Legenda Futian

Reinkarnasi



Reinkarnasi

1Saat Cahaya Buddha bersinar terang, semua Buddha yang hadir di sana berpindah untuk memberi ruang pada satu tempat, yaitu di atas dan di bagian tengah dari mereka semua. Tidak ada yang duduk di tempat itu sebelumnya karena posisi tersebut selama ini memang telah disediakan untuk Lord of All Buddha.     

Saat Lord of All Buddha mendarat, sosoknya kini muncul di kursi tersebut. Kemudian dia berkata pada para Buddha di sekelilingnya, "Semuanya, silahkan duduk kembali."     

Semua Buddha itu mengangguk dan menempati kursi masing-masing. Semua kultivator yang berada di atas langit kini memusatkan perhatian mereka pada Lord of All Buddha.     

Sedangkan Ye Futian dan Hua Qingqing masih berdiri di sana bersama Bitter Zen.     

Pada titik ini, Ye Futian juga sedang mengamati sosok Lord of All Buddha. Sekujur tubuhnya bersinar terang; itu jelas bukan lagi tubuh manusia biasa, melainkan Tubuh Emas. Ye Futian telah berhadapan langsung dengan aura beberapa Kaisar Agung, sisa-sisa dari jiwa Kaisar Ye Qing, dan bayangan Donghuang Agung, namun dia tidak bisa memastikan apakah Lord of All Buddha yang dia lihat di hadapannya ini adalah wujud aslinya atau tidak.     

Namun, mungkin ini adalah momen dimana dia berada paling dekat dengan kultivator di tingkat Great Emperor Plane. Meskipun ini bukanlah wujud aslinya, namun setidaknya ini adalah perwujudannya.     

"Buddha Tertinggi," Bitter Zen menyatukan telapak tangannya dan membungkuk hormat pada Lord of All Buddha. Dia adalah bawahan dari Lord of All Buddha dan dianggap sebagai sosok yang dekat dengannya.     

"Bitter Zen, kau telah mengikutiku berkultivasi selama bertahun-tahun, dan aku menganggap bahwa kau telah menginjakkan kaki di Jalur Buddha. Apa pendapatmu tentang pertarungan yang dijalani oleh Saudara Ye terkait ajaran Buddha?" Lord of All Buddha tersenyum dan bertanya. Dia tampak sangat ramah. Tidak ada tanda-tanda keagungan yang biasa dimiliki oleh Kaisar Agung. Saat para kultivator di Gunung Roh bermandikan Cahaya Buddha, mereka semua merasa seperti dibelai oleh hembusan angin musim semi.     

Mungkin, itulah kekuatan dari sang Buddha.     

"Saudara Ye juga memiliki takdir dengan ajaran Buddha. Saya yakin jika dia diberi waktu untuk berkultivasi selama sepuluh tahun saja, pemahamannya dalam ajaran Buddha pasti akan melampaui pemahaman saya," jawab Bitter Zen. Ketika dia mengatakan kurun waktu selama sepuluh tahun, Ye Futian tidak merasa ada yang salah tentang hal tersebut. Pemahaman Bitter Zen tentang ajaran Buddha memang luar biasa, bahkan jika dia benar-benar diberi waktu selama sepuluh tahun, dia mungkin tidak dapat mengunggulinya.     

Pujian yang diberikan oleh Bitter Zen pada Ye Futian sudah begitu tinggi. Bagaimanapun juga, dia telah berkultivasi di bawah bimbingan Lord of All Buddha selama seribu tahun.     

Para Buddha yang hadir di sana juga memahami pentingnya penilaian dari Bitter Zen terhadap Ye Futian. Lord of All Buddha tersenyum dan mengangguk sebagai tanggapan, kemudian dia memandang ke arah Ye Futian dan berkata, "Ye Futian, kau melakukan perjalanan ke Gunung Roh ini demi dia, bukan?"     

Saat dia berbicara, pandangannya beralih pada Hua Qingqing. Senyuman tipis masih tersirat di kedua matanya yang berwarna emas, dan terdapat pula rasa simpati di sana.     

"Ya, saya memang datang kemari demi Hua Qingqing. Master Bitter Zen mengatakan bahwa takdir saya berhubungan dengan ajaran Buddha. Sebenarnya, Hua Qingqing juga memiliki keterkaitan dengan hal tersebut. Saya percaya bahwa dia adalah orang yang mengenalkan saya pada ajaran Buddha," jawab Ye Futian.     

