Legenda Futian

Mencari Sang Buddha



Mencari Sang Buddha

3Banyak Buddha tiba-tiba muncul di Gunung Roh. Di Western Heaven, Gunung Roh adalah tujuan utama bagi mereka yang ingin mencari Jalur Buddha. Setiap Buddha memiliki tempat kultivasi mereka sendiri, dan tidak semuanya berkultivasi di Gunung Roh.     

Namun, tempat-tempat kultivasi ini semuanya terhubung dengan Gunung Roh dan mudah sekali untuk pergi ke sana. Tentu saja, ini adalah akses khusus yang hanya diberikan pada kultivator Buddha dengan status yang sangat tinggi.     

Kali ini, berbagai macam Buddha itu datang kemari karena mereka telah mendengar tentang beberapa berita. Saint Zhenchan masih hidup dan telah kembali ke Kuil Zhenchan. Sekarang, dia sedang menuju Gunung Roh untuk menuntaskan dendamnya dengan Ye Futian.     

Berdasarkan berita yang mereka terima, ketika pertempuran dimana Saint Zhenchan memimpin pasukannya untuk mengalahkan Ye Futian berlangsung, pasukannya pada akhirnya mengalami kehancuran. Para kultivator dari Kuil Zhenchan semuanya telah dikalahkan, dan hanya Saint Zhenchan yang berhasil lolos. Namun, dia juga terluka parah. Dia tidak pernah muncul di depan umum selama beberapa tahun sampai dia akhirnya kembali ke Kuil Zhenchan belum lama ini.     

Mereka menduga bahwa, hingga saat ini, luka-luka yang diderita oleh Saint Zhenchan masih belum pulih sepenuhnya. Pasti masih ada efek samping yang dia rasakan.     

Namun, tidak ada seorang pun yang bisa tetap duduk diam ketika memiliki dendam sebesar itu di dalam hati mereka.     

Oleh sebab itulah, banyak Buddha yang datang lebih awal ke Gunung Roh. Mereka ingin melihat bagaimana konflik ini akan berakhir.     

Kelompok Ye Futian juga menunggu di sana. Tidak lama kemudian, terdengar keributan di wilayah Gunung Roh. Itu pasti Saint Zhenchan.     

Di puncak gunung kuno itu, Ye Futian bisa merasakan banyak aura kuat yang menimpa tubuhnya. Sudah jelas bahwa ada banyak Buddha yang sedang mengawasinya. Pada saat yang bersamaan, terdapat aura yang sangat mengerikan menyapu area tersebut dari kejauhan. Kebencian yang kuat tiba-tiba menyelimuti Gunung Roh secara keseluruhan, samar-samar mengganggu kedamaian yang ada di sini.     

Gunung Roh adalah tempat suci bagi ajaran Buddha. Orang awam tidak akan berani bertindak lancang di sini. Namun, Saint Zhenchan berasal dari Sekte Buddha. Statusnya jelas tidak rendah, sehingga dia berani bertindak seperti ini.     

Tidak lama kemudian, Ye Futian dan kelompoknya melihat satu sosok yang muncul di hadapan mereka.     

Saint Zhenchan berdiri di depan gunung emas tersebut, dan tatapan matanya yang sedingin es itu terpaku pada Ye Futian. Keinginan membunuh di dalam matanya dapat terlihat dengan jelas oleh siapa pun yang melihatnya.     

Namun, ada satu sosok lain yang berdiri tidak jauh di depan Ye Futian. Dia adalah Bitter Zen.     

Sedangkan Hua Qingqing berdiri di samping Ye Futian dengan tenang.     

Sekarang, status Hua Qingqing di dalam Sekte Buddha sudah cukup tinggi. Bahkan mereka yang berada di tingkat Buddha Tertinggi kini memanggilnya sebagai 'Buddha'.     

"Salam hormat, Master Bitter Zen," Saint Zhenchan menyapa Bitter Zen sambil mengangguk pelan. Meskipun dia adalah sosok yang sombong, namun dia masih bersikap sangat sopan terhadap sang pelayan dari Lord of All Buddha, dia tidak berani bertindak lancang di hadapannya.     

"Salam hormat, Saint Zhenchan," jawab Bitter Zen sambil membalas sapaan Saint Zhenchan tanpa menyiratkan kesombongan sedikit pun.     

