebuah kuil kuno dan berkultivasi dengan mata terpejam. Di sampingnya, Hua Qingqing juga duduk di sana, dan Cahaya Buddha mengelilingi tubuhnya. Tampaknya ada lingkaran-lingkaran Cahaya Buddha di belakangnya, yang terlihat sangat suci dan menakjubkan. Cahaya Buddha juga menerangi tubuh Ye Futian. Sementara itu di hadapan mereka, seorang Buddha tingkat tinggi sedang duduk di sana; itu adalah Buddha Tertinggi Wutian. Dia baru saja menyampaikan ajarannya kepada Ye Futian, dimana dia memberikan salah satu dari enam kemampuan super dalam ajaran Buddha padanya—Celerity.
Setelah beberapa lama, Ye Futian akhirnya membuka matanya. Dia menyatukan telapak tangannya ke arah Buddha Tertinggi Wutian dan berkata, "Terima kasih banyak atas ajaran yang anda berikan, Buddha Tertinggi."
"Bagaimana kondisimu saat ini?" Buddha Tertinggi Wutian bertanya.
"Ajaran Buddha sungguh tidak memiliki batasan, dan Celerity bukanlah sesuatu yang bisa saya pelajari dan pahami dalam waktu semalam. Sepertinya saya harus berkultivasi dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, saya perlu meresonansikan kemampuan ini dengan teknik Buddha lainnya, sehingga saya bisa menguasainya," jawab Ye Futian.
"Sepertinya kau sudah memahami gambaran umumnya." Buddha Tertinggi Wutian tersenyum dan mengangguk pelan. "Mengkultivasi enam kemampuan super Buddha memang membutuhkan bantuan teknik Buddha lainnya untuk membantu pemahaman dari penggunanya. Di dunia ini, mungkin hanya Lord of All Buddha yang telah mengkultivasi Celerity hingga tingkat tertinggi; bahkan perjalananku untuk menguasainya masih panjang."
Mengkultivasi Celerity hingga ke tingkat tertinggi menunjukkan bahwa penggunanya telah melampaui batas kecepatan dari dunia ini; dan hal tersebut nyaris mustahil untuk dicapai dalam kondisi biasa.
"Mengenai masa kultivasimu, sebaiknya kau tetap berkultivasi di Gunung Roh untuk sementara waktu. Kau bisa pergi begitu kau telah mengkultivasi Celerity hingga tingkat tertentu," Buddha Tertinggi Wutian menambahkan.
"Terima kasih banyak, Buddha Tertinggi." Ye Futian mengangguk sebagai tanggapan. Memang itulah yang dia rencanakan selama ini!