"Tepat sekali." Lord of All Buddha mengangguk sebagai tanggapan. Takdir yang berkaitan dengan ajaran Buddha memiliki koneksi secara langsung dengan sang Buddha. Oleh sebab itulah, memiliki hubungan dengan Hua Qingqing adalah bagian dari takdir Ye Futian dengan ajaran Buddha itu sendiri.     

Ketika Lord of All Buddha memandang ke arah Hua Qingqing, Cahaya Buddha langsung menyinarinya. Cahaya ini begitu lembut, dan saat menyinari Hua Qingqing, cahaya tersebut membuatnya tampak lebih suci. Bahkan sepertinya Cahaya Buddha mulai terpancar darinya saat sekujur tubuhnya bersinar dengan indah. Cahaya itu mirip dengan cahaya lampu.     

Kemudian, tubuhnya melayang ke udara dan tiba di hadapan Lord of All Buddha. Dia mengulurkan tangannya dan menaruhnya di kepala Hua Qingqing. Dalam sekejap, sebuah tirai cahaya mengitari Hua Qingqing. Seolah-olah dia telah berubah wujud menjadi seorang Buddha wanita.     

"Semua makhluk hidup pasti memiliki roh. Di masa lalu, bahkan aku tidak menyangka bahwa kau benar-benar memiliki kecerdasan. Buddha Kuno Qingdeng, kau telah menemaniku berkultivasi selama bertahun-tahun, jadi aku memberimu kesempatan dalam siklus hidup dan mati, memungkinkanmu untuk bereinkarnasi. Itu sebabnya kau bisa memiliki kehidupanmu saat ini. Sekarang, ingatanmu telah kembali," ujar Lord of All Buddha sambil tersenyum dan menarik kembali tangannya.     

Hua Qingqing menyatukan kedua telapak tangannya, dan muncul satu titik cahaya di antara alisnya. Titik itu menyerupai sebuah lampu dan membuat penampilannya terlihat semakin suci.     

"Sebelumnya saya memiliki wujud berupa sebuah lampu," Hua Qingqing bergumam pelan, "Buddha Tertinggi."     

Sudah jelas, kini dia telah mengingat kembali masa lalunya.     

Lord of All Buddha tersenyum dan mengangguk pelan. Hua Qingqing berbalik dan memandang ke arah Ye Futian; kedua matanya terlihat sangat jernih dan polos. Sekarang setelah dia mengingat kehidupan masa lalunya, masuk akal bahwa dia mengagumi Buddha Kuno Qingdeng, karena hal ini sejak awal telah menjadi takdirnya. Dia adalah Buddha Kuno Qingdeng di kehidupan masa lalunya, dia adalah sebuah lampu bagi sang Buddha, dan dia telah menemani sang Buddha Kuno dalam perjalanan kultivasinya.     

"Salam hormat, Buddha Tertinggi," Bitter Zen membungkuk dan memberi hormat pada Hua Qingqing. Dia menyatukan telapak tangannya, dan ekspresinya tampak serius dan penuh dengan rasa hormat.     

"Salam hormat, Buddha Tertinggi." Banyak kultivator Buddha ikut membungkuk hormat pada Hua Qingqing, kecuali beberapa kultivator di tingkat Buddha Tertinggi yang telah berkultivasi selama bertahun-tahun.     

Meskipun Hua Qingqing masih muda, namun itu hanya usianya dalam kehidupannya saat ini. Ketika dia berkultivasi bersama Lord of All Buddha, dia telah menjalani kehidupan dengan periode waktu yang hampir tidak terbatas, dan bahkan dia hidup lebih lama dari Bitter Zen. Setelah mendampingi Lord of All Buddha untuk waktu yang sangat lama, dia dapat dianggap sebagai sosok yang telah menemani sang Buddha dalam perjalanan kultivasinya.     

Maka dari itu, bahkan Bitter Zen memanggilnya sebagai, "Buddha Tertinggi."     

Bahkan sebagian besar Buddha yang hadir di sini dapat dianggap sebagai juniornya.     

Buddha Tertinggi Shenyan dan mereka yang bersikap buruk pada Ye Futian sebelumnya kini tampak terkejut. Tentu saja mereka mengetahui tentang lampu Buddha milik Lord of All Buddha. Namun tanpa diduga-duga, Hua Qingqing ternyata adalah reinkarnasi dari lampu tersebut?     