"Master Bitter Zen, pria ini telah membunuh banyak anggota dari Kuil Zhenchan beberapa tahun yang lalu. Bahkan Wakil Ketua dari Kuil Zhenchan juga tewas di tangannya. Kuil Zhenchan menderita kerugian besar, dan saya bahkan nyaris tewas terbunuh," ujar Saint Zhenchan. "Kemudian, saya mendengar bahwa pria ini memanfaatkan lampu sang Buddha yang kini telah bereinkarnasi menjadi Buddha untuk berkultivasi di Gunung Roh. Oleh karena itu, saya secara khusus datang kemari untuk menemuinya. Saya ingin melihat bagaimana orang yang telah menimbulkan badai besar di Six Desires dan membantai begitu banyak orang ini dapat berkultivasi di Jalur Buddha."     

"Saint Zhenchan, tahan amarahmu," ujar Bitter Zen sambil menyatukan kedua telapak tangannya dan membungkuk hormat ke arah Saint Zhenchan. "Apa yang terjadi saat itu memiliki sebab dan akibat tersendiri. Saint Zhenchan, kau sendiri yang menabur benih, jadi kau juga harus menuai apa yang kau tabur. Sekarang, karena kau sudah berada di sini, kau dapat berkultivasi di Gunung Roh dalam jangka waktu tertentu untuk meredam kebencian di dalam hatimu dengan ajaran Buddha. Dengan begitu, kau mungkin bisa menyingkirkan ambisimu itu."     

Bitter Zen melanjutkan kata-katanya, "Mengenai Saudara Ye, Lord of All Buddha telah mengizinkannya berkultivasi di Gunung Roh karena takdirnya berkaitan dengan ajaran Buddha."     

Bitter Zen menyatakan secara langsung bahwa semua ini telah diatur oleh Lord of All Buddha, yang merupakan pemimpin dari Western Heaven. Tidak ada satu hal pun di Western Heaven yang bisa lolos dari pengawasannya. Dia tentu saja mengetahui apa yang telah terjadi saat itu. Bitter Zen tidak perlu menjelaskan lebih jauh. Saint Zhenchan pasti bisa memahami maksud dari ucapannya ini.     

Saint Zhenchan tentu saja menyadari hal tersebut. Bitter Zen ingin mengatakan bahwa Ye Futian tidak melakukan kesalahan apa pun dan dia harus instropeksi diri sambil mempelajari gulungan-gulungan Buddha.     

Dia memang seorang kultivator Buddha, namun dia selalu menyibukkan diri dengan membentuk pasukannya sendiri. Hal inilah yang membuat hubungannya dengan Sekte Buddha tidak begitu dekat. Namun kakaknya, Tongchan, adalah salah satu Buddha Tertinggi di Western Heaven.     

"Baiklah. Karena Lord of All Buddha yang mengatur semua ini, saya tidak akan melakukan apa-apa. Namun, jika berada di luar Gunung Roh, dendam pribadi ini masih belum selesai. Saya akan memohon pengampunan dari Lord of All Buddha sebelumnya," ujar Saint Zhenchan. Nada bicaranya sama sekali tidak menunjukkan kesopanan. Sekte Buddha berbeda dari sekte di dunia lainnya. Di dunia lain, bawahan berada di bawah komando sosok setingkat Kaisar Agung. Tidak ada satu pun dari mereka yang akan berani bertindak lancang kepada atasan mereka.     

Namun, Lord of All Buddha adalah sosok pengampun dan tidak akan ikut campur dalam urusan duniawi. Segala sesuatunya diserahkan pada takdir. Dia tidak akan memaksakan maupun menghalangi sesuatu untuk terjadi.     

Selama itu berada di luar Gunung Roh, Lord of All Buddha tidak akan ikut campur, tidak peduli apa pun masalahnya.     

Selain itu, penegak hukum di Western Heaven tidak akan membuat pengecualian pada Ye Futian..     

"Zhechan, sikapmu ini terlalu berlebihan," tiba-tiba sebuah suara bergema di udara. Saint Zhenchan berbalik dan melihat seorang Buddha muncul di sana. Sosok itu ternyata adalah Buddha Tertinggi Tongchan.     