Kala itu, Qingdeng mendampingi Lord of All Buddha dalam perjalanan kultivasinya. Setelah ribuan tahun berlalu, Qingdeng sudah mendengarkan sutra Buddha selama bertahun-tahun dan akhirnya memperoleh kecerdasan. Jadi, Lord of All Buddha menggunakan teknik tingkat tinggi dari ajaran Buddha untuk membantu lampu Buddha ini bereinkarnasi sebagai manusia. Kisah ini sudah lama diwariskan di dunia Buddha, tetapi tidak ada yang menyangka bahwa Ye Futian, yang datang ke Gunung Roh hari ini untuk berkonsultasi tentang ajaran Buddha, ternyata datang bersama reinkanasi dari lampu Buddha tersebut.     

Jika benar demikian, maka mereka semua menyadari bahwa akan sangat sulit bagi mereka untuk mengincar Ye Futian selama dia berada di Western Heaven.     

Hua Qingqing juga membungkuk hormat pada mereka dan berkata, "Salah hormat, para Buddha."     

Ye Futian juga tersenyum saat menyaksikan pemandangan ini. Ketika Hua Jieyu pertama kali menyinggung hal ini kepadanya, dia juga kaget dan tidak percaya. Hua Qingqing sebenarnya adalah lampu dari sang Buddha, jadi tidak heran dia bisa melindungi Jieyu dan mencegah jiwa spiritualnya dilenyapkan.     

Sekarang setelah dia berhasil mengantarkan Hua Qingqing kembali ke Gunung Roh untuk berkultivasi di bawah bimbingan Lord of All Buddha, tampaknya misi kali ini berakhir dengan hasil yang memuaskan.     

"Dengan ini, saya telah menyelesaikan misi saya untuk datang ke Western Heaven," ujar Ye Futian sambil tersenyum. Di bawah pengawasan Lord of All Buddha, tentu saja dia tidak perlu lagi mengkhawatirkan keselamatan Hua Qingqing. Bahkan di seluruh penjuru dunia, mungkin tidak ada satu orang pun yang mampu menyakitinya sekarang.     

Hua Qingqing memandang Ye Futian dengan senyuman lembut di wajahnya. Kemudian, Lord of All Buddha berkata, "Mungkin terlalu cepat bagimu untuk berkata demikian."     

Ye Futian tampak sedikit terkejut ketika mendengar ucapan Lord of All Buddha. Dia pun bertanya, "Kenapa anda berkata demikian?"     

"Dia telah bereinkarnasi ke dunia ini untuk berkultivasi, jadi dia menjalani kehidupan yang berbeda sekarang. Dia belum memutuskan semua hal tentang dirinya yang berkaitan dengan dunia fana, jadi dia tidak akan bisa berlindung dalam naungan ajaran Buddha; waktunya belum tiba," ujar Lord of All Buddha sambil tersenyum. Ye Futian tampak terkejut. Apakah dia bermaksud membiarkan Hua Qingqing terus mendewasakan diri di dunia fana dan baru kemudian berkultivasi di sini?     

"Hua Qingqing, bagaimana menurutmu tentang hal ini?" Lord of All Buddha bertanya padanya.     

"Saya bersedia mengikuti perintah anda," Hua Qingqing menanggapi.     

Lord of All Buddha pun melanjutkan kata-katanya, "Aku telah membantu mendapatkan ingatanmu dari kehidupan masa lalumu kali ini. Saat itu, ketika kau baru saja memiliki kecerdasan, kau telah mengikutiku selama bertahun-tahun dalam berkultivasi. Inilah sebabnya kenapa kau begitu mahir dalam ajaran Buddha dan dapat membantu Ye Futian dalam berkultivasi. Sekarang setelah ingatan ini kembali padamu, maka kau akan kembali ke dunia fana untuk terus mendapatkan pengalaman dan berkembang. Pada saat takdirmu dengan dunia fana telah berakhir, itulah hari dimana kau akan menjadi seorang Buddha."     

Hua Qingqing tidak berkomentar apa-apa lagi. Dia menyatukan telapak tangannya dan membungkuk hormat, menyetujui perintah Lord of All Buddha tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

Saat mendengar hal ini, Ye Futian juga bisa memahami bahwa belum waktunya bagi Hua Qingqing untuk kembali ke Gunung Roh. Kalau begitu, bukankah perjalanannya kali ini berakhir sia-sia?     

Namun dari peristiwa ini, dia mampu mengungkap dan memastikan identitas dari Hua Qingqing dan membantunya mendapatkan kembali ingatannya. Setidaknya semua itu sepadan dengan perjuangannya dalam perjalanan kali ini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.