Buddha Tertinggi Tongchan, Saint Zhenchan, dan Lord Initial Zen semuanya berada di bawah bimbingan yang sama. Kala itu, mereka semua berkultivasi di bawah Buddha kuno yang sama. Namun, masing-masing dari mereka memilih jalur kultivasi mereka masing-masing, dan hubungan mereka tidak sedekat itu. Buddha Tertinggi Tongchan memiliki status yang sangat tinggi. Baik itu Saint Zhenchan maupun Lord Initial Zen, tidak satu pun dari mereka yang layak mendapatkan perhatiannya.     

Meski begitu, Buddha Tertinggi Tongchan juga tidak memiliki kesan yang baik terhadap Ye Futian..     

Bagaimanapun juga, mereka berasal dari sekte yang sama. Initial Zen telah dibunuh oleh Ye Futian, dan Zhenchan juga nyaris binasa di tangannya.     

"Maafkan ketidaksopanan saya, Kakak," ujar Saint Zhenchan saat dia membungkuk hormat pada Buddha Tertinggi Tongchan. Dia bersikap sangat sopan. Mereka tampaknya bukanlah saudara biasa.     

Buddha Tertinggi Tongchan memandangnya dan berkata, "Aku tahu alasanmu untuk datang kemari. Luka-lukamu masih belum pulih sepenuhnya. Kau ingin pergi ke Dunia Vaidurya, bukan?"     

"Kakak, saya mohon bantuannya," jawab Saint Zhenchan sambil membungkuk hormat. Dia jelas tidak bisa menyembunyikan hal ini dari Buddha Tertinggi Tongchan karena kakaknya ini bisa membaca pikiran orang lain.     

Dunia Vaidurya adalah sebuah dunia yang berdiri sendiri di Western Heaven. Penguasa dari Dunia Vaidurya adalah seorang Buddha kuno, yaitu Buddha Tertinggi Pengobatan.     

Buddha Tertinggi Pengobatan adalah sosok yang sangat dihormati. Bahkan Lord of All Buddha akan bersikap sangat sopan di hadapannya. Dia bisa dianggap sebagai peninggalan sejati bagi Dunia Buddha. Dia jarang muncul di depan publik, bahkan dia tidak muncul selama Perayaan All Buddha berlangsung. Hanya beberapa muridnya yang menghadiri perayaan tersebut.     

Meskipun kultivasi Saint Zhenchan sudah cukup kuat dan statusnya di Western Heaven sudah tidak perlu diragukan lagi, namun Dunia Vaidurya bukanlah tempat yang bisa dia masuki dengan sesuka hatinya. Dia masih membutuhkan bantuan dari Buddha Tertinggi Tongchan untuk bisa memasukinya.     

Terdapat sebuah jalur di Gunung Roh yang mengarah menuju Dunia Vaidurya.     

"Dia belum pulih dari luka-lukanya dan ingin bertemu dengan Buddha Tertinggi Pengobatan," Hua Qingqing memberitahu Ye Futian secara telepati. Beberapa tahun terakhir, Ye Futian telah mengetahui banyak hal tentang sosok-sosok terkemuka di Dunia Buddha, dan Buddha Tertinggi Pengobatan dianggap sebagai sosok yang legendaris, seorang Buddha kuno sejati.     

Melihat situasi ini, tampaknya Saint Zhenchan memang belum pulih dari luka-luka yang dia derita kala itu. Oleh sebab itulah dia ingin pergi ke Dunia Vaidurya untuk mendapatkan perawatan dari Buddha Tertinggi Pengobatan.     

"Baiklah, aku akan membantumu. Namun, keputusan terkait apakah Buddha Tertinggi Pengobatan bersedia memulihkanmu atau tidak akan sepenuhnya bergantung pada takdirmu," jawab Biksu Tertinggi Tongchan dengan nada acuh tak acuh.     

"Terima kasih atas bantuan anda, Kakak," Saint Zhenchan menanggapi dengan membungkuk hormat.     

"Ikutlah denganku," Buddha Tertinggi Tongchan memberi perintah. Saint Zhenchan langsung melangkah ke depan dan mengikutinya. Sebelum dia pergi, dia tidak lupa untuk berbalik dan melirik Ye Futian. Dia pun berkata secara telepati, "Sekarang setelah kau tidak lagi memiliki jasad suci, bahkan jika kau telah mengkultivasi ajaran Buddha di Gunung Roh, memangnya apa yang bisa kau lakukan? Sebaiknya kau berdoa agar kau bisa pergi hidup-hidup dari Western Heaven!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.